ANGGARAN DASAR ASOSIASI FINTECH INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANGGARAN DASAR ASOSIASI FINTECH INDONESIA"

Transkripsi

1 ANGGARAN DASAR ASOSIASI FINTECH INDONESIA Articles of association Berdasarkan Akta Pendirian Perkumpulan Fintech Indonesia Yang dibuat dengan Akta No. 15 tanggal 10 Februari 2016 di hadapan Notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn. NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA PASAL 1 1. Perkumpulan ini bernama : Asosiasi FinTech Indonesia, disingkat FTI, berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta Barat (untuk selanjutnya disebut sebagai Perkumpulan ). 2. Perkumpulan dapat membuka kantor cabang atau perwakilan di tempat-tempat lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia, sebagaimana yang ditetapkan oleh Rapat Umum Anggota. WAKTU Pasal 2

2 Perkumpulan ini didirikan terhitung sejak tanggal Perkumpulan mendapatkan pengesahan pendirian perkumpulan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, untuk jangka waktu yang tidak terbatas. A Z A S Pasal 3 Perkumpulan ini berasaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 (seribu sembilan ratus empat puluh lima). MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 4 Mewujudkan ekosistem jasa finansial berbasis teknologi untuk Indonesia dari perusahaan Indonesia. KEGIATAN Pasal 5 Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut dalam Pasal 4 di atas, Perkumpulan akan menjalankan berbagai kegiatan sebagai berikut : a. Bertindak sebagai lembaga penelitian kebijakan dan hubungan dengan pemerintahan yang membantu memajukan sektor jasa finansial yang adil dan berbasis teknologi di Indonesia bagi para anggota kami; b. Berpartisipasi aktif dalam komunitas jasa finansial dan teknologi di Indonesia melalui kegiatan edukasi, berbagi ilmu, dan kepedulian untuk mempromosikan dan memajukan agenda teknologi finansial. c. Menghubungkan lembaga-lembaga teknologi finansial internasional lainnya sehingga komunitas teknologi finansial Indonesia dapat menjalin hubungan dengan komunitas teknologi finansial global, untuk menetapkan praktik-praktik terbaik (best practices), pertukaran ide, dan berbagi keahlian. KEKAYAAN Pasal 6

3 1. Kekayaan Perkumpulan terdiri dari keseluruhan kekayaan yang dimiliki oleh Perkumpulan, baik dalam bentuk benda bergerak maupun benda tidak bergerak. 2. Kekayaan awal Perkumpulan yang dihimpun dari iuran para anggota seluruhnya berjumlah Rp (sepuluh juta Rupiah). Kekayaan Perkumpulan dapat ditambah dengan a. Iuran anggota; b. Sumbangan pemerintah; c. Sumbangan donatur; 3. Kekayaan Perkumpulan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 di atas dipergunakan untuk mencapai maksud dan tujuan serta kegiatan Perkumpulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 5 akta ini 4. Kekayaan Perkumpulan yang tidak segera dibutuhkan guna keperluan Perkumpulan disimpan dalam rekening Perkumpulan pada Bank atau dijalankan sesuai persyaratan yang ditentukan oleh Pengurus dengan persetujuan Rapat Umum Anggota. LOGO Pasal 7 Logo Asosiasi ini melambangkan integritas dan pertumbuhan dengan dominasi warna biru dan hijau. Bentuk huruf yang tidak kaku juga menunjukkan aktivitas asosiasi yang dinamis. ORGAN PERKUMPULAN Pasal 8 Perkumpulan ini mempunyai organ yang terdiri dari : a. Anggota; b. Pengurus; c. Pengawas.

4 ANGGOTA Pasal 9 1. Keanggotaan Perkumpulan terbuka bagi institusi ataupun perusahaan berbadan hukum yang bergerak di sektor jasa keuangan yang syarat keanggotaannya akan diatur lebih lanjut di Anggaran Rumah Tangga. Suatu Perusahaan yang tidak memenuhi ketentuan di atas dapat diterima sebagai anggota Perkumpulan oleh Pengurus berdasarkan persetujuan dari Rapat Umum Anggota. 2. Keanggotaan Perkumpulan ini terdiri dari : a. Anggota Pendiri, yaitu anggota yang turut mendirikan Perkumpulan pada tanggal pendirian; b. Anggota Institusional, yaitu seluruh institusi bank dan non-bank, perusahaan asuransi, departemen teknologi finansial dari perusahaan telekomunikasi, dan institusi lainnya yang berkaitan dengan teknologi jasa finansial; c. Anggota Lain-lain, yaitu perusahaan startup secara umum maupun organisasi lainnya yang disetujui oleh Anggota Pendiri. 3. Ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat untuk menjadi anggota akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan. 4. Setiap anggota Perkumpulan wajib menjunjung tinggi, menjaga dan mempertahankan kehormatan, mematuhi dan menjaga azas dan tujuan Perkumpulan, dapat mengambil bagian aktif menurut kemampuannya dalam kegiatan serta membayar uang iuran anggota. 5. Setiap anggota Perkumpulan berhak memilih dan dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar ini dan Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan. 6. Setiap anggota Perkumpulan dapat mengajukan usulan dan pendapat kepada Rapat Umum Anggota dan melaksanakan hak-hak suara dalam Rapat Umum Anggota berdasarkan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan. Pasal 10

5 1. Keanggotaan Perkumpulan ini berakhir karena: a. mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis; b. lalai dalam melakukan pembayaran iuran anggota untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak diterimanya faktur untuk setiap jumlah terhutang kepada Perkumpulan; c. diberhentikan karena dianggap telah melakukan pelanggaran terhadap Anggaran Dasar dan/atau Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan, atau dianggap tidak lagi memenuhi kriteria keanggotaan Perkumpulan; yang mana pemberhentiannya didasarkan pada keputusan Rapat Umum Anggota yang dihadiri oleh sekurangnya 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Perkumpulan dengan hak suara, dan disetujui oleh sekurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat. 2. Hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari para anggota akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan. WEWENANG DAN KEWAJIBAN ANGGOTA Pasal Para anggota Perkumpulan dalam Rapat Umum Anggota berwenang untuk: a. menentukan dan mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan; b. mengangkat dan memberhentikan Pengurus dan Pengawas; c. menetapkan kebijakan umum Perkumpulan berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan; d. mengesahkan program kerja dan rancangan anggaran tahunan Perkumpulan yang disiapkan oleh Pengurus; e. mengesahkan laporan tahunan; f. menyetujui penggabungan atau pembubaran Perkumpulan. 2. Anggota Perkumpulan baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu pada jam-jam kerja berhak memasuki bangunan, halaman atau tempat lain yang dipergunakan oleh Perkumpulan. 3. Anggota Perkumpulan berhak memeriksa semua pembukuan dan surat-surat lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak mengetahui segala tindakan yang dijalankan oleh Pengurus dan Pengawas.

6 4. Pengurus dan Pengawas wajib memberikan penjelasan-penjelasan kepada para anggota dalam Rapat Umum Tahunan Anggota. 5. Anggota Perkumpulan harus mematuhi dan memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (termasuk namun tidak terbatas pada ketentuan keanggotaan dalam Anggaran Dasar), serta setiap keputusan yang diberikan dalam Rapat Umum Anggota. 6. Anggota Perkumpulan wajib melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo, iuran anggota, segala sumbangan lain yang disyaratkan oleh Perkumpulan dan biaya-biaya lain sewajarnya sebagaimana ditentukan oleh Rapat Umum Anggota. 7. Anggota Perkumpulan wajib mematuhi ketentuan terbaru dari instansi terkait termasuk namun tidak terbatas pada Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia serta memenuhi ketentuan peraturan perundang-undang terkait. 8. Anggota Perkumpulan harus menjaga kerahasiaan seluruh dokumen, pembicaraan, kegiatan dan sebagainya terkait Perkumpulan, kecuali ditentukan sebaliknya oleh Pengurus atau Rapat Umum Anggota. RAPAT UMUM ANGGOTA Pasal Rapat Umum Anggota Perkumpulan terdiri dari: (a) (b) (c) Rapat Umum Anggota Tahunan; Rapat Umum Anggota yang diselenggarakan setiap 2 (dua) bulan sekali, guna membahas masalah-masalah terakhir Perkumpulan; Rapat Umum Anggota Luar Biasa, guna membahas masalah-masalah mendesak yang dapat diajukan baik oleh Pengurus atau anggota Perkumpulan berdasarkan ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan. 2. Rapat Umum Tahunan Anggota wajib diselenggarakan oleh anggota Perkumpulan pada suatu tanggal di bulan Pebruari setiap tahunnya, sebagaimana ditentukan oleh Pengurus, guna mendengarkan dan membahas laporan-laporan Pengurus yang telah selesai masa jabatannya, serta membuat keputusan-keputusan lain sebagaimana diperlukan. 3. Dalam Rapat Umum Anggota Tahunan, anggota Perkumpulan dapat menerima atau menolak laporan tahunan yang diajukan oleh Pengurus dan melakukan evaluasi tentang kegiatan Perkumpulan dalam tahun yang lampau, sebagai dasar pertimbangan bagi perkiraan mengenai perkembangan Perkumpulan untuk tahun yang akan datang. 4. Rapat Umum Anggota mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan, termasuk perubahan-perubahannya. 5. Rapat Umum Anggota dihadiri oleh anggota Perkumpulan, Pengurus, dan Pengawas.

