FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS LANGSA LAMA KOTA LANGSA TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian target MDGs (Millenium

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

HUBUNGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH PUSKESMAS WULUHAN TAHUN 2016

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI UPTD PUSKESMAS AJANGALE

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA WANITA PRAKONSEPSI DI KOTA MAKASSAR

SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KOMPLIKASI PERSALINAN PERVAGINAM DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

HUBUNGAN STATUS GIZI DALAM KEHAMILAN DENGAN STATUS EKONOMI

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Diza Fathamira Hamzah. Dosen Program Studi Farmasi Universitas Sains Cut Nyak Dhien Langsa

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

PENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN KEK PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BRINGIN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

PENELITIAN KURANG ENERGI KRONIS (KEK) IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB). sehingga akan berpengaruh kepada derajat kesehatan. (1-5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Gizi Dan Konsumsi Protein Dengan Kejadian KEK Pada Mahasiswi STIKES Ngudi Waluyo

ABSTRAK. HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU KEHAMILAN ATERM DENGAN DISMATURITAS BAYI LAHIR DI SEBUAH RS DI MEDAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN LINGKAR LENGAN ATAS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI PUSKESMAS UMBULHARJO I KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERUBAHAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK PASCA PENYULUHAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia

BAB I PENDAHULUAN. keduanya menyatu membentuk sel yang akan tumbuh. Lama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PERILAKU SADAR GIZI DI BPM CUT NANA WATI KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN.

PENGARUH KADAR HB DAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indoensia mencapai 359 per jumlah

JARAK KEHAMILAN BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI DESA MULYASARI KABUPATEN CIANJUR

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER I

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

KARAKTERISTIK UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KURANG ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS WONGKADITI KOTA GORONTALO. Heni PanaI. Polteknik Kesehatan Provinsi Gorontalo

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Bambu Apus, Jakarta Timur

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan

ABSTRACT. Keywords :Chronic Energy Deficiency, Adolescent Girl, Level of Energy Consumption, Level of Protein Consumption, Body Mass

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUDAYA PANTANG MAKAN, STATUS EKONOMI, DAN PENGETAHUAN ZAT GIZI IBU HAMIL PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN STATUS GIZI. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI (FE) DI KECAMATAN TARERAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

FAKTOR RISIKO KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGKAWANG TIMUR DAN UTARA KOTA SINGKAWANG

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

GAMBARAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIK DAN POLA MAKAN WANITA USIA SUBUR DI DESA PESINGGAHAN, KECAMATAN DAWAN, KLUNGKUNG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

Ratna Feti Wulandari Akademi Kebidanan Pamenang Pare - Kediri

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menilai proses tumbuh kembang pasca kelahiran ditinjau dari segi

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2013

ANALISIS MULTILEVEL PENYEBAB BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS KABUPATEN LAHAT

BAB I PENDAHULUAN. Menimbang berat badan bayi merupakan salah satu upaya yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Masalah tumbuh kembang merupkan masalah yang masih perlu

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS IBU HAMIL DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI PUSKESMAS SIGUMPAR KABUPATEN TOBASAMOSIR

