Program Kerja Terpadu 2016

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

2

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Pertumbuhan Produksi Tahunan Industri Mikro dan Kecil YoY menurut Provinsi,

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

2 menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendahar

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

d. Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi serta tercatat dalam buku daftar anggota.

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS. Semester I Tahun 2013

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis baru untuk Gamatechno Campus Suite, meliputi kegiatan, waktu

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

Estimasi Kesalahan Sampling Riskesdas 2013 (Sampling errors estimation, Riskesdas 2013)

SNAPSHOT PERBANKAN SYARIAH INDONESIA

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017 MENINGKAT

PETUNJUK DISKUSI RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL (RAKERKESNAS) TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

Tabel V.1.1. REKAPITULASI PRODUKSI KAYU BULAT BERDASARKAN SUMBER PRODUKSI TAHUN 2004 S/D 2008

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

REKAPITULASI DATA PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) PER PROVINSI TAHUN 2012 SUMBER DATA : DINAS SOSIAL PROVINSI

DIREKTUR UTAMA LPDB-KUMKM Dr. Ir. Kemas Danial, MM

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH JULI 2015

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PDRB PROPINSI DAN MDG. Oleh Emil Salim Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Ketua Dewan Kehormatan PERWAKU

Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III-2017

Jumlah Ternak yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) menurut Provinsi dan Jenis Ternak (ekor),

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2017

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 3 Maret 2016

BERITA RESMI STATISTIK

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 21 Januari 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PAPUA BARAT MARET 2017 MEMBAIK

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG

Pasal II. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2014 MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SHARIF C.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.17/MENHUT-II/2013 TENTANG

Assalamu alaikum Wr. Wb.

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

QS PENGENDALIAN PENCAIRAN DANA BLM PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT TA 2015 Update 25 Februari 2016

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sebagai Wadah Pemberdayaan Masyarakat

Transkripsi:

Program Kerja Terpadu 2016 Program Kerja Terpadu 2016 Kebijakan Umum Asosiasi Manajer Koperasi Indonesia(AMKI) dalam kegiatannya berusaha untuk mewujudkan ata kelola yang semakin baik dari manajemen perkoperasian di Indonesia. Selain tata kelola yang baik pada manajemen perkoperasia AMKI juga menjalankan fungsi melakukan kegiatankegiatan diskusi dan wacana pengembangan perkoperasian Indonesia. Sehingga dalam gerakan dan kegiatan AMKI tidak hanya terfokus pada tata kelola saja tetapi juga memberikan masukan kebijakan. Jika dipersentasikan maka antara tata kelola dan sumbangan terhadap kebijakan adalah 75 % untuk perbaikan tata kelola manajemen koperasi dan 25% untuk sumbangan terhadap kebijakan yang semakin baik oleh pemerintah, gerakan koperasi dan kepengurusan koperasi. Melalui berbagai bidang kerja yang ada di AMKI, perbaikan manajerial dan bisnis koperasi secara teknis dan aplikatif sangat mungkin ditingkatkan jika AMKI secara kelembagaan didukung oleh semua anggota AMKI, Pemerintah dalam hal ini Kementrian Koperasi dan UMKM RI dan Dekopin sebagai unsur Gerakan Koperasi di Indonesia. AMKI sangat terbuka untuk menerima masukan, keluhan, dan apapun demi terciptanya tata kelola yang baik dan kebijakan perkoperasian yang mendukung terhadap tercapainya Koperasi Sebagai Soko Guru Perekonomian negeri ini. Program Kerja Kesekretariatan Arah program kerja kesekretariatan diciptakan untuk membentuk mekanisme kesekretariatan yang efektif dan efisisen. Kesekretariatan berusaha menjadi mediator yang baik antara pihak internal anggota, koperasi dengan AMKI dan AMKI dengan pihak luar. Oleh karena itu perlu semakin ditingkatkan pola pemanfaatan teknologi informasi untuk semakin mampu menyuarakan AMKI khususnya dan koperasi pada umumnya keseluruh masyarakat. Program Kerja Umum Bendahara Bendahara sebagai tulang punggung kegiatan keuangan yang membiayai seluruh kegiatan organisasi harus lebih pintar dalam menghidupi organisasi AMKI. Organisasi tidak akan membebani anggota AMKI dengan iuran-iuran rutin tetapi terbuka dan membuka diri pada kegiatankegiatan produktif yang tidak mengganggu jalanya organisasi. AMKI juga berusaha untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat memberi