7 6. Panggilan untuk Rapat Umum Anggota harus dilakukan dengan surat tercatat paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diadakan dengan menyebutkan hari, tanggal, waktu dan tempat rapat serta keterangan tentang hal-hal yang dibicarakan. 7. Rapat Umum Anggota dipimpin oleh Ketua Pengurus, jikalau Ketua Pengurus tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka rapat dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh dan dari antara anggota Perkumpulan yang hadir. 8. Rapat Umum Anggota adalah sah jikalau dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah anggota Perkumpulan dengan hak suara. - Anggota Perkumpulan dapat diwakili dalam rapat hanya oleh anggota Perkumpulan lainnya dengan surat kuasa. - Dalam hal kuorum kehadiran dalam Rapat Umum Anggota tidak terpenuhi, Rapat Umum Anggota tetap dapat dilanjutkan, namun pengambilan keputusan ditangguhkan hingga Rapat Umum Anggota berikutnya. - Semua keputusan Rapat Umum Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat, dalam keputusan secara musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat. 9. Setiap anggota Perkumpulan dalam rapat berhak mengeluarkan 1 (satu) suara ditambah 1 (satu) suara untuk setiap anggota Perkumpulan yang diwakilinya dalam rapat, sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan. 10. Segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat harus dibuatkan risalah rapat yang wajib ditandatangani oleh Ketua Rapat dan Sekretaris Umum. - Penandatangan tersebut tidak disyaratkan apabila risalah rapat dibuat Notaris. PENGURUS Pasal Perkumpulan diurus oleh Pengurus yang terdiri dari minimal 5 (lima) orang dan maksimal 9 (sembilan) orang, dengan susunan Pengurus yang setidaknya terdiri atas: a. Ketua ; b. Sekretaris; c. Bendahara; 2. Anggota Pengurus diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Anggota untuk masa jabatan 2 (dua) tahun, dengan tidak mengurangi hak dari Rapat Umum Anggota untuk

8 sewaktu-waktu memberhentikan anggota Pengurus sebelum masa pengurusannya berakhir. 3. Dalam Rapat Umum Anggota yang diselenggarakan pada 2 (dua) bulan sebelum tanggal Rapat Umum Anggota Tahunan, Ketua Pengurus akan: (a) (b) mengajukan kepada Rapat Umum Anggota usulan penunjukkan kembali anggota Pengurus yang saat itu menjabat untuk masa jabatan selanjutnya terhitung sejak tanggal Rapat Umum Anggota Tahunan tersebut; atau mengajukan kepada Rapat Umum Anggota usulan pemberhentian anggota Pengurus yang saat itu menjabat dan pengangkatan anggota Pengurus yang baru. 4. Dalam hal Rapat Umum Anggota menerima usulan Ketua Pengurus untuk menunjuk kembali anggota Pengurus yang saat itu menjabat sebagaimana dimaksud dalam Ayat 3 (a) di atas, maka anggota Pengurus yang ditunjuk kembali tersebut akan menjabat untuk 1 (satu) periode jabatan terhitung sejak tanggal diselenggarakannya Rapat Umum Anggota Tahunan. 5. Dalam hal Rapat Umum Anggota tidak menerima usulan Ketua Pengurus untuk menunjuk kembali anggota Pengurus yang saat itu menjabat sebagaimana dimaksud dalam Ayat 3 (a) di atas, atau Ketua Pengurus mengajukan pemberhentian anggota Pengurus yang saat itu menjabat sebagaimana dimaksud dalam Ayat 3 (b) di atas, maka Ketua Pengurus akan menyelenggarakan pencalonan tertulis untuk memilih anggota Pengurus yang baru dengan ketentuan sebagai berikut: (i) (ii) (iii) pencalonan dilakukan dengan pemberitahuan tertulis yang dikirimkan oleh Ketua Pengurus kepada setiap anggota Perkumpulan dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejak tanggal Rapat Umum Anggota; dalam hal anggota Perkumpulan bermaksud untuk mencalonkan perwakilannya, maka perwakilan yang bersangkutan harus mengajukan suatu pemberitahuan tertulis kepada Ketua Pengurus dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya pemberitahuan tertulis dari Ketua Pengurus sebagaimana dimaksud dalam poin (i) di atas; pencalonan perwakilan oleh anggota Perkumpulan tidak akan dipertimbangkan dalam hal anggota Perkumpulan yang bersangkutan belum melunasi pembayaran iuran anggota. 6. Apabila setelah lewatnya jangka waktu 15 (lima belas) hari pencalonan oleh anggota Perkumpulan sebagaimana dimaksud dalam Ayat 5 di atas ( Penutupan ), terdapat lebih dari 5 (lima) calon dan kurang dari 9 (sembilan) calon anggota Pengurus, maka calon anggota Pengurus tersebut dinyatakan terpilih menjadi anggota Pengurus untuk 1 (satu) periode jabatan terhitung sejak tanggal diselenggarakannya Rapat Umum Anggota Tahunan. 7. Apabila pada saat Penutupan, terdapat lebih dari 9 (sembilan) calon anggota Pengurus, maka dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejak Penutupan, Ketua Pengurus harus mengirimkan suatu surat suara tertulis kepada setiap anggota Perkumpulan dengan ketentuan sebagai berikut: (a) setiap surat suara tertulis harus mencantumkan daftar seluruh calon anggota Pengurus yang sah dan dapat dipilih;

9 (b) setiap anggota Perkumpulan diperbolehkan untuk memberikan suara pada 9 (sembilan) calon anggota Pengurus; (c) setiap surat suara yang memberikan suara pada lebih dari 9 (sembilan) calon anggota Pengurus tidak akan dipertimbangkan dalam penghitungan suara; (d) tanggal penutupan pengembalian surat suara oleh anggota Perkumpulan adalah 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal Rapat Umum Anggota Tahunan (sembilan) calon Pengurus yang memperoleh suara tertingi dalam pemungutan suara dinyatakan terpilih menjadi anggota Pengurus untuk 1 (satu) periode jabatan terhitung sejak tanggal diselenggarakannya Rapat Umum Anggota Tahunan. - Dalam hal suara setuju bagi jabatan ke-sembilan sama banyaknya untuk 2 (dua) atau lebih calon, maka Ketua Pengurus mengadakan pemungutan suara baru bagi jabatan ke-sembilan tersebut. 9. Ketua Pengurus melaporkan hasil pemungutan suara kepada Rapat Umum Anggota Tahunan setelah terlebih dahulu disahkan oleh Sekretaris Umum. 10. Dalam hal anggota Pengurus yang baru telah diangkat oleh Rapat Umum Anggota Tahunan, maka pada Rapat Pengurus pertama yang diadakan setelah Rapat Umum Anggota Tahunan tersebut, para anggota Pengurus yang baru akan menentukkan pembagian jabatan sesuai dengan ketentuan dalam Ayat 1. - Dalam hal terjadi sengketa dalam pembagian jabatan tersebut, maka pembagian jabatan ditetapkan berdasarkan pemungutan suara Pengurus sesuai dengan ketentuan Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan. 11. Pengurus harus melaporkan setiap perubahan keanggotaan Pengurus kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan kepada Instansi terkait paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pengangkatan Pengurus yang bersangkutan oleh Rapat Umum Anggota. 12. Pengurus tidak dapat merangkap menjadi Pengawas. 13. Keanggotaan Pengurus berakhir karena : a. meninggal dunia; b. mengundurkan diri atas permintaan sendiri; c. dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah pengampuan (curatele); d. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Anggota; e. telah berakhir masa jabatannya. 14. Anggota Pengurus berhak mengundurkan diri dari kepengurusan dengan memberikan mengenai maksudnya itu secara tertulis kepada Pengurus, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya. 15. Apabila oleh sebab apapun juga, jabatan Pengurus lowong, maka dalam waktu 30 (tiga puluh)

