Adam Smith Sebuah Primer Bagian 3: Tentang Wealth of Nations Keuntungan Bersama yang diperoleh dari Perdagangan Ide utama Smith dari Bab II menjelaskan bagaimana pertukaran (perdagangan) materil menyebarkan keuntungan dari efesiensi produktif ini ke masyarakat. Menggunakan bakat mental atau berkhayal, dia menghayalkan, seseorang dalam sebuah bangsa primitif mungkin lebih baik dari yang lain dalam membuat anak panah, sementara yang lain lebih baik dalam mengolah logam. Dengan berspesialisasi, sang pembuat anak panah bisa memproduksi lebih, dan pandai besi memproduksi lebih banyak belati dari yang bisa dia gunakan. Sehingga mereka mempertukarkan anak panah untuk belati. Keduanya sekarang punya kombinasi yang berguna dari masing-masing alat dan masing-masing telah diuntungkan dari efisiensi rekan yang lain, yang menspesialisasi produksinya. Kecenderungan untuk bertukar-menukar barang dan berdagang, klaim Smith, adalah hal alamiah dan universal dari sifat manusia, karena memang kedua belah pihak diuntungkan. Tentu saja, pertukaran tidak akan terjadi jika keduanya merasa dirugikan oleh pertukaran ini. Dan ini adalah pemikiran yang sangat penting. Dalam dunia Smith, sebagaimana dunia kita, kebanyakan barang dipertukarkan dengan uang dan bukannya dipertukarkan dengan barang. Karena uang dianggap sebagai kekayaan, kelihatannya bahwa hanya penjual yang diuntungkan lewat proses ini. Tetapi Smith menunjukkan bahwa keuntungannya dialami satu sama lain. Dengan bertukar-menukar, kedua belah pihak mendapatkan benda yang mereka inginkan dengan usaha yang lebih sedikit dibandingkan jika mereka membuatnya untuk dirinya masing-masing. Masing-masing menjadi lebih kaya karena pertukaran. Kekayaan, dengan kata lain, bukanlah hal yang tetap, tetapi diciptakan lewat perdagangan manusia. Ini adalah ide yang menggemparkan pada waktu itu. Pemikiran penting yang lain adalah bahwa perdagangan tetap akan menguntungkan kedua belah pihak, walaupun masing-masing pihak mengajukan dan menerima penawaran seutuhnya atas dasar kepentingan diri dan tidak mempertimbangkan kesejahteraan pihak yang lain. Ini adalah hal yang menguntungkan karena memberikan ajakan bagi orang-orang untuk mengambil bagian dalam kegiatan yang kita sukai. Dalam kata-kata terkenal Smith: Bukanlah dari kebaikan hati tukang daging, pembuat bir, atau tukang roti, kita mengharapkan makan malam kita, tetapi dengan kesadaran akan kepentingan diri mereka.
Kita memenuhi kebutuhan kita, bukan dengan kemanusiaan mereka tetapi dengan cinta-diri mereka, dan tidak pernah menawarkan mereka kebutuhan kita tetapi keuntungan mereka. 1 Pernyataan cinta-diri atau kepentingan-diri, Smith tidak maksudkan sebagai ketamakan atau egois. Yang dia maksud menggunakan kata abad delapan-belas: bukan ingin mendapatkan untung dengan merugikan orang lain, tetapi sepenuhnya adalah memperhatikan secara seksama dan pantas kesejahteraan kita sendiri. Hal ini begitu alamiah dan penting bagi umat manusia sehingga dalam The Theory of Moral Sentiments, dia menyebutnya sebagai kebajikan. 2 Dalam buku yang sama, dia menekankan bahwa simpati (atau yang kita sebut, empati) pada orang lain adalah salah satu karakter manusia yang paling penting, dan keadilan (tidak melukai orang lain) adalah salah satu aturannya yang paling fundamental. Pasar yang lebih luas mendatangkan keuntungan yang lebih besar Keuntungan yang kita dapatkan dari pertukaranlah yang mendorong kita untuk berspesialisasi dan nantinya meningkatkan surplus yang bisa kita pertukarkan dengan orang lain. Sebagaimana luas spesialisasi tersebut berkembang bergantung pada seberapa luas pertukaran itu tercipta, kata Smith yaitu, seberapa luas pasar. 3 Hanya kota besar yang menyediakan cukup konsumen untuk tukang periuk, contohnya; sementara masyarakat yang tersebar mungkin tidak mampu menyokong bahkan spesialis seperti tukang kayu atau pandai batu, sehingga memaksa orang-orang untuk melakukan lebih banyak hal untuk diri mereka sendiri. Satu hal yang pastinya memperluas pasar adalah uang. 4 Hidup akan begitu repot jika pembuat bir yang sedang lapar selalu harus mencari tukang roti yang sedang kehausan. Itulah kenapa kita pada umumnya menggunakan uang sebagai perantara menukarkan kelebihan produk kita dengan uang, kemudian menukarkan uang kita kembali dengan produk yang kita inginkan. 1 Ibid., Buku I, bab II, hlm. 26-7, paragraf 12. 2 The Theory of Moral Sentiments, Bab. VI, Bagian I. 3 The Wealth of Nations, Buku I, Bab III. 4 Ibid., Buku I, Bab IV.
