PERAN TENAGA KERJA MENURUT TEORI KAPITALIS, SOSIALIS, DAN PANCASILA

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN PEMERINTAH TERHADAP HUBUNGAN KERJA DALAM PENDEKATAN KAPITALIS, SOSIALIS, DAN PANCASILA

Peran Tenaga Kerja dalam Konsep Kapitalis, Sosialis dan Pancasila

Konflik Politik Karl Marx

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Secara Etimologis, istilah Kebijakan (policy) berasal bahasa Yunani,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis

Etika Bisnis dan Globalisasi

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Hubungan Industrial Pancasila

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara

Hubungan Kerja dalam Sistem Pancasila

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasaran pembahasan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya,

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

Prinsip-Prinsip Aliran-Aliran Sosialisme

Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Kasus Drydocks, Batam

SAMSURI SEMESTER GASAL 2011/2012 YOGYAKARTA

EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 )

MISI PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS INDIVIDU HUBUNGAN INDUSTRIAL

Kebenaran Manusia Sebagai Kerja : Selayang Pandang Kemanusiaan Menurut Marxisme Klasik

BAB II PERUBAHAN SOSIAL KARL MARX. menunjuk pada perubahan sosial yang telah terjadi pada masyarakat

BAB II TINJAUAN UMUM PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL. 1. Pengertian hubungan industrial dan kaitannya dengan hubungan industrial

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU

6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. revolusi 1952 dalam novel al-lish-shu wal-kila b karya Najib Machfuzh, maka

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

PERADABAN EROPA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

VII KONFLIK DAN INTEGRASI

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI

SISTEM EKONOMI SUATU PERBANDINGAN DAN APLIKASI SISTEM EKONOMI INDONESIA DEFINISI SISTEM EKONOMI

SISTEM EKONOMI INDONESIA: KAPITALISME MEDIA

BAB 1 RUANG LINGKUP BISNIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

Perekonomian Indonesia

Christian Daniel Hermes Dosen Fakultas Hukum USI

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial

MSDM Materi 13 Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial

Setiap karyawan dapat membentuk atau bergabung dalam suatu kelompok. Mereka mendapat manfaat atau keun-tungan dengan menjadi anggota suatu kelompok.

SISTEM EKONOMI INDONESIA BY DIANA MA RIFAH

A. Pengertian Pancasila

BAB V PENUTUP. 1. Filsafat Perennial menurut Smith mengandung kajian yang bersifat, pertama, metafisika yang mengupas tentang wujud (Being/On) yang

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

BAB II TEORI KONFLIK KARL MARX DAN DAHRENDORLF. proletar yang memperebutkan sumber-sumber ekonomi (alat-alat produksi).

ACARA PRAKTEK PERKULIAHAN MATA KULIAH : HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA Kode / SKS : KK

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN

Oleh: Marhendi, SH., MH. Dosen Fakultas Hukum Untag Cirebon

MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI. Pertemuan III FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Feni Fasta, SE, M.Si SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

Materi 7 Bisnis, Politik dan Perekonomian. Marheni Eka Saputri ST., MBA

BAB I PENDAHULUAN. 2 Hadi Setia Tunggul, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta, Harvarindo, 2009, hal. 503

Peran Serikat Pekerja Dalam Dinamika

Kekuasaan Tafsir dan Tafsir Kekuasaan dalam Hukum

BAB IV PENUTUP. Universitas Indonesia

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

BAGIAN TIGA REPRODUKSI DAN SIRKULASI DARI SELURUH KAPITAL SOSIAL

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA. Novia Kencana, S.IP, MPA

Jalan Tengah Sosialisme

Sistem Ekonomi sebagai Alat untuk Memecahkan Masalah Ekonomi. Bab. Warta Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. untuk bermasyarakat serta berkumpul dengan sesama merupakan kebutuhan. otonomi untuk menentukan nasibnya sendiri.

