LAPORAN TAHUNAN 2014 i PENGADILAN NEGERI PASURUAN

dokumen-dokumen yang mirip
PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK)

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

STANDARD OPERATION PROCEDURE (S.O.P) DI JAJARAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI SE-KALIMANTAN TENGAH

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN

UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

PEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERADILAN TATA USAHA NEGARA EDISI 2008

Pelayanan Perkara Pidana

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PERDATA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG

STANDART OPERASIONAL KEPANITERAAN

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG

LAPORAN TAHUNAN PENGADILAN NEGERI KAYUAGUNG

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PIDANA

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT

Tahapan Berperkara TAHAPAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA. {tab=pendaftaran Tingkat Pertama} PENDAFTARAN PERKARA TINGKAT PERTAMA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PIDANA

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

1 jam perkara sesuai dengan nomor urut perkara 4. Membuat formulir penetapan Ketua Pengadilan Negeri tentang

PROSEDUR BERPERKARA PENGADILAN TINGKAT PERTAMA

Alamat : Jenderal A.Yani No.67 Palembang Website : http : // dan

PENGADILAN AGAMA NGANJUK K E P A N I T E R A A N JL. Gatot Subroto, Nganjuk

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERKARA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN NEGERI TANAH GROGOT. No AKTIVITAS PROSEDUR WAKTU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

PENGANTAR. Sanggau, 31 Desember 2015 Ketua Pengadilan Negeri Sanggau NIP Laporan Tahunan Pengadilan Negeri Sanggau Tahun

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI KALIANDA. NOMOR : W9.U4/Kp.01.1/156/XI/2016 T E N T A N G STANDART PELAYANAN PERADILAN

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN

1. Menerima surat permohonan / pernyataan banding dari Pemohon banding dilampiri salinan putusan yang diperoleh dari meja III

Hakim sebagai pendekar hukum dan pendekar peradilan

Prosedur Perkara Perdata Permohonan

Pelayanan Perkara Perdata

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN NEGERI RUTENG

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95

Berkas Perkara Buku Register Induk Perkara Gugatan Perangkat Komputer Alat Tulis Pencatatan dan Pendataan:

1. S O P KEPANITERAAN PIDANA

DAFTAR ISI PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan BAB II Struktur Organisasi (Tupoksi)... 8

ADMINISTRASI PERKARA PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

STANDAR PELAYANAN PENGADILAN (SPP) DALAM LINGKUNGAN PERADILAN MILITER

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN PERKARA GUGATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADILAN NEGERI SLAWI

NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

PENGADILAN NEGERI ARGA MAKMUR Jln. Jend. Sudirman No. 226 (0737) , Home Page:

STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN

STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA

Nomor SOP 01/PERDATA/PA.PPG/2012 Revisi tanggal : Tanggal ditetapkan 01 Maret 2012 Jumlah halaman : 8 halaman

BAB II STRUKTUR ORGANISASI (TUPOKSI)

PROSDUR BERPERKARA. CERAI GUGAT A. Langkah-langkahnya

Memperhatikan : I. PERSIDANGAN

SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA Plus) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA

STANDAR PELAYANAN PERKARA PIDANA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAHUN 2015 PENGADILAN NEGERI KELAS I A BALE BANDUNG JL. JAKSA NARANATA BALE ENDAH KABUPATEN BANDUNG

PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT SOP PENYELESAIAN BERKAS PERKARA GUGATAN

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) PROSES PENDAFTARAN DAN PEMERIKSAAN PERKARA DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

SOP PENYELESAIAN PERKARA PERDATA GUGATAN

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU-KUHAP) Bagian Keempat Pembuktian dan Putusan

SOP PENERIMAAN PERKARA PENINJAUAN KEMBALI

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2013

PENGADILAN AGAMA SINJAI Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Telp. (0482) 21054, Fax SINJAI 92651

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA

SOP PENERIMAAN PERKARA KASASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

V. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) KEPANITERAAN PERDATA

STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PERKARA TINGKAT PERTAMA PERMOHONAN CERAI TALAK PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Petugas Meja I menerima gugatan,

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA KUPANG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGADILAN NEGERI DUMAI

copy dan hard copy serta pengajuan permohonan praperadilan sesuai dengan wilayah hukum di Pengadilan Negeri Takengon ; 3 Penerimaan

Nomor SOP 04/PERDATA/PP.G/2012 Revisi tanggal : Tanggal ditetapkan 01 Maret 2012 Jumlah Halaman : 12 halaman

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA No. 10 Tahun 2010

ALUR PENDAFTARAN GUGATAN PERMOHONAN DI PENGADILAN NEGERI

PENETAPAN KETUA PENGADILAN NEGERI BIAK TENTANG

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGADILAN AGAMA KELAS 1 B DEMAK Jl. Sultan Trenggono No. 23 Telepon-Faks. (0291) Demak 59516

Pengadilan Agama Krui Jl.Mawar No. 10 Way Mengaku

1. Menerima asli surat gugatan/ permohonan sebanyak para pihak ditambah 3 eks. Untuk Majelis Hakim dari Penggugat/Pemohon.

BAB VII PERADILAN PAJAK

Nomor SOP. Pengadilan Agama Demak Jl.Sultan Trenggono No. 23 Demak

LAMPIRAN: Nomor : W3-Ul/38/OT.01.3/X/2015 Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Padang Tanggal : 1 Oktober 2015 PENGADILAN NEGERI PADANG I.

Petugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket

PENGADILAN NEGERI BANJARNEGARA

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI GUNUNGSITOLI Nomor : W2.U12/1294/KP.04.11/IX/2016 TENTANG

Kualifikasi Pelaksana: Dasar Hukum:

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM

Transkripsi:

PENGADILAN NEGERI PASURUAN PENGADILAN NEGERI PASURUAN Jl. Pahlawan No. 24 Pasuruan Telp. (0343) 421030 Fax.(0343) 421030 www.pn-pasuruan.go.id email pn_kotapasuruan@yahoo.co.id LAPORAN TAHUNAN 2014 i PENGADILAN NEGERI PASURUAN

SAMBUTAN KETUA PENGADILAN Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadhirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-nya Laporan Tahunan pelaksanaan tugas tahun 2014 dibidang Administrasi teknis Yustisial/Administrasi Kepaniteraan dan dibidang Administrasi Kesekretariatan telah dapat disusun. Laporan ini telah dilengkapi dengan data-data yang ada diharapkan mampu memberikan gambaran pelaksanaan tugas yang menjadi wewenang Pengadilan Negeri Pasuruan kepada publik sesuai dengan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 1-144/KMA/SK/I/2011 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan. Laporan Tahunan Pelaksanaan tugas tahun 2014 ini disamping sebagai informasi dan pertangung jawaban kami kepada Pengadilan Tinggi Jawa Timur di Surabaya juga kepada Pimpinan Mahkamah Agung RI. untuk dijadikan bahan evaluasi dan rencana tugas dimasa mendatang. Kami telah berusaha dalam menyusun Laporan Tahunan Pelaksanaan Tugas tahun 2014 ini dengan sebaik-baiknya akan tetapi laporan ini tentunya saja masih mengandung kelemahan dan kekurangan disana-sini, yang tentu perlu untuk disempurnakan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan penyusunan laporan ini untuk masa yang akan datang. Pasuruan,tgl. 02 Januari 2015 Ketua, Hj. WIWIN ARODAWANTI, SH. MH. NIP. 196504201992122001 LAPORAN TAHUNAN 2014 ii PENGADILAN NEGERI PASURUAN

PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN A. Kebijakan Umum Peradilan B. Visi & Misi C. Renstra ( Rencana Strategis ) BAB II STRUKTUR ORGANISASI (Tupoksi) A. Standard Operational Procedures (SOP) - Bagian Pidana - Bagian Perdata - Bagian Hukum - Bagian Keuangan - Bagian Umum - Bagian Kepegawaian B. Kinerja/Sasaran Kerja Pegawai (SKP) - Ketua, Wakil Ketua dan Hakim - Kepaniteraan - Kesekretariatan - Fungsional LAPORAN TAHUNAN 2014 iii PENGADILAN NEGERI PASURUAN

