BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh perdagangan internasional. Pertama, walaupun liberalisasi perdagangan setiap negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Universitas Bina Darma

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

1. Tinjauan Umum

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

ekonomi Sesi PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. KONSEP DASAR a. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

NERACA PERDAGANGAN DAN NERACA PEMBAYARAN

MAKALAH NERACA PEMBAYARAN. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia Yang Dibina Oleh Ibu Dra. Sudarti, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

Materi 3 NERACA PEMBAYARAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia

Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

PEREKONOMIAN TERBUKA

BAB VII Perdagangan Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian antar negara semakin

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

EKONOMI INTERNASIONAL

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. NILAI TUKAR DAN NERACA PEMBAYARAN MEET-11

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI

Transaksi NPI terdiri dari transaksi berjalan, transaksi modal dan finansial.

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Dan Konsep 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Terdapat dua alasan pokok mengapa aktivitas ekonomi secara keseluruhan dipengaruhi oleh perdagangan internasional. Pertama, walaupun liberalisasi perdagangan setiap negara berbeda-beda liberalisasi dan investasi membuat penurunan hambatan terhadap masuknya modal, arus barang, tarif, kuota, dan pengendalian terhadap mata uang. Kedua, makin rendahnya biaya teknologi dan komunikasi berpengaruh sangat pesat terhadap pengurangan biaya dan penyempitan dalam ruang ekonomi. Sehingga hal ini menyebabkan terjadinya globalisasi pasar. Setiap negara yang melakukan pertukaran atau perdagangan dengan negara lain akan memperoleh manfaat dalam pertukaran. Pertama, pertukaran terhadap barang yang tidak mampu diproduksi secara efisien. Kedua, efisiensi terhadap faktor produksi yang dimiliki. Ketiga, produsen tidak harus mengandalkan pasar domestik untuk menjual barangnya. Keempat, Dengan melakukan pertukaran pasar akan semakin luas sehingga meningkatkan keuntungan. Kelima, pembaharuan teknologi membuat produsen mampu meningkatkan output. Teori perdagangan internasional dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yakni teori klasik dan teori modern. Teori klasik yang banyak dikenal adalah teori keunggulan absolut dari Adam Smith dan teori keunggulan relatif atau keunggulan komparatif dari David Ricardo. Teori modern diwakili oleh teori proporsi faktor dari Hecksher dan Ohlin, dan teori International Product Life Cycle dari R.Vemon. Berikut ini adalah pemaparan dari teori-teori tersebut.

1) Teori Klasik Peran pemerintah dalam paham ini sangat dibatasi untuk meningkatkan persaingan sehingga akan tercapai peningkatan produksi dan konsumsi secara efektif. Sehingga teori ini mendasari kebijsaksanaan bisnis internasional berdasarkan perdagangan yang liberal. Adam Smith pada tahun 1917 dalam The Wealth of Nations mencetuskan kebijakan perdagangan bebas. Kedua negara melakukan pertukaran jika masing-masing negara melakukan pembagian kerja berdasarkan keahlian terhadap barang yang diproduksi sehingga menimbulkan efisiensi. Sehingga teori nilai tenaga kerja dalam teori Absolute Advantage yang menjadi pusat perhatian Adam Smith. Teori Comparative Advantage yang dikembangkan oleh David Ricardo merupakan pemekaran dari teori yang dijelaskan oleh Adam Smith. David Ricardo menjelaskan produk yang dihasilkan tidak harus secara penuh memiliki keadaan lebih unggul dari negara lain akan tetapi memiliki nilai perbandingan, sehingga dapat melakukan pemusatan produksi dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya produksi. Perdagangan internasional terjadi melalui hukum perbandingan biaya produksi antar negara. Sedangkan teori nilai tenaga kerja tidak dapat terpakai. Teori yang dijelaskan oleh David Ricardo menjeslakan bahwa negara mendapatkan keuntungan dari penggunaan secara efisien terhadap tenaga kerjanya, berbeda dari Adam Smith yang menyatakan keuntungan perdagangan didapatkan secara mutlak. David Ricardo menjelaskan bahwa negara dapat menciptakan keunggulan komparatifnya sendiri. Penguasaan teknologi dan kerja keras menjadi faktor keberhasilan suatu negara. Bagi negara yang menguasai teknologi akan semakin diuntungkan dengan adanya perdagangan bebas ini, sedangkan negara yang hanya mengandalkan kepada kekayaan alam akan kalah dalam