10 hari sejak terjadinya lowongan tersebut, maka harus diadakan Rapat Umum Anggota untuk mengangkat Pengurus baru. - Masa jabatan dari seseorang yang diangkat untuk mengisi lowongan adalah sisa masa jabatan Pengurus yang digantikannya. KEWAJIBAN DAN WEWENANG PENGURUS Pasal Hak, wewenang dan kewajiban Pengurus Perkumpulan adalah sebagai berikut: (a) mencapai maksud dan tujuan Perkumpulan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar serta bertindak untuk kepentingan bersama keanggotaan secara umum; (b) mewakili Perkumpulan dalam forum-forum terbuka; (c) mematuhi ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan; (d) bertanggung jawab terhadap Rapat Umum Anggota; (e) menyiapkan anggaran tahunan dan mengajukan iuran anggota tahunan untuk disetujui pada Rapat Umum Anggota yang diselenggarakan setelah Rapat Umum Anggota Tahunan; (f) melaksanakan keputusan-keputusan Rapat Umum Anggota dan selanjutnya mengkomunikasikannya dengan para anggota Perkumpulan; (g) melaporkan kegiatan-kegiatan Pengurus kepada Rapat Umum Anggota; (h) menyelenggarakan Rapat Umum Anggota; (i) menunjuk dan mengawasi Direktur Pelaksana dan Sekretariat. Pasal Ketua bersama-sama dengan salah seorang anggota Pengurus lainnya, berhak mewakili Perkumpulan di dalam dan di luar Pengadilan dan karenanya berhak untuk melakukan segala tindakan baik yang mengenai pengurusan maupun yang mengenai pemilikan akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk : a. meminjam atau meminjamkan uang guna kepentingan Perkumpulan; b. membeli atau menjual, atau dengan cara lain mendapatkan, atau melepaskan hak atas barang bergerak mempunyai nilai yang melampaui suatu jumlah yang ditetapkan ataupun atas setiap barang tidak bergerak milik Perkumpulan; c. membebani harta kekayaan Perkumpulan (baik barang bergerak maupun tidak bergerak) untuk menjamin hutang Perkumpulan sendiri; d. menggadaikan atau mempertanggungkan dengan cara lain kekayaan Perkumpulan; e. menginvestasikan atau turut serta mendirikan perkumpulan atau kegiatan lain;

11 - haruslah mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Rapat Umum Anggota. 2. Pengurus Perkumpulan tidak boleh membebani harta kekayaan Perkumpulan untuk kepentingan pihak lain atau mengikat Perkumpulan sebagai penanggung hutang (borg atau evalist). 3. Surat-surat keluar harus ditandatangani oleh Ketua atau anggota yang ditunjuk oleh Ketua bersama-sama dengan Sekretaris. - Dalam hal pengeluaran dan/atau penerimaan uang, surat yang bersangkutan ditandatangani oleh Ketua bersama-sama dengan Bendahara. 4. Tindakan Pengurus yang melampui wewenang mereka sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar ini, adalah tidak sah dan karenanya menjadi tanggung jawab mereka secara pribadi, baik bersama-sama maupun secara tanggung renteng. 5. Pengurus tidak berwenang mewakili Perkumpulan apabila : a. terjadinya perkara dihadapan Pengadilan antara Perkumpulan dengan Pengurus yang bersangkutan; b. Pengurus yang bersangkutan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan Perkumpulan. - Dalam keadaan di atas, Perkumpulan akan diwakili oleh Pengurus lainnya dan apabila tidak terdapat anggota Pengurus yang lain, akan diwakili oleh seseorang yang ditentukan oleh Rapat Umum Anggota. RAPAT PENGURUS Pasal Pengurus mengadakan rapat sedikitnya 1 (satu) kali dalam sebulan, pada setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh Ketua atau dimohonkan secara tertulis oleh Direktur Pelaksana atau oleh mayoritas anggota Pengurus. 2. Undangan rapat Pengurus harus dibuat tertulis dan disampaikan kepada setiap anggota Pengurus dengan tanda terima yang layak selambatnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum waktu rapat. Undangan tersebut harus menyebutkan agenda, tanggal, waktu dan tempat rapat. 3. Rapat Pengurus dipimpin oleh Ketua, jikalau Ketua tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka rapat dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh dan dari antara anggota Pengurus yang hadir. 4. Rapat Pengurus adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat jika dihadiri oleh lebih dari 51% (lima puluh satu persen) dari anggota Pengurus yang ada.

12 - Anggota Pengurus dapat diwakili dalam rapat hanya oleh anggota Pengurus lainnya dengan surat kuasa. - Dalam hal keputusan secara musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah suara sah yang dikeluarkan secara sah dalam rapat. 5. Setiap anggota Pengurus dalam rapat berhak mengeluarkan 1 (satu) suara ditambah 1 (satu) suara untuk setiap anggota Pengurus yang diwakilinya dalam rapat. 6. Segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat harus dibuatkan risalah rapat yang wajib di tandatangani oleh Ketua Rapat dan Sekretaris Umum. - penandatanganan tersebut tidak disyaratkan apabila risalah rapat dibuat oleh Notaris. 7. Pengurus dapat pula mengambil keputusan yang sah dan mengikat tanpa menyelenggarakan rapat Pengurus dengan ketentuan, semua anggota Pengurus telah diberitahu secara tertulis tentang usul yang bersangkutan dan mereka semua menyetujui dengan menandatangani usul tersebut. PENGAWAS Pasal Pengawas sedikitnya terdiri dari seorang anggota, dan apabila diangkat lebih dari seorang Pengawas, maka seorang diantaranya diangkat sebagai Ketua. 2. Anggota Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Anggota untuk jangka waktu 2 (dua) tahun, dan dapat diangkat kembali dan dengan tidak mengurangi hak dari Rapat Umum Anggota sewaktu-waktu memberhentikannya sebelum jabatannya berakhir. 3. Masa jabatan anggota Pengawas berakhir apabila : a. meninggal dunia; b. mengundurkan diri atas permintaan sendiri; c. dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan (curatele); d. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Anggota; e. telah berakhir masa jabatannya. 4. Pengawas berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan mengenai maksudnya itu secara tertulis kepada Pengurus, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya. 5. Pengangkatan, pemberhentian dan penggantian antar waktu Pengawas, Pengurus wajib memberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan

13 instansi terkait paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung tanggal pengangkatan, pemberhentian dan penggantian antar waktu. 6. Apabila oleh sebab apapun juga jabatan anggota Pengawas lowong, maka dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya lowongan, harus diadakan Rapat Umum Anggota untuk mengisi lowongan tersebut. - Masa jabatan dari seorang yang diangkat untuk mengisi lowongan adalah sisa masa jabatan anggota Pengawas yang digantikannya. 7. Pengawas tidak dapat merangkap menjadi Pengurus. KEWAJIBAN DAN WEWENANG PENGAWAS Pasal Pengawas bertugas mengawasi pelaksanaan kebijakan Pengurus dalam menjalankan kegiatan Perkumpulan serta memberi nasehat kepada Pengurus baik diminta maupun tidak. 2. Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan Perkumpulan. 3. Anggota Pengawas baik bersama-sama maupun masing-masing setiap waktu berhak memasuki halaman, bangunan ruangan dan tempat lain yang digunakan dan dikuasai oleh Perkumpulan serta memeriksa keuangan, pembukuan, surat bukti, keadaan kas Perkumpulan serta berhak mengetahui semua tindakan dan kebijakan Pengurus. 4. Dalam melaksanakan tugas pengawasan, Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Umum Anggota. RAPAT PENGAWAS Pasal Pengawas mengadakan rapat sedikitnya 1 (satu) kali dalam setahun, pada setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh salah seorang anggota Pengawas yang memberitahukan kehendaknya itu secara tertulis kepada Ketua Pengawas dengan menyebutkan dalam permintaan itu hal-hal yang ingin dibicarakan. 2. Panggilan untuk rapat Pengawas harus dilakukan dengan surat tercatat paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diadakan dengan menyebutkan hari, tanggal, waktu dan tempat rapat serta keterangan singkat tentang hal-hal dibicarakan.

14 3. Rapat Pengawas dipimpin oleh Ketua Pengawas, jikalau Ketua Pengawas tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka rapat dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh dan dari antara anggota Pengawas yang hadir. 4. Rapat Pengawas adalah sah jikalau dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah anggota Pengawas. - Anggota Pengawas dapat diwakili dalam rapat hanya oleh anggota Pengawas lainnya dengan surat kuasa. - Dalam hal keputusan secara musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat. 5. Setiap anggota Pengawas dalam rapat berhak mengeluarkan 1 (satu) suara ditambah 1 (satu) suara untuk setiap anggota Pengawas yang diwakilinya dalam rapat. 6. Segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat harus dibuatkan risalah yang wajib ditandatangani oleh Ketua Rapat dan oleh salah seorang anggota Pengawas yang ditunjuk oleh rapat untuk maksud itu. - Penandatanganan tersebut tidak disyaratkan apabila risalah rapat dibuat oleh Notaris. 7. Pengawas dapat pula mengambil keputusan yang sah dan mengikat tanpa menyelenggarakan rapat Pengawas, dengan ketentuan semua anggota Pengawas telah diberitahu secara tertulis tentang usul yang bersangkutan dan mereka semua menyetujui dengan menandatangani usul tersebut. TAHUN BUKU Pasal Tahun buku Perkumpulan dimulai sejak tanggal 1 (satu) Januari dan ditutup pada tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember setiap tahunnya. Untuk pertama kalinya tahun buku Perkumpulan akan ditutup pada tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember 2015 (dua ribu lima belas). 2. Pengurus diwajibkan untuk menyusun secara tertulis laporan tahunan paling lambat 5 (lima) bulan setelah berakhirnya tahun buku. 3. Laporan tahunan tersebut memuat sekurang-kurangnya : a. laporan keadaan dan kegiatan Perkumpulan selama tahun buku yang lalu serta hasil yang telah dicapai; b. laporan perhitungan tahunan keuangan yang terdiri atas neraca akhir tahun buku yang lalu dan penjelasan atas dokumen tersebut;

