BAB III METODE PENELITIAN. yang terjadi antara variabel satu dengan variabel lainnya Azwar (1998).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

membeli aksesoris yang sedang menjadi trend dengan kepercayaan diri pada siswi kelas XI jurusan sekretaris SMK Kristen 1 Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODE PENELITIAN. sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Teknik Analisis Regresi Linier (Cornelius Trihendradi, 2006). Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. terjadi antara dua variabel yang diteliti. Kebutuhan bimbingan pribadi adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitan yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Korelasional adalah satu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2010) penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 adalah penelitian inferensial. Analisis

BAB III METODELOGI PENELITIAN. tersebut, serta penampilan dan hasilnya. Serta kesimpulan akhir dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Korelasi. Menurut. menyelidiki sejauh mana variabel berkaitan dengan variabel lain berdasarkan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009)

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya menggunakan data-data numerikal (angka) yang diolah. penelitian sampel besar (Azwar, 2012, h.5).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk menyelidiki sejauh mana variabel berkaitan dengan. variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional, penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penilitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau

BAB III METODE PENILITIAN. dengan kemandirian belajar mahasiswa. yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. populasi tersebut dengan menyebarkan kuisioner. 1. lebih terurai lagi melalui gabungan antarkarakteristik tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai pembanding hasil perlakuan (Masyuri & Zainudin, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Pada penelitian ini menggunakan penelitian korelasi, penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, pada penelitian ini peneliti dapat memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi antara variabel satu dengan variabel lainnya Azwar (1998). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Dan dengan pendekatan ini akan dihasilkan signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti Azwar (1998). 3.2. Variabel Penelitian Variabel bebas : Kebiasaan menonton film porno Variabel tergantung : Perilaku seksual remaja 3.3. Definisi Operasional Perilaku seksual adalah suatu perkembangan yang dialami oleh remaja dengan dipengaruhi kemasakan hormonal pada diri remaja itu sendiri sehingga remaja akan memunculkan segala tingkah laku atau sikap yang 21

didorong oleh hasrat seksual, dan ditandai dengan remaja membuat suatu kelompok dengan lawan jenisnya. Perilaku seksual dapat diungkap dengan menggunakan skala perilaku seksual dari aspek biologis, psikologis, sosial, dan moral. Tinggi rendahnya perilaku seksual dapat diketahui dari skor total yang diperoleh subyek dalam penelitian. Semakin tinggi tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi perilaku seksualnya dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah perilaku seksualnya. Kebiasaan menonton film porno adalah bentuk intensitas atau rutinitas yang dilakukan oleh individu dalam menonton sikap atau perbuatan yang masuk kedalam dunia perfilman dengan sajian berupa adegan seksual atau pencabulan yang dipertontonkan secara umum dengan tujuan untuk merangsang secara seksual orang yang menontonnya. Kebiasaan menonton film porno dapat diungkap melalui aspek frekuensi, lamanya berlangsung, dan intensitas. Tinggi rendahnya kebiasaan menonton film porno dapat diketahui dari skor total yang diperoleh subyek dalam penelitian. Semakin tinggi tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi perilaku seksualnya dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah perilaku seksualnya. 3.4. Subjek Penelitian 3.4.1. Populasi Menurut Sugiyono (2010) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan 22

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Subjek pada penelitian ini akan diambil populasi di SMK Saraswati Salatiga pada kelas X jurusan Otomotif dengan jumlah populasi 150 siswa. 3.4.2. Sampel Menurut Sugiyono (2010) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu sendiri, sampel yang diambil dan akan dipelajari oleh peneliti kemudian kesimpulan yang didapatkan dari sampel itu akan dapat diberlakukan untuk populasi. Dengan ketentuan sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar resperentif (mewakili). Pada penelitian ini digunakan pengambilan sampel dengan Nonprobability Sampling yaitu, tehnik pengambilan sampel yang tidak memberi kesempatan/peluang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono:2010). Sehingga pada penelitian ini subjek yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian adalah siswa SMK Saraswati Salatiga, jumlah subjek yang akan dijadikan sebagai sampel didalam penelitian ini berjumlah 150 siswa pada populasi yang sudah ditetapkan atau jumlah seluruh populasi akan diambil semua untuk dijadikan sampel. 23