BAB III PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN A. Sumber Daya Manusia - Rekruitmen - Mutasi - Promosi - Pensiun B. Keadaan Perkara C. Pengelolaan Sarana dan Prasarana D. Pengelolaan Keuangan E. Dukungan Teknologi Informasi BAB IV PENGAWASAN A. Internal B. Eksternal C. Evaluasi BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI LAPORAN TAHUNAN 2014 iv PENGADILAN NEGERI PASURUAN

A. Kebijakan Umum Peradilan. Dalam melaksanakan program kerja serta kegiatan pelaksanaan tugas pada tahun 2014 Pengadilan Negeri Pasuruan telah melaksanakan kebijakan secara umum sebagai berikut : 1. Menyelenggarakan prosedur penerimaan perkara secara tertib dan cepat ; 2. Menyelenggarakan persidangan perkara secara cepat, sederhana dan biaya ringan bebas KKN dengan tetap menjunjung tinggi azas keadilan dan kebenaran ; 3. Menjatuhkan putusan dalam waktu selambat-lambatnya 5 bulan sejak perkara didaftar serta mengadili semua petitum dan tidak memutuskan hal-hak yang tidak dituntut para pihak ; 4. Melakukan Koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengatasi hambatan untuk melaksanakan Putusan/Eksekusi ; 5. Menyelanggarakan Urusan Kepegawaian, Urusan Keuangan dan Urusan Administrasi Umum secara benar dan tertib ; 6. Menyelanggarakan perlengkapan dan tata kerumah tanggaan Kantor sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; B. Visi dan Misi Visi : TERMUJUDNYA PENGADILAN NEGERI PASURUAN YANG BERMARTABAT MENUJU PERADILAN YANG MODERN Misi : 1. MENJAGA KEMANDIRIAN BADAN PERADILAN 2. MENINGKATKAN PROFESIONALISME APARATUR 3. MEWUJUDKAN MANAJEMEN ADMINISTRASI YANG MODERN 4. MENINGKATKAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PERADILAN LAPORAN TAHUNAN 2014 1 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

Disamping Visi dan Misi tersebut diatas secara umum Pengadilan Negeri Pasuruan juga mengacu pada Visi dan Misi Mahkamah Agung Republik Indonesia, yaitu : Visi : Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung Misi : 1. Menjaga kemandirian Badan Peradilan ; 2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan ; 3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan Badan Peradilan ; 4. Meningkatkan kredilitas dan transparansi Badan Peradilan. C. RENSTRA (RENCANA STRATEGIS). Pengadilan Negeri Pasuruan dalam merealisasikan pelaksanan tugas senantiasa berpedoman kepada perencanaan strategis. Untuk mencapai tujuan dan sasaran maka Pengadilan Negeri Pasuruan telah menyusun program dan kegiatan secara jelas sebagai berikut : 1. Program : 1.1. Meningkatkan motivasi kerja pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pelayanan masyarakat. 1.2. Menciptakan mobilitas kerja dan kualitas pelayanan (client service) agar tercapai dan terpenuhi sesuai dengan target. 1.3. Mewujudkan pelayanan administrasi dan informasi terpadu yang mudah di akses sehingga tercipta pelayanan hukum yang transparan dan akuntabel. 1.4. Meningkatkan sarana dan prasarana kantor guna mendukung peningkatan kualitas kinerja. 2. Kegiatan : 2.2 Kegiatan dibidang Administrasi Kepaniteraan : 2.2.1. Menyelesaikan sisa perkara tahun 2013 dan menerima pendaftaran perkara tahun 2014, mencatat dalam buku register perkara ; 2.2.2. Menyelesaikan perkara Banding sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; 2.2.3. Menyelesaikan perkara Kasasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; 2.2.4. Menyelesaikan perkara Peninjauan Kembali sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; 2.2.5. Menyampaikan relaas panggilan sidang dan tundaan kepada para pihak ; LAPORAN TAHUNAN 2014 2 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

2.2.6. Menyampaikan relaas Pemberitahuan kepada para pihak baik pada tingkat pertama maupun tingkat Banding dan Kasasi serta Peninjauan Kembali ; 2.2.7. Menyiapkan berkas perkara untuk dipersidangkan ; 2.2.8. Membuat berita acara persidangan ; 2.2.9. Memutus perkara pada Tingkat pertama dan dicatat pada Buku register ; 2.2.10. Membuat Putusan dan salinannya, dicatat pada buku Register perkara ; 2.2.11. Melaksanakan penyitaan serta mencatat pada Buku Register; 2.2.12. Membuat Berita acara Penyitaan dan menyerahkan kepada para Pihak; 2.2.13. Melaksanakan Eksekusi serta mencatat pada buku Register; 2.2.14. Membuat berita acara eksekusi dan menyerahklan kepada para pihak; 2.2.15. Melaksanakan penyelesaian minutasi berkas perkara, mencatat pada Buku register perkara dan memasukkan pada Box arsip; 2.2.16. Membuat dan mengirimkan laporan perkara bulanan, empat bulanan, enam bulanan dan tahunan; 2.2.17. Menyampaikan salinan putusan/penetapan kepada para pihak yang berkepentingan; 2.3. Kegiatan dibidang Administrasi Umum. 2.3.1. Melakukan kegiatan administrasi kepegawaian : Mengevaluasi Data Kepegawaian ; Membuat surat keputusan tentang Kenaikan Gaji Berkala ; Menata File Kepegawaian ; Menertibkan ijin cuti pegawai ; Mengolah data dan mengirimkan laporan bulanan dan tahunan dibidang Kepegawaian ; 2.3.2. Mengelola tata persuratan, surat masuk dan surat keluar ; 2.3.3. Memelihara gedung kantor/ sarana dan prasarana serta kebersihan kantor ; 2.3.4. Mengelola keuangan sesuai dengan ketentuan anggaran DIPA yang ada ; 2.3.5. Mengelola perpustakaan kantor ; 2.3.6. Mengadakan Rapat Dinas untuk evaluasi pelaksanaan tugas dan Pembinaan serta Pengawasan kepada : LAPORAN TAHUNAN 2014 3 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

Para Hakim dan Panitera Pengganti serta Juru Sita /Jurusita Pengganti ; Pejabat Struktural Kepaniteraan dan Kesekretariatan ; Seluruh Staf Pegawai dan Tenaga tidak tetap ; LAPORAN TAHUNAN 2014 4 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

Susunan Pengadilan Negeri Pasuruan terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Kepaniteraan, Kesekretariatan dan Staf. Pimpinan Pengadilan Negeri Pasuruan terdiri dari seorang Ketua. Berdasarkan data kepegawaian pada bulan Desember 2014, berikut ini Bagan Struktur Organisasi dan daftar nama-nama seluruh pegawai aktif Pengadilan Negeri Pasuruan selama tahun 2014. LAPORAN TAHUNAN 2014 5 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

Bagan Struktur Organisasi: LAPORAN TAHUNAN 2014 6 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

