Memorandum of Understanding (MoU) INDONESIA INTERNET EXCHANGE (IIX)-APJII

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENYELENGGARA JASA INTERNET INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN. penyedia jasa internet pada jaringan backbone akan tetapi belum diperuntukkan

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

PANDUAN UJI KOMPETENSI

2.1 Agar memenuhi syarat, anda harus seorang penduduk resmi Indonesia, dan berumur sekurangnya 18 tahun.

Percobaan VLAN. Konfigurasi VLAN

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

MENGATUR PERANGKAT MENGGUNAKAN SOFTWARE

BAB I KETENTUAN UMUM

SYARAT & KETENTUAN. The Color Run Presented by CIMB Niaga

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN HIBAH UNTUK PENGENDALIAN TEMBAKAU DI INDONESIA

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

CONTOH SURAT TEGURAN. Surat Peringatan Pertama. Kepada Karyawan bagian Saw Mill di bawah ini: Nama: NIK: Jabatan:

ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI

BAB 4. Implementasi Protokol BGP & OSPF Untuk Failover

Formulir Permohonan Penggunaan BNI e-bank Guarantee

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet.

MODUL 6 STATIC ROUTING

Rancangan TATA-TERTIB SIDANG MUNAS VI IKATAN ALUMNI UPN VETERAN YOGYAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PT. JC INDONESIA. Memorandum of Understanding. R e s e l l e r. c o. i d

LAPORAN POKJA PENGWIL. Musyawarah Nasional APJII 2015 Royal Ambarrukmo Hotel - Yogyakarta

LAMPIRAN F7 PERJANJIAN KONSORSIUM. Untuk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN YANG DIDIRIKAN OLEH WARGA NEGARA ASING

LAMPIRAN ATAS BLACKBERRY SOLUTION PERJANJIAN LISENSI UNTUK BLACKBERRY UNIFIED ENDPOINT MANAGER ("LAMPIRAN the")

MODUL 4 PC ROUTER. Gambar 1 Komunikasi dua komputer

Ketentuan Penggunaan. Pendahuluan

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer

BAB I PENDAHULUAN. teknologi internet, user komputer mulai menggunakan surat elektronik atau

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

BAB III LANDASAN TEORI. Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi jaringan

LAMPIRAN 5. PENJELASAN ATAS PRESEDEN PERJANJIAN KERJA SAMA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR (versi lengkap)

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN NOMOR PROTOKOL INTERNET

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi. PT Astra International Tbk

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA

Nomor AS: IIX : 222 International : 111 P.T. Indonusa System Integrator Prima : 100

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

LAMPIRAN 2. PENJELASAN ATAS PRESEDEN NOTA KESEPAHAMAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT YANG DIDUKUNG CSR (Versi Lengkap)

ANGGARAN DASAR ASOSIASI FINTECH INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

B A B III I M P L E M E N T A S I E T H E R N E T O V E R

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JENIS-JENIS ALAMAT UNICAST

MoU (Memorandum Of Understanding) Number : 04/LPM UNY/SSB/I/2011

Syarat dan Ketentuan Pelanggan ZILINGO. Perangkat lunak aplikasi ini dan setiap logo, desain, karya

BAB 4 IMPLEMENTASI SIMULASI DAN EVALUASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Routing LOGO. Muh. Izzuddin Mahali, M.Cs.

ANGGARAN RUMAH TANGGA BMW CAR CLUBS INDONESIA BAGIAN PERTAMA KEANGGOTAAN. Pasal 1 Definisi

Modul 9 Dasar Troubleshooting Router

Peraturan Lembaga Manajemen Kelembagaan dan Organisasi. Peraturan LeIP Tentang Manajemen Kelembagaan dan Organisasi

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 007/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

2 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara

TUGAS JARINGAN KOMPUTER (JARKOM)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN.

Konfigurasi Router TL-MR3220

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

KETENTUAN DAN PERSYARATAN BLACKBERRY ID

Amanah Munas 2015 : Penyempurnaan AD/ART APJII

Kecuali konteksnya menentukan lain, istilah-istilah dalam Syarat dan Ketentuan di bawah ini akan memiliki arti sebagai berikut:

S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Disampaikan Dalam Rangka Pengabdian Masyarakat PROGRAM STUDI

2018, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pasal 4 Kewajiban anggota : 1. Setiap anggota HMTI UGM wajib menaati segala ketentuan yang tercantum dalam AD/ART HMTI UGM. 2. Setiap anggota HMTI UGM

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

Pada bab 6 akan dijelaskan tentang konsep Routing dan jenisnya serta jenis-jenis protokol routing untuk komunikasi antar router di jaringan.