nilai tambah kepada koperasi yang berujung pada fungsi pembiayaan. AMKI juga membuka diri jika ada hibah atau sumbangan baik yang berasal dari internal organisasi, pemerintah atau gerakan koperasi. Dalam melakukan kegiatannya AMKI dapat bekerjasama dengan lembaga lain baik pemerinta, LSM, Universitas, unsur Luar Negeri dan dari gerakan koperasi lainnya. AMKI berusaha mendapakan sumber keuangan dari berbagai pigak dengan catatan tidak memberikan beban kepada anggota berupa iuran secara periodik. Program Kerja Bidang Kaderisasi, Keanggotaan Dan Pendidikan Anggota Program kerja bidang ini diarahkan untuk menguatkan AMKI secara kelembagaan dan menguatkan koperasi-koperasi di mana koperasi ini menjadi anggota AMKI. Anggota AMKI harus mempunyai kualitas manajemen yang semakin baik dari waktu-waktu. Prinsip-prinsip utama operasi harus betul-betul dikawal agar tercipta koperasi-koperasi yang kuat dan sehat. Dengan demikian secara otomatis AMKI menjadi lembaga yang dibutuhkan dan bermanfaat dan menjadi semakin kuat. Pada pendidikan anggota koperasi, AMKI harus mampu menciptakan modul-modul pembelajaran sesuai kebutuhan pengembangan koperasi modern. AMKI harus mendorong profesionalisme manajer koperasi dengan sertifikasi manajer koperasi. Program Kerja Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, IT dan Software Program kerja bidang ini diarahkan pada meningkatnya sumber daya manusia yang semakin baik pada koperasi kita, terciptanya integrasi IT pada seluruh anggota AMKI dan juga integrasi sistem IT untuk seluruh koperasi di Indonesia. Setiap koperasi yang menjadi anggota AMKI tidak hanya bisa online antar cabang mereka tetapi agar bisa didorong online seluruh anggota AMKI bahkan semakin lama tercipta online antar semua koperasi di Indonesia. AMKI harus bisa mendorong terciptanya sinergi lintas batas dengan seluruh model koperasi yang ada di Indonesia. AMKI harus mendorong kerjasama seperti pada dunia perbankan, di mana orang menabung di Bank A bisa diambil di Bank B, begitu juga AMKI harus mampu mendorong bahwa jika ada orang menabung di koperasi syariah A bisa diambil di koperasi manapun. Program Kerja Bidang Kerjasama Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Program kerja bidang ini diarahkan pada terciptanya kelembagaan AMKI dan anggota AMKI dalam hal ini juga kelembagaan koperasi di mana anggota AMKI menjadi anggotanya. Sinergi dan kerjasama teknis antar anggota perlu dipupuk dan dikembangkan agar tercipta kelembagaan yang semakin kuat. Untuk memperkuat AMKI secara kelembagaan maka semua stakeholder dan pelaku perkoperasian dari semua unsur harus didekati dan didorong agar bersama-sama mencipatakan sinergi yang baik. AMKI juga harus berupaya membangun jejaring yang lebih luas pada hubungan kelembagaan luar negeri. AMKI harus bergabung dengan asosiasi, perkupulan, pusat studi dan banyak ragam pegiat koperasi bak nasional maupun lembaga internasional.

Program Kerja Bidang Advokasi dan Pemberdayaan Anggota Program kerja ini diarahkan pada terbantunya koperasi-koperasi di mana personilnya menjadi anggota AMKI. Koperasi-koperasi yang mendapatkan kesulitan manajemen maupun kesulitan hukum dan pajak harus AMKI bantu untuk mendapatkan support kelembagaan. Untuk hal ini AMKI bisa bekerjasama dengan kelembagaan lain baik itu gerakan koperasi maupun pemerintah. AMKI juga memancing bagaimana anggota dalam hal ini koperasinya mampu mengoptimalkan seluruh potensi yang ada dan dimiliki oleh koperasi yang bersangkutan. Program Kerja Bidang Pengembangan Pariwisata dan Eknomi Kreatif Program kerja ini diarahkan kepada terbentuknya ekosistem dan atmosfir perkoperasian yang kondusif dalam membangun terciptaya dunia pariwisata dan ekonomi kreatif dalam wilayah koperasi. AMKI harus mendorong terbentuk dan terberdayanya Koperasi Kuliner, Koperasi Fashion, Koperasi pemasaran batik dan 15 sektor industri Kreatif. Koperasi harus didorong menjadi pelaku utama pada industri kreatif yang berperan sekali terhadap perekonomian bangsa ini. Program Kerja Bidang Pengembangan Usaha dan Permodalan Program kerja bidang ini diarahkan untuk memperkuat usaha dan permodalan koperasi melalui berbagai langkah. Sebagai langkah pertama dan utama AMKI harus mendorong terciptanya manajemen internal yang semakin baik. AMKI juga harus menjadi pemersatu dan penyampai ide di mana ide bersama bisa dilakukan. Kerjasama antar koperasi dan kerjasama lain dalam bidang usaha harus digiatkan. Kata kunci permodalan koperasi yaitu partisipasi anggota harus terus ditingkat oleh masing-masing koperasi. AMKI juga mendorong terjadinya sinergi antara koperasi dengan lembaga permodalan yang tidak bertentangan dengan jatidiri koperasi. AMKI secara nyata harus menghadirkan kepercayaan seperti lembaga LPDB atau lembaga lain agar yakin dan prudent terhadap sinergi modal dengan koperasi. Program Kerja Bidang Pengembangan Koperasi Pedesaan, Pertanian dan Perikanan Program kerja bidang ini diarahkan kepada melembaganya, membaiknya koperasi-koperasi yang berbasis pedesaan, pertanian dan perikanan. Koperasi model ini harus digunakan sepenuhnya untuk menyejahterakan anggota dan masyarakat sekitar. Koperasi harus mampu menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat sekitar. Oleh karena beratnya program ini maka AMKI harus bersinergi dengan semua stakeholder koperasi kita. Program Kerja Bidang Pengembangan Koperasi Perkotaan, Konsumen dan Jasa Program kerja bidang ini diarahkan kepada melembaganya, membaiknya koperasi-koperasi yang berbasis Perkotaan, Konsumen dan Jasa. Masyarakat miskin kota yang hari ini semakin banyak jumlahnya harus didekati dengan model koperasi seperti ini. Koperasi model ini harus

