12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN 3.1.1 DEFINISI SUATU PROSES Pengelasan (welding) adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi pengelasan di perkapalan hingga pengelasan di produksi produksi missal. Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam macam reparasi lainnya. Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya. Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacammacam pnngetahuan. Karena itu didalam pengelasan, pengetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih bterperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang.[1]
13 Dalam pengelasan tipe GMAW (GAS METAL ARC WELDING) ada dua jenis proses yang dibedakan berdasarkan gas lindung yang dipakai pada saat pengelasan.: Proses Las MAG (Metal Active Gas) Pada proses pengelasan ini gas CO2 digunakan sebagai gas pelindung dan menggunakan kawat las pejal sebagai logam pengisi dan digulung dalam rol kemudian diumpankan secara terus menerus selama proses pengelasan berlangsung. Karena menggunakan gas pelindung CO2 yang bersifat oksidator maka pengelasan ini bagus untuk pengelasan pada konstruksi. Selain itu biaya operasi pada pengelasan ini lebih murah daripada pengelasan yang menggukan gas pelindunglainnysepertiargo(ar). Dalam penggunaan gas CO2 sebagai gas pelindung berpengaruh pada pemindahan logam cair dari elektroda ke material induk berbentuk bola bola yang relatif besar. Hal ini dikarenakan logam yang mencair tetap melekat pada ujung elektroda karena busur yang kurang bagus. Pada proses GMAW juga sering terjadi banyak spater atau percikan percikan, tetapi spater ini dapat dikurangi dengan cara memperpendek jarak busur las sehingga ujung elektroda seperti logam yang mencair. Proses Las MIG (Metal Inert Gas) Pada proses pengelasan MIG ini tidak berbeda jauh dengan proses pengelasan pada GMAW, yang membedakan kedua pengelasan ini terdapat pada gas pelindung. Sesuai dengan namanya Metal Inert Gas, maka pada pengelasan MIG ini gas pelindung yang digunakan adalah inert gas atau gas Mulia seperti Argon (Ar), Helium atau Helium dicampur dengan Argon, tetapi juga dapat menggunakan gas CO2 sebagai gas Pelindung. Untuk proses pengelasan MIG ini biasanya digunakan untuk mengelas material yang terbuat dari alumunium atau bajatahankarat. Pada Proses pengelasan GMAW dapat dikerjakan secara semi-otomatis atau otomatis. Asap dan percikan las yang terjadi pada proses GMAW lebih sedikit
14 dibandingkan dengan SMAW, juga tidak ada slag atau terak yang harus dibersihkan setelah pengelasan selesai. Kecepatan pengelasan dan laju pengisian sama atau lebih besar dari pada SMAW. Tetapi penetrasi pada GMAW lebih dangkal dibandingkan pada proses pengelasan SMAW. 3.1.2 CARA KERJA KOMPONEN ATAU PRODUK Las gas co2 adalah proses pengelasan di mana torch terjadi karena adanya kontak antara elektroda terumpan dengan benda kerja. Elektoda ini berfungsi ganda yaitu sebagai pencipta torch las dan sekaligus sebagai logam pengisi pada sambungan las. Elektroda pada las gas co2 berbentuk gulungan kawat dengan panjang bisa ratusan meter dengan diameter yang dibutuhkan.pada waktu pengelasan, elektroda ini digerakan oleh motor penggerakpemakanan kawat yang dapat diatur kecepatannya. Untuk melindungi elektroda dan benda kerja yang cair selama pengelasan dari pengaruh udara luar, gas lindung digunakan di dalam pengelasan ini. Gas lindung yang biasa dipakai dalam pengelasan ini antara lain gas karbon dioksida atau co2. [2] Gambar 3.1 sistem kerja mesin las dengan gas lindung ( sumber : google )
15 3.1.3 KELEBIHAN ATAU KEKURANGAN SUATU SISTEM PROSES KELEBIHAN DARI LAS GMAW (GAS METAL ARC WELDING) Laju desposisi las yang tinggi Teknik pengelasan lebih mudah dalam cara pengoperasian Bebas slag dan kerak sehingga waktu operasi pengelasan lebih singkat, tidak seperti pengelasan dengan elektroda yang harus membersihkan kerak yang menempel pada bagian atas las Memiliki range material yang lebih besar (mulai 0.8mm ke atas) KEKURANGAN DARI LAS GMAW (GAS METAL ARC WELDING) Kurang portable Jenis kawat elektroda cukup terbatas Harga mesin las jenis pengelasan GMAW ini relative mahal Memerlukan gas pelindung agar hasil las bagus tidak terjadi nya keropos pada lasan Tidak cocok digunakan pada ruang terbuka karena angin akan menghempaskan gas pelindung Menghasilkan spatter yang cukup banyak. 3.2 PENGELASAN JENIS GMAW ( GAS METAL ARC WELDING ) Pengertian Pengelasan GMAW (Gas Metal Arc Welding) adalah pengelasan yang menggunakan shielding gas. Shielding gas berfungsi sebagai pelindung logam las saat proses pengelasan berlangsung agar tidak terkontaminasi dari udara lingkungan sekitar logam lasan, karena logam lasan sangat rentan terhadap difusi hidrogen yang dapat menyebabkan cacat Porosity. Pengelasan GMAW dapat menggunakan gas Argon (Ar) yang biasa disebut MAG ataupun gas Karbondioksida (CO2) yang biasa disebut MIG. Jika saat melakukan pengelasan shielding gas tertiup angin maka part yang dikerjakan akan menghasilkan keropos pada permukaan lasan karena saat pengelasan shielding gas tersebut tidak dapat menjaga shielding gas.
16 Proses las MIG sukses dikembangkan oleh Battele Memorial Institute pada tahun 1948 dengan sponsor Air Reduction Company. Las MIG pertama kali dipatenkan pada tahun 1949 di Amerika Serikat untuk pengelasan alumunium. Keunggulannya adalah penggunaan elektroda yang berdiameter lebih kecil dan sumber daya tegangan konstan (constant-voltage power source) yang telah dipatenkan sebelumnyaolehh.e.kennedy. Pada tahun 1953, Lyubavskii dan Novoshilov mengumumkan penggunaan proses las MIG menggunakan gas CO2 sebagai gas pelindung. Mereka juga menggunakan gas CO2 untuk mengelas besi karbon. Gas CO2 dicampur dengan Gas Argon yang dikenal sebagai Metal Active Gas (MAG), yang kemudian berkembang menjadi proses las MAG. 3.2.1 ProsesGMAW Proses pengelasan GMAW, panas dari proses pengelasan ini dihasilkan oleh busur las yang terbentuk diantara elektroda kawat (wire electrode) dengan benda kerja. Selama proses pengelasan, elektroda akan meleleh kemudian menjadi deposit logam las dan membentuk butiran las (weld beads). Gas pelindung digunakan untuk mencegah terjadinya oksidasi dan melindungi hasil las selama masa pembekuan (solidification). Gambar3.2 proses menyambungan antara 2 plate Sumber : google
17 Tabel 3.1 perbedaan proses MIG dan MAG ( sumber : google ) Diatas menunjukan perbedaan antara proses MIG dan MAG seperti gas pelindung yang digunakan oleh proses MIG yaitu argon( Ar) namun gas pelindung untuk proses MAG yaitu karbondioksida atau CO2. Material yang di gunakan pada pengelasan MIG tidak mengandung besi atau non-ferous sedangkan pada pengelasan MAG material yang dipakai untuk pengelasan harus mengandung unsur besi atau ferous karena jika tidak maka hasil pengelasan akan tidak maksimal seperti part yang di las undercut atau bolong.