BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan suatu bisnis tergantung pada ide, peluang dan pelaku bisnis.

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENGARUH CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT MELALUI MEMBERSHIP PROGRAM DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Keterangan Jumlah kendaraan yang masuk via gerbang tol 1. Jumlah pengun jung melalui gerban.

BAB 1 PENDAHULUAN. kaitannya dengan sikap masyarakat yang semakin kritis dalam memilih makanan. Makan

public service yang menyediakan kebutuhan penunjang, khususnya bagi para

BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pastry yang semakin meningkat memicu pelaku bisnis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bidang usaha yang terjadi di era globalisasi adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan bisnis telah menjadi perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk dan juga pelayanan yang

Konsep pemasaran terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor-faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku bisnis. Agar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha dihadapkan pada tantangan-tantangan yang baru agar dapat memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak besar terhadap pemasaran perusahaan. berbagai produk dan jasa yang semakin hari semakin homogen.

BAB V PEMBAHASAN. Dari hasil data yang telah diuji melalui uji asumsi klasik dan telah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP REVISIT INTENTION WISATAWAN SAUNG ANGKLUNG UDJO

BAB I PENDAHULUAN. baru bagi setiap perusahaan. Terutama dalam bisnis waralaba (franchise) yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berusaha bangkit dari krisis ekonomi tahun 1998, Indonesia mulai

BAB V PENUTUP. Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil dan pembahasan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dikelola sendiri yang biasa disebut sebagai guet house. Menurut AHMA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggannya. Perusahaan berlomba-lomba menerapkan strategi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tantangan ataupun ancaman bagi para pelaku bisnis. Pelaku bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jasanya dengan merangsang unsur unsur emosi konsumen yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk lebih cermat dalam menentukan strategi bisnisnya, bukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor - faktor seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih tinggi kepada pelanggan atau konsumen. Di dalam perekonomian yang kreatif ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis makanan berkembang dengan semakin banyaknya. dalam industri ini demi mencapai tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada saat ini semakin cepat salah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi telekomunikasi telepon seluler yang signifikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya produk smartphone baru yang muncul, telah mendorong perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan predikat investment grade level. Kedua, pendapatan perkapita yang

BAB I PENDAHULUAN. objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan. mereka tersebut. Tempat hiburan maupun objek wisata mampu

BAB I PENDAHULUAN. konsep pemasaran tradisional yang berfokus pada keistimewaan dan manfaat dari produk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis kafe di Indonesia saat ini khusunya dikota-kota besar semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah kemajuan komunikasi dan teknologi informasi, serta perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau pelaku bisnis adalah mempertahankan pelanggannya. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam organisasi yang berhadapan langsung dengan pelanggan. Individu tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan kesehatan, pebisnis mulai melirik jenis olahraga lain, karena

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang dilakukan diluar rumah termasuk kebiasaan mengikuti trend dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian dan perkembangan zaman khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. dan inovatif untuk menciptakan suatu bisnis yang berkelas dan bisa bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah experiential marketing. Konsep ini berusaha menghadirkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Citra Merek Dalam UKM Kelompok Seni Mahasiswa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

PENGARUH IMPLEMENTASI EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP LOYALITAS MEMBER SALON HUMAIRA

BAB I PENDAHULUAN. BRA Mooryati Soedibyo lahir di Surakarta, 5 Januari 1928 sebagai puteri yang tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Memperoleh pelanggan-pelanggan yang setia adalah cita-cita terbesar bagi

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor tidak sekedar untuk mempercepat mobilitas pengguna, melainkan juga

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. melihat konsumen sebagai manusia rasional dan emosional yang menginginkan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman di era modern ini, perawatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman lebih yang melibatkan emosi, perhatian personal dan panca indera.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya serta pembahasan yang

BAB I. PENDAHULUAN. kebutuhan, dan selera konsumen. Salah satu usaha fashion yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Bangunan Wiki Koffie Bandung

BAB I PENDAHULUAN. minuman salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh semua orang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kegiatan pemasaran sudah tidak lagi ditujukan untuk pertukaran atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang dapat menciptakan kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan kondisi persaingan yang semakin banyak antar perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. juga dari kebersihan dan kecantikan seseorang. Diera globalisasi ini

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan teknik analisis Structural Equation

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan Hotel

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara dengan penduduk yang padat. Jumlah keseluruhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh perkembangan zaman yang semakin pesat membuat setiap pemilik