15 c. transaksi yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi Perkumpulan. 4. Laporan tahunan wajib ditandatangani oleh Pengurus dan Pengawas. Dalam hal terdapat anggota Pengurus atau anggota Pengawas yang tidak menandatangani laporan tersebut, maka yang bersangkutan harus menyebutkan alasan secara tertulis. 5. Laporan tahunan dimaksud disahkan oleh Rapat Umum Anggota secara tertulis. 6. Pengesahan atas laporan tahunan oleh Rapat Umum Anggota dalam Ayat 5 diatas berarti pemberian pelunasan dan pembebasan sepenuhnya kepada Pengurus atas tindakan pengurusan dan kepada Pengawas atas tindakan pengawasan yang dilakukan dalam tahun buku yang lampau, sepanjang tindakan tersebut tercermin dari laporan tahunan tersebut. 7. Ikhtisar Laporan Tahunan Perkumpulan diumumkan pada papan pengumuman di Kantor Perkumpulan dan wajib disampaikan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak ikhtisar laporan keuangan tersebut disahkan oleh Rapat Umum Anggota. 8. Pada akhir setiap tahun buku, rekening dan pembukuan Perkumpulan harus diperiksa oleh Akuntan Publik Independen yang ditunjuk oleh Rapat Umum Anggota Tahunan, untuk keperluan mempersiapkan suatu laporan keuangan, untuk diajukan dan memperoleh persetujuan Rapat Umum Anggota Tahunan. PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal Keputusan untuk merubah Anggaran Dasar Perkumpulan hanya sah apabila diambil oleh Rapat Umum Anggota yang merupakan kewenangan tertinggi yang harus dihadiri oleh sekurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota Perkumpulan dengan hak suara yang sah. - Dalam menghadiri Rapat Umum Anggota, para anggota Perkumpulan dapat diwakili oleh kuasa berdasarkan surat kuasa sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan. 2. Keputusan rapat yang dimaksud dalam Ayat 1 adalah sah apabila disetujui sekurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat. 3. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1 di atas tidak tercapai, maka Rapat Umum Anggota kedua dapat diselenggarakan paling cepat 7 (tujuh) hari setelah rapat pertama. - Rapat Umum Anggota kedua sah, bilamana dalam rapat hadir atau diwakili lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah anggota dengan hak suara dan keputusan rapat tersebut sah, apabila diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

16 - Dalam hal keputusan secara musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan persetujuan suara terbanyak dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat. 4. Pemberitahuan mengenai maksud untuk merubah Anggaran Dasar Perkumpulan harus diberikan secara tertulis kepada Pengurus Perkumpulan oleh pihak yang mengajukan permohonan perubahan Anggaran Dasar selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum Rapat Umum Anggota diselenggarakan. - Atas penerimaan pemberitahuan tersebut oleh Pengurus, pemberitahuan tersebut harus diberikan kepada semua anggota Perkumpulan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum Rapat Umum Anggota diselenggarakan. 5. Perubahan Anggaran Dasar Perkumpulan yang meliputi : a. nama dan tempat kedudukan Perkumpulan; b. maksud dan tujuan Perkumpulan; c. kegiatan untuk mencapai tujuan Perkumpulan; d. keanggotaan; e. hak dan kewajiban anggota; dan f. pembubaran dan penggunaan kekayaan sisa likuidasi; - harus mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. 6. Perubahan Anggaran Dasar Perkumpulan mengenai hal lain dari yang dimaksud dalam Ayat 5 Pasal ini yaitu : a. jangka waktu pendirian; b. perolehan dan penggunaan kekayaan; c. tata cara pengangkatan, pemberhentian, penggantian Pengurus dan Pengawas; d. hak dan kewajiban Pengurus dan Pengawas; dan e. penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan rapat; - cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. 7. Perubahan Anggaran Dasar Perkumpulan tidak boleh dilakukan pada saat Perkumpulan dinyatakan pailit, kecuali atas persetujuan kurator. PENGGABUNGAN

17 Pasal Penggabungan dapat dilakukan dengan menggabungkan Perkumpulan dengan perkumpulan lain yang telah ada dan mengakibatkan perkumpulan yang menggabungkan diri menjadi bubar, dan seluruh aset serta kewajiban perkumpulan yang menggabungkan diri beralih kepada perkumpulan yang menerima penggabungan. 2. Penggabungan perkumpulan sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1 dapat dilakukan dengan memperhatikan : a. ketidakmampuan perkumpulan melaksanakan kegiatan tanpa dukungan perkumpulan lain; b. perkumpulan yang menerima penggabungan dan yang akan menggabungkan diri mempunyai kegiatan yang sejenis; dan c. perkumpulan yang menggabungkan diri tidak pernah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasarnya, ketertiban umum, dan kesusilaan. 3. Pengurus dari masing-masing perkumpulan yang akan menggabungkan diri dan yang akan menerima penggabungan menyusun rancangan penggabungan dengan persetujuan Rapat Umum Anggota masing-masing perkumpulan. 4. Rapat Umum Anggota masing-masing perkumpulan menyetujui: a. penggabungan; b. rancangan penggabungan; c. perubahan Anggaran Dasar perkumpulan yang menerima penggabungan. 5. Rapat Umum Anggota dimaksud dalam Ayat 4 adalah sah jika dalam rapat hadir atau diwakili sekurangnya 3/4 (tiga per empat) dari jumlah anggota perkumpulan dengan hak suara; - Semua keputusan Rapat Umum Anggota harus diambil dalam hal musyawarah untuk mufakat, dalam musyawarah mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju sekurangnya 3/4 (tiga per empat) dari seluruh jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat. 6. Akta perubahan Anggaran Dasar perkumpulan yang menerima penggabungan (jika ada) wajib disampaikan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia untuk mendapat persetujuan. - Permohonan persetujuan perubahan Anggaran Dasar wajib dilampiri akta penggabungan. 7. Penggabungan tanpa perubahan Anggaran Dasar atau penggabungan dengan perubahan Anggaran Dasar dari perkumpulan yang menerima penggabungan yang tidak memerlukan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia maupun yang memerlukan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia terjadi sejak tanggal keputusan Rapat Umum Anggota.

18 8. Pengurus perkumpulan yang menerima penggabungan wajib mengumumkan hasil penggabungan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak berlakunya penggabungan. PEMBUBARAN Pasal Perkumpulan dapat dibubarkan apabila Perkumpulan dianggap tidak lagi dibutuhkan atau tidak lagi dapat memenuhi harapan para anggota Perkumpulan. 2. Usul untuk membubarkan Perkumpulan dapat diajukan kepada Rapat Umum Anggota oleh sekurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah seluruh anggota Perkumpulan dengan hak suara atau lebih dari 1/2 (satu per dua) dari jumlah anggota Pengurus. - Pemberitahuan mengenai maksud untuk membubarkan Perkumpulan harus diajukan secara tertulis kepada Pengurus sekurangnya 15 (lima belas) hari kerja sebelum Rapat Umum Anggota diselenggarakan. - Pemberitahuan mengenai maksud untuk membubarkan Perkumpulan harus dikirimkan kepada seluruh anggota Perkumpulan oleh Pengurus sekurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum Rapat Umum Anggota diselenggarakan. 3. Keputusan untuk membubarkan Perkumpulan adalah sah jika dalam Rapat Umum Anggota hadir atau diwakili sekurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah seluruh anggota Perkumpulan dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh sekurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat. - Anggota Perkumpulan dapat diwakili oleh kuasa sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan. 4. Dalam hal Rapat Umum Anggota sebagaimana dimaksud dalam Ayat 2 di atas tidak mencapai kuorum, maka rapat yang kedua dapat diselenggarakan paling lama 7 (tujuh) hari setelah Rapat Umum Anggota yang pertama dan rapat dimaksud sah apabila dihadiri sekurangnya 3/4 (tiga empat empat) dari jumlah seluruh anggota Perkumpulan dengan hak suara. 5. Pembubaran Perkumpulan ditetapkan dalam keputusan Rapat Umum Anggota dapat menunjuk likuidator yang diikuti dengan likuidasi untuk membereskan kekayaan Perkumpulan. 6. Likuidator atau kurator (dalam hal Perkumpulan dinyatakan pailit) yang ditunjuk melakukan pemberesan kekayaan Perkumpulan wajib mengumumkan pembubaran Perkumpulan dan proses likuidasinya diumumkan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal penunjukan. 7. Likuidator atau kurator wajib melaporkan pembubaran Perkumpulan kepada seluruh anggota Perkumpulan, Pengurus dan Pengawas dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal proses likuidasi berakhir.

