BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia sekarang ini tidak lagi seperti dahulu yang. bertambahnya penduduk disetiap belahan dunia memaksa manusia untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kompetisi dalam dunia modern memerlukan keahlian/ keterampilan

PERAN STAKEHOLDER DALAM PELAKSANAAN WAJIB BELAJAR 9 TAHUN DI DESA PASIR MAYANG, KECAMATAN JELAI HULU, KABUPATEN KETAPANG, KALIMANTAN BARAT SKRIPSI

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

TUJUAN 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Perkembangan kemajuan bangsa sedikit

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai pemenuhan hak-hak

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

1. PENDAHULUAN. negara di dunia yang memiliki potensi sumber daya alam terbesar di sektor

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti ingin menggambarkan Peran stakeholder dalam pelaksanaan wajib

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan yang pelik dan komplek di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Andalan sumber penerimaan negara yang selama ini terletak pada

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 08 TAHUN 2000 T E N T A N G PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN ATAU PENGGABUNGAN PEKON

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

Mengeluarkan uang dalam rangka membiayai proses pendidikan adalah investasi yang sangat menguntungkan dan dapat dinikmati selama-lamanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahwa manusia merupakan sumber daya utama dalam rangka mengelola alam, sehingga pendidikan merupakan salah satu unsur penting.

Kata Kunci: Aksesibilitas dan Partisipasi Masyarakat, Pendidikan Dasar 9 Tahun, dan Daerah Perbatasan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesejahteraan merupakan dambaan setiap manusia dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pengembangan karena terletak di Jalan Raya Lintas Sumatera dan terletak

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

GARA-GARA GAK SEKOLAH JADI PUZZING DECH...

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. Bagian kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa, seorang anak

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 3 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. usaha manusia dalam rangka memajukan aktivitas. Pendidikan sebagai suatu

I. PENDAHULUAN. Kegiatan untuk mengembangkan potensi tersebut harus dilakukan secara

Pembangunan di pedesaan adalah bagian dari proses pembangunan. nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

BAB 6 PEMBAHASAN. Hipotesis pertama adalah adanya dugaan bahwa variabel peran. pendampingan tutor secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. menjadi modal dasar pembangunan nasional disektor pertanian sebagai prioritas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi setiap warganegara Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang dibuat sendiri maupun berkerja pada orang lain atau perusahaan. Pekerjaan

I. PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom

PEMERINTAH KABUPATEN TEBO

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh generasi sekarang tetapi juga dimiliki oleh generasi akan datang.

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat terutama setelah terjadi krisis ekonomi tahun Nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Badan Pusat Statistik, Penduduk buta aksara usia tahun

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 29 TAHUN 2000

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan organisasi terkecil dalam masyarakat. Secara historis

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERDAYAAN PELESTARIAN, PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN KEDAMANGAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. telah memberlakukan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Glenn Doman dalam bukunya How to Teach your Baby to Read yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

BAB III PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DESA LEBAKWANGI. kuantitas maupun kualitas masyarakat itu. Banyak sedikit jumlah penduduk di suatu tempat

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian

PENDAHULUAN. Kota adalah suatu wilayah yang akan terus menerus tumbuh seiring

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang lebih modern dan berkualitas, hal tersebut akan berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

BAB III DESKRIPSI UMUM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG BIAYA NIKAH DAN EFEKTIVITAS PENERAPANNYA

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah untuk menghadapi tantangan era globalisasi adalah dengan

HUKUM ADAT DAN KOMERSIALISASI HUTAN DI LUAR JAWA PADA MASA ORDE BARU

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 4. Kepadatan Populasi Hubungannya dengan LingkunganLatihan Soal 4.1

Indikator Ketenagakerjaan KABUPATEN WAROPEN TAHUN Oleh : Muhammad Fajar

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kualitas hidup. Istilah kualitas hidup digunakan untuk mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN JOGOROTO. Pada Bab ini memuat informasi tentang peran (tugas pokok dan fungsi)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan pokok dari pelaksanaan program yang dirancang