Dr. Alimatus Sahrah, M.Si, MM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL. Kritik Terhadap Mazhab Pembangunan (Developmentalism)

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, para wanita ikut berpartisipasi meningkatkan

Kamar Kecil. Merokok. Agenda. Telepon selular

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

Tugas Resume Hubungan Industrial

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

Sosialisme Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Manusia menjadi penentu dan penggerak jalannya suatu

Tinjauan Mata Kuliah A. RELEVANSI

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi

Adam Smith Sebuah Primer Bagian 3: Tentang Wealth of Nations

Pokok-Pokok Pikiran Mengenai Kelas Menengah *

Gerakan Sosial. -fitri dwi lestari-

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya perubahan struktur penguasaan lahan pertanian, pola

Teori Ketergantungan

Hubungan Industrial. Perselisihan Kerja; Bentuk-Bentuk Konflik; dan Demo Serikat Pekerja. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi

Teori Ketergantungan

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Sistem Ekonomi. Pengantar Ekonomi Julius Nursyamsi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY THE STUDY OF CAPITALIST IDEOLOGY IN TIM BURTON S CHARLIE AND THE CHOCOLATE FACTORY (2005) USING MARXISM

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENYUSUNAN UU NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG TNI : IMPLEMENTASI MODEL ANALISIS GRAHAM T.

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

- 1 - BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KETENAGAKERJAAN

PENDAHULUAN. mencari keuntungan semaksimal mungkin dan penghasilannya selain untuk kebutuhan rumah tangga/operasional juga untuk mengembangkan usaha.

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 )

Hand Outs 2 Pendidikan PANCASILA

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

Transkripsi:

Nama : Novita NIM : 125030200111177 Kelas : A, Hubungan Industrial PERAN TENAGA KERJA MENURUT TEORI KAPITALIS, SOSIALIS, DAN PANCASILA 1. Pemikiran Ekonomi Marx Sebagai Kritik Terhadap Kapitalisme KRITIK TERHADAP KAPITALISME Teori Nilai Lebih dan Akumulasi Modal Teori nilai lebih merupakan teori yang paling banyak digunakan oleh teoritisi Marxist untuk mengkritik sistem ekonomi kapitalisme hingga saat ini. Teori ini mengurai cara produksi dan perkembangan kapitalis yang melibatkan penjelasan hubungan pekerja dan pemilik modal. Secara awan nilai lebih dikenal sebagai laba, selisih antara harga yang dikeluarkan oleh pemilik modal untuk memproduksi dengan harga jual hasil produksi tersebut. Namun secara ekonomi nilai lebih berhubungan dengan perbedaan antara nilai yang dihasilkan oleh pekerja dan nilai tenaga kerjanya sendiri. Pengertian ini membawa kita untuk memahami terlebih dahulu tentang tenaga kerja dalam produksi kapitalis. Tenaga kerja dalam sistem produksi kapitalisme menurut analisa Marx setara jika dibandingkan dengan material produksi lain yang dibutuhkan dalam proses produksi. Seorang tenaga kerja dinilai dan diberikan upah berdasarkan jam kerja yang berikannya selama proses produksi. Material produksi dan perkakas produksi dinilai berdasarkan harga yang dibayar pemilik modal untuk mendapatkannya. Karena dalam proses produksi material produksi dan perkakas produksi tidak mengalami pertambahan nilai malahan mengalami penurunan nilai, maka satu-satunya sumber pertambahan nilai yang bisa menjadi keuntungan atau nilai laba adalah proses kerja yang dilakukan tenaga kerja. Dengan kata lain satu-satunya faktor produksi yang mendatangkan keuntungan adalah tenaga kerja melalui kerjanya. Karena status tenaga kerja disamakan dengan komoditas maka perannya dalam hubungan ekonomi juga diperlakukan sebagai komoditas. Eksistensi para pekerja hanya dihargai sebagai pendukung demi terwujudnya proses produksi. Upah yang diterimanya dimaknai sebagai kebutuhan untuk mereproduksi tenaga kerja untuk produksi. Dengan sudah