Index nilai Tetapi, entah itu dimediasi oleh uang atau tidak, apakah yang menentukan besaran nilai dari masing-masing produk yang berbeda ketika dipertukarkan? Inilah yang membingungkan Smith ketika sesuatu yang sangat tidak berguna (seperti berlian) punya nilai tukar yang begitu tinggi, ketika sesuatu yang sangat penting (seperti air) hampir tak ada nilai. Saat ini kita bisa dengan mudah menjawabnya menggunakan teori utilitas (nilai guna) marginal: karena berlian begitu langka, tambahan satu berlian membutuhkan harga yang tinggi; tetapi karena air begitu melimpah, tambahan satu cangkir sebenarnya tidak terlalu berguna bagi kita. Atau kita bisa memakai analisa permintaan dan penawaran. Sayangnya, alat yang pertama tadi belum ada dan, pada saat penulisan The Wealth of Nations, Smith belum menyempurnakan alat yang kedua, sehingga dia kesulitan mengindentifikasi apa yang yang membuat suatu produk memiliki nilai tertentu. Tampaknya alamiah baginya bahwa dalam masyarakat primitif, nilai awalnya pasti mencerminkan kerja yang dicurahkan dalam produksi barang tersebut. 5 Bukankah pada akhirnya, kita mencurahkan kesusahan dan masalah dalam menciptakan sebuah produk yang kita jual adalah agar kita bisa membebaskan diri kita dari kesusahan untuk menciptakan produk yang kita beli. TIdak ada gunanya bagi siapapun untuk membeli sesuatu yang bisa mereka ciptakan sendiri dengan sedikit usaha; jadi tingkat nilai tukar yang ideal harus mencerminkan jumlah usaha yang sama. Oleh karenanya jika bagi pemburu biasanya membutuhkan dua kali usaha kerja untuk memburu berang-berang dibandingkan memburu rusa, satu berang-berang secara alamiah mestinya ditukarkan atau bernilai dua rusa. 6 Tentu saja, selidik Smith, tidak semua kerja adalah sama. Ada proses produksi yang lebih sulit dikerjakan, memerlukan lebih banyak kepintaran, atau membutuhkan waktu pelatihan dan pengalaman yang lebih panjang. Tetapi faktor ini akan diperhitungkan dengan tawar-menawar dalam pasar. 7 Bagian ini dari The Wealth of Nations telah begitu banyak dikritisi sebagai teori nilai kerja, yang nantinya memungkinkan Karl Marx untuk mengklaim bahwa kerja dari pekerja telah secara terus-menerus dicuri oleh para bos-bos kapitalis. Jika demikian, pasti para bos ini tidak menciptakan hal baik bagi dunia. 5 Ibid., Buku I, Bab V. 6 Ibid., Buku I, Bab IV, hlm. 65, paragraf 1. 7 Ibid., Buku I, Bab I, hlm. 49, paragraf 4.