A. Standard Operational Procedures (SOP) Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan pedoman kerja bagi setiap unit kerja dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) biasanya diatur ketentuan ketentuan umum yang berlaku dalam suatu unit kerja, sedangkan ketentuan khususnya diatur tersendiri dalam bentuk Surat Edaran (SE). Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk Pengadilan Negeri Pasuruan meliputi Bagian Pidana, Bagian Perdata, Bagian Hukum, Bagian Keuangan, Bagian Kepegawaian dan Bagian Umum. 1. Pidana Standar Operasional Prosedur (SOP) di bagian Pidana meliputi Prosedur Perkara Pidana Tingkat Pertama, Prosedur Perkara Pidana Kasasi, Prosedur Perkara Pidana Banding dan Proses Persidangan untuk perkara Pidana. LAPORAN TAHUNAN 2014 7 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PIDANA TINGKAT PERTAMA Jaksa Ketua Pengadilan Negeri Melimpahkan berkas perkara ke Pengadilan Negeri Pasuruan melalui Panitera Pidana Panitera Muda Pidana Menunjuk Majelis Hakim dalam jangka waktu 3 hari kerja Panitera/Sekretaris Para Pihak Hadir pada Jadwal yang telah ditentukan untuk Sidang Pertama Memberikan tanda terima pelimpahan berkas Menunjuk Panitera Pengganti Jaksa Penuntut Umum Petugas Pendaftaran ( Meja I ) Petugas Pendaftaran Memberitahukan kepada terdakwa Memberikan berkas perkara jadwal persidangan 1 hari kepada Ketua Majelis yang dan menghadirkan ditunjuk Terdakwa pada hari Memberikan nomor perkara Persidangan yang dan mempersiapkan semua telah ditentukan formulir dan dokumen yang dibutuhkan ke dalam berkas perkara Panitera/Sekretaris Memeriksa berkas perkara 1 hari 1 hari 1 hari Ketua Majelis - Memeriksa berkas dan mempelajari perkara - Menetapkan hari sidang Pertama paling lama 7 hari kerja setelah diterimanya berkas oleh Ketua Majelis Hakim - Berkas perkara harus sudah di Ketua Majelis Hakim paling lama 3 hari setelah penunjukan Majelis Hakim oleh Ketua PN Panitera Pengganti Tugas Menerima berkas perkara dan memberikan Salinan Penetapan hari sidang pertama kepada Jaksa Penuntut Umum untuk menghadirkan Terdakwa Hakim Hakim Anggota Mempelajari Perkara LAPORAN TAHUNAN 2014 8 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

PENJELASAN ALUR PROSEDUR PERKARA PIDANA TINGKAT PERTAMA 1. Jaksa melimpahkan berkas perkara ke Pengadilan Negeri Pasuruan melalui Panitera Muda Pidana. 2. Kemudian Panitera Muda Pidana memberikan tanda terima pelimpahan berkas selanjutnya oleh Panitera Muda Pidana diserahkan kepada Petugas Pendaftaran (Meja I). 3. Oleh Petugas Pendaftaran (Meja I) berkas perkara diberikan nomor perkara dan dipersiapkan semua formulir dan dokumen yang dibutuhkan ke dalam berkas perkara. Kemudian diserahkan kepada Panitera/ Sekretaris. 4. Panitera/ Sekretaris kemudian Memeriksa berkas perkara tersebut. 5. Setelah berkas perkara selesai diperiksa selanjutnya berkas tersebut diserahkan kepada Ketua Pengadilan Negeri. 6. Kemudian Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim dalam jangka waktu 3 hari kerja kemudian hasilnya diserahkan kepada Panitera/Sekretaris. 7. Selanjutnya Panitera/Sekretaris menunjuk Panitera Pengganti dalam waktu 1 hari kemudian hasilnya diserahkan kepada Petugas Pendaftaran. 8. Kemudian Petugas Pendaftaran memberikan berkas perkara kepada Ketua Majelis yang ditunjuk dalam waktu 1 hari. 9. Ketua Majelis bertugas : Memeriksa berkas dan mempelajari perkara Menetapkan hari sidang Pertama paling lama 7 hari kerja setelah diterimanya berkas oleh Ketua Majelis Hakim Berkas perkara harus sudah di Ketua Majelis Hakim paling lama 3 hari setelah penunjukan Majelis Hakim oleh Ketua Pengadilan Negeri Kemudian Ketua Majelis dalam waktu 1 hari menunjuk Hakim Hakim Anggota untuk mempelajari perkara. Selain itu Ketua Majelis juga dalam waktu 1 hari menyerahkan berkas perkara kepada Panitera/ Pengganti. 10. Panitera/Pengganti mempunyai tugas : Menerima berkas perkara dan memberikan Salinan Penetapan hari sidang pertama kepada Jaksa Penuntut Umum untuk menghadirkan Terdakwa LAPORAN TAHUNAN 2014 9 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

11. Kemudian Jaksa Penuntut Umum memberitahukan kepada terdakwa jadwal persidangan dan menghadirkan Terdakwa pada hari Persidangan yang telah ditentukan. 12. Para Pihak hadir pada Jadwal yang telah ditentukan untuk Sidang Pertama. Dalam prosedur perkara pidana ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Catatan dalam prosedur perkara pidana tersebut antara lain : Pada Meja I a. Menerima berkas perkara pidana lengkap dengan surat dakwaannya dan surat surat yang berhubungan dengan perkara tersebut. Terhadap perkara yang terdakwanya ditahan dan masa tahanan hampir berakhir, petugas segera melaporkan kepada Ketua Pengadilan. b. Berkas perkara dimaksud di atas meliputi pula barang barang bukti yang akan diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, baik yang sudah dilampirkan dalam berkas perkara maupun yang kemudian diajukan ke depan persidangan. Barang barang bukti tersebut didaftarkan dalam register barang bukti. c. Bagian penerimaan perkara memeriksa kelengkapan berkas. Kelengkapan dan kekurangan berkas dimaksud diberitahukan kepada Panitera Muda Pidana. d. Dalam hal berkas perkara dimaksud belum lengkap, Panitera Muda Pidana meminta kepada Kejaksaan untuk melengkapi berkas dimaksud sebelum diregister. e. Pendaftaran perkara pidana biasa dalam register induk dilaksanakan dengan mencatat nomor perkara sesuai dengan urutan dalam buku register tersebut. f. Pendaftaran perkara pidana singkat dilakukan setelah Hakim melaksanakan sidang pertama. g. Pendaftaran perkara tindak pidana ringan dan lalu lintas dilakukan setelah perkara itu diputus oleh Pengadilan. h. Petugas buku register harus mencatat dengan cermat dalam register terkait, semua kegiatan yang berkenaan dengan perkara dan pelaksanaan putusan ke dalam register induk yang bersangkutan. i. Pelaksanaan tugas pada Meja Pertama dilakukan oleh Panitera Muda Pidana dan berada langsung dibawah koordinasi Wakil Panitera. Sumber: Mahkamah Agung, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan (Buku II), Edisi 2007. LAPORAN TAHUNAN 2014 10 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PIDANA - BANDING Permohonan Banding - Mengajukan banding pada Petugas Pendaftaran dan memberikan memori banding apabila ada Petugas Pendaftaran Mencatat pendaftaran permohonan Banding Panitera Muda Memeriksa permohonan Banding Panitera/Sekretaris Memeriksa Permohonan Banding dan menandatangani akta permohonan Banding, Memori dan Kontra Memori Petugas Pendaftaran Menerima kontra memori banding dari Termohon dan mengirimkan Salinannya kepada Pemohon Petugas Pendaftaran Mengirim bundel perkara ke Pengadilan Tinggi Petugas Pendaftaran Mengirim Pemberitahuan Banding, memori Banding (apabila ada) dan inzage (pemeriksaan berkas) PENJELASAN ALUR PROSEDUR PERKARA PIDANA - BANDING 1. Pemohon Banding diajukan dalam jangka waktu 7 hari, dimana permohonan banding tersebut didaftarkan pada Petugas Pendaftaran dan memberikan memori banding apabila ada memori banding. 2. Kemudian Petugas Pendaftaran mencatat pendaftaran permohonan banding register induk perkara pidana dan register banding kemudian permohonan tersebut diserahkan kepada Panitera Muda Pidana. LAPORAN TAHUNAN 2014 11 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