jelasnya dari mana para pemilik modal mendapatkan keuntungan dalam proses produksi mereka dalam Teori Nilai Lebih, selanjutnya Teori Akumulasi Modal akan menjelaskan apa yang akan diperbuat para pemilik modal dengan nilai lebih yang mereka terima. Akumulasi modal adalah proses yang dilakukan oleh para pemilik modal dalam memperbesar faktor produksinya. Dalam buku pertama Kapital, Marx menjelaskan terdapat tiga tahap yang dilalui modal dalam sikuit kapital. Tahapan pertama: Kapitalis muncul di pasar barang-dagangan dan berperan sebagai seorang pembeli; uangnya diubah menjadi barang-dagangan, ia melalui babak peredaran M-C. Tahapan kedua: Konsumsi produktif oleh kapitalis atas barang-dagangan yang dibeli. Ia berfungsi sebagai kapitalis produsen barang-dagangan; kapitalnya melalui proses produksi. Hasilnya: barangdagangan bernilai lebih besar ketimbang unsur-unsur produksinya Tahapan ketiga: Kapitalis kembali ke pasar sebagai seorang penjual; barang dagangannya ditransformasi menjadi uang, mereka melalui babakan sirkulasi CM. Dengan demikian perumusan bagi sirkuit kapital uang adalah M C...P...C - M (money-comodity production commodity -money ). Titik-titik diatas menandakan bahwa proses peredaran (sirkulasi) telah diinterupsi, sedangkan C dan M menandakan peningkatan pada C dan M sebagai hasil nilai-lebih Nilai lebih dalam bentuk uang ini kemudian bisa dijadikan oleh pemilik modal untuk pembiayaan faktor produksinya, keuntungan untuk konsumsi pribadinya ataupun sebagai modal untuk pengembangan usaha sang pemiliki modal yang kemudian awam dikenal dengan akumulasi modal. Namun apa yang menjadikan akumulasi modal lebih menjadi perhatian dibandingkan dengan opsi lain pemilik modal menggunakan nilai lebihnya? Jawabannya adalah persaingan dalam sistem ekonomi kapitalis. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Adam Smith, sistem ekonomi liberal kapitalis adalah sistem ekonomi yang terbentuk dengan sendirinya sebagai akibat persaingan yang sehat antar individu dalam memenuhi kepentingan ekonominya. Sebuah perusahaan akan kalah dalam persaingan apabila produk-produk yang dihasilkannya memiliki kualitas yang kalah bagus dibanding pesaingnya, atau mereka akan gagal mendapatkan keuntungan maksimal apabila kuantitas produksi mereka tidak mampu memenuhi pemintaan pasar. Solusinya adalah akumulasi capital dalam bentuk teknologi mesin dan perkakas produksi muthakir yang akan meningkatkan kapasitas produksi perusahaan.

Dari sisi ini terlihat sebagai akumulasi modal sebagai sebuah keharusan dan resiko dalam ekonomi kapitalis, namun disisi lain akumulasi modal tidak terlihat sebagai sebuah konsekuensi yang menyiksa pemilik modal. Nilai lebih yang didapatkan oleh perusahaan yang kembali diputarkan dalam bentuk faktor produksi memang secara langsung tidak dapat memenuhi konsumsi pribadi pemilik modal. Namun pola hubungan produksi yang dikuasai oleh sekelompok pemilik modal ini sudah terlebih dahulu menjanjikan investasi dengan deviden yang lebih besar untuk para pemilik modal untuk dinikmati dikemudian hari. Moralitas Marxisme juga menyoroti sistem akumulasi modal ini. Nilai lebih yang menjadi prasyarat akumulasi sejatinya dihasilkan oleh proses kerja tenaga kerja, namun status para pekerja yang hanya sebagai komoditas membuat para pekerja tidak dapat menikmati nilai lebih yang mereka hasilkan mewujud keseluruhan pabrik-pabrik, mesin-mesin, jalanjalan, rel kereta, pelabuhan, bandara udara, dan sebagainya. Ernest Mandel dalam Pengantar Teori Ekonomi Marxist nya mengomentari ketimpangan ini sebagai sebuah bukti kolosal eksploitasi yang terus berlanjut yang dijalankan oleh kelas pekerja sejak asal mula masyarakat kapitalis Kedua teori ekonomi Marx ini agaknya cukup untuk membayar tujuan fisafat humanisme atau naturalisme Marx. Mewakili naturalism (materialisme) Marx mengomentari realitas sistem sosial ekonomi yang dihasilkan oleh kapitalisme dengan empirik, rasional dan memenuhi logika yang runtun. Dan mewakili humanisme, kritik terhadap sistem kapitalisme mempunyai dasar ketidakadilan terhadap sebagian besar manusia yang terlibat dalam produksi sistem ekonomi kapitalisme. Teori Alienasi Teori Alienasi merupakan teori sosial yang merupakan konsekuensi dari sistem ekonomi kapitalisme. Teori Alienasi berkaitan dengan situasi yang dijalankan oleh tenaga kerja selama berproduksi berkaitan dengan peran yang mereka jalankan dalam sosialnya. Teori nilai lebih diawal sudah menjelaskan bahwa tenaga kerja tidak lebih dari sekedar komoditas dan material produksi yang dieksploitasi untuk mendapatkan nilai lebih. Upah yang diterimanya dimaknai sebagai biaya reproduksi tenaga kerja, dengan kata lain biaya minimal hidup tenaga kerja untuk mereproduksi tenaganya untuk dihabiskan kembali dilapangan pekerjaan. Ketidakadilan ini ternyata tidak dimaknai hanya sekedar ketimpangan pendapatan bagi Marx tetapi berhubungan dengan eksistensi kemanusiaan kelas pekerja. Seperti yang