Tetapi Smith sebenarnya tidak menuntun kita kepada teori nilai kerja. Dia sebenarnya sedang berusaha untuk memahami apa yang sekarang kita lihat sebagai salah satu tolak ukur ekonomi, biaya produksi total. Dalam masyarakat berburu, biaya ini seluruhnya terdiri dari kerja. Tetapi kita telah berevolusi jauh dari jaman ini; dan Smith melanjutkan dengan mengidentifikasi faktor produksi lainnya tanah dan modal yang telah dipakai dalam sistem ekonomi moderen. Ide ini sekali lagi telah menjadi konsep penting dalam ekonomi saat ini. Dan nantinya, Smith memperkenalkan penawaran dan permintaan, mempelajari bukan hanya bagaimana perimintaan dan penawaran ini mempengaruhi harga, tetapi juga bagaimana mereka menggerakkan seluruh sistem produksi dan distribusi. Ini adalah hal yang membuka khazanah baru dan dia menjelaskannya dalam beberapa bab, yang harus dibaca secara keseluruhan, dan yang menyelidiki bagaimana masyarakat meninggalkan jumlah kerja sebagia satu-satu-nya sumber nilai. 8 Tanah, kerja dan modal Untuk segala hal yang diproduksi pada zaman moderen ini, anda membutuhkan orang-orang untuk melakukan pekerjaan, juga perlengkapan seperti peralatan dan mesin bagi mereka dan juga tempat untuk bekerja. Total biaya oleh karena itu bisa dibagi menjadi tiga faktor besar produksi, menurut Smith. 9 Tidak seperti pada ekonomi berburu, faktor ini dimiliki oleh orang-orang yang berbeda, yang oleh karenanya berhak mendapat bagian dari pendapatan berdasarkan apa yang diproduksinya Yaitu kerja untuk pekerja, tentu saja, ditunjukkan dalam upah. Juga ada modal (Smith sebut sebagai barang persediaan) yang disediakan oleh pengusaha, ditunjukkan dalam laba. Juga adanya penggunaan tanah, digambarkan sebagai sewa yang dibayarkan pada tuan tanah. Tanah, modal dan kerja oleh karenanya semuanya memberi sumbangsih bagi produksi, membuat pekerja, pengusaha, dan tuan tanah semuanya saling bergantung. Tetapi saling ketergantungan mereka lebih dari sekedar produksi; karena kebanyakan produksi ini adalah untuk saling dipertukarkan, mereka semuanya terlibat dalam penilaian dan pendistribusian dari produk ini juga. Smith menuntun kita secara perlahan pada kesadaran bahwa produksi, valuasi (penilaian) dan distribusi dari hasil kerja suatu bangsa tidak berada terpisah-pisah, tetapi semuanya terjadi secara bersamaan sebagai bagian yang saling berhubungan dalam 8 Ibid., Buku I, Bab V- XI. 9 Ibid., Buku I, Bab VI.
suatu sistem ekonomi yang berjalan, dimana semua orang adalah bagiannya. Ini juga adalah suatu inovasi teoritis yang luar biasa. Bagaimana pasar mengatur produksi Smith kemudian menjelaskan bagaimana sistem ini menuntun dan mengatur produksi. Harga pasar dengan mana produk dipertukarkan, kata dia, bisa lebih tinggi atau rendah dari total biaya produksi (yang dia sebut sebagai harga alamiah ), 10 bergantung pada permintaan dari produk tersebut (atau paling tidak, permintaan efektual (yang bisa terjadi) dari konsumen yang punya uang untuk membeli) dan berapa banyak yang disediakan di pasar. Jika harga pasar lebih tinggi dari total biaya produksi, mereka untung; jika lebih rendah, mereka rugi. Harga pasar tidak akan pernah tetap di bawah biaya produksi dalam jangka waktu lama; pembeli akan menarik diri, dari pada menderita rugi berkepanjangan. Tetapi juga tidak akan menjadi sangat tinggi. Karena ini akan menjadi peringatan bagi pesaing bahwa ada untung yang bisa dibuat; penawaran akan meningkat dan harga pasar akan tertarik untuk turun lagi. Sehingga tujuan dari industri adalah untuk memberikan jumlah yang setimbang (equilibrium) ke pasar. Tentu saja, persaingan bisa tidak sempurna. Peraturan bisa membatasi akses masuk ke pasar. Pelaku monopoli bisa memaksa harga naik dengan menjaga pasar tanpa stok barang yang cukup. Atau informasi yang tidak sempurna: contohnya, penemu sebuah proses produksi yang lebih murah bisa menikmati untung luar biasa pada beberapa tahun awal, sampai pesaingnya juga menemukannya. Jadi harga alami dan harga pasar bisa saling bersilangan. 10 Ibid., Buku I, Bab VII.