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia sekarang ini tidak lagi seperti dahulu yang dimanjakan oleh alam. Keadaan bumi yang semakin padat seiring dengan bertambahnya penduduk disetiap belahan dunia memaksa manusia untuk memperluas pemukiman dengan cara menebang hutan. Akibatnya hutan menjadi semakin sempit dan ketersediaan makanan yang ada di hutan pun semakin menipis. Cara lama mencari makan dengan mengambil atau tergantung pada ketersediaan makanan di hutan secara sadar maupun tidak sadar perlahan ditinggalkan oleh manusia itu sendiri. Manusia kini mencari makan dengan cara yang modern. Mereka harus bekerja untuk memenuhi tuntutan hidup. Pekerjaan mereka pun bermacam macam, mulai dari bekerja sebagai buruh dengan upah yang secukupnya, hingga bekerja di Kantor dengan upah yang memadai. Sumber Daya Manusia (SDM) juga ikut berperan dalam menentukan pekerjaan, gaji atau upah seorang pekerja. Hampir semua lapangan pekerjaan membutuhkan pekerja dengan kualitas SDM yang tinggi. Pengembangan SDM di Indonesia dilakukan melalui tiga jalur utama yaitu Pendidikan, pelatihan dan pengembangan karir di tempat kerja. Jalur pendidikan merupakan tulang punggung pengembangan SDM yang dimulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Sementara itu, jalur pelatihan dan pengembangan karir di tempat kerja merupakan jalur suplemen dankomplementerhadappendidikan. (http://www.wikimu.com/news/displaynews.aspx?id=13054) Pendidikan merupakan indikator terciptanya SDM yang berkualitas sehingga menjadikan suatu bangsa sebagai bangsa yang maju. Selain itu, pendidikan mempersiapkan calon tenaga kerja sesuai dengan potensinya masing-masing. 1

Pendidikan merupakan cermin kemajuan suatu daerah. Oleh sebab itu, masyarakat yang ada didalamnya diharapkan turut serta dalam pendidikan di daerah itu. Orang tua diharapkan member motivasi kepada anak-anaknya agar anak-anak mereka mau dan sadar akan pendidikan. Peningkatan kesadaran akan pentingnya pendidikan harus pula disertai dengan upaya peningkatan tanggung jawab dan partisifasi orang tua pada keberhasilan pendidikan peserta didik (Palekahelu D.T. dan Ferry F. Karwur, 2012:75) Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas dasar tanggung jawab Pemerintah dan pemerintah daerah (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 47 th 2008 pasal 1). Wajib belajar ditempuh dalam jangka waktu 9 tahun, atau sering disebut wajar 9 tahun. Wajib belajar 9 tahun ditempuh pendidikan di Sekolah Dasar (SD) selama enam tahun, dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) selama tiga tahun. Wajib belajar bertujuan memberikan pendidikan minimal bagi warga negara Indonesia untuk dapat mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri didalam masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Wajib belajar sebagai dasar untuk menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia. Pasir Mayang merupakan sebuah desa yang memiliki penduduk sekitar 576 jiwa. Tingkat pendidikan di Desa ini masih tergolong rendah. Hal tersebut ditunjukkan sekitar 18 orang (3%) penduduk masih buta aksara dan huruf latin, 247 orang (43%) penduduk hanya tamat Sekolah Dasar (SD), 120 orang (21%) penduduk tidak tamat Sekolah Dasar (SD), sehingga sebagian besar penduduk di Desa Pasir Mayang tidak berperan dalam pelaksanaan wajib belajar 9 tahun. Bahkan pemerintah tingkat desa mengaku tidak mengetahui adanya program 2

wajib belajar 9 tahun. Semangat orang tua untuk menyekolahkan anak mereka juga masih terbilang kurang. Hal tersebut dibuktikan kurangnya tindakan orang tua ketika mengetahui anak-anak mereka putus sekolah. Beranjak dari fenomena seperti yang telah dipaparkan tersebut penulis memandang perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui peran stakeholder dalam pelaksanaan wajib belajar 9 tahun di Desa Pasir Mayang. Penulis tertarik untuk melakuan penelitian dengan judul: PERAN STAKEHOLDER DALAM PELAKSANAAN WAJIB BELAJAR 9 TAHUN DI DESA PASIR MAYANG, KECAMATAN JELAI HULU, KABUPATEN KETAPANG, KALIMANTAN BARAT 1.2. Fokus Penelitian Dewasa ini, pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar mampu memenuhi kebutuhan hidup. Pemerintah Indonesia mewajibkan setiap warga Negaranya untuk mengikuti program wajib belajar 9 tahun. Hal tersebut dimaksudkan sebagai langkah awal agar warga Indonesia menjadi melek huruf. Namun dalam pelaksanaannya, ternyata tidak semuanya berjalan dengan lancar. Penulis melakukan studi pendahuluan di Desa Pasir Mayang, salah satu desa di Kecamatan Jelai Hulu, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Menurut data desa yang terlampir di Daftar Isian Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan Pasir Mayang, pada pendidikan masyarakat, penulis menemukan beberapa gejala problematis yaitu: 3