3. Panitera Muda Pidana kemudian memeriksa permohonan banding tersebut. Dan setelah diperiksa permohonan banding tersebut diserahkan kepada Panitera/Sekretaris 4. Kemudian Panitera/Sekretaris memeriksa permohonan banding tersebut dan kemudian ditandatangani. Selanjutnya diserahkan kepada Petugas Pendaftaran. 5. Kemudian Petugas Pendaftaran mengirim pemberitahuan banding, memori banding, dan inzage (Pemeriksaan berkas). Petugas Pendaftaran menerima kontra memori banding (apabila ada) dari Termohon dan mengirimkan Salinannya kepada Pemohon. Setelah itu bundle perkara banding tersebut dikirimkan ke Pengadilan Tinggi Surabaya. Dalam prosedur pengajuan perkara banding pidana ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Catatan dalam pengajuan Permohonan Banding tersebut antara lain : a. Permintaan banding diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 7 (Tujuh ) hari sesudah putusan dijatuhkan, atau 7 ( Tujuh ) hari setelah putusan diberitahukan kepada terdakwa yang tidak hadir dalam pengucapan putusan b. Permintaan banding yang diajukan melampaui tenggang waktu tersebut di atas tetap dapat diterima dan dicatat dengan membuat surat keterangan Panitera bahwa permintaan banding telah lewat tenggang waktu dan harus dilampirkan dalam berkas perkara c. Dalam hal pemohon tidak datang menghadap, hal ini harus dicatat oleh Panitera dengan disertai alasannya dan catatan tersebut harus dilampirkan dalam berkas perkara d. Panitera wajib memberitahukan permintaan banding dari pihak yang satu kepada pihak yang lain e. Tanggal penerimaan memori dan kontra memori banding dicatat dalam register dan salinan memori serta kontra memori disampaikan kepada pihak yang lain, dengan relas pemberitahuan f. Dalam hal pemohon belum mengajukan memori banding sedangkan berkas perkara telah dikirimkan ke pengadilan Tinggi, pemohon dapat mengajukannya langsung ke Pengadilan Tinggi sedangkan salinannya disampaikan ke Pengadilan Negeri untuk disampaikan kepada pihak lain g. Selama 7 ( tujuh ) hari sebelum pengiriman berkas perkara kepada Pengadilan Tinggi, pemohon wajib diberi kesempatan untuk mempelajari berkas perkara tersebut di Pengadilan Negeri. h. Jika kesempatan mempelajari berkas diminta oleh pemohon dilakukan di Pengadilan Tinggi maka pemohon harus mengajukan secara tegas dan tertulis kepada Ketua Pengadilan Negeri. LAPORAN TAHUNAN 2014 12 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

i. Berkas perkara banding berupa bundel A dan bundel B dalam waktu selambat-lambatnya 14 hari sejak permintaan banding diajukan sesuai dengan Pasal 263 ayat 1 KUHAP, harus sudah dikirim ke Pengadilan Tinggi j. Selama perkara banding belum diputus oleh Pengadilan Tinggi, permohonan banding dapat dicabut sewaktu-waktu untuk itu panitera membuat Akta pencabutan banding yang ditanda tangani oleh Panitera, pihak yang mencabut dan diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri, Akta tersebut dikirim ke Pengadilan Tinggi k. Salinan putusan Pengadilan Tinggi yang telah diterima oleh Pengadilan Negeri, harus diberitahukan kepada terdakwa dan penuntut umum dengan membuat Akta Pemberitahuan Putusan l. Petugas register harus mencatat semua kegiatan yang berkenaan dengan perkara banding dan pelaksanaan putusan ke dalam buku register terkait m. Pelaksanaan tugas pada Meja Kedua dilakukan oleh Panitera Muda Pidana dan berada langsung dibawah koordinasi Wakil Panitera. Sumber: Mahkamah Agung, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan (Buku II), Edisi 2007. BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PIDANA - KASASI LAPORAN TAHUNAN 2014 13 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

PENJELASAN ALUR PROSEDUR PERKARA PIDANA - KASASI 1. Pemohon Kasasi mengajukan surat permohonan kasasi pada Petugas Pendaftaran dan memberikan memori kasasi. 2. Kemudian Petugas Pendaftaran mencatat pendaftaran permohonan Kasasi kemudian dan diserahkan kepada Panitera Muda Pidana. 3. Panitera Muda Pidana kemudian memeriksa permohonan Kasasi tersebut. Dan setelah diperiksa permohonan Kasasi tersebut diserahkan kepada Panitera/Sekretaris. LAPORAN TAHUNAN 2014 14 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

4. Kemudian Panitera/Sekretaris memeriksa permohonan kasasi tersebut dan kemudian ditandatangani. Selanjutnya diserahkan kepada Petugas Pendaftaran. 5. Kemudian Petugas Pendaftaran mengirim pemberitahuan kasasi, memori kasasi, dan inzage (Pemeriksaan berkas). Petugas Pendaftaran menerima kontra memori kasasi dari Termohon dan mengirimkan Salinannya kepada Pemohon. Setelah itu bundle perkara kasasi tersebut dikirimkan ke Mahkamah Agung RI. Dalam prosedur pengajuan perkara kasasi pidana ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Catatan dalam pengajuan Permohonan Kasasi tersebut antara lain : Permohonan kasasi diajukan pemohon kepada Panitera selambat-lambatnya dalam waktu 14 ( empat belas ) hari sesudah putusan Pengadilan diberitahukan kepada terdakwa / Penuntut Umum dan selanjutnya dibuatkan akta permohonan kasasi oleh Panitera a. Permohonan Kasasi yang melewati tenggang waktu tersebut, tidak dapat diterima, selanjutnya Panitera membuat Akta terlambat mengajukan permohonan kasasi yang diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri. b. Dalam tenggang waktu 14 ( empat belas ) hari setelah permohonan kasasi diajukan, pemohon kasasi harus sudah menyerahkan memori kasasi dan tambahan memori kasasi ( jika ada ) untuk itu petugas membuat Akta tanda terima memori / tambahan memori. c. Dalam hal pemohon kasasi adalah terdakwa yang kurang memahami hukum, Panitera pada waktu menerima permohonan kasasi wajib menanyakan apakah alasan ia mengajukan permohonan tersebut dan untuk itu Panitera membuatkan memori kasasinya. d. Panitera memberitahukan dan menyerahkan tembusan memori kasasi / tambahan memori kasasi kepada pihak lain, untuk itu petugas membuat tanda terima. e. Termohon kasasi dapat mengajukan kontra memori kasasi, untuk itu Panitera memberikan surat Tanda Terima. f. Dalam hal Pemohon kasasi tidak menyerahkan memori kasasi dan atau terlambat menyerahkan memori kasasi, untuk itu Panitera membuat Akta. g. Apabila Pemohon tidak menyerahkan dan atau terlambat menyerahkan memori kasasi, berkas perkara tidak dikirim ke Mahkamah Agung, untuk itu Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan LAPORAN TAHUNAN 2014 15 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

surat Keterangan yang disampaikan kepada Pemohon kasasi dan Mahkamah Agung ( SEMA No. 7 tahun 2005 ). h. Terhadap perkara pidana yang diancam pidana paling lama 1 ( satu ) tahun dan / atau denda, putusan praperadilan tidak dapat diajukan kasasi. i. Permohonan kasasi yang telah memenuhi syarat formal selambat-lambatnya dalam waktu 14 ( empat belas ) hari setelah tenggang waktu mengajukan memori kasasi berakhir, berkas perkara kasasi harus sudah dikirim ke Mahkamah Agung j. Dalam hal permohonan kasasi diajukan sedangkan terdakwa masih dalam tahanan Pengadilan Negeri paling lama 3 ( tiga ) hari sejak diterimanya permohonan kasasi tersebut segera melaporkan kepada Mahkamah Agung melalui surat atau dengan sarana-sarana elektronik. k. Selama perkara kasasi belum diputus oleh Mahkamah Agung, permohonan kasasi dapat dicabut oleh Pemohon, dalam hal pencabutan dilakukan oleh kuasa hukum terdakwa, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari terdakwa l. Atas pencabutan tersebut, panitera membuat akta pencabutan kasasi yang ditanda tangani oleh Panitera, pihak yang mencabut dan diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri, selanjutnya akta tersebut dikirim ke Mahakmah Agung. m. Untuk perkara kasasi yang terdakwanya ditahan Panitera Pengadilan Negeri wajib melampirkan penetapan penahan dimaksud dalam berkas perkara n. Dalam hal perkara telah diputus oleh Mahkamah Agung, salinan putusan dikirim kepada pengadilan negeri untuk diberitahukan kepada terdakwa dan Penuntut Umum yang untuk itu Panitera membuat akta pemberitahuan putusan o. Fotocopy relas pemberitahuan putusan Mahkamah Agung segera dikirim ke Mahkamah Agung. p. Petugas buku register harus mencatat dengan cermat dalam register terkait semua kegiatan yang berkenaan dengan perkara kasasi dan pelaksanaan putusan Sumber: Mahkamah Agung, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan (Buku II), Edisi 2007. LAPORAN TAHUNAN 2014 16 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