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis dalam sektor jasa saat ini terus berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan ( Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap orang untuk selalu mengikuti

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan besar dalam industri Indonesia yang terjadi dalam dua dekade,

BAB 1. aktivitas pejualan barang atau jasa yg dilakukan secara langsung untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan dunia usaha di Indonesia dewasa ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia usaha pada era globalisasi sekarang ini

(Survei terhadap nasabah Bank Rakyat Indonesia) DRAFT SKRIPSI. Untuk memenuhi salah satu syarat penyusunan skripsi guna

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suci Rahayu, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi kaum wanita. Kecantikan merupakan harta yang

BAB I PENDAHULUAN. telah bermunculan berbagai macam klinik maupun salon yang menawarkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesuksesan suatu bisnis tergantung pada ide, peluang dan pelaku bisnis. Pelaku bisnis harus mampu menciptakan ide-ide baru agar dapat memberikan nilai lebih (value) kepada konsumen. Selain itu pelaku bisnis juga harus mampu untuk melihat peluang bisnis yang berkembang. Salah satu bisnis yang sedang berkembang saat ini adalah bisnis kecantikan atau sering dikenal dengan istilah salon. Salon adalah salah satu bidang jasa yang tujuannya adalah memperbaiki dan mempercantik penampilan fisik seseorang. Indonesia memiliki banyak salon yang tersebar di berbagai propinsi. Masing-masing salon memiliki keunikan dan segmen pasar tersendiri. Begitu pula dengan kota Bandung, bisnis salon berkembang dengan pesat. Hal itu bisa dilihat dari jumlah salon yang ada di Bandung. Adapun jenis-jenis salon yang terdapat di Bandung bisa dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini. TABEL 1.1 PERKEMBANGAN BISNIS SALON DI BANDUNG YANG TERDAFTAR DI BIRO PUSAT STATISTIK TAHUN 2008 No Jenis salon Jumlah 1 Salon Umum (pria/wanita) 312 2 Salon khusus muslimah 6 3 Salon khusus anak 5 Total 321 Sumber: www.cafemuslimah.com Tabel 1.1 di atas berisi jenis salon yang ada di Bandung. Dari tabel tersebut bisa terlihat ada 312 salon umum, yang diperuntukkan bagi pria dan wanita, juga terdapat lima salon khusus untuk anak atau balita, serta terdapat enam salon yang khusus untuk muslimah. Beberapa tahun terakhir ini banyak 1

2 wanita yang berusaha mencari salon yang diperuntukkan khusus untuk wanita, sehingga wanita yang menggunakan jilbab lebih leluasa dalam melakukan aktifitas perawatan di salon, tanpa khawatir auratnya dilihat oleh prima. Hal ini adalah salah satu alasan yang menyebabkan didirikannya salon muslimah. 1.2 berikut ini. Beberapa salon muslimah yang ada di Bandung bisa dilihat pada Tabel TABEL 1.2 SALON MUSLIMAH DI BANDUNG No Nama Salon Alamat 1 Moz5 salon muslimah Jl. Tubagus Ismail, Dago 2 Cyti salon Jl. Cilimus RT 01/04 - Isola 3 Humaira salon muslimah Jl. Tubagus Ismail indah 4 Lu lu house of muslimah Cikutra 5 Camilla salon muslimah Gegerkalong girang 6 Amirah muslimah salon Cihampelas Sumber: www.cafemuslimah.com Bandung memiliki enam salon muslimah yang terletak di beberapa lokasi. Setiap salon memiliki keunikan tersendiri dan daya tarik yang berbeda dibandingkan dengan salon muslimah yang lain. Untuk memulai suatu bisnis salon, perlu diperhatikan apakah salon tersebut memiliki kelebihan dibandingkan dengan salon yang lain, sehingga memberikan manfaat (benefit) baik itu nilai fungsional maupun emosional. Manfaat fungsional pada salon bisa dilihat dari kepuasan yang dirasakan konsumen terhadap jasa yang diberikan salon serta jumlah pengunjung salon pada setiap harinya. Serta manfaat emosionalnya adalah adanya rasa senang yang pada akhirnya akan menciptakan loyalitas. Adapun jumlah pengunjung salon muslimah bisa dilihat pada Tabel 1.3 pada halaman selanjutnya.