19 8. Likuidator atau kurator wajib mengumumkan hasil likuidasi dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak proses likuidasi berakhir. 9. Likuidator atau kurator wajib melaporkan pembubaran Perkumpulan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka pembubaran Perkumpulan tidak berlaku terhadap pihak ketiga terhitung sejak likuidasi berakhir. CARA PENGGUNAAN SISA HASIL LIKUIDASI Pasal 24 Kekayaan sisa hasil likuidasi setelah dikurangi setiap dan seluruh kewajiban yang telah dihitung dan disepakati, akan dibagikan kepada para anggota Perkumpulan secara proporsional terhadap iuran tahunan yang dibayarkan selama tiga tahun terakhir. PERATURAN PENUTUP Pasal 25 - Semua hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini atau dalam Anggaran Rumah Tangga maupun dalam peraturan lain, akan diputuskan oleh Rapat Umum Anggota Perkumpulan. - Selanjutnya menerangkan bahwa : Untuk pertama kalinya susunan Pengurus dan Pengawas Perkumpulan adalah sebagai berikut: PENGURUS : - Ketua : Niki Santo Luhur - Bendahara : Sebastian Togelang - Sekretaris : Karaniya Dharmasaputra PENGAWAS : Thong Sennelius Dian Kurniadi

20 ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI FINTECH INDONESIA bylaws Pada hari Senin, tanggal 28 bulan Maret tahun 2016, Rapat Umum Anggota Perkumpulan Asosiasi Fintech Indonesia, dihadiri oleh seluruh anggotanya, baik secara langsung maupun melalui kuasa, menyetujui perubahan terhadap Anggaran Rumah Tangga dari Perkumpulan Asosiasi Fintech Indonesia (selanjutnya disebut Perkumpulan ), yang terakhir disepakati pada tanggal 10 Februari 2016, yang pengesahannya dibuat di hadapan notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., berdasarkan Akta No. 16, sehingga oleh karena itu untuk selanjutnya, ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga Perkumpulan mengacu pada pasal-pasal sebagai berikut. BAGIAN I KEANGGOTAAN Pasal 1 Pengertian (1) Sehubungan dengan anggaran dasar Asosiasi FinTech Indonesia ( Anggaran Dasar ), hal-hal khusus tertentu akan dijabarkan, disebutkan secara detail dan dikembangkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini. Anggaran Dasar beserta Anggaran Rumah Tangga akan lebih lanjut menjabarkan maksud umum dari Perkumpulan, dengan ketentuan bahwa Anggaran Rumah Tangga tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar.

21 (2) Kecuali disebutkan lain dalam Anggaran Rumah Tangga ini, seluruh istilah yang digunakan disini memiliki arti yang sama sebagaimana dalam Anggaran Dasar. (3) Anggota Perkumpulan dapat menggunakan haknya sebagai anggota dan mempertahankan hak suaranya, apabila mereka telah membayar iuran anggota dan iuran lainnya. Pasal 2 Keanggotaan (1) Tanpa menyimpangi, dan dengan tetap memperhatikan, ketentuan-ketentuan di dalam Anggaran Dasar, keanggotan dari Perkumpulan terdiri dari: a. Anggota Eksekutif; b. Anggota Fintech; c. Anggota Lembaga Keuangan; dan d. Anggota Sponsor. (2) Anggota Eksekutif terdiri atas: a. Anggota Pendiri sebagaimana dimaksud di dalam Anggaran Dasar; dan b. Anggota Lain-Lain sebagaimana dimaksud di dalam Anggaran Dasar yang diterima dan disetujui oleh Anggota Pendiri secara konsensus. (3) Anggota FinTech adalah Anggota Lain-Lain sebagaimana dimaksud di dalam Anggaran Dasar yang bergerak di bidang teknologi yang memberikan pelayanan kepada penyelenggara jasa keuangan di Indonesia. (4) Anggota Lembaga Keuangan adalah Anggota Institusional sebagaimana dimaksud di dalam Anggaran Dasar. (5) Anggota Sponsor adalah Anggota Lain-Lain sebagaimana dimaksud di dalam Anggaran Dasar yang tidak bergerak di bidang teknologi yang memberikan pelayanan kepada penyelenggara jasa keuangan di Indonesia. (6) Penentuan dan penetapan setiap perusahaan ke dalam satu penggolongan keanggotaan merupakan kewenangan dari Rapat Anggota Eksekutif.

22 Pasal 3 Kewenangan Umum (1) Setiap keanggotaan dalam Perkumpulan didasarkan pada satu keanggotaan Perkumpulan untuk masing-masing perusahaan yang memenuhi syarat. (2) Seluruh anggota Perkumpulan harus memiliki hak-hak, keuntungan-keuntungan dan kewajiban-kewajiban umum yang sama, kecuali sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini. Pasal 4 Penerimaan Anggota Baru (1) Perusahaan yang hendak mengajukan permohonan sebagai anggota wajb melengkapi formulir pendafataran yang disiapkan oleh Pengurus Eksekutif. (2) Setiap aplikasi keanggota baru wajib dilengkapi dengan profil perusahaan dan dokumentasi perusahaan yang dipersyaratkan oleh Pengurus Eksekutif. (3) Calon anggota dapat diwajibkan untuk melakukan pemaparan di hadapan Rapat Anggota Eksekutif. (4) Setiap calon anggota baru wajib menandatangani Pakta Keanggotaan (Charter of Membership) yang ditetapkan oleh Rapat Anggota Eksekutif. (5) Penerimaan anggota baru diputuskan secara konsensus oleh Rapat Anggota Eksekutif. Pasal 5 Perwakilan Anggota (1) Anggota wajib diwakili oleh manajer paling senior dalam perusahaan anggota tersebut. (2) Dalam hal anggota tidak dapat hadir, maka anggota tersebut dapat diwakili oleh kuasa berdasarkan surat kuasa tertulis kepada perwakilan lainnya dari perusahaan yang bersangkutan, atau kepada perwakilan perusahaan anggota lainnya.

23 Pasal 6 Daftar Keanggotaan (1) Daftar keanggotaan harus dikelola dan diperbarui secara teratur oleh Direktur Eksekutif, yang harus mencakup seluruh profil perusahaan anggota termasuk detail kontak dari manajemen seniornya dan alamat korespondensi saat ini yang akan digunakan oleh Perkumpulan untuk mengirimkan seluruh tagihan, pemberitahuan dan informasi kepada anggota. (2) Masing-masing anggota berkewajiban untuk memastikan bahwa informasi dalam profil perusahaannya sudah merupakan yang terbaru. Pasal 7 Iuran Anggota dan Iuran Lainnya (1) Iuran anggota tahunan dan iuran lainnya, kecuali yang sifatnya sukarela, ditetapkan oleh Rapat Anggota Eksekutif. (2) Iuran anggota tahunan dan iuran lainnya harus dibayarkan kepada Sekretariat sebagaimana ditagihkan. (3) Tagihan untuk iuran anggota tahunan akan dikeluarkan oleh Pengurus Eksekutif dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari sejak iuran tersebut disetujui oleh Rapat Anggota Eksekutif. Pasal 8 Anggota Eksekutif (1) Kewenangan di bawah ini hanya dimiliki oleh Anggota Eksekutif melalui Rapat Anggota Eksekutif: a. Menerima Anggota Eksekutif baru; b. Menyusun dan menetapkan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Biaya Perkumpulan; c. Menunjuk Dewan Penasehat, atas masukan dari seluruh anggota;

24 d. Menunjuk Dewan Pengawas, atas masukan dari seluruh anggota; e. Menunjuk Direktur Eksekutif dan tim sekretariat; (2) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di atas, Anggota Eksekutif juga memiliki kewenangan yang dimiliki oleh anggota lainnya. (3) Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan di dalam Rapat Anggota Eksekutif, yang keputusannya diambil secara konsensus. Pasal 9 Anggota FinTech (1) Yang dapat menjadi Anggota FinTech adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Perusahaan yang bergerak di bidang teknologi; b. Perusahaan yang dalam menyelenggarakan kegiatan usahanya bermitra dengan lembaga keuangan; c. Perusahaan yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan akan memenuhi ketentuan praktik terbaik internasional; d. Perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan memiliki kewenangan pengambilan keputusan utama di Indonesia; dan e. Perusahaan yang kegiatan usahanya bermanfaat bagi masyarakat Indonesian dan mendukung kebijakan pemerintah dalam memberikan akses terhadap pelayanan keuangan melalui inklusi keuangan, literasi keuangan, dan kegiatan pembangunan lainnya. (2) Anggota FinTech memiliki hak untuk: a. Berpartisipasi di dalam setiap kegiatan Perkumpulan; b. Dicalonkan menjadi Anggota Eksekutif; c. Mendapatkan materi dan informasi yang dimiliki oleh Perkumpulan; d. Menghadiri pertemuan-pertemuan dengan lembaga pemerintahan bersama dengan Pengurus Perkumpulan; e. Membentuk, mengelola, dan memimpin Kelompok Kerja; f. Memberikan masukan atas keanggotaan Dewan Penasihat dan Dewan Pengawas.