PROSES PERSIDANGAN 1. Pembacaaan Surat Dakwaan : Pada sidang pertama / permulaan Hakim Ketua menanyakan identitas terdakwa setelah itu terdakwa supaya memperhatikan segala sesuatu yang didengar dan dilihatnya di siding. Sesudah itu hakim ketua sidang minta kepada penuntut umum untuk membacakan surat dakwaan (surat dakwaan berisi mengenai pasal yang dilanggar oleh terdakwa). Selanjutnya Hakim Ketua menanyakan kepada terdakwa apakah ia sudah benar-benar mengerti isi dari surat dakwaan yang dibacakan oleh penuntut umum, apabila terdakwa belum mengerti, penuntut umum atas permintaan hakim ketua sidang untuk memberikan penjelasan yang diperlukan, penjelasan itu hanya dapat dilaksanakan pada permulaan sidang. (Pasal 155 KUHAP) 2. Eksepsi / Keberatan / Tangkisan : Segera sesudah pembacaan dan penjelasan surat dakwaan itu Terdakwa / Penasihat Hukum dapat mengajukan Eksepsi bahwa pengadilan tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan kepada penuntut LAPORAN TAHUNAN 2014 17 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

umum untuk menyatakan pendapatnya, hakim mempertimbangkan keberatan tersebut untuk selanjutnya mengambil keputusan. Jika hakim menyatakan keberatan tersebut diterima, maka perkara itu tidak diperiksa lebih lanjut, sebaliknya dalam hal tidak diterima atau hakim berpendapat hal tersebut baru dapat diputus setelah selesai pemeriksaan, maka sidang dilanjutkan. (Pasal 156 KUHAP) Putusan Sela (putusan sebelum putusan akhir) 3. Kalau tidak ada eksepsi atau eksepsi tidak diterima / ditolak, maka sidang dilanjutkan dengan memanggil para saksi untuk diperiksa, baik itu saksi yang menguntungkan maupun yang memberatkan terdakwa yang tercantum dalam surat pelimpahan perkara dan atau yang diminta oleh terdakwa atau penasehat hukum atau penunutut umum selama berlangsungnya sidang atau sebelum dijatuhkannya putusan, hakim ketua sidang wajib mendengar keterangan saksi tersebut. (Pasal 160 KUHAP) Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan disidang pengadilan. (Pasal 186 KUHAP) Surat : (Pasal 187 KUHAP) a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu; b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenal hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan; c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dan padanya; d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang lain. Keterangan terdakwa : (Pasal 189 KUHAP) a. Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan di sidang tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri. LAPORAN TAHUNAN 2014 18 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

b. Keterangan terdakwa yang diberikan di luar sidang dapat digunakan untuk membantu menemukan bukti di sidang, asalkan keterangan itu didukung oleh suatu alat bukti yang sah sepanjang mengenai hal yang didakwakan kepadanya. c. Keterangan terdakwa hanya dapat digunakan terhadap dirinya sendiri. d. Keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya, melainkan harus disertal dengan alat bukti yang lain. 4. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum : Sesudah semua saksi yang dianggap perlu oleh hakim selesai didengar keterangannya kemudian hakim mempersilahkan jaksa penuntut umum membacakan surat tuntutannya berdasarkan pertimbanganpertimbangan tentang kejadian-kejadian, tentang hukum. Tidak selalu yang dituntut itu ialah penghukuman, dapat pula diminta agar terdakwa dibebaskan karena ternyata menurut penuntut umum dakwaannya terhadap terdakwa tidak terbukti, atau agar terdakwa dilepaskan dari segala tuntutan hukum karena ternyata terdakwa tidak dapat dipersalahkan dalam hal itu, dan sebagainya. 5. Pembelaan Terdakwa (Pledoi) : Setelah penuntut umum selesai membacakan tuntutannya maka terdakwa atau penasehat hukumnya diberi kesempatan untuk mengajukan pembelaannya (pledoi). 6. Jawaban Penuntut Umum (Replik) : Setelah terdakwa atau penasehat hukumnya membacakan pembelaannya (pledoi) maka penuntut umum dapat pula menjawabnya dalam Repliknya. 7. Jawaban Terdakwa atas Replik (Duplik) : Setelah penuntut umum menjawab dalam repliknya, maka terdakwa atau penasehat hukumnya dapat menjawab kembali dalam Dupliknya. Tuntutan, Pledoi, Replik dan Duplik dilakukan secara tertulis dan setelah dibacakan segera diserahkan kepada hakim ketua sidang dan turunannya kepada pihak yang berkepentingan.(pasal 182 KUHAP) 8. Musyawarah Hakim : Sesudah acara pemeriksaan saksi, keterangan ahli, pemeriksaan surat, pemeriksaan terdakwa, tuntutan, pembelaan dan jawaban atas pembelaan dianggap selesai, maka hakim mengadakan musyawarah terakhir untuk mengambil keputusan dan apabila perlu musyawarah itu diadakan setelah terdakwa, LAPORAN TAHUNAN 2014 19 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

saksi, penasihat hukum, penuntut umum dan hadirin meninggalkan ruangan sidang.musyawarah tersebut harus didasarkan atas surat dakwaan dan segala sesuatu yang terbukti dalam pemeriksaan di sidang.(pasal 182 KUHAP) 9. Pembacaan Putusan : Sesudah hakim selesai mengadakan musyawarah dan keputusan sudah diambil, maka selanjutnya putusan tersebut diucapkan di sidang terbuka untuk umum. Segera sesudah putusan pemidanaan diucapkan, bahwa hakim ketua sidang wajib memberitahukan kepada terdakwa tentang segala apa yang menjadi haknya, yaitu: a. Hak segera menerima atau. segera menolak putusan; b. Hak mempelajari putusan sebelum menyatakan menerima atau menolak putusan, dalam tenggang waktu yang ditentukan oleh undang-undang ini (KUHAP); c. Hak minta menangguhkan pelaksanaan putusan dalam tenggang waktu yang ditentukan oleh undang-undang untuk dapat mengajukan grasi, dalam hal ia menerima putusan; d. Hak minta diperiksa perkaranya dalam tingkat banding dalam tenggang waktu yang ditentukan oleh undang-undang ini (KUHAP), dalam hal ia menolak putusan; e. Hak mencabut pernyataan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dalam tenggang waktu yang ditentukan oleh undang-undang ini (KUHAP). 2. Perdata Standar Operasional Prosedur (SOP) di bagian Perdata meliputi Prosedur Perkara Perdata Pendaftaran Gugatan, Alur Persidangan untuk perkara Perdata, Prosedur Perkara Perdata Pasca Sidang,Prosedur Perkara Perdata Pendaftaran Banding dan Prosedur Perkara Perdata Pendaftaran Kasasi. LAPORAN TAHUNAN 2014 20 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