3 TABEL 1.3 JUMLAH PENGUNJUNG SALON MUSLIMAH DI BANDUNG TAHUN 2005-2008 Nama Salon Jumlah Pengunjung 2005 2006 2007 2008 Salon muslimah Moz5 - - - 312 Cyti salon 5556 6761 7248 8424 Salon muslimah Humaira 8219 8465 7612 7328 Lu lu house of muslimah 7944 8397 10797 12686 Salon muslimah Camilla 5152 5743 6761 7239 Salon muslimah Amirah 6684 8244 10476 13452 Sumber: Modifikasi dari berbagai sumber Tabel 1.3 di atas berisi jumlah pengunjung pada enam salon muslimah yang ada di Bandung. Pada tabel tersebut terlihat pada setiap tahunnya terjadi pertumbuhan jumlah pengunjung pada masing-masing salon muslimah. Tahun 2005 dan 2006 salon yang bertindak sebagai market leader adalah salon Humaira. Walaupun demikan, peningkatan terbesar pada jumlah pengunjung terjadi pada salon muslimah Amirah yaitu hampir sebesar 30% pada setiap tahunnya, dan Lu lu house of muslimah salon juga mengalami peningkatan sebesar 17% pada dua tahun terakhir. Salon muslimah Humaira juga mengalami peningkatan sebesar 3% pada tahun 2006, persentase penambahan yang paling sedikit dibandingkan salon muslimah lainnya dan mengalami penurunan pada dua tahun berikutnya sebesar 10%. Pertumbuhan jumlah pengunjung salon muslimah sebagian besar diiringi oleh pertambahan jumlah pengunjung yang membuat member card pada salon yang bersangkutan. Adapun salon muslimah yang telah memiliki member card(kartu anggota) khusus adalah Humaira, Lu lu house of muslimah dan salon muslimah Amirah. Ketiga salon muslimah ini membuat member card khusus untuk memberikan kemudahan bagi pengunjung dalam transaksinya. Adapun jumlah member pada salon muslimah bisa dilihat pada Tabel 1.4 pada halaman selanjutnya.

4 Nama Salon TABEL 1.4 MEMBER SALON MUSLIMAH TAHUN 2005-2008 Jumlah Member 2005 2006 2007 2008 Salon muslimah Humaira 1127 1274 1132 997 Lu lu house of muslimah 912 1141 1307 1496 Salon muslimah Amirah 619 931 1246 1317 Sumber: Modifikasi dari berbagai sumber Tabel 1.4 di atas menunjukan jumlah member yang dimiliki salon muslimah. Penambahan member terbanyak pada setiap tahun terjadi pada salon Amirah, Sedangkan pada tahun 2008 salon muslimah humaira mengalami penurunan jumlah member hampir 12% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan jumlah member di salon Humaira pada tiga tahun terakhir ini diindikasikan karena semakin tingginya persaingan pada bisnis salon, semakin bertambanhya salon muslimah yang memberikan keunikan dan pelayanan yang lebih baik, sehingga pengunjung disinyalir berpindah ke salon muslimah lain. TABEL 1.5 FREKUENSI KUNJUNGAN MEMBER KE SALON HUMAIRA TAHUN 2006-2008 Tahun Frekuensi kunjungan Jumlah 1-4 kali 5-8 kali 9-12 kali member 2006 676 177 421 1274 2007 699 137 296 1132 2008 566 187 244 997 Sumber: Data dari Salon Humaira Tabel 1.5 tersebut menunjukan frekuensi kunjungan member ke salon Humaira dari tahun 2006-2008. Dari tabel tersebut terlihat terjadi penurunan jumlah kunjungan pada dua tahun terakhir. Pada tahun 2006 sebanyak 421 member melakukan perawatan di salon Humaira, tetapi tahun 2007 hanya ada 296 member yang melakukan perawatan sebanyak 9 sampai 12 kali dalam satu