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI SEIMBANG BAGI IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN PALMERAH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN URANGAN ENERGI KRONIK () PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS LANGSA LAMA KOTA LANGSA TAHUN 2015 Lili Angriani Lubis 1, Zulhaida Lubis 2, Evawany Aritonang 2 1) Mahasiswa Kesehatan Masyarakat 2) Staf Pengajar FKM USU ABSTRACT The pregnant woman with Chronic Energy Deficiency (CED) will birth a baby with low birth weight and risk of sudden mortality in prenatal. This condition, more of mother will died due to blooding and it will increase the mortality rate of neonate and mother. The objective of this research is to study factors related to the chronic energy deficiency event for pregnant woman, and this research was conducted at Puskesmas Langsa Lama, Langsa city. This research is analytic survey with cross sectional design. Sample in this research is 68 pregnant women, with questioner instrument to showed relationship of CED with pregnant woman with interview. The result of this research indicates that there was a correlation between knowledge and chronic energy deficiency incident that 29 pregnant woman with sufficiency knowledge with CED is 17.2 % while 21 of pregnant woman with low knowledge with CED is 76.2 %, with chi-square test (0.001). there is a correlation between income and CED incident to pregnant woman that indicates of 48 pregnant woman with the sufficient income with CED is 25 % and of 20 pregnant woman with low income and with CED 65 % with chi-square test (0.001). in addition, there is a correlation between the antenatal care assessment and CED incident to the pregnant woman. Of 24 pregnant women with antenatal care assessment with CED is 0%, while without assessment and with CED 48.0 % with chi-square test (0.001). It hope that the health staff at Langsa Lama Puskesmas can provide input and depiction about health condition ion provide the health extension and service for good nutrition supply for pregnant woman. It hopes to pregnant woman must be attention to their nutrition during the pregnancy. Keywords: Chronic Energy Deficiency (CED), Knowledge, Income, Antenatal Care Pendahuluan Program kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu program pokok di puskesmas yang mendapat prioritas tinggi, mengingat kelompok ibu hamil, menyusui, bayi, dan anak merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap kesakitan dan kematian (Sani, dkk., 2009). Angka dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm. Akibat yang paling relevan dari ibu hamil adalah terjadinya bayi lahir dengan BBLR (kurang dari 2.500 gram) (Mina, 2013). Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan kejadian kelahiran premature yang negara-negara anggota ASEAN, disebabkan karena ibu hamil yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari mengalami kurang gizi (kurang Malaysia, 1,3 kali lebih tinggi dari energi kronis/, yang ditandai Filipina, dan 1,8 kali lebih tinggi dari

Thailand. Beberapa penyebab kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan 28 minggu sampai hari ke-7 setelah persalinan (masa perinatal). Penyebab kematian bayi yang terbanyak adalah karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir yang rendah, yaitu sebesar 38,85% (Sutriani, 2010). Angka kematian bayi dan ibu serta bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang tinggi pada hakekatnya juga ditentukan oleh status gizi ibu hamil. Ibu hamil dengan status gizi buruk atau mengalami (Kurang Energi Kronis) cenderung melahirkan bayi BBLR dan dihadapkan pada risiko kematian yang lebih besar dibanding dengan bayi yang dilahirkan ibu dengan berat badan yang normal. Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami 3 masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi Kronik () dan animea (Saimin dalam Ferial (2011). Kejadian dan anemia pada ibu hamil umumnya disebabkan karena rendahnya asupan zat gizi ibu selama kehamilan bukan hanya berakibat pada ibu bayi yang dilahirkannya, tetapi juga faktor resiko kematian ibu (Almatsier, 2004). Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, proporsi wanita usia subur resiko usia 15-19 tahun yang hamil sebanyak 38,5% dan yang tidak hamil sebanyak 46,6%. Pada usia 20-24 tahun adalah sebanyak 30,1% yang hamil dan yang tidak hamil sebanyak 30,6%. Selain itu, pada usia 25-29 tahun adalah sebanyak 20,9% yang hamil dan 19,3% yang tidak hamil. Serta pada usia 30-34 tahun adalah sebanyak 21,4% yang hamil dan 13,6% yang tidak hamil. Hal ini menunjukkan proporsi WUS (Wanita Usia Subur) risiko mengalami peningkatan dalam kurun waktu selama 7 tahun. Enam belas provinsi dengan prevalensi risiko diatas nasional, yaitu Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Selatan, Aceh, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Papua Barat, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Timur. Di Provinsi Aceh, prevalensi risiko wanita hamil usia 15-49 tahun yang hamil sebanyak 20% sedangkan prevalensi risiko wanita usia subur (tidak hamil). Secara nasional prevalensi risiko WUS sebanyak 21% (Riskesdas, 2013). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Langsa pada tahun 2014 didapat 3.801 ibu hamil dan sebanyak 167 (4,3%) ibu hamil yang mengalami ( Kekuranga Energi Kronis ), sedangkan pada Januari - Juni 2015 dari 2.181 ibu hamil terdapat sebanyak 243 (11,14%) (ibu hamil yang mengalami (Kekurangan Energi Kronis). Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti membuat perumusan masalah bagaimanakah Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik () pada Ibu Hamil di Puskesmas Langsa Lama Kota Langsa Tahun 2015. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan survey analitik yaitu dengan desain penelitian cross sectional study yang berlokasi di wilayah kerja Puskesmas Langsa Lama, Kota Langsa Provinsi