Penjelasan Pendaftaran Gugatan : 1 Penggugat atau melalui Kuasa Hukumnya mengajukan gugatan yang ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri pada Pengadilan Negeri Pasuruan di Meja 1 bagian Perdata, dengan beberapa kelengkapan/syarat yang harus dipenuhi : a. Surat Permohonan / Gugatan ; b. Surat Kuasa yang sudah dilegalisir (apabila menggunakan Advokat); 2 Kemudian Petugas Pendaftaran di Meja 1 memeriksa kelengkapan berkas. Setelah berkas lengkap, berkas di naikan ke Ketua Pengadilan Negeri untuk dimintakan persetujuan 3 Setelah Ketua PN memberikan persetujuan kemudian Petugas Pendaftaran (meja 1) memberikan SKUM kepada Penggugat agar membayar Panjar Biaya Perkara ke Kasir 4 Kasir menerima pembayaran biaya perkara, selanjutnya memberikan nomor perkara dan mengembalikan 2 (dua) tindasan ke Penggugat dan menyimpan 1 (satu) tindasan untuk bukti Kasir LAPORAN TAHUNAN 2014 21 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

5 Kemudian Penggugat/Pengacaranya memberikan tindasan SKUM kepada Petugas pendaftaran di meja 2 dan menyimpan 1 (satu) tindasan untuk bukti 6 Petugas Pendaftaran ( Meja 2 ) menerima SKUM dan menyiapkan blanko-blanko penetapan kemudian diserahkan kepada Panitera Muda Perdata 7 Panitera Muda Perdata kemudian memeriksa berkas perkara, dan menanda tangani di tanda terima Surat Gugatan kemudian dikembalikan lagi kepada Petugas Pendaftaran ( Meja 2 ) 8 Selanjutnya Petugas Pendaftaran ( Meja 2 ) memberikan salinan Surat Gugatan yang sudah ditandatangani kepada Penggugat LAPORAN TAHUNAN 2014 22 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

PENDAFTARAN KE 2 Penjelasan Bagan Alur Perkara Perdata Pendaftaran Gugatan yang ke 2 1. Panitera/Sekretaris memeriksa perkara, setelah diperiksa kemudian diserahkan ke Ketua Pengadilan Negeri. 2. Ketua Pengadilan Negeri kemudian menunjuk Majelis Hakim selanjutnya hasil dari penunjukan tersebut diserahkan kepada Panitera/Sekretaris. 3. Kemudian Panitera/Sekretaris menunjuk Panitera pengganti, selanjutnya hasil penunjukan tersebut diserahkan kepada Panitera Muda Perdata. 4. Panitera Muda Perdata kemudian menunjuk Jurusita Pengganti. Selanjutnya hasil penunjukan tersebut diserahkan kepada Petugas Pendaftaran (Meja 1). LAPORAN TAHUNAN 2014 23 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

5. Petugas Pendaftaran (Meja 1) kemudian memberikan berkas perkara kepada Ketua Majelis yang telah ditunjuk. 6. Ketua Majelis selanjutnya memeriksa berkas dan mempelajari perkara dan kemudian menetapkan hari sidang 1 dan kemudian meminta Hakim Hakim Anggota untuk mempelajari perkara. Selain itu Ketua Majelis juga menyerahkan berkas perkara ke Panitera Pengganti yang telah ditunjuk. 7. Panitera Pengganti setelah menerima berkas perkara kemudian meminta Juru Sita Pengganti melakukan pemanggilan kepada para Pihak. 8. Para pihak disarankan untuk hadir pada jadwal yang telah ditentukan untuk sidang pertama. Penjelasan Bagan Alur Prosedur Perkara Perdata Alur Persidangan 1. Hakim membuka sidang pertama pada hari yang telah ditentukan dan para pihak juga sudah diberi tahu melalui juru sita kapan sidang pertama dimulai. LAPORAN TAHUNAN 2014 24 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

2. Apabila para pihak atau kuasanya hadir maka Hakim akan menunda sidang berikutnya untuk jangka waktu 22 hari untuk melakukan mediasi, apabila perkara tersebut cukup selesai melalui jalan mediasi maka penyelesaian tersebut akan dituangkan kedalam akta perdamaian. Namun apabila perkara tersebut tidak bias diselesaikan dengan jalan mediasi maka sidang akan dilanjutkan dengan agenda pembacaan tuntutan hukum oleh penggugat dan pemberian jawaban dari tergugat. Sesudah penggugat mendengarkan jawaban atas gugatan tersebut dari tergugat, maka penggugat berkesempatan menyusun replik atas jawaban dari tergugat, dan atas replik tersebut tergugat juga berkesempatan untuk menyusun duplik. 3. Setelah itu barulah pemeriksaan dilanjutkan dengan memeriksa alat bukti berupa surat-surat, saksi dan alat bukti lainnya yang dianggap perlu, setelah pemeriksaan alat bukti dianggap sudah cukup maka hakim akan membuat kesimpulan untuk memutus perkara tersebut. 4. Apabila para pihak baik pihak penggugat atau kuasanya maupun tergugat atau kuasanya tidak hadir pada sidang pertama maka hakim boleh memanggil sekali lagi dan hakim menentukan tanggal sidang berikutnya. 5. Jika penggugat tidak datang menghadap ke Pengadilan Negeri pada hari sidang yang telah ditentukan itu,meskipun ia dipanggil dengan patut, atau tidak pula menyuruh kuasanya menghadap untuk mewakilinya, maka surat gugatnya dianggap gugur dan penggugat dihukum membayar biaya perkara, akantetapi penggugat berhak memasukkan gugatannya sekali lagi, sesudah membayar lebih dahulubiaya perkara yang tersebut tadi. 6. Akan tetapi apabila yang tidak datang pada hari sidang yang telah ditentukan adalah pihak tergugat, lagi pula ia tidak pula mewakilkan kepada kuasanya untukmenghadap, meskipun ia sudah dipanggil dengan patut, maka tuntutan dalam suratgugatan itu diterima dengan putusan "verstek" atau "in absensia", yang artinya putusan tak hadir, kecuali jika nyata pada Pengadilan Negeri bahwa tuntutan itu melawan hak atautidak beralasan. Putusan hakim yang dijatuhkan dengan putusan tak hadir ini menurut ketentuan yang tersebut dalam pasal 128 HIR tidak boleh dijalankan sebelum lewat empatbelas hari sesudah diberitahukan, kecuali dalam hal yang perlu, yaitu atas desakan orangyang menggugat. Maka atas perintah ketua diberitahukanlah keputusan Pengadilan Negeri kepada orang yang dikalahkan itu serta menerangkan pula kepadanya, bahwa ia berhak memajukan perlawanan (verzet) di LAPORAN TAHUNAN 2014 25 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

dalam tempo dan dengan cara yang ditentukan pada pasal 129 HIR tentang keputusan itu di muka pengadilan itu juga 1. Setelah dihasilkan putusan dalam persidangan ada 2 langkah yang harus dilakukan yaitu : a. Apabila para pihak tidak hadir pada saat sidang putusan dilaksanakan maka Jurusita Pengganti mengirim kutipan kepada Pihak yang tidak hadir. b. Apabila para pihak tidak hadir pada saat sidang putusan dilaksanakan kemudian ditawarkan apakah pihak yang kalah akan mengajukan banding. Apabila Pihak yang kalah mengajukan banding maka pihak yang kalah tersebut mendafttarkan pengajuan permohonan banding kepada Petugas Banding. LAPORAN TAHUNAN 2014 26 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

Untuk Salinan Putusan 1. Para pihak (Pengacaranya) meminta Putusan ke Meja 3. 2. Kemudian Meja 3 meyiapkan Salinan Putusan dan menyerahkan salinan putusan tersebut kepada Panitera Muda Perdata. 3. Panitera Muda Perdata kemudian memeriksa Salinan Putusan tersebut dan setelah diperiksa diserahkan kepada Wakil Panitera. 4. Wakil Panitera kemudian membubuhkan tanda tangan di Salinan Putusan kemudian diserahkan kepada Meja 3. 5. Meja 3 menyerahkan salinan ke pemohon dan membuat tanda terima salinan putusan. LAPORAN TAHUNAN 2014 27 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