25 Pasal 10 Anggota Lembaga Keuangan (1) Yang wajib menjadi Anggota Lembaga Keuangan adalah perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, yaitu: a. Bank; b. Perusahaan efek; c. Lembaga keuangan bukan bank; dan d. Perusahaan telekomunikasi yang memiliki kegiatan usaha di bidang keuangan; (2) Anggota Lembaga Keuangan memiliki hak untuk: a. Berpartisipasi di dalam setiap kegiatan Perkumpulan; b. Mendapatkan materi dan informasi yang dimiliki oleh Perkumpulan; c. Menghadiri pertemuan-pertemuan dengan lembaga pemerintahan bersama dengan Pengurus Perkumpulan; d. Berpartisipasi dalam Kelompok Kerja; e. Memberikan masukan atas keanggotaan Dewan Penasehat dan Dewan Pengawas. Pasal 11 Anggota Sponsor (1) Setiap perusahaan yang tidak memenuhi kriteria sebagai Anggota FinTech dan Anggota Lembaga Keuangan dapat menjadi Anggota Sponsor. (2) Anggota Sponsor memiliki hak untuk: a. Berpartisipasi di dalam setiap kegiatan Perkumpulan; b. Mendapatkan materi dan informasi yang dimiliki oleh Perkumpulan; c. Berpartisipasi dalam Kelompok Kerja; dan d. Memberikan masukan atas keanggotaan Dewan Penasehat.

26 BAGIAN II PENGURUS Pasal 12 Umum (1) Pengurus mewakili anggota dalam melaksanakan maksud dan tujuan Perkumpulan. (2) Pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari terdiri dari Ketua pengurus, Sekretaris pengurus, dan Bendahara pengurus. (3) Hanya Anggota Eksekutif yang dapat mencalonkan dan memilih jabatan pengurus sebagaimana tersebut dalam ayat (2). (4) Pencalonan dan pemilihan pengurus sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dilakukan di dalam Rapat Anggota Eksekutif. (5) Pencalonan dan pemilihan pengurus selain yang dimaksud dalam ayat (3) dilakukan di dalam Rapat Umum Anggota Tahunan. (6) Dalam menjalankan tugas dan kewenangannya, Pengurus dapat membentuk Dewan Penasehat yang memberikan saran terhadap penyelenggaraan Perkumpulan. Pasal 13 Pemilihan Pengurus (1) Segera setelah disetujui Pengurus baru, maka pada rapat Pengurus yang pertama diadakan, Pengurus yang baru ditunjuk harus menentukan dari antara mereka siapa yang akan menduduki jabatan Pengurus tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar, kecuali untuk jabatan dalam Pasal 12 ayat (2). (2) Dalam hal tidak ada kesepakatan yang terjadi, maka jabatan tersebut akan ditentukan berdasarkan pemungutan suara sederhana dengan anggota Pengurus yang mendapatkan jumlah suara terbanyak akan dinyatakan terpilih untuk jabatan tersebut. Dalam hal suara seimbang maka Ketua Pengurus dapat memberikan suara tambahan kepada salah satu calon yang seimbang. Dalam hal suara seimbang untuk jabatan Ketua Pengurus, maka pemungutan suara lebih lanjut harus segera diselenggarakan dan apabila kondisi buntu (deadlock) terus berlanjut, maka hal ini akan ditentukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Anggota. (3) Dengan ketentuan bahwa anggota Pengurus, dalam menjalankan tugasnya, telah bertindak sesuai hukum dan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini, maka dalam hal terdapat tuntutan hukum apapun oleh pihak ketiga terhadap anggota Pengurus yang timbul dari tindakan tersebut, Perkumpulan akan mengganti rugi anggota Pengurus

27 tersebut untuk biaya-biaya bagi pembelaan hukum sewajarnya dan setiap hasil keputusan yang merugikan, melalui polis asuransi yang memadai. Pasal 14 Tugas Pengurus Tugas masing-masing anggota Pengurus ditentukan oleh rapat Pengurus. Pasal 15 Pengakhiran Pengurus Keanggotaan Pengurus berakhir karena: (1) Atas permintaan sendiri dengan mengirimkan surat pengunduran diri kepada Rapat Anggota Eksekutif. (2) Diberhentikan oleh Rapat Anggota Eksekutif. (3) Tidak lagi memenuhi persyaratan untuk mewakili anggota Perkumpulan. Pasal 16 Pengurus Eksekutif (1) Pengurus Eksekutif terdiri atas Ketua pengurus, Sekretaris pengurus, Bendahara pengurus, dan jabatan lain yang ditentukan oleh Rapat Anggota Eksekutif. (2) Pengurus Eksekutif dicalonkan dan dipilih oleh Anggota Eksekutif secara konsensus. (3) Selain tugas dan kewenangan yang dimiliki oleh pengurus secara umum, Pengurus Eksekutif berwenang untuk memberikan keputusan penentu dalam menjalankan tugas-tugas kepengurusan. (4) Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) bersifat final dan mengikat. BAGIAN III DIREKTUR EKSEKUTIF

28 Pasal 17 Direktur Eksekutif Masa jabatan dan pengangkatan Direktur Eksekutif ditentukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut: (1) Direktur Eksekutif adalah seorang pegawai profesional yang dibayar oleh Perkumpulan untuk mengelola kegiatan sehari-hari Perkumpulan. (2) Dalam melaksanakan maksud, tujuan dan operasi Perkumpulan lebih lanjut, Direktur Eksekutif yang dibayar akan dipekerjakan oleh Perkumpulan dan ditunjuk oleh Pengurus dalam basis waktu penuh atau paruh waktu, yang mana biayanya telah disetujui oleh Perkumpulan dalam anggaran tahunannya. Tunduk pada alokasi dalam anggaran tahunan, Perkumpulan dapat juga mempekerjakan karyawan tambahan termasuk karyawan pendukung, sebagaimana dan kapanpun dibutuhkan, dalam basis waktu penuh atau paruh waktu untuk mendukung operasi Perkumpulan dan Direktur Pelaksana. Seluruh karyawan yang dipekerjakan oleh Perkumpulan disebut sebagai Sekretariat. (3) Tunduk pada alokasi dalam anggaran tahunan, Perkumpulan dapat juga menyewa ruang kantor, untuk digunakan oleh Pengurus dan Sekretariat, dan membeli aset-aset apapun yang dibutuhkan untuk operasi Perkumpulan dan Sekretariat, termasuk namun tidak terbatas pada mobil, telepon, peralatan kantor, alat tulis dll. (4) Direktur Eksekutif harus memastikan bahwa seluruh persyaratan legal untuk mempekerjakan karyawan pendukung telah dipenuhi. (5) Peran Direktur Eksekutif akan mencakup setiap ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini dan sebagaimana ditentukan dan diawasi oleh Pengurus, dan akan mencakup: (a) (b) (c) (d) Mengelola dan mengawasi operasi sehari-hari karyawan; Membuat pernyataan umum dan pers, namun hanya dengan persetujuan terlebih dahulu dari Pengurus; Mewakili Perkumpulan dalam forum publik, dengan pemerintah dan instansi lainnya dan dengan organisasi lain; dan Melaksanakan kampanye dan usulan tertentu yang disetujui oleh Pengurus. (6) Dengan ketentuan bahwa Direktur Eksekutif, dalam menjalankan tugasnya, telah bertindak sesuai hukum dan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini, maka dalam hal terdapat tuntutan hukum apapun oleh pihak ketiga terhadap Direktur Pelaksana yang timbul dari tindakan tersebut, Perkumpulan akan mengganti rugi Direktur Pelaksana tersebut untuk biaya-biaya bagi pembelaan hukum sewajarnya dan setiap hasil keputusan yang merugikan, melalui polis asuransi yang memadai.