Lihat untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 2

Modul 6 Routing dan protokol routing

PERSETUJUAN ATAS PERUBAHAN MASA JABATAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS SEBAGAIMANA TERTUANG DALAM PASAL 14 DAN PASAL 17 ANGGARAN DASAR PERSEROAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NETWORK LAYER. Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI

JARINGAN KOMPUTER S1SI AMIKOM YOGYAKARTA

Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA

PT Santara Daya Inspiratama, selanjutnya akan disebut sebagai Perusahaan. Klien yang

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN NOMOR PROTOKOL INTERNET

- DRAF - PERJANJIAN KERJASAMA IT MAINTENANCE SERVICES. Perjanjian Kerjasama IT Maintenance Services ini dibuat pada hari Selasa (contoh), Tanggal 23

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN RUA No.05/CIVAS/RUA/XII/14. Tentang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perangkat atau peralatan yang kita gunakan sehari-hari bisa dimonitor.

SCHOTT Igar Glass Syarat dan Ketentuan Pembelian Barang (versi Bahasa Indonesia)

ANGGARAN RUMAH TANGGA

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Subnnetting

Transkripsi:

----------------------------------------------------------------------- Identitas Dokumen APJII Judul: MoU IIX-APJII No. Dokumen : APJII-0002 Versi: 1.0 Diusulkan: 03-Jul-2002 Berlaku: 11 Jul 2003 Ditinjau tiap: bila ditemukan konflik dengan dokumen lainnya Status: Aktif Catatan:n/a Penyusun: Team APJII-IIX ---------------------------------------------------------------------- Memorandum of Understanding (MoU) INDONESIA INTERNET EXCHANGE (IIX)-APJII Memorandum of Understanding (MoU Nota Kesepakatan) ini menetapkan misi dan tujuan dari Indonesia Internet Exchange (IIX)-APJII, persyaratan yang dibutuhkan untuk bergabung ke IIX serta kewajiban anggota selama tersambung ke IIX. Seluruhnya harus disetujui dan ditandatangani oleh setiap anggota yang akan tersambung, dan merupakan kesepakatan yang mengikat antara anggota dengan APJII sebagai pengelola IIX. MoU ini dipublikasikan pada tempat yang dapat diakses secara umum guna membantu calon anggota yang akan tersambung untuk terlebih dahulu mengetahui tentang IIX dan apa saja persyaratan yang dibutuhkan serta kewajibannya. MoU ini berlaku berdasarkan hukum dan perundangan-undangan di Republik Indonesia, dan Kekuasaan Hukum yang diakui adalah Pengadilan Indonesia. Jika terdapat perbedaan penafsiran antara MoU dalam Bahasa Indonesia dengan MoU dalam bahasa Inggris, maka MoU dalam bahasa Indonesia yang akan didahulukan secara hukum. MISI IIX IIX memiliki 2 buah tujuan utama : 1. Terselenggaranya Interkoneksi yang efisien bagi Internet di Indonesia. 2. Menjaga dan mempromosikan kepentingan masing-masing anggota yang tersambung ke IIX. Kegiatan yang dimaksud pada tujuan pertama didefinisikan sebagai Tujuan Utama. Kegiatan yang dimaksud pada tujuan kedua didefinisikan sebagai Tujuan Lainnya. APJII sebagai penyelenggara IIX tidak akan menyelenggarakan pelayanan dan pekerjaan yang akan berkompetisi dengan anggotanya. Biaya APJII berhak untuk mengkaji ulang pembiayaan atas penyelenggaraan IIX jika dianggap perlu. Evaluasi akan dilakukan dalam periode satu tahun operasi dengan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan pada tahun tersebut. IIX beroperasi dengan basis tidak mencari keuntungan (nirlaba). Sebagai dasar perhitungan ini, awal tahun dimulai pada 1 Januari dan pertengahan tahun pada 1 Juli. Sangat diharapkan biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan Layanan-layanan Utama dapat ditutupi dari penerimaan iuran keanggotaan APJII dan biaya pendaftaran keanggotaan APJII. 1