Penjelasan Pendaftaran Banding : 1 Pemohon atau melalui Kuasa Hukumnya mengajukan permohonan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Timur di Meja 3 bagian Perdata, dengan beberapa kelengkapan/syarat yang harus dipenuhi: a. Surat Permohonan Banding; b. Surat Kuasa yang sudah dilegalisir (apabila menggunakan Advokat); c. Memori Banding (apabila ada) 2 Kemudian Petugas Banding Meja 3 mencatat pendaftaran Permohonan Banding 3 Selanjutnya Pemohon Banding membayar Panjar Biaya Perkara yang dituangkan dalam SKUM ke Kasir 4 Kasir menerima pembayaran, menandatangani, membubuhkan cap stempel lunas pada SKUM 5 Kemudian Panitera Muda Perdata memeriksa permohonan banding dan menunjuk Juru Sita Pengganti selanjutnya diserahkan kepada Panitera/Sekretaris 6 Kemudian Permohonan Banding di periksa dan ditandatangani oleh Panitera / Sekretaris selanjutnya diserahkan kepada Jurusita Pengganti 7 Juru Sita Pengganti mengirimkan Pemberitahuan Banding, Memori Banding, dan Inzage (Pemeriksaan Berkas). Disini pemohon diberikan jangka waktu 14 hari untuk datang ke Pengadilan Negeri setempat untuk mempelajari berkas. kemudian jika kontra memori banding ada maka kontra memori banding tersebut diserahkan kepada Petugas Banding Meja 3 selanjutnya diserahkan kepada Jurusita Pengganti 8 Kemudian Juru Sita Pengganti mengirim kontra memori banding 9 Sedangkan Petugas Banding Meja 3 mengirimkan bundel perkara ke Pengadilan Tinggi Surabaya. Dalam prosedur pendaftaran banding pada perkara perdata ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Catatan dalam prosedur tersebut antara lain : a. Permohonan banding dapat diajukan dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah putusan diucapkan, atau setelah diberitahukan, dalam hal putusan tersebut diucapkan diluar hadir. b. Terhadap permohonan banding yang diajukan melampaui tenggang waktu tersebut diatas, tetap dapat diterima dan dicatat dengan membuat surat keterangan Panitera, bahwa permohonan banding telah lampau. LAPORAN TAHUNAN 2014 28 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

c. Pernyataan banding dapat diterima, apabila panjar biaya perkara banding yang ditentukan dalam SKUM oleh Meja Pertama, telah dibayar lunas. d. Apabila panjar biaya banding yang telah dibayar lunas, maka Pengadilan wajib membuat akta pernyataan banding, dan mencatat permohonan banding tersebut dalam Register Induk Perkara Perdata dan Register Banding. e. Permohonan banding dalam waktu 7 (tujuh) hari harus telah disampaikan kepada lawannya. f. Tanggal penerimaan memori dan kontra memori banding harus dicatat, dan salinannya disampaikan kepada masing-masing lawannya, dengan membuat relas pemberitahuan/ penyerahannya. g. Sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi, harus diberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk mempelajari/memeriksa berkas perkara (inzage) dan dituangkan dalam akta. h. Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak permohonan banding diajukan, berkas banding berupa berkas A dan B harus sudah dikirim ke Pengadilan Tinggi. i. Biaya perkara banding untuk Pengadilan Tinggi harus disampaikan melalui Bank Pemerintah atau Kantor Pas, dan tanda bukti pengiriman uang harus dikirim bersamaan dengan pengiriman berkas yang bersangkutan. Dalam menentukan biaya banding harus diperhitungkan: Biaya pencatatan pernyataan banding, Besarnya biaya banding yang ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Tinggi, Biaya pengiriman uang melalui Bank/Kantor Pos, Ongkos kirim berkas, Biaya pemberitahuan, berupa: o o o o o o o Biaya pemberitahuan akta banding. Biaya pemberitahuan memori banding. Biaya pemberitahuan kontra memori banding. Biaya pemberitahuan memeriksa berkas bagi pembanding. Biaya pemberitahuan memeriksa berkas bagi terbanding. Biaya pemberitahuan bunyi putusan bagi pembanding. Biaya pemberitahuan bunyi putusan bagi terbanding. Sumber: Mahkamah Agung, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan (Buku II), Edisi 2007. LAPORAN TAHUNAN 2014 29 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

BAGAN ALUR PROSEDUR PENDAFTARAN KASASI Pemohon Kasasi Petugas Banding Meja 3 Jurusita Pengganti Mengajukan Kasasi pada Meja 3 dan memberikan Memori Kasasi (wajib) Menerima kontra memori kasasi Mengirim kontra memori kasasi Petugas Kasasi Meja 3 Mencatat pendaftaran permohonan Kasasi Jurusita Pengganti Mengirim Pemberitahuan Kasasi, memori Kasasi dan inzaghe (Pemeriksaan berkas) Petugas Banding Meja 3 Mengirim bundel perkara ke Mahkamah Agung R.I Pemohon Kasasi Membayar Panjar Biaya Perkara ke Kasir Panitera/Sekretaris Memeriksa Permohonan Kasasi dan tanda tangan Kasir Menerima Pembayaran Panitera Muda Memeriksa permohonan Kasasi dan menunjuk Jurusita Pengganti Penjelasan Pendaftaran Kasasi : 1 Pemohon atau melalui Kuasa Hukumnya mengajukan permohonan kepada Pengadilan Negeri di Meja 3 bagian Perdata, dengan beberapa kelengkapan/syarat yang harus dipenuhi : a. Surat Permohonan Kasasi; LAPORAN TAHUNAN 2014 30 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

b. Surat Kuasa yang sudah dilegalisir (apabila menggunakan Advokat); c. Memori Kasasi 2 Kemudian Petugas Kasasi Meja 3 mencatat pendaftaran permohonan Kasasi selanjutnya meminta Pemohon Kasasi supaya membayar Panjar Biaya perkara ke kasir 3 Kasir menerima Pemabayaran kemudian pengajuan kasasi tersebut diserahkan kepada Panitera Muda Perdata 4 Kemudian Panitera Muda Perdata memeriksa permohonan Banding dan menunjuk Juru sita Pengganti 5 Panitera / Sekretaris memeriksa permohonan Banding dan menandatanganinya 6 Lalu Juru Sita pengganti mengirim Pemberitahuan Banding, Memori Banding, dan Inzage ( Pemeriksaan Berkas ). Pemohon diberikan jangka waktu 14 hari untuk datang ke Pengadilan Negeri setempat untuk mempelajari berkas. 7 Petugas Banding Meja 3 menerima Kontra Memori Kasasi 8 Juru Sita Pengganti mengirim Kontra memori Kasasi 9 Kemudian Petugas Banding meja 3 mengirim bundel perkara ke Mahkamah Agung Dalam prosedur pendaftaran kasasi pada perkara perdata ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Catatan dalam prosedur tersebut antara lain : a. Permohonan kasasi dapat diajukan dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah putusan diucapkan atau diberitahukan, dalam hal putusan tersebut diucapkan diluar hadir. b. Pernyataan kasasi dapat diterima, apabila panjar biaya perkara kasasi yang ditentukan dalam SKUM oleh Meja Pertama, telah dibayar lunas. c. Setelah pemohon membayar biaya perkara, Pengadilan pada hari itu juga wajib membuat akta pernyataan kasasi yang dilampirkan pada berkas perkara dan mencatat permohonan kasasi tersebut dalam register induk perkara dan register kasasi. d. Permohonan kasasi dalam waktu 7 (tujuh) hari harus sudah disampaikan kepada pihak lawan. e. Memori kasasi, selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari sesudah pernyatan kasasi, harus sudah diterima pada kepaniteraan Pengadilan Negeri. LAPORAN TAHUNAN 2014 31 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

