01. BATIMETRI. Adapun bentuk-bentuk dasar laut menurut Ross (1970) adalah :

dokumen-dokumen yang mirip
Praktikum M.K. Oseanografi Hari / Tanggal : Dosen : 1. Nilai BATIMETRI. Oleh. Nama : NIM :

03. MEMBUAT PETA BATIMETRI DENGAN SURFER dan GLOBAL MAPPER

OSEANOGRAFI. Morfologi Dasar Laut

Bentuk bentukan dasar laut / topografi dasar laut

Ringkasan Materi Pelajaran

KONTUR ILMU UKUR TANAH II. DIII Jurusan Survei dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri

PETA TOPOGRAFI DAN PEMBACAAN KONTUR

Interpretasi Peta Tentang Bentuk dan Pola Muka Bumi. Bab

GARIS KONTUR SIFAT DAN INTERPOLASINYA

Pengertian Garis Kontur, Peraturan, & Cara PembuatanDEFINISI, GEOGRAFI, IPS ON FEBRUARY 23, 2016 NO COMMENTS

BAB BENTUK MUKA BUMI. Gambar 8.1 Salah satu contoh peta topografi untuk penggambaran relief permukaan bumi.

DASAR LAUT 1. Bentukan-bentukan dasar laut

DINAMIKA PANTAI (Geologi, Geomorfologi dan Oseanografi Kawasan Pesisir)

OSEANOGRAFI FISIKA BATHYMETRI

STUDI PEMETAAN BATIMETRI MENGGUNAKAN MULTIBEAM ECHOSOUNDER DI PERAIRAN PULAU KOMODO, MANGGARAI BARAT, NUSA TENGGARA TIMUR

HIDROSFER V. Tujuan Pembelajaran

PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR

5.1 PETA TOPOGRAFI. 5.2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA

SURVEI HIDROGRAFI. Tahapan Perencanaan Survei Bathymetri. Jurusan Survei dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri Palembang

ILMU UKUR TANAH II. Jurusan: Survei Dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri Palembang 2017

5.1 Peta Topografi. 5.2 Garis kontur & karakteristiknya

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Pembagian Wilayah Laut

PETA (Dasar Teori dan Geologi Regional Kuliah Lapangan)

CUCU RATNASIH ( ) REFKA MAHERA ( )

GEOMORFOLOGI BALI DAN NUSA TENGGARA

BAB. Bentuk Permukaan Bumi

Jadi huruf B yang memiliki garis kontur yang renggang menunjukkan kemiringan/daerahnya landai.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PEMETAAN BATIMETRI MENGGUNAKAN METODE AKUSTIK DI MUARA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

KONTUR.

Modul 10 Garis Kontur

LAPORAN MENGHITUNG DAN MENGGAMBAR PETA KONTUR SERTA PETA LERENG

Gambar 2.1. Gambar Garis Kontur Dari Suatu Permukaan Bumi

PDF Compressor Pro BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2. TINJAUAN PUSTAKA. utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai

BAB II GEOMORFOLOGI 2. 1 Fisiografi Regional Jawa Tengah

Bathimetri di perairan pantai depan Sungai Bahu, Kecamatan Malalayang, Manado

APA ITU ILMU UKUR TANAH?

3. BAHAN DAN METODE. dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) pada tanggal 15 Januari sampai 15

BAB II TINJAUAN UMUM PENENTUAN BATAS DAERAH

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di :

Garis Kontur, Sifat dan Interpolasinya

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PERTEMUAN IV SURVEI HIDROGRAFI. Survei dan Pemetaan Universitas IGM Palembang

PEMETAAN BATIMETRI DI PERAIRAN DANGKAL PULAU TUNDA, SERANG, BANTEN MENGGUNAKAN SINGLEBEAM ECHOSOUNDER

BAB III PROSES GENERALISASI GARIS PANTAI DALAM PETA KEWENANGAN DAERAH DI WILAYAH LAUT MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUGLAS-PEUCKER

BAB III IMPLEMENTASI ASPEK GEOLOGI DALAM PENENTUAN BATAS LANDAS KONTINEN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN Data survey Hidrografi

BAB 3 PENENTUAN POSISI DAN APLIKASI ROV

KARAKTERISTIK PANTAI GUGUSAN PULAU PARI. Hadiwijaya L. Salim dan Ahmad *) ABSTRAK

PAPER LABORATORIUM PALEONTOLOGI, GEOLOGI FOTO DAN GEOOPTIK PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Gb 2.5. Mekanisme Tsunami

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Yang kedua adaah diketemukannya fosil-fosil yang berasal dari binatang dan tumbuhan yang tersebar luas dan terpisah di beberapa benua :

BAB II DASAR TEORI. Dalam UNCLOS 1982 disebutkan adanya 6 (enam) wilayah laut yang diakui dan ditentukan dari suatu garis pangkal yaitu :