dinyatakan Marx Objek yang dihasilkan buruh, produknya, kini bertentangan dengan dirinya; objek itu menjadi makhluk asing dan kekuasaan yang terbebas dari pembuatnya. Produk buruh adalah buruh yang telah diwujudkan dalam sebuah objek dan berubah menjadi sebuah benda fisik; produk ini merupakan objektifikasi buruh. Buruh teralienasi karena kerja telah berhenti menjadi bagian dari sifat pekerja dan konsekuensinya, buruh tidak memenuhi dirinya dalam pekerjaannya, tetapi menolak dirinya, memiliki perasaan sengasara daripada menjadi mahkluk yang baik, tidak mengembangkan energi mental dan fisisknya secara bebas, tetapi tenaganya terkuras dan mentalnya tercerabut. Oleh karena itu, pekerja merasa dirinya nyaman hanya selama masa senggangnya, sedangkan ketika berkerja ia merasa tidak nyaman. Dari pernyataan Marx ini terdapat dua poin utama dari alienasi, pertama dalam proses kerja manusia dibatasi kemampuan kreatifnya, manusia tidak bisa mencapai dirinya yang memiliki kemampuan yang dapat dibedakan dari orang lain karena aktivitas yang dijalaninya sama. Tenaga kerja juga terasing dengan lingkungan sosialnya yang seharusnya berpengaru bagi kehidupannya. Kedua, hasil kerja akibat pembagian kerja menjadi terpisah dengannya. Tenaga kerja tidak lagi mampu menguasai apa yang dihasilkanya. Poin penting dari teori alienasi lainnya adalah perhatian besar Marx terhadap kemanusiaan yang tidak lagi manusiawi dalam sistem ekonomi kapitalis. Hal inilah yang mendasari Marx untuk menyatakan sikap ketidaksetujuan terhadap sistem ekonomi ini dan memprediksi akan terjadi revolusi sosial dikepemimpinan kelas pekerja. Kelas yang dipercaya Marx sebagai kelas yang paling tereksploitasi, teralienasi, dan sisi kemanusiaannya yang paling mengacam. Revolusi dalam usaha pengembaliaan kemanusiaan dan pembebasan akan dimulai dari kelas ini. 2. Konsep Sosialisme Marx Prediksi Marx sistem kapitalisme akan menghancurkan dirinya sendiri secara perlahan, dan akan menemukan lompatan kuantitas menuju kualitas ketika revolusi yang dipimpin tenaga kerja terjadi. Prediski ini kemudian diikuiti oleh pandangan Marx sendiri terhadap konsep masyarakat idealnya. Konsep Sosialisme Marx secara awam seringkali dikait-kaitkan dengan diktatur proletariat Uni Soviet ataupun dengan bentuk negara komunis kontemporer seperti Kuba atau Cina. Hal ini tidak terlepas dari pemikiran Marx yang menjadi landasan ideologis negara-negara tersebut namun tidak terterapkan hingga mencapai substansinya. Hal ini membuat banyak akademisi memperdebatkan bagaimana stuktur sosial