Besarnya biaya pendaftaran keanggotaan dan iuran keanggotaan beserta layanan-layanan yang disediakan ditentukan oleh APJII dan anggotanya serta akan dirinci pada definisi layanan keanggotaan pada AD/ART APJII yang merupakan hal diluar cakupan MoU ini. Jika anggota memerlukan fasilitas tambahan, APJII dapat membebankan biaya. Besarnya biaya dan layanan tambahan yang dapat diberikan akan ditetapkan oleh Dewan Ketua APJII dan/atau rapat anggota APJII sesuai AD/ART APJII yang merupakan hal diluar cakupan MoU ini. Bilamana suatu saat APJII menghentikan kegiatan IIX maka anggaran yang telah disediakan untuk penyelenggaraan IIX sepenuhnya akan dikembalikan ke APJII. Peran Serta Anggota Operasional Harian IIX dalam keadaan normal akan ditangani oleh Administrator IIX, Dewan Pengurus terpilih APJII, dan badan pelaksana harian Sekretatriat APJII. Meskipun demikian, para anggota diharapkan ikut berperan aktif dan ikut berpartisipasi dalam pengoperasian IIX dengan mengajukan diri sebagai sukarelawan untuk pekerjaan yang dibutuhkan dalam pengoperasian IIX. Dewan Kewenangan tertinggi dari IIX berada di Dewan Ketua APJII. Dewan Ketua APJII adalah yang telah dipilih oleh MUNAS APJII sebagaimana dijelaskan pada AD/ART APJII. Keputusan dari Dewan bersifat mutlak. Dewan Ketua APJII berhak untuk menghentikan layanan IIX bagi anggotanya yang tidak mengikuti peraturan yang berlaku baik secara organisasi maupun dari persyaratan teknis dengan peringatan secara tertulis 30 hari sebelum pemutusan. Publikasi Anggota tidak akan diperbolehkan memberikan press-release kepada pihak pers mengenai halhal yang berkaitan dengan IIX kecuali naskah tersebut telah diklarifikasikan kepada pihak APJII sebelumnya. APJII dan para administrator IIX tidak diperbolehkan memberikan press-release kepada pihak pers mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keterangan tekhnis anggota yang tersambung ke IIX kecuali naskah tersebut telah diklarifikasikan kepada anggota yang bersangkutan sebelumnya. Dewan pengurus APJII dapat menerbitkan sebuah press-release bersama dengan anggota yang baru tersambung ke IIX, dengan persetujuan sebelumnya diantara kedua belah pihak. Setiap anggota harus tunduk pada aturan garis besar peraturan penggunaan identitas APJII untuk penggunaan nama dan logo APJII dan IIX. 2

Persyaratan Penyambungan Anggota yang akan tersambung ke IIX telah memiliki koneksi yang tetap ke Internet. Anggota harus dapat menunjukkan traceroute dari IP-address atau Autonomous System (AS) yang berasal dari jaringan yang didaftarkan ke IIX menuju ke 5 name-server Top Level Domain ID (dengan Host di domain.id ). Hasil ini harus memperlihatkan asal route adalah prefix atau IP dari anggota. Permohonan dan penyambungan dapat dilanjutkan setelah persyaratan keanggotaan telah terpenuhi dan calon anggota telah menyanggupi untuk memenuhi seluruh persyaratan Organisasi dan Teknis. Bilamana ada persyaratan yang tidak dapat terpenuhi, dalam kondisi tertentu anggota tetap dapat tersambung ke IIX bilamana disetujui oleh rapat anggota APJII melalui musyawarah atau pemungutan suara. Sambungan ke IIX hanya dapat dilaksanakan setelah diterimanya iuran keanggotaan APJII dari anggota baru dan diterimanya MoU yang telah ditandatangani oleh Direktur Utama atau pejabat yang diberi kuasa dari pihak anggota baru. Anggota baru memiliki waktu 3 bulan sejak tanggal permohonan diajukan untuk memenuhi Persyaratan Organisasi dan Persyaratan Teknis. Persyaratan Organisasi Anggota harus memenuhi seluruh persyaratan dalam organisasi APJII. Anggota harus mempunyai paling tidak satu jenis layanan yang memungkinkan pelanggannya untuk dapat terkoneksi ke Internet. Anggota harus memberikan kontak teknis. Sarana utama komunikasi antar anggota adalah melalui email. Anggota mempunyai kewajiban untuk menjaga kerahasiaan kepada anggota APJII yang tersambung ke IIX dan kepada anggota APJII lainnya. Anggota tidak diperbolehkan melakukan kegiatan yang melanggar hukum dengan menggunakan sarana IIX. Persyaratan Teknis Anggota harus memenuhi seluruh persyaratan teknis IIX. Koneksi routing antar router yang tersambung ke IIX akan dilaksanakan dengan static route atau BGP4. Anggota tidak akan melakukan route flap yang tidak perlu atau meng-advertise routingrouting spesifik yang tidak diperlukakan untuk tersambung ke IIX. Anggota tidak diperbolehkan untuk meng-advertise route dengan next-hop yang bukan routernya sendiri kecuali dengan izin tertulis dari pihak yang di advertise, yang mengadvertise dan pihak admin IIX. Anggota tidak diperbolehkan melewatkan trafik ke IIX kecuali trafik tersebut mempunyai tujuan ke sebuah route yang sudah di advertise oleh IIX. Anggota harus mengkonfigurasikan pada semua sambungan ke IIX untuk mematikan (disable) : Proxy ARP, ICMP redirects, Directed broadcast, IEEE802 Spanning Tree, Interior routing protocol broadcast, dan semua MAC layer broadcast kecuali ARP. Seluruh perangkat dan kabel yang diinstalasikan oleh anggota pada node IIX harus secara jelas diberikan label yang menandakan kepemilikan anggota. Anggota tidak diperbolehkan menyentuh perangkat dan/atau kabel tersambung ke IIX yang dimiliki oleh anggota lain ataupun perangkat dan/atau kabel anggota lain yang terletak dalam ruangan dimana node IIX berada tanpa izin resmi dari anggota pemilik perangkat tersebut. 3