3.4.3. Tehnik Sampling Tehnik sampling pada penelitian ini total sampling yaitu, tehnik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan jumlah polulasi (Sugiyono:2010). Pada penelitian ini subjek yang akan dijadikan sampel yaitu siswa kelas X Otomotif SMK Saraswati Salatiga, dengan sesuai jumlah populasi yang akan dijadikan sampel dengan jumlah 150 siswa. 3.5. Metode Pengumpulan Data Sesuai pada penelitian ini yaitu untuk mengukur mengenai kebiasaan menonton film porno dengan perilaku seksual remaja, pada penelitian yang akan dilakukan dengan pengumpulan data menggunakan sakala sikap. Bentuk skala sikap yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu pada skala sikap model Skala Likert, jawaban pada setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert ini mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Metode skala Likert adalah metode untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi orang atau sekelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono:2010). Pada penggunaan skala Likert ini telah dimofikasi dengan pemberian skor berdasarkan pernyataan Favorabel (mendukung) dan Unfavorabel (tidak mendukung) pada item-item tersebut, adapun pemberian skor pada tiap item yang menggunakan angka skala, dimana subjek harus mengisis atau dalam menjawabnya memiliki 4 alternatif jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS), adapun untuk keperluan 24

analisis data maka setiap jawaban dapat diberikan skor dengan item sangat sesuai (SS) pemberian skor 4, sesuai (S) dengan skor 3, tidak sesuai (TS) dengan skor 2, sangat tidak sesuai (STS) dengan skor 1. Peneliti dalam membuat instrumrent yang menggunakan skala Likert ini berbentuk cheklist ( ) sehingga reponden atau subjek dapat dengan mudah dalam pengisiannya. 3.5.1. Skala Kebiasaan Menonton Film Porno Pada penelitian ini dalam mengungkap kebiasaan menonton film porno, peneliti menggunakan skala kebiasaan menonton film porno yang mengacu dengan teori Soekadji berdasarkan aspek-aspek diantaranya aspek frekuensi, lamanya berlangsung, dan aspek intensitas. Dikarenakan pada aspek ini sudah mewakili dengan beberapa pernyataan yang mendukung dalam pembuatan skala penelitian. Skala kebiasaan menonton film porno ini terdapat 35 item pernyataan yang terdiri 17 item favorabel dan 18 item unfavorabel. Pada penilaian ini menggunakan skala Likert dengan memilih jawaban berdasarakn pada diri subjek sendiri dan pada penilaian semacam ini akan mempermudah subjek dalam mengerjakannya. Setiap item memiliki 4 alternatif jawaban dengan skor yang berbeda, untuk pernyataan favorabel nilai bergerak dari 4 sampai 1 dengan keterangan sebagai berikut, nilai 4 untuk jawaban sangat sesuai (SS), nilai 3 untuk jawaban sesuai (S), nilai 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS), dan nilai 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS) sedangkan pada jawaban 25

untuk item unfavorabel mulai bergerak dari 1-4 dengan rincian sebagai berikut, 1 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 2 untuk jawaban sesuai (S), 3 untuk jawaban tidak sesuai (TS), 4 untuk jawaban tidak sesuai (TS), dan 4 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Berdasarkan aspek yang di ungkapkan oleh Soekadji dapat diuraikan sebagai berikut : Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kebiasaan Menonton Film Porno Indikator Favorabel Unfavorabel Frekuensi 1. Prosentase sering 1, 14 32, 33 menonton 2. Banyaknya kaset yang 6, 15, 23, 26, Lamanya berlangsung dimiliki 1. Lamanya waktu menonton 2. Waktu menonton Intensitas 1. Membayangkan saat menonton 2. Menikmati ketika menonton 3. Ketertarikan 8, 27 4, 31, 34, 2, 19 5, 28, 10, 12, 30 25, 35 18, 22, 29 21, 24, 3, 7, 9, 11, 13, 16, 17, 3.5.2. Skala Perilaku Seksual Skala yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada aspek yang diungkapkan oleh Jersild (1963) dalam perilaku seksual remaja antara lain : aspek biologis, aspek psikologis, aspek sosial, aspek moral. Skala terdiri dari 35 item pernyataan yang terdiri dari 18 item favorabel, dan 17 item unfavorabel. 26

Pada penelitian ini mnenggunakan pengukuran skala Likert, subjek dalam penelitian dapat memilih jawaban yang pasti dan dapat mempermudah subjek dalam pengerjaannya. Dari pernyataan tersebut memiliki 4 alternatif jawaban dengan skor yang berbedabeda untuk item favorabel nilai bergerak dari 4 sampai 1 dengan keterangan sebagai berikut, 4 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 3 untuk jawaban sesuai (S), 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS), dan 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS), sedangkan untuk jawaban item unfavorabel bergerak dari mulai 1 sampai 4 dengan rincian sebagai berikut, 1 untuk jawaban sangat sesuai (SS), 3 untuk jawaban sesuai (S), 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS), dan 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). berikut : Adapun kisi-kisi perilaku seksual dengan aspek-aspek sebagai Berdasarkan aspek-aspek yang telah diuraikan disini peniliti mengangkat atau menggunakan aspek-aspek perilaku seksual yang telah diuraikan oleh Jersild 1963 dengan uraian dibawah ini : Tabel 3.2. Kisi-Kisi Perilaku Seksual Indikator Favorabel Unfavorab el Biologis 1. Perubahan fisik 2. Masa pubertas 3. Perkembangan jasmani 1,3,18,27 8,34 1. Perasaan 2,23,24,28 14,21,22,2 27