yang sebenarnya diinginkan oleh Marx yang juga sekaligus akan menjawab percobaanpercobaan sosialisme yang selama ini mengatas namakan Karl Marx. erdasarkan landasan pemikiran filsafat Marx yang memiliki tujuan kemanusiaan, konsep sosialisme yang diinginkan Marx tentunya juga tidak terlepas dari kemanusiaan. Dalam buku ketiga Kapital Marx menerangkan tujuan dari sosialisme bahwa Sebagaimana manusia primitif (komunisme awal) harus bergulat dengan alam untuk memenuhi kebutuhannya, untuk mempertahankan hidupnya dan mereproduksinya, maka manusia yang beradap juga harus melakukannya dalam semua bentuk masyarakat dan dibawah semua mode produksi yang mungkini ada. Seiring dengan perkembangan dirinya, kebutuhan alamiah pun berkembang karena kebutuhannya semakin meningkat; tetapi pada saat yang bersamaan kekuatankekuatan produksi juga meningkat, yang dengan kebutuhan-kebutuhan manusia terpenuhi Manusia menyelesaikan tugasnya dengan energy minimal dan dibawah kondisi yang sesuai dengan watak alamiah manusia. Tetapi kekuasaan selalu tetap menjadi sebuah kebutuhan nyata. Diluar itu, kekuasaan manusia mulai mngembangkan, yang menjadi tujuannya sendiri, kebebasan yang sebenarnya, namun dengan demikian hanya dapat tumbuh subur jika memang menjadi kebutuhan dasarnya. 3. Konsep Pancasila Dalam proses produksi secara konstitusional-institusional sudah ada pendekatan sistemik dalam bentuk Hubungan Industrial Pancasila. Dari sisi pengusaha, maka mereka mempunyai hak milik dalam berproduksi (ekonomi) namun berfungsi sosial, mengembangkan usaha dan laba, hal mengelola modalnya dan selanjutnya berkewajiban meningkatkan kesejahteraan pekerja. Dari segmen ketenagakerjaan, maka hubungan industrial Pancasila menempatkan posisi perwakilan pekerja dalam kelembagaan perburuhan sebagai penyalur aspirasi dengan hak misalnya berorganisasi, hak melaksanakan kesepakatan kerja, secara kolektif menyatakan pendapat atas kondisi kerja, hak perlindungan lainnya, dan berkewajiban mengamankan kepentingan perusahaan atas pesaing dan sekaligus membawa pekerja aktif berpartisipasi dalam pembangunan. Terdapat dua pola hubungan yang ideal ini yakni "bipartit dan tripartit". Institusionalisasi hubungan industrial Pancasila bipartit yakni dari aspek internal perusahaan

yakni adanya komunikasi yang aktif dan konstruktif antara pengusaha pemilik dengan manajemen, dan antara manajemen dengan pekerja, dan antara pemilik dengan pekerja terutama dalam menempatkan ketiga "stake holders" perusahaan ini dalam satu kesatuan kepentingan (keuntungan perusahaan dan kesejahteraan pekerja). Sedangkan kelembagaaan tripartit berkaitan dengan hubungan external-internal perusahaan yang didalamnya terdapat institusi Pemerintah yang merepresentasi kepentingan umum, dan kebijakan publik. Sebagai forum komunikasi dua arah dan dialog tiga tungku pembangunan ini selanjutnya diikuti dalam bentuk kesepakatan kerjasama. Persoalan upah sesungguhnya hanya salah satu sisi substansial dari kelembagaan bipartit dan tri-partit, disamping itu terdapat aspek keamanan, kenyamanan, keselamatan dan kesehatan pekerja dalam konteks tempat kerja. Apek pengupahan merupakan phenomena dalam semua sistem ekonomi (liberalis maupun sosialis). Selalu ada "antagonistic cooperation" dan "trade-off" atas setiap kebijakan pengupahan; baik naik, bisa saja tetap apalagi turun". Dalam perspektif sosiologis, aspirasi pekerja dalam bentuk "inspirational creative tension" selalu dihadapkan dengan "rational emotional tension" pengusaha. Diskrepensi antara tuntutan pekerja yang menempatkan upah sebagai bagian dari peningkatan kesejahteraan diri dan keluarga jika turun atau tidak naik menjadi faktor negatif dalam pencapaiannya, dan kemampuan pengusaha yang menempatkan upah sebagai bagian komponen produksi yang jika naik menimbulkan "additional cost" dan melemahkan daya saing produk di pasar yang semakin kompetitif. Meskipun dalam hubungan industrial Pancasila mengetengahkan unsur musyawarah untuk mufakat, namun jika terdapat "industrial disputes" yang tidak menemukan titik kompromi, maka bisa diselesaikan salah satunya melalui kelembagan PTUN, atau Pemerintah (Daerah) mengambil peran awal, tengah, dan akhir sebagai pengasuh, pelindung, pengayom dan pendamai dalam mensikapi cara pandang yang berbeda tadi. Apapun yang telah diputuskan oleh Pemerintah sebagai representasi kepentingan makro-nasional-publik, maka secara formal atas substansi material yang ada berkaitan dengan pengupahan harus samasama kita patuhi. (SUMBER:http://www.academia.edu/6053299/Pemikiran_Ekonomi_Karl_Marx, http://www.haluankepri.com/opini.html?start=768.)