29 BAGIAN IV DISKUSI DAN RAPAT Pasal 18 Rapat Umum Anggota Tahunan (1) Jangka waktu Rapat Umum Anggota Tahunan harus diselenggarakan pada hari terakhir di bulan Pebruari setiap tahunnya. (2) Standar Rapat Umum Anggota Tahunan: (a) Apabila bulan Pebruari telah berakhir dan Rapat Umum Anggota Tahunan belum diselenggarakan, sekurangnya 10% (sepuluh persen) dari jumlah anggota dapat meminta secara tertulis agar Rapat Umum Anggota Tahunan diselenggarakan. (b) Permintaan tertulis di atas harus disampaikan kepada Pengurus yang wajib mengirimkan balasan dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal penerimaan permintaan. (c) Apabila Pengurus tidak mengirimkan balasan daripadanya, anggota yang mengajukan dapat menyelenggarakan Rapat Umum Anggota Tahunan dan mengundang anggota Perkumpulan. (d) Anggota yang mengajukan tersebut wajib mengundang seluruh anggota Perkumpulan, Pengurus dan Pengawas. (3) Undangan untuk Rapat Umum Anggota Tahunan: Undangan harus dibuat tertulis dan dikirimkan selambatnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum tanggal rapat. Undangan harus menyebutkan agenda rapat yang memuat: (a) (b) (c) Berita acara Rapat Umum Anggota dan Rapat Umum Anggota Tahunan sebelumnya; Laporan dari anggota Pengurus dan Pengawas atas kegiatan-kegiatannya; Usulan apapun untuk didiskusikan dengan anggota, Pengurus, Pengawas, dan/atau Direktur Pelaksana yang diterima sebelum tanggal penyebaran agenda; (d) (e) (f) Detail tanggal, waktu dan tempat Rapat Umum Anggota Tahunan; Laporan Keuangan dan Neraca yang telah diaudit untuk Perkumpulan untuk tahun buku sebelumnya; Dan laporan dari Ketua Pengurus terkait dengan pemilihan atau penunjukkan kembali Pengurus dan Pengawas. Pasal 19

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Yayasan ini bernama [ ] disingkat [ ], dalam bahasa Inggris disebut [ ] disingkat [ ], untuk selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut "Yayasan" berkedudukan di

Lebih terperinci

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan ANGGARAN DASAR SAAT INI ANGGARAN DASAR PERUBAHAN PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan PASAL 3 MAKSUD DAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pada saat ini perkumpulan orang di Indonesia

Lebih terperinci

Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah

Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah AKTA PENDIRIAN YAYASAN "..." Nomor :... Pada hari ini,..., tanggal... 2012 (duaribu duabelas) pukul... Waktu Indonesia Barat. Berhadapan dengan saya, RUFINA INDRAWATI TENGGONO, Sarjana Hukum, Notaris di

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pada saat ini perkumpulan di Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan berdasarkan kebiasaan dalam masyarakat,

Lebih terperinci

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001 UU Tentang Yayasan BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA

ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Yayasan ini bernama Yayasan Gedhe Nusantara (selanjutnya dalam anggaran dasar ini cukup disingkat dengan Yayasan), berkedudukan

Lebih terperinci

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini dilakukan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk.

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. Pasal SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. Pasal PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM PASAL 10 PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 112, 2001 Kehakiman. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. (Penjelasan dalam Tambahan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA atau dikenal dengan ASOSIASI MANAJER INVESTASI INDONESIA (AMII) 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA atau dikenal

Lebih terperinci

1 / 25 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Y A Y A S A N Diubah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk.

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. 1 PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. BAGIAN I : DASAR HUKUM Pembentukan, pengorganisasian, mekasnisme kerja, tugas

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace diubah: UU 28-2004 file PDF: [1] LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 112, 2001 Kehakiman. Keuangan. Yayasan. Bantuan. Hibah. Wasiat. (Penjelasan

Lebih terperinci

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PERKUMPULAN Nomor : 35.- -Pada hari ini, Selasa, tanggal 15 (lima belas), bulan Juli, tahun 2014 (dua ribu empat belas), pukul 16.15 (enam belas lewat lima belas menit) WIB (Waktu Indonesia Barat).------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pendirian Yayasan di Indonesia selama ini

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undangundang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS 1 tahun ~ keharusan Perseroan menyesuaikan ketentuan Undang-undang ini Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, Perseroan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

Lebih terperinci

PIAGAM KOMISARIS. A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan

PIAGAM KOMISARIS. A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan PIAGAM KOMISARIS A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan I. Struktur: 1. Dewan Komisaris paling sedikit terdiri dari 2 (dua) orang anggota. Salah satu anggota menjabat sebagai Komisaris Utama dan satu

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA Anggaran Dasar di bawah ini adalah Anggaran Dasar Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia sebagaimana telah diubah dan disahkan dalam Rapat Anggota

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-undang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 40-2007 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 13, 1995 ( Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3587) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk ( Perseroan )

ANGGARAN DASAR PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk ( Perseroan ) ANGGARAN DASAR PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk ( Perseroan ) Akta Pendirian Perseroan yang memuat ketentuan-ketentuan anggaran dasar Perseroan telah beberapa kali diubah, dan yang terakhir dengan Akta Pernyataan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK Sesuai Dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Trimegah Securities Tbk No. 51 tanggal 27 Mei 2015, yang dibuat dihadapan Fathiah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) Bismillahirrahmanirrahim PEMBUKAAN Manusia dianugerahi potensi diri dan hikmah tertinggi yang membuatnya lebih mulia dari mahkluk

Lebih terperinci

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. DENGAN PERATURAN POJK NOMOR 32/ POJK.04/2014 DAN NOMOR 33/ POJK.

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. DENGAN PERATURAN POJK NOMOR 32/ POJK.04/2014 DAN NOMOR 33/ POJK. RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. DENGAN PERATURAN POJK NOMOR 32/ POJK.04/2014 DAN NOMOR 33/ POJK.04/2014 Sebelum/ Before Pasal 11 Ayat 5 Pasal 11 Ayat 5 5. (a) Seorang

Lebih terperinci

CONTOH AKTA PENDIRIAN (BARU) YAYASAN YAYASAN

CONTOH AKTA PENDIRIAN (BARU) YAYASAN YAYASAN CONTOH AKTA PENDIRIAN (BARU) YAYASAN YAYASAN Nomor: - Pada hari ini, - tanggal - bulan - tahun - pukul WI (Waktu Indonesia ). -------------------------------------- Menghadap kepada saya 1,--------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan sebelum

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan sebelum CONTOH AKTA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN UNTUK YAYASAN YANG DIDIRIKAN SEBELUM BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, DAN TELAH MEMENUHI KETENTUAN PASAL 37 A PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1

ANGGARAN DASAR PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1 ANGGARAN DASAR PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT. BFI FINANCE INDONESIA Tbk, (selanjutnya cukup disingkat dengan Perseroan ) berkedudukan

Lebih terperinci

AKTA PENDIRIAN YAYASAN Nomor : -Pada hari ini,

AKTA PENDIRIAN YAYASAN Nomor : -Pada hari ini, AKTA PENDIRIAN YAYASAN Nomor : -Pada hari ini, -Pukul WIB -Hadir dihadapan saya, DEWI KUSUMAWATI, Sarjana ---- Hukum, Notaris di Jakarta, dengan dihadiri oleh ---- saksi-saksi yang saya, Notaris, kenal

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peraturan tentang Perseroan Terbatas sebagaimana

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI DAFTAR ISI PASAL 1 Tujuan... 2 PASAL 2 Definisi... 2 PASAL 3 Keanggotaan Direksi... 2 PASAL 4 Persyaratan... 3 PASAL 5 Masa Jabatan... 4 PASAL 6 Pemberhentian Sementara...

Lebih terperinci

Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001,

Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001, Negara Indonesia, bertempat tinggal di Kota Administrasi Jakarta Timur, Kecamatan-- Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001, ------ alamat Jalan Matraman Salemba VIII/9,

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA) Sumber: LN 1995/13; TLN NO. 3587 Tentang: PERSEROAN TERBATAS Indeks: PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk

PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk I. LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 35 Ayat (1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten

Lebih terperinci

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT. ABM INVESTAMA Tbk. (selanjutnya cukup disingkat dengan Perseroan ), berkedudukan di Jakarta Selatan. 2. Perseroan dapat membuka cabang,

Lebih terperinci

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Anggaran Dasar Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH Bahwa kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat adalah salah satu hak asasi manusia yang sangat

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI. Piagam ini diterbitkan untuk menjadi panduan Direksi dan anggotanya dalam mengelola dan menjalankan Perseroan. A.

PIAGAM DIREKSI. Piagam ini diterbitkan untuk menjadi panduan Direksi dan anggotanya dalam mengelola dan menjalankan Perseroan. A. PIAGAM DIREKSI Piagam ini diterbitkan untuk menjadi panduan Direksi dan anggotanya dalam mengelola dan menjalankan Perseroan. 1. Peraturan Perseroan No. 40/2007 A. LEGAL BASIS 2. Peraturan Pasar Modal

Lebih terperinci

PEDOMAN DEWAN DIREKSI PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING TBK

PEDOMAN DEWAN DIREKSI PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING TBK PEDOMAN DEWAN DIREKSI PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING TBK TUJUAN Pedoman Dewan Komisaris dan Direksi dibuat sebagai landasan atau pedoman yang mengikat setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan tujuan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN Pasal 1 Landasan Penyusunan 1. Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan pada Anggaran Dasar yang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi merupakan wadah usaha bersama yang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1

ANGGARAN DASAR ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 ANGGARAN DASAR ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Asosiaasi ini bernama ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA,

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS DAFTAR ISI PASAL 1 Tujuan... 2 PASAL 2 Definisi... 2 PASAL 3 Keanggotaan Dewan Komisaris... 2 PASAL 4 Persyaratan... 3 PASAL 5 Masa Jabatan... 4 PASAL 6 Waktu

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. KETENTUAN UMUM II. 1. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.212, 2012 PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warga Negara. Kesejahteraan. Koperasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Dewan Komisaris PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