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu

Prosiding PIT VII ISOI 2010 ISBN : Halaman POLA SPASIAL KEDALAMAN PERAIRAN DI TELUK BUNGUS, KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN I.1

UJI KETELITIAN DATA KEDALAMAN PERAIRAN MENGGUNAKAN STANDAR IHO SP-44 DAN UJI STATISTIK (Studi Kasus : Daerah Pantai Barat Aceh)

Gambar 3.1. Rencana jalur survei tahap I [Tim Navigasi Survei LKI, 2009]

2. TINJAUAN PUSTAKA. hingga 11 15' LS, dan dari 94 45' BT hingga ' BT terletak di posisi

Gambar 15 Mawar angin (a) dan histogram distribusi frekuensi (b) kecepatan angin dari angin bulanan rata-rata tahun

PANDUAN PRAKTIKUM NAVIGASI DARAT

BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Landas Kontinen Dalam Perspektif Geologi

GEOLOGI DAERAH KLABANG

01. Pendahuluan. Salahuddin Husein. TKG 123 Geomorfologi untuk Teknik Geologi. Planet Bumi

BAB II TINJAUAN GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL 4 DRAINASE JALAN RAYA

HIDROSFER. Lili Somantri,S.Pd Dosen Jurusan Pendidikan Geografi UPI

PEMETAAN BATIMETRI PERAIRAN ANYER, BANTEN MENGGUNAKAN MULTIBEAM ECHOSOUNDER SYSTEM (MBES)

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsentrasi Sistem Informasi Geografis,Teknik Informatika, Fakultas Teknik Komputer Universitas Cokroaminoto Palopo

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 12 : METODE PENGUKURAN VOLUME

BAB IV SEJARAH GEOLOGI

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 1 PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

Peta Topografi. Legenda peta antara lain berisi tentang : a. Judul Peta

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENEGASAN BATAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENEGASAN BATAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

(Bathymetric Mapping in Shallow Water of Tunda Island, Serang, Banten Using Singlebeam Echosounder AIT)

LEMBAR PENGESAHAN. Semarang, 18 April 2014 NIM NIM

KARAKTERISTIK TIPE DASAR DAN PEMANFAATAN PERAIRAN DI SEKITAR PULAU GANGGA, KABUPATEN MINUT. Wilhelmina Patty ABSTRACT

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

BAB III METODOLOGI. Tabel 3.1 Data dan Sumber No Data Sumber Keterangan. (Lingkungan Dilakukan digitasi sehingga 1 Batimetri

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GAMBARAN UMUM WILAYAH

PEMETAAN PROFIL DASAR LAUT LINTASAN INDOMIX 2010 MENGGUNAKAN MULTIBEAM ECHOSOUNDER DAN SHUTTLE RADAR TOPOGRAPHY MISSION NYIMAS SITI EVI SEPTIANI

Pemodelan Aliran Permukaan 2 D Pada Suatu Lahan Akibat Rambatan Tsunami. Gambar IV-18. Hasil Pemodelan (Kasus 4) IV-20

PENELITIAN POTENSI ENERGI ARUS LAUT SEBAGAI SUMBER ENERGI BARU TERBARUKAN DI PERAIRAN TOYAPAKEH NUSA PENIDA BALI

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.4

Transkripsi:

01. BATIMETRI TUJUAN PRAKTIKUM - Mahasiswa dapat mengenal bentuk-bentuk dasar perairan. - Mahasiswa dapat mengetahui aturan-aturan dasar dan membuat kontur-kontur batimetri. - Mahasiswa dapat melukiskan kontur-kontur batimetri dan menginterpretasikannya. I. Pendahuluan Istilah batimetri berasal dari bahasa Yunani yaitu Bathy- yang berarti kedalaman dan -metry yang berarti ilmu ukur, sehingga batimetri didefinisikan sebagai pengukuran dan pemetaan dari topografi dasar laut (Pipkin et.al., 1977). Batimetri merupakan ukuran tinggi rendahnya dasar laut dimana peta batimetri memberikan infomasi mengenai dasar laut (Nurjaya, 1991). Pemanfaatan peta batimetri dalam bidang kelautan misalnya dalam penentuan alur pelayaran, perencanaan bangunan pantai, pembangunan jaringan pipa bawah laut dsb. Pengukuran kedalaman perairan secara konvensional dilakukan dengan menggunakan metode batu duga, namun metode ini memiliki kelemahan terutama hasil yang kurang akurat. Kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat metode ini sudah muali ditinggalkan dan beralih ke metode pengukuran kedalaman yang mnenggunaka prinsip perambatan gelombang bunyi. Alat yang biasa digunakan adalah Echosounder dimana alat ini merekam waktu bolak balik yang ditempuh oleh pulsa suara dari permukaan hingga dasar perairan. Dengan mengetahui cepat rambat gelombang bunyi di dalam air (V) dan waktu tempuh untuk menangkap kembali gelombang bunyi yang dilepaskan (t), maka diperoleh kedalaman perairan (s). Adapun bentuk-bentuk dasar laut menurut Ross (1970) adalah : Ridge dan Rise merupakan suatu proses peningggian yang terdapat di atas lautan (sea floor), hampir serupa dengan gunung-gunung di daratan. Ridge lerengnya lebih terjal daripada rise. Trench adalah bagian laut yang terdalam. Disebut juga palung yang sempit dengan sisi yang curam. Basin yaitu depresi atau cekungan yang berbentuk bulat dan lonjong. 1