Aceh. Populasi dalam penelitian ini adalah 213 ibu hamil. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik Proportional Random Sampling dengan kriteria ibu hamil yang bersedia diwawancarai, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 68 orang. Metode Analisa data dalam penelitan ini adalah Editing, Coding, Scoring, dan Tabulating. Hasil dan Pembahasan 1. Karateristik Ibu Hamil Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Langsa Lama Kota Langsa Aceh yang terbanyak adalah ibu hamil dengan pendidikan SLTA sebesar 45,6% dan yang paling sedikit ibu hamil dengan pendidikan SD sebesar 11,7%. Adapun distribusi ibu hamil berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Karakteristik Ibu Hamil Menurut Pendidikan Pendidikan n % PT 14 20,6 SLTA/Sederajat 31 45,6 SLTP/Sederajat 15 22,1 SD 8 1,7 Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa kelompok umur penderita Kurang Energi Kronis () di wilayah kerja Puskesmas Langsa Lama Kota Langsa Aceh pada kelompok umur 25-30 tahun sebesar 32 ibu hamil (47,5%). Distribusi umur yang mengalami kekurangan energi kronis () pada ibu hamil dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2. Karakteristik Ibu Hamil Menurut Umur Umur N % 19-24 tahun 26 38,2 25-30 tahun 32 47,5 31-36 tahun 5 7 37-42 tahun 3 4,4 >40 tahun 2 2,9 Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa usia kehamilan ibu di wilayah kerja Puskesmas Langsa Lama Kota Langsa Aceh mayoritas dengan usia kehamilan 14-27 minggu ada 29 ibu hamil ( 42,6%) dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3. Karakteristik Ibu Hamil Menurut Usia Kehamilan Ibu Usia Kehamilan N % Trimester I 22 32,4 Trimester II 29 42,6 Trimester III 17 25 2. (Kekurangan Energi Kronis) Berdasarkan tabel dibawah ini dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 68 ibu hamil sebanyak 24 (35,3%) ibu hamil yang mengalami (Kekurangan Energi Kronis) dan sebanyak 44 (64,7%) ibu hamil tidak mengalami (Kekurangan Energi Kronis). Tabel 4. Distribusi Frekuens (Kekurangan Energi Kronis) pada Ibu Hamil di Puskesmas Langsa Lama Tahun 2015 n % Ya 24 35,3 Tidak 44 64,7 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Rahayu (2012) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kekurangan energi kronik () menunjuk hasil pada variabel umur beresiko yaitu sebanyak 87,5 %, pada umur kehamilan sebagian besar umur kehamilan trimester III yaitu 50 %, pendidikan didapat sebagian besar mampu sebanyak 58,3 %, lulus SMA sebanyak 83,3 %, dan pengetahuan sebagian besar kurang yaitu 75 % manyoritas ibu hamil tidak mengalami yaitu sebanyak 66,7 %. Kebutuhan gizi akan terus menerus meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trimester ke dua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin berlangsung sangat cepat. Hal lain yang perlu diperhatikan meskipun nafsu makan meningkat, tetaplah berpegang pada pola makanan dengan gizi seimbang. Sjahmien Moehdji (2003) menyatakan bahwa jika masukan zat gizi dari makanan tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi zat gizi, yang termanifestasi oleh adanya gejala yang timbul. Masukan zat gizi yang berasal dari makanan yang dimakan setiap hari harus dapat memenuhi kebutuhan. Disamping untuk memenuhi kebutuhan tubuh ibunya sendiri, zat gizi juga dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembang an janin. 3. Kejadian Berdasarkan Pengetahuan Berdasarkan tingkat pengetahuan dari 68 ibu hamil manyoritas ibu dengan pengetahuan yang cukup tentang yaitu sebanyak 29 ibu (42,6 %), dan minoritas ibu dengan pengetahuan baik tentang yaitu sebanyak 18 ibu hamil (26,5 %). Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan pada Ibu Hamil tentang di Puskesmas Langsa Lama Tahun 2015 Pengetahuan Ibu Hamil n % Baik 18 26,5 Cukup 29 42,6 Kurang 21 30,9 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pada Ibu Hamil Berdasarkan Pengetahuan Di Puskesmas Langsa Lama Tahun 2015 Pengetahuan Ya Tidak Jumlah % N % n % P. Value Baik Cukup Kurang 3 5 16 16,7 17,2 76,2 15 24 5 83,3 82,8 23,8 18 29 21 100 100 100.001 Berdasarkan hasil penelitian, ibu hamil dengan pengetahuan baik yang tidak mengalami sebanyak 83,3 % dan ibu hamil yang mengalami ada 16,7 %. Ibu hamil dengan pengetahuan cukup yang mengalami ada 17,2 % dan yang tidak ada 82,8 %. Sedangkan ibu hamil dengan pengetahuan kurang yang mengalami ada sebanyak 76,2 % dan yang tidak mengalami ada 23,8 %. Hasil penelitian ini sesuai dengan Widyawati (2012) hubungan antara pengetahuan tentang gizi dan konsumsi protein dengan kejadian menunjukan bahwa ada