5 tahun. Tahun 2008 penurunan kembali terjadi, dan sebanyak 566 member hanya melakukan 1-4 kali perawatan dalam satu tahun. Survei yang dilakukan pada 30 member salon menunjukan rendahnya loyalitas yang dimiliki oleh member. Frekuensi kunjungan member sangat rendah. 21 member melakukan perawatan tidak lebih dari 2 kali dalam satu bulan. Serta hanya 4 member yang membeli produk yang dijual oleh salon, selain melakukan perawatan. Selain itu member juga jarang merekomendasikan salon Humaira kepada pihak lain. Hal ini dilihat dari hasil survey dari 30 orang member, yang merekomendasikan salon kepada orang lain hanya sebesar 7 orang saja. Dan terkadang member juga masih mencoba perawatan ke salon muslimah lain selain Humaira. Hal ini menunjukan loyalitas yang rendah bagi member salon Humaira. Loyalitas yang rendah juga ditunjukan dengan berkurangnya jumlah member yang mengunjungi salon Humaira. Upaya yang dilakukan salon Humaira untuk mengatasi penurunan jumlah member dan pengunjung untuk menciptakan pengunjung yang loyal adalah dengan melakukan pembenahan pada beberapa aspek agar dapat menarik minat wanita untuk mengunjungi dan menggunakan jasa salon Humaira. Adapun strategi yang digunakan salon Humaira untuk meningkatkan pangsa pasar dan mempertahankan jumlah member adalah dengan memberikan harga pelajar kepada wanita yang masih bersekolah, memberikan potongan harga bagi pemegang member card, selain itu salon muslimah Humaira juga memberikan pelayanan gratis kepada member disaat mereka berulang tahun. Strategi lain yang dilakukan Humaira adalah dengan memperbaiki suasana salon agar lebih nyaman, dan mulai menerapkan strategi experiential marketing. Experiential marketing adalah pendekatan yang dilakukan untuk

6 memberikan informasi mengenai produk atau jasa. Adanya experiential marketing, akan mampu membuat pelanggan bisa membedakan produk dan jasa yang satu dengan lainnya karena mereka dapat merasakan dan memperoleh pengalaman secara langsung melalui lima pendekatan (sense, feel, think, act, relate), baik sebelum maupun ketika mereka mengkonsumsi sebuah produk atau jasa. (Adreani :7, Pengaruh experiential Marketing melalui lima pendekatan (sense, feel, think, act dan relate) terhadap loyalitas kunjungan di Mc.D, Surabaya jurnal manajemen pemasaran Vol 2, No 1 tahun 2007). Adapun penerapan experiential marketing pada salon humaira adalah dengan lebih menekankan pada pengalaman (experience) pengunjung. Untuk menciptakan pengalaman yang baik, Humaira berusaha menciptakan sense yang berkaitan dengan gaya (style) muslimah dalam pengemasan desain salon. Pemilihan warna hijau yang tidak mencolok dalam warna salon dan desain minimalis yang ditampilkan membuat pengunjung merasa betah dan tidak canggung berada di salon. Hal ini bertujuan agar bisa membuat pengunjung merasa nyaman dan betah saat melakukan aktivitas perawatan di salon. Selain itu pegawai dari salon muslimah sendiri mengenakan jilbab sehingga bisa menciptakan ikatan emosi yang dalam kepada pengunjung. Pihak salon Humaira juga berusaha menciptakan feel yang baik antara pengunjung dengan pegawai salon. Feel dalam hal ini berbeda dengan kesan sensorik, karena dalam hal ini berkaitan dengan suasana hati dan jiwa pengunjung. Untuk menciptakan feel yang baik, pegawai salon Humaira memberikan pelayanan terbaik dimulai dari saat pengunjung datang, mempersilahkan masuk dan menawarkan jenis perawatan yang tersedia. Selain itu, pegawai salon juga menjelaskan jenis-jenis perawatan, alokasi waktu yang

7 digunakan dan biaya yang harus dibayarkan pada perawatan tersebut. Pegawai salon humaira berusaha membuat pengunjung merasa nyaman dengan cara melayani dengan ramah, dan berusaha mengerti kebutuhan dari pengunjung salon. Setelah pengunjung memilih perawatan, pengunjung dipersilahkan untuk menunggu di ruang tunggu dan mempersiapkan diri untuk perawatan. Feel yang baik akan menciptakan ikatan yang baik antara pengunjung dengan pegawai, sehingga akan menciptakan kepuasan dan sikap loyal pada pengunjung. Penerapan sense dan feel yang dilakukan salon Humaira, diharapkan akan mampu menciptakan pemikiran positif (think) pada hati member salon Humaira sehingga diharapkan akan menumbuhkan kesan mendalam dan akhirnya menimbulkan aksi (act) positif dari member dan menciptakan hubungan yang baik antara pengguna produk dengan salon(relate). Schmitt (1999:34) mengemukakan manfaat penerapan experiential marketing adalah untuk membangkitkan kembali merek yang sedang merosot, untuk membedakan satu produk dengan produk pesaing, untuk menciptakan citra dan identitas sebuah perusahaan, untuk mempromosikan inovasi, untuk membujuk percobaan, pembelian dan loyalitas konsumen. Mengingat pentingnya penerapan experiential marketing dan bagaimana pengaruhnya terhadap loyalitas pengunjung salon Humaira, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Implementasi Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Member Salon Humaira (Survei pada Member Salon Humaira). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut, industri kecantikan menunjukkan persaingan yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari persaingan salon muslimah