Island Arc merupakan kumpulan pulau-pulau seperti Kepulauan Indonesia yang mempunyai perbatasan dengan benua, tetapi memiliki asal yang berbeda. Mid Oceanic Vulcanic Island merupakan pulau-pulau vulkanik yang terdapat ditengahtengah lautan. Atol merupakan pulau-pulau yang sebagian atau keseluruhannya tenggelam di bawah permukaan air. Batuan yang terdapat di daerah ini umunya didominasi oleh terumbu karang mati maupun hidup yang berbentuk seperti cincin mengelilingi dan sebuah lagoon. Seamount dan Guyot merupakan gunung-gunung berapi yang muncul dari dasar lautan, tetapi tidak mencapai ke permukaan. Batas-batas pantai yang merupakan daerah peralihan antara daratan dan lautan sering ditandai dengan adanya suatu perubahan kedalaman yang berangsur-angsur. Bagian-bagian tersebut adalah : Continental Shelf merupakan daerah yang mempunyai lereng yang landai dan berbatasan langsung dengan daratan. Continental Slope memiliki lereng yang lebih terjal daripada Continental Shelf. Continental Rise merupakan daerah yang mempunyai lereng yang kemudian perlahan-lahan menjadi datar pada dasar lautan. Morfologi dasar laut cukup kompleks seperti halnya daratan, berikut beberapa bentuk relief dasar laut (Stewart, 2002) : Gambar 1. Bentuk-bentuk relief dasar laut. Penggambaran bentuk morfologi dasar perairan biasanya dapat dilakukan dengan membuat peta batimetri dengan menggunakan garis kontur. Garis kontur adalah garis khayal untuk menggambarkan semua titik yang mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan datum tertentu. Garis kontur -25 m, artinya garis kontur ini 2

menghubungkan titik-titik yang mempunyai kedalaman sama -25 m terhadap referensi tinggi tertentu. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Bentuk suatu kontur menggambarkan bentuk morfologi dasar perairan yang sebenarnya. Kontur-kontur yang berdekatan menunjukkan kemiringan yang terjal (slope), kontur-kontur yang berjauhan menunjukkan kemiringan yang landai. Jika kontur-kontur itu memiliki jarak satu sama lain secara tetap, maka kemiringannya teratur. Sifat utama dari kontur adalah kontinyu (bersinambung). Sejauh mana pun kontur berada, tetap akan bertemu kembali di titik awalnya. Selain itu, tidak ada garis kontur yang saling tumang tindih antara kontur yang satu dengan yang lainnya. II. Metode 1. Alat dan bahan a. Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Kalkulator, penggaris, dan pensil. b. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah peta batimetri. 2. Prosedur kerja : a. Membuat irisan melintang profil dasar perairan berdasarkan kontur dua dimensi. b. Perhitungan kedalaman perairan berdasarkan perambatan gelombang suara di dalam air. c. Membuat garis isodepth dengan interval tertentu. 3

III. Tugas 1. Gambar berikut memiliki interval kontur 10 meter, maka : a. Buatlah profil irisan melintang kedalaman sepanjang garis putus-putus (A-B)! b. Hitung kemiringan (slope) antara titik A dengan titik X dan antara titik B dengan titik X, bandingkan keduanya! 4

Gunakan persamaan : c. Profil apakah yang terbentuk dari irisan melintang tersebut? d. Sebuah kapal yang membawa echosounder bergerak lurus sepanjang garis A-B dimana setiap 1 m merekam satu titik kedalaman. Hitunglah waktu yang diperlukan gelombang suara yang dipancarkan hingga diterima kembali pada setiap titik kedalaman 10, 20, 40, 60, dan 80 m! Gunakan persamaan Dimana : adalah cepat rambat bunyi di air laut (1542 m/s) adalah jarak atau kedalam perairan (m) adalah waktu tempuh (s) Jawaban : 5

... lanjutan jawaban no. 1 6

2. Gambar berikut merupakan kedalaman hasil sounding: a. Buatlah garis-garis kontur pada peta tersebut pada isodepth 2, 4, 10 dan 15 meter! b. Buatlah profil irisan melintang kedalaman antara A-B! c. Deskripsikan batimetri perairan di atas! Jawaban : 7

8