hubungan yang bermakana antara pengetahuan tentang gizi dengan kejadian (p = 0,0000 < 0,05). Tingkat konsumsi protein dengan kejadian diketahui tidak ada hubungan yang bermakna antara konsumsi protein dengan kejadian (p= 0,975 > 0,05 ). Pengetahuan yang baik pada gizi seseorang membuat orang tersebut akan semakin memperhitungkan jumlah dan jenis makanan yang dipilihnya untuk dikonsumsi. Orang yang berpengetahuan gizinya rendah akan berperilaku memilih makanan yang menarik panca indra dan tidak mengadakan pilihan berdasarkan nilai gizi makanan tersebut. Sebaliknya mereka yang memiliki pengetahuan tinggi cenderung lebih banyak menggunakan pertimbangan rasional dan pengetahuan tentang nialai gizi makanan tersebut. Menurut hasil penelitian Nora (2013) tentang gambaran karakteristik ibu hamil yang menderita kekurangan energi kronis () di kecamatan Wonosalam Kabupaten Demark Menunjukan bahwa ibu hamil memiliki pengetahuan cukup tentang sebanyak 15 orang (50%), dan sebagian besar ibu hamil yang menderita memiliki status ekonomi yang tinggi yaitu sebanyak 18 orang (60%) ibu hamil yang menderita kekurangan energi kronis mempunyai pengetahuan cukup tentang dengan tingkat tamat SMA dan mempunyai status ekonomi yang tinggi, tidak semua ibu hamil yang menderita mempunyai tingkat pendidikan rendah dan status ekonomi yang rendah pula. Menurut Notoadmodjo (2010) hubungan antara pengetahuan, sikap, niat dan prilaku akan mempengaruhi keikutsertaan seseorang dalam suatu aktifitas tertentu. Adanya pengetahua n terhadap manfaat sesuatu hal, akan menyebabkan orang mempunyai sikp yang positif terhadap hal tersebut. Pengetahuan berisikan segi positif dan negatif. Bila sesuatu kegiatan di anggap lebih banyak segi positifnya, maka kemungkinan seeseorang akan mengikuti kegiatan tersebut. dalam hal ini ibu hamil yang rajin melakukan pemeriksaan kehamilan akan menerapkan hal-hal yang positif yang disarankan petugas kesehatan seperti memperhatikan mengkonsumsi makanan yang bergizi khususnya selama kehamilan untuk mencegah terjadinya. 4. Kejadian berdasarkan Pendapatan Keluarga Berdasarkan tabel dibawah ini pendapatan rumah tangga dari 68 ibu hamil manyoritas ibu hamil dengan pendapatan cukup sebanyak 48 (70,6%) dan minoritas ibu hamil dengan pendapatan rendah sebanyak 20 (29,4%). Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pendapatan Keluarga Ibu Hamil di Puskesmas Langsa Lama Tahun 2015 Pendapatan Keluarga n % Cukup 48 70,6 Rendah 20 29,4