Dari 576 Jumlah penduduk di Desa Pasir Mayang 18 orang (3%) buta aksara dan huruf latin. Dari 576 jumlah penduduk Desa Pasir Mayang, 247 orang (43%) hanya tamat Sekolah Dasar (SD). Dari 576 jumlah penduduk Desa Pasir Mayang, 120 orang (21%) tidak tamat Sekolah Dasar (SD). Jumlah penduduk usia wajib belajar (7 15 tahun) adalah 142 orang: jumlah yang sedang SD adalah 97 orang, sedang SMP 13 orang, dan yang putus sekolah atau tidak melanjutkan ke SMP adalah 32 orang. Berdasarkan gejala problematis yang telah dipaparkan oleh penulis tersebut, penulis menemukan adanya masalah dengan tingkat pendidikan di Desa Pasir Mayang khususnya dalam pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun. Hal tersebut ditunjukan bahwa sebagian besar (64%) masyarakat Pasir Mayang tidak melaksanakan program wajib belajar 9 tahun, bahkan data desa menunjukkan masih ada warga yang buta huruf. Penulis ingin mengetahui bagaimana peran stakeholder atau pemangku kepentingan dalam pelaksanaan wajib belajar 9 tahun di Desa Pasir Mayang. maka penulis hendak menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini: 1. Bagaimana peran pemerintah daerah dalam pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun di Desa Pasir Mayang? 2. Bagaimana peran orang tua dalam pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun di Desa Pasir Mayang? 4

3. Bagaimana peran tokoh budaya atau adat dalam pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun di Desa Pasir Mayang? 4. Apa saja faktor yang menjadi penyebab putus sekolah dikalangan 1.3.Tujuan Penelitian anak-anak usia wajib belajar di Desa Pasir Mayang? Tujuan Penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui peran pemerintah daerah dalam pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun di Desa Pasir Mayang. 2. Mengetahui peran orang tua dalam pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun di Desa Pasir Mayang. 3. Mengetahui peran tokoh budaya atau adat dalam pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun di Desa Pasir Mayang. 4. Mengetahui faktor yang menjadi penyebab putus sekolah dikalangan 1.4.Signifikansi Penelitian anak-anak usia wajib belajar di Desa Pasir Mayang. 1.4.1. Signifikansi Teoritis Penelitian ini hendak mendukung PP No 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar. Pasal 4 berbunyi: Program wajib belajar diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah sesuai kewenangannya, atau masyarakat Agar tercapai tujuan wajib belajar 9 tahun, maka tidak lepas dari peran stakeholder dalam hal ini adalah Pemerintah daerah, orang tua, dan tokoh masyarakat. 5

1.4.2. Signifikansi Praktis a. Bagi masyarakat Pasir Mayang Penelitian ini diharapkan berguna bagi masyarakat Pasir Mayang sebagai upaya pemberian motivasi akan pentingnya pendidikan terutama wajib belajar 9 tahun sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dan upaya peningkatan sumber daya manusia. b. Bagi Pemerintah Penelitan ini diharapkan berguna bagi Pemerintah khususnya pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan pendidikan di daerah pedalaman terutama agar program wajib belajar 9 tahun yang telah dicanangkan dapat berjalan efektif. c. Bagi tokoh masyarakat adat Penelitian ini diharapkan berguna bagi tokoh-tokoh masyarakat adat Desa Pasir Mayang untuk agar mau bekerja sama mewujudkan terciptanya pendidikan dalam adat istiadat sehingga pendidikan tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, tetapi juga dalam masyarakat adat Pasir Mayang. d. Bagi penulis dan pembaca Penelitian ini diharapkan memberi wawasan kepada penulis dan pembaca mengenai dunia pendidikan dan diharapkan dapat memberikan teori baru untuk penelitian lebih lanjut. 6