digunakan sepenuhnya untuk menyejahterakan anggota dan masyarakat sekitar. Koperasi harus mampu menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat sekitar. Oleh karena beratnya program ini maka AMKI harus bersinergi dengan semua stakeholder koperasi kita baik unsur internal koperasi, gerakan koperasi dan masyarakat. Program Kerja Bidang Pengembangan Koperasi Syariah dan BMT Program kerja bidang ini diarahkan pada terciptanya kelembagaan yang semakin kuat pada koperasi syariah dan BMT. AMKI harus mendorong lahirnya kerjasama teknis dengan banyak pihak. AMKI perlu berbicara dengan banyak unsur di koperasi syariah baik itu induk atau lembaga yang bergerak pada wilayah syariah bagaimana agar tercipta kerjasama kelembagaan atau kerjasama teknis yang saling menguatakan. Penelitian, diskusi atau kerjasama antar koperasi syariah dan BMT perlu didorong agar penguatan model syariah ini bisa meningkat dari waku ke waktu. Tugas utama kerja bidang ini adalah memperkuat penerimaan sistem ekonomi syariah di masyarakat. Koordinator Wilayah Indonesia Bagian Barat Bertugas untuk mengembangkan wacana dan praktika AMKI di wilayah Indonesia bagian barat. Menjadi penghubung pola kerja pusat dan wilayah. Wilayah bagian barat antara lain : 1. Provinsi Nangroe Aceh Darussalam 2. Provinsi Sumatera Utara 3. Provinsi Sumatera Barat 4. Provinsi Riau 5. Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) 6. Provinsi Jambi 7. Provinsi Sumatera Selatan 8. Provinsi Lampung 9. Provinsi Bangka Belitung 10. Provinsi Bengkulu 11. Provinsi DKI Jakarta 12. Provinsi Jawa Barat 13. Provinsi Banten 14. Provinsi Jawa Tengah

15. Provinsi DI Yogyakarta 16. Provinsi Jawa Timur 17. Provinsi Kalimantan Barat 18. Provinsi Kalimantan Tengah Koordinator Wilayah Indonesia Bagian Tengah: Bertugas untuk mengembangkan wacana dan praktika AMKI di wilayah Indonesia bagian tengah. Menjadi penghubung pola kerja pusat dan wilayah. Wilayah bagian tengah antara lain : 1. Provinsi Kalimantan Utara 2. Provinsi Kalimantan Timur 3. Provinsi Kalimantan Selatan 4. Provinsi Bali 5. Provinsi Nusa Tenggara Barat 6. Provinsi Nusa Tenggara Timur 7. Provinsi Sulawesi Barat 8. Provinsi Sulawesi Tengah 9. Provinsi Sulawesi Selatan 10. Provinsi Sulawesi Tenggara 11. Provinsi Sulawesi Utara 12. Provinsi Gorontalo Koordinator Wilayah Indonesia Bagian Timur : Bertugas untuk mengembangkan wacana dan praktika AMKI di wilayah Indonesia bagian timur. Menjadi penghubung pola kerja pusat dan wilayah. Wilayah bagian timur antara lain : 1. Provinsi Maluku 2. Provinsi Maluku Utara

3. Provinsi Papua 4. Provinsi Papua Barat