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pada Ibu Hamil berdasarkan Pendapatan di Puskesmas Langsa Lama Tahun 2015 Pendapatan Ya Tidak Jumlah % n % n % P.Value Cukup 11 22,9 37 77,1 48 100.001 Rendah 13 65,0 7 35,0 20 100 Berdasarkan hasil penelitian bahwa pendapatan keluarga ibu hamil yang memiliki pendapatan cukup yang tidak mengalami sebanyak 77,1% dan yang mengalami sebanyak 22,9%. Sedangkan ibu hamil yang memiliki pendapatan rendah yang mengalami sebanyak 65,0% dan yang tidak 35,0 %. Penelitian ini menunjukkan hubungan bermakna antara pendapatan keluarga per bulan dengan kejadian pada ibu hamil. Keadaan ini menyimpulkan bahwa proporsi ibu hamil lebih banyak pada ibu yang mempunyai pendapatan rendah yaitu kurang dari Rp.1.750.000,- per bulan ada 65,0 %. Sejalan dengan temuan Amrullah (2006), yang menyatakan bahwa ada hubungan nyata antara pendapatan suami dengan risiko pada ibu hamil, semakin tinggi tingkat pendapatan suami maka status gizi ibu hamil cenderung lebih baik sehingga lebih kecil kemungkinannya untuk berisiko dibandingkan dengan ibu hamil yang berasal dari status sosial ekonomi rendah. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Tenri (2012) Tentang Hubungan Sosial Ekonomi Dengan menunjukan pada pendidikan terdapat nilai signifikan p=0,000 dengan pada wanita prakonsepsi di Kota Makassar. Pada pekerjaan p=0,535 dengan pada wanita pra konsepsi di kota Makassar sedangkan pada pengeluaran pangan p=0,012 dengan pada wanita pra konsepsi di Kota Makassar. Di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan dan tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan sedangkan pada pengeluaran pangan terdapat hubungan yang signifikan dengan. Pengeluaran yang rendah berpeluang besar menyebabkan terjadinya yang menyebabkan akan berpengaruh dengan kualitas belanja pangan menyebabkan pemenuhan kebutuhan gizi khususnya energi dan protein semakin kecil. Menurut Suhardjo (2002) yang menyatakan bahwa pada umumnya, jika tingkat pendapatan naik maka jumlah makanan yang dimakan cenderung membaik juga. Secara tidak langsung zat gizi tubuh akan terpenuhi dan akan meningkatkan status gizi. 5 Kejadian berdasarkan Pameriksaan Kehamilan (ANC) Berdasarkan tabel dibawah ini dari 68 ibu hamil lebih banyak ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan yaitu 44 ibu hamil dan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan ada 24 ibu hamil.