8 dalam memperebutkan konsumen. Salon Humaira yang pada awalnya merupakan salah satu salon muslimah yang maju, terutama karena dalam bisnis salon merupakan market leader pada tahun 2005 dan 2006. Namun pada dua tahun terakhir ini salon humaira mengalami penurunan hampir 10%, yang disebabkan persaingan pada bisnis salon yang semakin tinggi akibat munculnya kompetitor-kompetitor baru yang menawarkan jasa sejenis dengan keunikan dan kelebihan dibandingkan salon humaira. Penurunan jumlah pengunjung dan jumlah member di salon Humaira terjadi dalam waktu dua tahun terakhir. Hal ini mengindikasikan bahwa pengunjung pada salon Humaira adalah member yang tidak loyal. Konsumen dalam hal ini adalah member berada dalam posisi yang sangat kuat karena tersedianya banyak alternatif untuk memenuhi kebutuhan mereka akan jasa salon. Oleh karena itu salon Humaira harus senantiasa meningkatkan strategi pemasaran untuk menarik perhatian pengunjung. Salah satu strategi yang dinilai tepat ialah melalui penerapan experiential marketing yang meliputi pendekatan dengan sense, feel, think, act dan relate. Sehingga diharapkan jumlah pengunjung akan meningkat, jumlah member akan bertambah dan member akan loyal kembali kepada salon humaira, sehingga salon humaira dapat meraih kembali posisinya sebagai market leader. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka yang menjadi tema sentral dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Terjadi penurunan jumlah member pada salon Humaira pada beberapa tahun terakhir. Penurunan jumlah member ini terjadi seiring dengan bertambahnya salon muslimah yang ada. Banyak faktor yang bisa menyebabkan penurunan jumlah member, diantaranya pelayanan yang

9 kurang memuaskan, keunikan dan penetapan harga serta promosi yang kurang menimbulkan kesan mendalam bagi member. Beberapa faktor diatas, mengindikasikan penurunan jumlah member di Salon Humaira ini terjadi karena karena banyaknya kompetitor pada bidang usaha sejenis yang menawarkan keunikan pelayanan yang lebih baik dan menimbulkan kesan baik dimata member, sehingga membuat member yang tidak loyal beralih ke salon muslimah lain. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1) Bagaimana gambaran implementasi experiential marketing pada salon Humaira 2) Bagaimana gambaran loyalitas pengunjung di salon Humaira 3) Seberapa besar pengaruh implementasi experiential marketing terhadap loyalitas pengunjung salon Humaira 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil temuan Tentang: 1) Bagaimana implementasi experiential marketing pada salon Humaira 2) Bagaimana loyalitas pengunjung di salon Humaira 3) Seberapa besar pengaruh implementasi experiential marketing terhadap loyalitas pengunjung salon Humaira

10 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu Manajemen khususnya pada Ilmu Manajemen Pemasaran, melalui pendekatan serta metode-metode yang digunakan terutama dalam upaya menggali pendekatan-pendekatan baru dalam aspek strategi pemasaran yang menyangkut pengaruh experiential marketing terhadap loyalitas konsumen, sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam mengembangkan teori pemasaran. 2) Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis (guna laksana) yaitu untuk memberikan masukan bagi Salon Humaira untuk dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengembangkan strategi pemasaran guna meningkatkan loyalitas pengunjung di masa yang akan datang. 3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi atau acuan dan sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai pengaruh implementasi experiential marketing terhadap loyalitas mengingat masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas yang belum terungkap dalam penelitian ini. 4) Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis (guna laksana) yaitu untuk memberikan masukan dalam bidang pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran di dalam kelas untuk dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengembangkan strategi belajar

11 mengajar guna meningkatkan kualitas di masa yang akan datang melalui relevansi materi pembelajaran sesuai dengan tuntutan dunia pekerjaan.