f. Panitera wajib memberikan tanda terima atas penerimaan memori kasasi, dan dalam waktu selambat -lambatnya 30 (tiga puluh) hari salinan memori kasasi tersebut disampaikan kepada pihak lawan dalam perkara yang dimaksud. g. Jawaban kontra memori kasasi, selambat-lambatnya 14 (empat betas) hari sesudah disampaikannya memori kasasi, harus sudah diterima pada kepaniteraan Pengadilan Negeri untuk disampaikan pihak lawannya. h. Dalam waktu 30 hari sejak permohonan kasasi diajukan, berkas kasasi berupa berkas A dan B harus dikirim ke Mahkamah Agung. i. Biaya permohonan kasasi untuk Mahkamah Agung harus dikirim melalui Bank BRI Cabang Veteran, JI. Veteran Raya No.8 Jakarta Pusat, Rekening Nomor: 31.46.0370.0. dan bukti pengirimannya dilampirkan dalam berkas perkara yang bersangkutan. j. Dalam menentukan biaya kasasi, harus diperhitungkan: biaya pencatatan pernyataan kasasi, besamya biaya kasasi yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung, biaya pengiriman uang melalui Bank, ongkos kirim berkas, biaya pemberitahuan, berupa: o o o o o biaya pemberitahuan pemyataan kasasi. biaya pemberitahuan memori kasasi. biaya pemberitahuan kontra memori kasasi. biaya pemberitahuan bunyi putusan kasasi kepada pemohon. biaya pemberitahuan bunyi putusan kasasi kepada termohon. k. Foto copy relaas pemberitahuan putusan Mahkamah Agung supaya dikirim ke Mahkamah Agung. Sumber: Mahkamah Agung, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan (Buku II), Edisi 2007 LAPORAN TAHUNAN 2014 32 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

Prosedur Pendaftaran Perkara Perdata Dengan Pembayaran Via Bank 1. Pihak berperkara datang ke Pengadilan Negeri dengan membawa surat gugatan atau permohonan. 2. Pihak berperkara menghadap petugas Meja Pertama dan menyerahkan surat gugatan atau permohonan, minimal 2 (dua) rangkap. Untuk surat gugatan ditambah sejumlah Tergugat. 3. Petugas Meja Pertama (dapat) memberikan penjelasan yang dianggap perlu berkenaan dengan perkara yang diajukan dan menaksir panjar biaya perkara yang kemudian ditulis dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM). Besarnya panjar biaya perkara diperkirakan harus telah mencukupi untuk menyelesaikan perkara tersebut, didasarkan pada pasal 182 ayat (1) HIR. 4. Petugas Meja Pertama menyerahkan kembali surat gugatan atau permohonan kepada pihak berperkara disertai dengan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) dalam rangkap 3 (tiga). 5. Pihak berperkara menyerahkan kepada pemegang kas (KASIR) surat gugatan atau permohonan tersebut dan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM). 6. Pemegang kas menyerahkan asli Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) kepada pihak berperkara sebagai dasar penyetoran panjar biaya perkara ke bank. 7. Pihak berperkara datang ke loket layanan bank dan mengisi slip penyetoran panjar biaya perkara. Pengisian data dalam slip bank tersebut sesuai dengan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM), seperti nomor urut, dan besarnya biaya penyetoran. Kemudian pihak berperkara menyerahkan slip bank yang telah diisi dan menyetorkan uang sebesar yang tertera dalam slip bank tersebut. 8. Setelah pihak berperkara menerima slip bank yang telah divalidasi dari petugas layanan bank, pihak berperkara menunjukkan slip bank tersebut dan menyerahkan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) kepada pemegang kas. 9. Pemegang kas setelah meneliti slip bank kemudian menyerahkan kembali kepada pihak berperkara. Pemegang kas kemudian memberi tanda lunas dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) dan menyerahkan kembali kepada pihak berperkara asli dan tindasan pertama Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) serta surat gugatan atau permohonan yang bersangkutan. 10. Pihak berperkara menyerahkan kepada petugas Meja Kedua surat gugatan atau permohonan sebanyak jumlah tergugat ditambah 2 (dua) rangkap serta tindasan pertama Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM). LAPORAN TAHUNAN 2014 33 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

11. Petugas Meja Kedua mendaftar/mencatat surat gugatan atau permohonan dalam register bersangkutan serta memberi nomor register pada surat gugatan atau permohonan tersebut yang diambil dari nomor pendaftaran yang diberikan oleh pemegang kas. 12. Petugas Meja Kedua menyerahkan kembali 1 (satu) rangkap surat gugatan atau permohonan yang telah diberi nomor register kepada pihak berperkara. 13. Pihak/pihak-pihak berperkara akan dipanggil oleh jurusita/jurusita pengganti untuk menghadap ke persidangan setelah ditetapkan Susunan Majelis Hakim (PMH) dan hari sidang pemeriksaan perkaranya (PHS). Catatan : Bagi yang tidak mampu dapat diijinkan berperkara secara prodeo (cuma-cuma). Ketidakmampuan tersebut dibuktikan dengan melampirkan surat keterangan dari Lurah atau Kepala Desa setempat yang dilegalisasi oleh Camat. Bagi yang tidak mampu maka panjar biaya perkara ditaksir Rp. 0,00 dan ditulis dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM), didasarkan pasal 237 245 HIR. Dalam tingkat pertama, para pihak yang tidak mampu atau berperkara secara prodeo. Perkara secara prodeo ini ditulis dalam surat gugatan atau permohonan bersama-sama (menjadi satu) dengan gugatan perkara. Dalam posita surat gugatan atau permohonan disebutkan alasan penggugat atau pemohon untuk berperkara secara prodeo dan dalam petitumnya PERKARA PERDATA PENIN JAUAN KEMBALI 1. Dalam waktu 180 hari sejak putusan berkekuatan hukum tetap atau sejak ditemukan adanya buktibukti baru, Panitera menerima permohonan peninjauan kembali yang diajukan para pihak. 2. Permohonan Peninjauan Kembali dapat diterima, apabila panjar yang ditentukan dalam SKUM oleh Meja pertama telah dibayar lunas. 3. Apabila panjar biaya peninjauan kembali telah dibayar lunas, maka Panitera Pengadilan Negeri wajib membuat akta peninjauan kembali dan mencatat permohonan tersebut kedalam register induk perkara perdata dan register peninjauan kembali. 4. Selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari, Panitera wajib memberitahukan tentang permohonan peninjauan kembali kepada pihak lawannya, dengan memberikan/mengirimkan salinan permohonan peninjauan kembali beserta alasan-alasannya kepada pihak lawan. LAPORAN TAHUNAN 2014 34 PENGADILAN NEGERI PASURUAN

5. Jawaban/tanggapan atas alasan peninjauan kembali selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak alasan peninjauan kembali tersebut diterima, harus sudah diterima di Kepaniteraan untuk disampaikan pihak lawan. 6. Jawaban/tanggapan atas alasan peninjauan kembali yang diterima di kepaniteraan Pengadilan Negeri, harus dibubuhi hari dan tanggal penerimaan yang dinyatakan diatas surat jawaban tersebut. 7. Dalam waktu 30 hari setelah menerima jawaban tersebut berkas peninjauan kembali berupa berkas A dan B harus dikirim ke Mahkamah Agung. 8. Dalam menentukan biaya Peninjauan Kembali, diperhitungkan: a. besarnya biaya kasasi yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung, b. biaya pengiriman uang melalui Bank, c. ongkos kirim berkas, d. biaya pemberitahuan, berupa: o o o o pemberitahuan pernyataan PK dan alasan PK, pemberitahuan jawaban atas permohonan PK. pemberitahuan penyampaian salinan putusan kepada pemohon PK. pemberitahuan bunyi putusan kepada termohon PK. 9. Foto copy relas pemberitahuan putusan Mahkamah Agung, supaya dikirim ke Mahkamah Agung. Sumber: Mahkamah Agung, Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan (Buku II), Edisi 2007. 3. Bagian Hukum LAPORAN TAHUNAN 2014 35 PENGADILAN NEGERI PASURUAN