A N G G A R A N D A S A R

A N G G A R A N D A S A R A N G G A R A N D A S A R D A F T A R I S I : 1. Mukadimah 2. Bab I: Ketentuan Umum Pasal 1 3. Bab II: Nama, Tempat Kedudukan dan Jangka Waktu Pendirian Pasal 2 4. Bab III: Asas, Landasan, Tujuan dan Kegiatan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk. SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN SEMEN GRESIK. Nomor : 0033/Kpts/Dir/2014 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk. SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN SEMEN GRESIK. Nomor : 0033/Kpts/Dir/2014 TENTANG SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk. SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN SEMEN GRESIK Nomor : 0033/Kpts/Dir/2014 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN SEMEN GRESIK DIREKSI Menimbang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BMW CAR CLUBS INDONESIA BAGIAN PERTAMA KEANGGOTAAN. Pasal 1 Definisi

ANGGARAN RUMAH TANGGA BMW CAR CLUBS INDONESIA BAGIAN PERTAMA KEANGGOTAAN. Pasal 1 Definisi ANGGARAN RUMAH TANGGA BMW CAR CLUBS INDONESIA BAGIAN PERTAMA KEANGGOTAAN Pasal 1 Definisi 1. Sesuai dengan Anggaran Dasar BMW Car Clubs Indonesia (BMWCCI), beberapa hal yang spesifik akan diperinci, dinyatakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DEWAN KOMISARIS 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra )

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -----BAB I ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ----

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA BAB I PERHIMPUNAN WILAYAH Syarat dan Tatacara Pendirian Perhimpunan Wilayah Pasal 1 (1) Perhimpunan Wilayah adalah

Lebih terperinci

YAYASAN Contoh akta Yayasan yang didirikan sebelum berlakunya Undang-undang nomor 16

YAYASAN Contoh akta Yayasan yang didirikan sebelum berlakunya Undang-undang nomor 16 CONTOH AKTA YAYASAN YANG DIDIRIKAN SEBELUM BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, DAN TELAH MEMENUHI KETENTUAN PASAL 15 A PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-368/KM.5/2005 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-368/KM.5/2005 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-368/KM.5/2005 TENTANG PENGESAHAN ATAS PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN BANK INDONESIA MENTERI

Lebih terperinci

Usulan Perubahan Anggaran Dasar Bank Permata

Usulan Perubahan Anggaran Dasar Bank Permata Usulan Perubahan Anggaran Dasar Bank Permata No. ANGGARAN DASAR PT BANK PERMATA Tbk USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT BANK PERMATA Tbk Peraturan 1. Pasal 6 ayat (4) Surat saham dan surat kolektif saham

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota KOPPEFINDO terdiri dari: a. Anggota Pendiri yaitu anggota yang tercatat di Anggaran

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Pedoman Kerja. Dewan Komisaris. & Direksi. PT Prodia Widyahusada Tbk. Revisi: 00

Pedoman Kerja. Dewan Komisaris. & Direksi. PT Prodia Widyahusada Tbk. Revisi: 00 Pedoman Kerja Dewan Komisaris & Direksi PT Prodia Widyahusada Tbk Revisi: 00 November 2017 1 DAFTAR ISI Halaman BAB I Pendahuluan A. Latar belakang dan Tujuan Penyusunan Board Manual 3 B. Ruang Lingkup

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan )

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan ) PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan ) 1. Landasan Hukum a. Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; b. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA. Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA PRIMER KOPERASI PEGAWAI UPN VETERAN YOGYAKARTA Badan Hukum : 479 a/bh/xi/12-67 BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga Primer Koperasi Pegawai UPN Veteran Yogyakarta yang selanjutnya

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR ------------------------------------ANGGARAN DASAR--------------------------------------- -----------------------------------------MUKADIMAH-------------------------------------------- Dengan rahmat Tuhan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan perekonomian nasional bertujuan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. PT MATAHARI DEPARTMENT STORE Tbk NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1

ANGGARAN DASAR. PT MATAHARI DEPARTMENT STORE Tbk NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 ANGGARAN DASAR PT MATAHARI DEPARTMENT STORE Tbk NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT MATAHARI DEPARTMENT STORE Tbk (selanjutnya disebut Perseroan), berkedudukan di Jakarta

Lebih terperinci

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan CONTOH AKTA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN UNTUK YAYASAN YANG DIDIRIKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, TAPI PENGESAHAN SEBAGAI BADAN HUKUMNYA BELUM/TIDAK DIURUS. YAYASAN

Lebih terperinci

Perseroan ), berkedudukan di Kotamadya

Perseroan ), berkedudukan di Kotamadya CONTOH AKTA PENDIRIAN / ANGGARAN DASAR PERSEROAN TERBATAS =============== ------------- NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN ------------- ---------------------- Pasal 1 ---------------------- 1. Perseroan terbatas

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini bersumber pada Anggaran Dasar IKA- STEMBAYO yang berlaku oleh karena itu tidak bertentangan dengan ketentuan

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT INDOSAT Tbk.

PIAGAM DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT INDOSAT Tbk. PIAGAM DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT INDOSAT Tbk. I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang PT Indosat Tbk. ( Indosat atau Perseroan ) adalah suatu penyedia jasa telekomunikasi dan jaringan serta suatu penyedia

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 KETENTUAN UMUM Anggota Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) adalah perseorangan dan perusahaan yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII Hasil Keputusan Rapat Kerja Nasional Pra Kongres di Jakarta tanggal 25-26 Oktober 2013 BAB I STATUS PERKUMPULAN Pasal 1 IKATAN PEJABAT

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DIREKSI PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. ("Perusahaan")

PEDOMAN KERJA DIREKSI PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. (Perusahaan) PEDOMAN KERJA DIREKSI PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. ("Perusahaan") I. PENDAHULUAN Pedoman Kerja Dewan Direksi ("Pedoman Kerja Direksi") ini merupakan bagian dari Good Corporate Governance Perusahaan yang

Lebih terperinci

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Perseroan terbatas ini bernama PT DUTA INTIDAYA Tbk, selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut Perseroan ), berkedudukan di Jakarta Selatan. 2. Perseroan dapat membuka

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia MUKADIMAH Bahwa guna mengisi dan melaksanakan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, yang berdasarkan

Lebih terperinci

Versi Final 1. RANCANGAN POIN-POIN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT MNC SKY VISION TBK RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA Jakarta, 20 Mei 2015

Versi Final 1. RANCANGAN POIN-POIN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT MNC SKY VISION TBK RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA Jakarta, 20 Mei 2015 Versi Final 1 RANCANGAN POIN-POIN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT MNC SKY VISION TBK RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA Jakarta, 20 Mei 2015 Pasal 4 Ayat 3 Ayat 3 Pasal 4 Pasal 4 Saham-saham yang masih dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. Pada hari ini, Hadir dihadapan saya, Notaris di...

AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. Pada hari ini, Hadir dihadapan saya, Notaris di... AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. NOMOR: Pada hari ini, Hadir dihadapan saya, Notaris di... Dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan akan disebut pada bagian akhir akta ini.-------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

CHARTER DEWAN KOMISARIS

CHARTER DEWAN KOMISARIS CHARTER DEWAN KOMISARIS Pedoman tentang tugas pokok dan fungsi kerja DEWAN KOMISARIS PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. 1 DAFTAR ISI Daftar Isi 2 Bab I Bab II Pendahuluan A. Latar Belakang

Lebih terperinci

PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PT Nomor : Pada hari ini, - - Pukul -Hadir dihadapan saya, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan akan disebutkan pada bagian akhir akta ini :- 1. Nama

Lebih terperinci

Usulan Perubahan Anggaran Dasar (AD)

Usulan Perubahan Anggaran Dasar (AD) AD PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM Pasal 10 PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM Pasal 10 10.8. N.A 10.8.Pemegang saham yang meminta penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (6) wajib tidak mengalihkan

Lebih terperinci

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Direksi PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PT. AKR Corporindo, Tbk.

ANGGARAN DASAR PT. AKR Corporindo, Tbk. ANGGARAN DASAR PT. AKR Corporindo, Tbk. Anggaran Dasar PT. AKR Corporindo, Tbk., sebagaimana dimuat dalam Akta Nomor 5 tanggal 5 Mei 2015, dibuat di hadapan Aryanti Artisari, SH., M.Kn., Notaris di Jakarta

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PEMBUATAN AKTA-AKTA TERKAIT DENGAN PERSEROAN TERBATAS YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH NOTARIS Oleh: Alwesius, SH, MKn Notaris-PPAT Surabaya, Shangrila Hotel, 22 April 2017 PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERSEROAN

Lebih terperinci

PT. VITALITAS GAYA MANDIRI. Nomor : 110. h)

PT. VITALITAS GAYA MANDIRI. Nomor : 110. h) AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS PT. VITALITAS GAYA MANDIRI Nomor : 110. h).----------------------------------------------------------------------------------------------- - Hadir dihadapan saya, HARTONO,

Lebih terperinci