PENGARUH HASIL PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA ST 42

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 490 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

PENGARUH PROSES ANNEALING PADA HASIL PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA KARBON RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perbesaran 100x adalah 100 µm. Sebelum dilakukan pengujian materi yang

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian struktur mikro dilakukan untuk mengetahui isi unsur kandungan

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340

PENGARUH PENDINGINAN CAIRAN RADIATOR COOLANT (RC) AHM TERHADAP KEKUATAN TARIK HASIL PENGELASAN SMAW PADA PLAT BAJA ST 37

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

PENGARUH POLA GERAKAN ELEKTRODE DAN POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKERASAN HASIL LAS PADA BAJA ST60

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

KAJIAN PENGARUH TEMPERING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN STAINLESS STEEL

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

STUDI KARAKTERISTIK PENGELASAN SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH ST 42 DENGAN ELEKTRODA E 7018

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Pemilihan Bahan. Proses Pengelasan. Pembuatan Spesimen. Pengujian Spesimen pengujian tarik Spesimen struktur mikro

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

ANALISA PENGARUH PENGELASAN FCAW PADA SAMBUNGAN MATERIAL GRADE A DENGAN MATERIAL GRADE DH 36. Oleh :

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN TARIK BAJA KARBON MEDIUM YANG DISAMBUNG DENGAN LAS SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT

ANALISA PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS BAJA KARBON TINGGI

BAB IV DATA DAN ANALISA

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR ANNEALING TERHADAP KEKERASAN SAMBUNGAN BAJA ST 37

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

Gambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.

Alasan pengujian. Jenis Pengujian merusak (destructive test) pada las. Pengujian merusak (DT) pada las 08/01/2012

STUDI KEKUATAN HASIL LAS OXY-ACETYLENE PADA VARIASI KAMPUH. Abstract

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

Kajian Kekuatan Baja Paduan Rendah Yang Dilas Listrik Elektroda Terbungkus Dengan Kampuh V Dan Elektroda Rd 320 E.6013 Panas yang t erjadi t idak cuku

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur mikro adalah gambaran dari kumpulan fasa-fasa yang dapat diamati

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

PENGARUH PREHEAT DAN POST WELDING HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA BAJA AMUTIT K-460

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L

STUDI PEMBUATAN BESI COR MAMPU TEMPA UNTUK PRODUK SAMBUNGAN PIPA

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

Gambar 4.1. Hasil pengamatan struktur mikro.

PENGARUH VARIASI MEDIA PENDINGIN HASIL SAMBUNGAN LAS BAJA PADUAN TERHADAP NILAI KETANGGUHAN. Abstract

VARIASI ARUS TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN BENDING PADA HASIL PENGELASAN SM490

BAB I PENDAHULUAN. semakin dibutuhkan. Semakin luas penggunaan las mempengaruhi. mudah penggunaannya juga dapat menekan biaya sehingga lebih

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

STUDI PENGARUH BESARNYA ARUS LISTRIK TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KEKUATAN IMPAK PADA BAJA KARBON RENDAH JENIS SB 46

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

Journal of Mechanical Engineering Learning

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP. KEKUATAN TARIK BAJA ST 41 MENGGUNAKAN ELEKTRODA Rb.26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. setiap spesimen dimasukkan kedalam Tabel IV.1 dibawah : 1 171,2 190,8-2 Logam Las 174,3 187,3 -

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN

PENGARUH HEAT TREATMENT

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan dan pembuatan

TEKNIKA VOL.3 NO.2 OKTOBER_2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 6110

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh arus pengelasan

Transkripsi:

ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 201 PENGARUH HASIL PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA ST 42 Saripuddin M, Dedi Umar Lauw Dosen Prodi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar email: shirua01@yahoo.co.id ABSTRAK Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam. Hampir tidak mungkin pembangunan suatu pabrik tanpa melibatkan unsur pengelasan. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat mekanis yang dimiliki pelat baja ST 42 mengalami proses perlakuan pengelasan dengan las busur listrik dan perubahan struktur mikro akibat pengelasan. Dan untuk mengetahui pengaruh pengelasan terhadap kekuatan dan kekerasan baja ST 42. Dari hasi penelitian diperoleh Material logam induk adalah baja ST 42 dengan sifat sifat mekanis sebagai berikut Kekuatan tarik: 4,802 Kg/mm 2, Regangan patah: 4,8 %, Reduksi penempang patah: 6,45 %, Kekerasan Rockwall: 12,424 Karakter patahan : Patah getas Kekerasan yang terjadi akibat pengaruh pengelasan terdistribusi sesuai dengan jarak dari titik pusat las. Semakin jauh dari titik pusat las semakin kecil pengaruhnya, ini terjadi karena pengaruh panas pada daerah ini juga semakin kecil, semakin besar arus yang dipakai saat pengelasan, maka semakin kasar bentuk butiran logam Kata Kunci : Kekuatan, Kekerasan, Struktur Mikro Baja PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam. Hampir tidak mungkin pembangunan suatu pabrik tanpa melibatkan unsur pengelasan. Pada area industrialisasi dewasa ini teknik pengelasan telah banyak dipergunakan secara luas pada penyambungan batang-batang pada konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin. Luasnya pengguanaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan teknik penyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatannya. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam bidang konstruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, pipa saluran dan lain sebagainya. Di samping itu proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan lain-lain. Pengelasan bukan tujuan utama dari konstruksi, tetapi merupakan sarana untuk mencapai pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las yaitu kekuatan dari sambungan dan memperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil dari pengelasan sesuai dengan yang diharapkan. Pengelasan dengan busur listrik merupakan salah satu jenis proses pengelasan yang sering dijumpai karena pelaksanaannya cukup sederhana, fleksibel dan tidak memerlukan peralatan yang mahal. Pada umumnya proses pengelasan jenis ini banyak dipergunakan pada bengkel las besar atau kecil. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti pengujian kekerasan, kekuatan tarik dan metalografi pada hasil pengelasan plat baja ST 42 dengan menggunakan las listrik. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti merumuskan 1. Bagaimana sifat mekanis yang dimiliki pelat baja ST 42 mengalami proses perlakuan pengelasan dengan las busur listrik dan perubahan struktur mikro akibat pengelasan. 2. Bagaimana pengaruh pengelasan terhadap kekuatan dan kekerasan baja ST 42. 1. Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui sifat mekanis yang dimiliki pelat baja ST 42 mengalami proses perlakuan pengelasan dengan las busur listrik dan perubahan struktur mikro akibat pengelasan. 2. Untuk mengetahui pengaruh pengelasan terhadap kekuatan dan kekerasan baja ST 42 106

ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 201 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu : 1. Dapat mengetahui nilai hasil uji tarik, kekerasan yang terjadi pada proses penyambungan setelah proses pengelasan listrik 2. Dapat membandingkan parameter pengelasan dengan cara mengetahui pengaruh hasil pengelasan listrik terhadap kekuatan tarik, kekerasan dan pada pelat baja ST 42.. Dari data-data ini dapat menjadi refrensi bagi peneliti selanjutnya tentang pengelasan listrik. ditentukan kekuatan tarik (σ), Renggangan (ε) dan modulus elastisitas (E) dengan rumus : Tegangan Tarik F Ao σ = T egangan tarik dalam kg/mm 2 F = Beban maximum pada waktu pengujian dalam kg Ao = Luas penampang dalam mm 2 METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitiaan ini dilakukan di Laboraturium Mekanik Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar selama dua bulan. 2.2 Bahan dan Alat Penelitian 2.2.1 Bahan Didalam penilitan ini bahan uji yang digunakan adalah pelat baja St 42. dengan ukuran 200 mm 40 mm 4 mm dengan jumlah 8 (delapan) specimen dan ukuran 100 mm 40 mm 4 mm dengan jumlah 2 (dua) specimen. 60 o 4 Regangan L x100% Lo ε = Renggangan dalam % ΔL = Perpanjangan dalam mm Lo = Panjang asal dalam mm Modulus elastisitas (E) E E = Modulus elastisitas dalam kg/mm 2 Σ = Kekuatan tarik dalam kg/mm 2 Ε = Renggangan dalam % 40 200 ANALISA DAN PEMBAHASAN Gambar 2.1 Specimen 2.2.2. Alat Uji yang digunakan a. Amplas b. Pasta Poles c. Bahan Etsa d. Resin dan Hardener e. Gergaji f. Gerinda g. Mesin Sekrap h. Mesin Las i. Alat Uji Kekerasan 2. Metode Analisis Berdasarkan data pengujian dan grafik tegangan tarik (σ) regangan (ε), dan modulus elastisitas (E) dapat diketahui bahwa benda uji menggunakan las listrik mempunyai tegangan tarik dan regangan yang lebih tinggi dari pada pengelasan dengan las asetilin, sedangkan modulus elastisitasnya lebih rendah. Kekuatan tarik merupakan salah satu sifat bahan yang dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik bahan sewaktu mengalami pembebanan. Kekuatan suatu bahan dapat dilihat dari nilai kekuatan tariknya, semakin tinggi kekuatan tariknya maka bahan tersebut semakin kuat.setelah melakukan pengujian dan mengetahui hasil pengujian tarik, maka dapat 1064.1 Uji Kekerasan dan Kekuatan Tarik Dalam penelitian ini dilakukan proses pengelasan baja karbon yang sama yaitu baja karbon rendah (ST 42) Proses pengelasan dilakukan dengan menvariasikan arus yaitu 65 A, 75 A dan 85 A, kecepatan dan tegangan tetap. Dari hasil pengelasan tersebut untuk setiap parameter dilakukan pengujian sifat mekanik yaitu uji kekerasan pada daerah logam las dan HAZ juga pengujian kekuatan tarik. Grafik.1. Distribusi kekerasan akibat pengelasan dengan arus 65 A Berdasarkan data pada tabel distribusi kekerasan tiap spesimen pada daerah HAZ (Heat Affected Zone) dengan jarak titik pengujian mm dari kiri HAZ dan 6 mm dari kiri HAZ dan dianggap simetris yang berarti sama dengan mm kekanan dan 6 mm kekiri HAZ menuju pusat las dihasilkan kekerasan yang berbedabeda tiap masukan panas yang berbeda pula.

ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 201 pengelasan baja karbon 65 A pada grafik.1 menunjukkan bahwa: daerah HAZ maupun logam las terjadi pada posisi kekerasan dari tiga sampel sebesar 186,260 HR - Kekerasan terendah pada daerah HAZ terjadi pada posisi -6 sebesar 12,424 HR, - Kekerasan tertinggi pada daerah HAZ terjadi pada posisi - yaitu 15.102 HR Grafik.2. Distribusi kekerasan akibat pengelasan dengan arus75 A pengelasan baja karbon dissimilar dengan arus 75 A pada grafik.. menunjukkan bahwa : daerah HAZ maupun logam las terjadi di posisi kekerasan dari tiga sampel sebesar 187,085 HR - Kekerasan tertinggi pada daerah HAZ, terjadi pada posisi - yaitu 160.494 - Kekerasan terendah pada daerah HAZ terjadi pada posisi -6 yaitu sebesar 112.892 HRaz Dari hasil analisa data grafik.2 memperlihatkan bahwa spesimen pengelasan baja karbon 75 A seperti halnya dengan 65 A kekerasan tertinggi terjadi pada daerah logam logam las. Untuk logam induk dan HAZ lebih kecil. Namun kekerasan logam induk & HAZ tetap terdistribusi dengan baik. pengelasan baja karbon dissimilar dengan arus 85 A pada tabel dan grafik menunjukkan bahwa : Grafik.. Kekerasan distribusi akibat pengelasan dengan arus 85 A 1065 daerah HAZ maupun logam las terjadi di posisi kekerasan dari tiga sampel sebesar 199,907. - Kekerasan terendah pada daerah HAZ terjadi pada posisi -6 yaitu147,102hr. - Kekerasan tertinggi pada daerah HAZ terjadi pada posisi - yaitu 162. HR. Dari grafik. diperoleh bahwa spesimen pengelasan baja karbon arus 85 A seperti halnya dengan arus 65 A dan 75 A kekerasan tertinggi terjadi pada daerah logam logam las dibandingkan dengan daerah HAZ dan logam induk. Untuk logam induk dan HAZ. Namun kekerasan logam induk & HAZ untuk masing-masing material terdistribusi dengan baik. Pada grafik dan tabel menunjukkan bahwa makin tinggi arus maka kekerasan logam las dan HAZ cenderung makin besar baik pada pengelasan. Hal ini menunjukkan bahwa arus yang lebih rendah (65 A) mempunyai kualitas hasil pengelasan lebih baik karena mempunyai keuletan yang lebih baik dan tidak rentang terhadap keretakan. Grafik.4. Hubungan antara nilai kekerasan daerah las dengan ampere Dengan demikian dari penelitian diperoleh hasil dimana pengelasan baja dengan arus 65 A, 75 A, 85 A semuanya memiliki sifat kekerasan tertinggi pada daerah logam las dibandingkan dengan kekerasan logam induk dan HAZ, juga distribusi kekerasan relatif merata pada daerah logam induk dan HAZ. Hal ini menunjukkan bahwa kekerasan logam las cukup baik. Namun pada daerah logam induk, HAZ dan logam las untuk setiap variasi arus yaitu : 65 A, 75 A, 85 A menunjukkan pengelasan baja semuanya memiliki sifat kekerasan yang lebih baik. - Untuk sampel dengan 65 A memiliki kekuatan tarik (σ u ) = 42.548 47.157 kgf dengan rata-rata 44.911 kgf, persentase reduksi luas penampang (r) = 5,41 8,80 dengan rata-rata 7,28 %,/elongasi (ε) = 0.17 0,5 dengan rata-rata 0.9 %, posisi patah pada HAZ dan patahan yang terjadi patah getas. - Untuk sampel dengan 75 A memiliki kekuatan tarik (σ u ) = 4.576 45.118 kgf dengan kekuatan tarik rata-rata 44.498kgf, persentase reduksi luas penampang (r) = 2.00 7.4 % dengan rata-rata 5.28 %, regangan/elongasi (ε) = 0. 0.67 % dengan rata-rata 0.50 %, posisi patah pada HAZ (St 80 & St 42) dan patahan yang terjadi patah getas.

ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 201 - Untuk sampel dengan 85 A memiliki kekuatan tarik (σ u ) = 40.952 4.079 kgf dengan rata-rata 41.998 kgf, persentase reduksi luas penampang (r) = 5.41 8.45 % dengan rata-rata 6.79%, regangan/elongasi (ε) = 0. 0.8 % dengan ratarata 0.56 %, posisi patah pada HAZ dan patahan yang terjadi patah getas. Dari hasil uji tarik semua sampel menunjukkan bahwa semuanya patah diluar daerah las, ini menunjuukkan bahwa sesungguhnya kekuatan las dengan variasi Arus 65 A, 75 A, dan 85 A semuanya arus pengelasan yang cocok untuk penngelasan baja ST 42, tapi ini masih harus dikaji lebih dalam lagi tentang ketangguhan hasil sambungan pengelasan mengenai variasi arus ini. Dm 22. 150 Dm 00 Dm 145,4545 - Besar butiran logam hasil pengelasan baja ST 42 dengan arus 75 A.2 Struktur Mikro - Besar Butiran Logam Pengujian ini bukan mengukur luas permukaan, melainkan mengukur harga rata-rata besar diameter butiran kristal. Pada pengujian ini diperlukan garis paralel sebanyak 5-10 buah, yang digambar langsung pada foto gambar butiran hasil penelitian. Setiap garis tersebut mempunyai panjang (L) mm. Kemudian mendapatkan jumlah butiran yang terpotong oleh garisgaris tersebut diatas (2) buah. Jumlah garis yang telah digambar adalah (p) buah, dengan pembesaran gambar (V) kali, maka dengan menggunakan rumus dibawah ini kita dapat mengetahui harga rata-rata besar butiran (Dm) yang dimiliki oleh logam. Dengan rumus harga rata-rata besar butiran (Dm) diatas maka besar butiran logam dapat ketahui seperti berikut ini : 1. Besar butiran logam hasil pengelasan dengan arus 65 A Gambar.2 Struktur Mikro hasil pengelasan dengan arus 75 A baja ST42 Dari struktur mikro gambar 4.2 dengan = 20 butiran Dm 20. 150 Dm 000 Dm 160,0 - Besar butiran logam hasil pengelasan baja ST 42 dengan arus 85 A Gambar.1 Struktur Mikro hasil pengelasan dengan arus 65 A baja ST42 Dari struktur mikro gambar.1 dengan = 22 butiran Gambar. Struktur Mikro hasil pengelasan baja dengan arus 85 A 1066

ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 201 Dari struktur mikro gambar 4. dengan Dm 19. 150 Dm 2850 Dm 168,4211 = 19 butiran Selain pemanasan dan pendinginan besar butir struktur mikro dipengaruhi oleh masukan panas, yang berarti dipengaruhi juga oleh arus las. Pengaruh arus las terhadap ukuran butir struktur mikro di HAZ di perlihatkan pada gambar., artinya makin tinggi arus las yang digunakan pada saat pengelasan, maka butiran struktur mikro makin kasar. Dengan butiran yang kasar maka kekuatan dan ketangguhan HAZ menjadi rendah, sedangkan pada gambar.1 terlihat bahwa dengan arus pengelasan yang rendah maka masukan panas tidak terlalu besar, nampak dari besar butiran yang terjadi, dengan demikian daerah pengaruh lah HAZ juga tidak terlalu luas, sehingga ketangguhan logam cukup baik. Setiap logam terjadi didalamnya pertumbuhan atom yang teratur dan dari pertumbuhan atom membentuk kristal yang kemudian membentuklah dedenrit. Apabila pertumbuhan dedenrit ini saling bersentuhan satu dengan yang lain maka terbentuklah butiran logam dan batas butiran. Dari dua macam hal yaitu butiran dan batas butiran akan berpengaruh terhadap; kekerasan, kekuatan, harga impact (kegetasan), sifat magnetis, mampu permesinan, mampu deep drawing, ketahanan, kekerasan, dan mampu lelah. Apabila pemberian panas terhadap logam melewati suhu rekristalisasi logam, maka kristal-kristal baru akan tumbuh membesar dengan melenyapkan kristal lama (cannibal fashion). Dengan meningkat terus suhu pemanasan, kristal-kristal baru tumbuh terus membesar sehingga akan didapatkan butiran kristal yang besar-besar. Hal tersebut tidak dikehendaki dalam proses ini, karena dengan butiran besar (kasar) keuletan logam menjadi rendah dibandingkan apa bila logam tersebut mempunyai butiran halus. Dengan demikian dari hasil pengujian struktur mikro ini menunjukkan bahwa hasil pengelasan besi tuang kelabu dengan preheat pada arus pengelasan 65 A mempunyai butiran logam lebih halus dibandingkan hasil pengelasan baja ST 42 dengan arus 75 A dan 85 A. PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Material logam induk adalah baja ST 42 dengan sifat sifat mekanis sebagai berikut Kekuatan tarik: 4,802 Kg/mm 2, Regangan patah: 4,8 %, Reduksi penempang patah: 6,45 %, Kekerasan Rockwall: 12,424 Karakter patahan : Patah getas 2. Kekerasan yang terjadi akibat pengaruh pengelasan terdistribusi sesuai dengan jarak dari titik pusat las. Semakin jauh dari titik pusat las semakin kecil pengaruhnya, ini terjadi karena pengaruh panas pada daerah ini juga semakin kecil, semakin besar arus yang dipakai saat pengelasan, maka semakin kasar bentuk butiran logam 4.2 Saran-saran 1. Disarankan agar dilakukan penelitian yang sama pada variasi arus yang lain. 2. Untuk kajian lebih lanjut perlu dilakukan analisis hubungan antara hasil pengelasan baja dengan variasi temperatur pemanasan awal (preheated), variasi elektroda, variasi pendinginan, variasi ketebalan benda kerja dan variasi kecepatan pengelasan. DAFTAR PUSTAKA B.H. Amstead, Plilip F. Oswald. 1985. Teknologi Mekanik, Jakarta: Erlangga. G. J. Van Vliet W. Both. 1984. Bahan-bahan 1, Jakarta: Erlangga. Harsono. Wiryosumarto, 1994. Teknologi Pengelasan Logam, Jakarta: PT. Pradnya Paramita Husaini Usman. 1995. Pengantar Statika. Jakarta: Bumi Aksara. Hery Sonawan dan Rochim Suratman. 200. Pengantar Untuk Memahami Proses Pengelasan Logam, Bandung: Penerbit Alfabeta. Kenyon,W dan Ginting, 1985. Dasar-Dasar Pengelasan, Jakarta: Erlangga. H. Van Vlak.1992 Ilmu Dan Teknologi Bahan, Jakarta: Erlangga Nesar, Nebuka A.P.L, dkk. 2005 Pengaruh Parameter Proses pada pengelasan baja karbon lunak TIPE St -7 dengan menggunakan elektroda E016 berdiameter 2,6 mm dan,2 mm, (Tugas Akhir), Makassar. R.E. Smallman.1991. Metalurrgi Fisik Modern, Jakarta: PT. Gramedia. Sriwidharto.1992. Petunjuk Kerja Las, Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Suwasti,Sri, 200. Distribusi kekerasan pada pengelasan baja tahan karat AISI 04, (Karya Ilmiah), Makassar. 1067