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas Langsa Lama Tahun 2015 Pemeriksaan Kehamilan Usia Kehamilan Baik Kurang Jumlah % n % n % Trimester I 7 31,8 15 68,2 22 100 Trimester II 8 27,6 21 72,4 29 100 Trimester III 9 52,9 8 47,1 17 100 Tabel 10. Distribusi Frekuensi pada Ibu Hamil berdasarkan Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas Langsa Lama Tahun 2015 Pemeriksaan Ya Tidak jumlah % kehamilan n % n % P.Value Sesuai 0 0 18 100 18 100.001 Tidak sesuai 24 48,0 26 52,0 50 100 Berdasarkan hasil penelitian bahwa ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan yang sesuai tidak ada yang mengalami (0%), sedangkan ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan yang mengalami ada sebanyak 48,0%. Penelitian ini sesuai dengan Halim Surasih (2005) diketahui diketahui bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan keadaan pada ibu ha,il adalah jumlah konsumsi energi, usia ibu hamil, dan pendapatan kelurdga serta pengetahuan ibu tenang gizi dan kesehatanibu hamil. Dan penelitian Debby Triwidyastuti (2011) menunjukan ada hubungan yang bermakna antara ANC dengan status Haemoglobin artinya nibu hamil yang termasuk kelompok ANC beresiko lebih banyak menderita anemia (83,3 %) dengan kurangnya kunjungan terhadap bidan untuk melakukan ANC secara rutin. Menurut peneliti Antenatal care adalah upaya untuk mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin dimana dengan seringnya melakukan kunjungan terhadap bidan maka semakin mudah pula asuhan dapat diberikan bidan untuk mencegah halhal yang tidak diinginkan, dimana dengan semakin sering melakukan ANC keadaan ibu serta janin akan selalu terpantau serta ibu dapat memperoleh informasi yang ingin ibu tahu tentang keadaan kehamilannya. Kesimpulan 1. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan kejadian pada ibu hamil. Jadi,semakin baik pengetahuan ibu hamil semakin kecil resiko ibu hamil akan mengalami. 2. Ada hubungan yang signifikan antara pendapatan ibu dengan kejadian pada ibu hamil. Jadi, semakin tinggi pendapatan keluarga ibu hamil semakin kecil resiko ibu hamil akan mengalami 3. Ada hubungan yang signifikan antara pelayanan ANC ibu dengan kejadian pada ibu hamil. Jadi, semakin rutin ibu memeriksakan kehamilannya ke pelayanan kesehatan semakin

kecil resiko ibu akan mengalami Saran Kepada petugas puskesmas langsa lama kota langsa dalam rangka menurunkan prevalensi perlu dilakukan kerja sama lintas program terutama dari program Promosi Kesehatan (PROMKES) dan Pelayanan Kesehatan (YANKES) dengan menggalakkan program sosialisasi melalui Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) untuk meningkatkan pembekalan pengetahuan dan penyebarluasan informasi kesehatan, seperti kesehatan gizi ibu hamil dan faktor-faktor yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan kehamilan. Sani, ddk, 2003. Panduan Program Kesehatan Ibu Dan Anak. Sjahmie Moehji,2003. Ilmu gizi 2. Pupus Sinar Sianti. Jakarta Suhardjo, 2002. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta. Sutriani, 2010. Pertumbuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta Tenri, 2012. Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Kekurangan Energi Kronik () Di Desa Pasaman. Jawa Barat. Daftar Pustaka Almatsier, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum. Ferial, 2011. Kejadian Kekurangan Energi Kronis dengan Anemia. Fitramayana; Yogyakarta Mina, 2013. Hubungan Kejadian Kelahiran Prematur Dengan Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Alur Pinang. Aceh Nora,2013. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Yang Menderita Kekurangan Energi Kronis (Kek). www.apikescm.ac.id. Diakses Tanggal 09 April 2015 Jam 18.10.wib Notoadmodjo, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Pt. Rineka Cipta, Jakarta Riskesdas, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Diakses Tanggal 01 April 2015