Anggota tidak akan menjalankan dan menginstalasikan sniffer yang dapat memonitor trafik yang melewati IIX pada port yang tersambung secara langsung ke IIX. APJII dapat melakukan monitoring pada seluruh port dan akan merahasiakan seluruh informasi yang terkumpul bila Dewan Pengurus menganggap terjadi pelanggaran penggunaan IIX dan pelanggaran terhadap MoU ini, kecuali bilamana hal itu bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Anggota tidak akan menyebarluaskan korespondensi yang bersifat rahasia dari mailing list APJII termasuk mailing list yang berhubungan dengan IIX kepada pihak diluar anggota APJII. Anggota harus menjamin penggunaan IIX oleh anggota tersebut tidak bersifat merugikan penggunaan IIX oleh anggota yang lainnya. Anggota tidak diperbolehkan memiliki lebih dari satu sambungan (serial dan/atau ethernet) ke router IIX didalam satu node. Peraturan ini dapat menjadi pengecualian dalam hal-hal khusus yang disetujui oleh Dewan Pengurus APJII. Anggota tidak diperbolehkan menyambungkan pelanggannya yang bukan anggota APJII secara langsung ke router IIX atau ke perangkat telekomunikasi (modem leased line) yang tersambung langsung ke router IIX di node yang manapun. Anggota tidak diperbolehkan menggunakan IIX untuk membawa trafik dari satu router ke router lainnya yang kedua router tersebut dimiliki oleh anggota yang sama. Anggota yang menggunakan IIX pada setiap saat harus memastikan trafik tersebut sesuai dengan standar yang terkait dalam RIPE-181 <ftp://ftp.ripe.net/ripe/docs/ripe-181.txt> dan STD serta kebijakan internet lain yang berkaitan. Asuransi dan Kerugian Anggota diharuskan memiliki asuransi sendiri atas perangkat yang diletakan di dalam node/ruangan IIX, termasuk perlindungan terhadap pihak ketiga bilamana perangkat anggota tersebut menyebabkan kerusakan pada perangkat IIX dan/atau staff dan perangkat pihak ketiga lainnya. Bilamana terjadi klaim terhadap APJII oleh anggota APJII yang tersambung ke IIX, penggantian kerugian maksimum yang diberikan oleh APJII kepada anggota dengan alasan apapun adalah sebesar-besarnya sama dengan iuran keanggotaan yang diterima oleh APJII untuk tahun berjalan disaat kejadian tersebut berlangsung. Anggota tidak akan menuntut APJII atas kerugian yang disebabkan oleh tindakan yang melanggar hukum atau penggunaan yang melanggar kondisi yang telah ditetapkan dalam MoU ini oleh anggota yang lain. Anggota tidak boleh menyertakan APJII atau IIX dalam perjanjian yang mengikat dengan pihak ketiga tanpa izin resmi dari Dewan Ketua APJII. Penyelesaian Sengketa APJII akan melaksanan penyelesaian sengketa sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam organisasi APJII. Penyelesaian sengketa ini akan terbatas pada fungsi Tujuan Utama IIX. Penyelesain ini bersifat sukarela dan tidak mengikat. Biaya-biaya yang timbul akan ditanggung oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Penjelasan mengenai tata cara pelaksanaan penyelesaian sengketa ini akan ditentukan oleh Dewan Pengurus APJII dan ditetapkan dalam dokumen lain yang diluar cakupan MoU ini. Perubahan 4

MoU ini akan dirubah sesuai dengan perkembangan APJII dan IIX. Anggota terikat pada persetujuan yang diatur dalam MoU ini dan persetujuan pada MoU yang akan diterbitkan dikemudian hari. Jika Anggota tidak menyetujui MoU yang diterbitkan kemudian, anggota berhak untuk menghentikan sambungan ke IIX pada saat itu. Referensi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga APJII Definisi Layanan Utama IIX Definisi Layanan Tambahan IIX Peraturan Penggunaan Identitas APJII Internet Standards <ftp://ftp.isi.edu/in-notes/std/std1.txt> RIPE-181: RPSL <ftp://ftp.ripe.net/ripe/docs/ripe-181.txt> Ditandatangani atas nama Anggota oleh: Perusahaan No Anggota# Nama Jabatan Tandatangan Tanggal 5