Psikologis Sosial moral 2. Sikap 3. Pemikiran 1. Pengaruh teman 2. Hubungan intersonal 3. Budaya berpacaran 4. Kebiasaan dalam bergaul 1. Hubungan seksual 2. Perilaku seksualitas 6,32,33,35 4,5,6,7,20,30,31 15, 17,19,25 12,13,16,29 9,10,11 3.6. Analisis Data Metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kuantitatif yaitu metode yang menekankan dengan angka yang datanya berwujud bilangan yang apabila dianalisis menggunakan statistika untuk menjawab pernyataan atau perntanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik, dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel lain (Sugiyono 2010). Dalam penelitian ini menggunakan tehnik analisis data korelasi kendall s. Menurut Sugiyono (2012) tehnik ini digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih, bila datanya berbentuk ordinal atau rangking. Tehnik ini digunakan untuk menganalisis sampel yang berjumlah anggota lebih dari 10, dan dapat dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi parsial 28

3.7. Uji Instrumen a. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukkan tingkat kesahihan atau kevalidan pada suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. (Azwar : 2012) Dasar pengambilan keputusan item yang valid menyatakan bahwa suatu item instrumen dikatakan valid jika memiliki corrected item to total correlation 0,2. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukanitem tersebut valid atau tidak. (Azwar:2000) 1. Skala Perilaku Seksual Dengan hasil uji validitas pada skala perilaku seksual dapat diketahui bahwa dari 35 item yang ada, terdapat 6 item yang tidak valid. Koefisien validitasnya bergerak dari 0,271 sampai dengan 0,717 dan reliabilitas pada perilaku seksual adalah 0.872. rincian item yang valid dan yang gugur dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3.3. Sebaran Skala Sikap Perilaku Seksual Item Valid dan Gugur Biologis Psikologis Sosial moral Jumlah Item Favorabel Unfavorabel 1*,3*,18*,27 8,34 2,23,24,28 14,21,22,26,32*,33, 35 4,5*,6,7,20,30,31 15,17,19,25 12*,13,16,29 9,10,11 29

Item dengan tanda (*) adalah item yang gugur atau tidak valid Item yang tanpa tanda (*) adalah item yang valid 2. Skala Kebiasaan Menonton Film Porno Dengan diketahui dari 35 item dan terdapat 33 item yang valid dan 2 item yang gugur. Koefisien validitasnya bergerak dari 0,217 sampai dengan 0,694. Rincian item valid dan item tidak valid dapat dilihat di tabel 3.4 Tabel 3.4. Sebaran Skala Sikap Kebiasaan Menonton Film Porno Valid dan yang Gugur Jumlah Favorabel Unfavorabel Frekuensi 1, 14,6, 15, 23, 32, 33,26, Lamanya berlangsung 8, 27,4, 31, 34, 25, 35*,18, 22, 29 Intensitas 2, 19,5, 28,10, 12*, 30 21, 24,3, 7, 9, 11, 13, 16, 17, Item dengan tanda adalah item yang gugur atau tidak valid Item tanpa tanda adalah item yang valid b. Uji Reliabilitas Realibilitas tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsisten hasil pengukurannya yang diperhatikan dalam taraf ketetapan dan ketelitian. Pada reliabilitas ini akan mengacu pada patokan alfa cronbach yaitu 0,7. (Ari Kunto 1999) 1. Uji realibilitas skala perilaku seksual 30

Pengujian realibitas untuk skala perilaku seksual dilakukan berdasarkan item yang valid pada hasil uji reliabilitas yang pertama dengan hasil α = 0,710 Rincian hasil uji realibilitas dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 3.5. Hasil Uji Realibilitas Pada Skala Perilaku Seksual Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items.872.882 35 2. Uji Reliabilitas skala kebiasaan menonton film porno Pengujian realibitas untuk skala film porno dilakukan berdasarkan item yang valid pada hasil uji reliabilitas yang pertama dengan hasil α = 0,897 Rincian hasil uji realibilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini 31

Tabel. 3.6. Hasil Uji Realibilitas Pada Skala Kebiasaan Menonton Film Porno Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.897 35 32