persaingan internasional. Sehingga keunggulan komparatif dapat diciptakan walaupun negara memiliki keterbatasan dalam ketersediaan sumber daya alam. 2) Era Merkantilisme Perkembangan pemikiran ekonomi tidak terlepas dari perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Sebelum abad ke-17 kegiatan ekonomi pada umumnya masih bersifat kecil-kecilan, yang hanya ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri (subsisten). Tetapi pada abad ke-17 terjadi perkembangan yang sangat pesat dalam organisasi kegiatan ekonomi dan masyarakat. Kalau dahulu kegiatan ekonomi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, sekarang karena adanya surplus hasil pertanian maka mulai dikenal perdagangan, baik dalam maupun luar negeri. Istilah merkantilisme berasal dari kata merchant, yang berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme, tiap negara yang berkeinginan untuk maju harus melakukan perdagangan dengan negara lain. Sumber kekayaan negara akan diperoleh melalui surplus perdagangan luar negeri yang akan diterima dalam bentuk emas atau perak. Bagi penganut merkantilisme sumber kekayaan negara adalah dari perdagangan luar negeri, dan uang sebagai hasil surplus perdagangan adalah sumber kekuasaan. Tidak heran kalau kebijaksanaan perdagangan waktu itu sangat mendorong ekspor, dan sedapat mungkin berusaha agar impor dibatasi. Tokoh-tokoh merkantilisme sangat banyak, beberapa di antaranya adalah Jean Babtis Colbert (1619-1683) merupakan bukan ahli ekonomi, melainkan pejabat negara Perancis dengan kedudukan sebagai Menteri Utama di bidang ekonomi dan keuangan dalam pemerintahan Raja Louis XIV. Pada masa itu perdagangan luar negeri dianggap sebagai sumber utama kemakmuran, maka sebagai konsekuensinya kedudukan kaum saudagar semakin penting. Aliansi antara para saudagar dengan penguasa banyak terjadi dalam praktek ekonomi. Kaum saudagar

memperkuat dan mendukung kedudukan penguasa, dan penguasa memberi bantuan dan perlindungan berupa monopoli, proteksi dan keistimewaan-keistimewaan lainnya. Abad ke-17 dan 18 di Eropa dianggap sebagai zaman kapitalisme komersil (commercial capitalism), sebab kaum saudagarlah yang memegang kendali utama perekonomian. David Hume (1711-1776) adalah kawan dekat Adam Smith yang sebenarnya lebih dikenal sebagai filsuf daripada pakar ekonomi. Bagaimanapun kontribusinya terhadap pemikiranpemikiran ekonomi cukup besar, sebab ia dan Smith sering mendiskusikan pandanganpandangan mereka bersama-sama, dan dari hasil diskusi ini jelas akan mempengaruhi jalan pikiran masing-masing. Salah satu buku yang ditulis oleh Hume adalah Of the Balance of Trade, yang membicarakan tentang harga-harga yang sebagiannya dipengaruhi oleh jumlah barang dan sebgaian lagi dientukan oleh jumlah uang. 2.1.2 Konsep Cadangan Devisa Cadangan devisa merupakan aset eksternal yang berada di bawah kontrol Bank Indonesia selaku otoritas moneter. Cadangan devisa digunakan untuk membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaran, melakukan intervensi di pasar dalam rangka memelihara nilai tukar, dan tujuan lainnya sebagai bantalan terhadap kewajiban Indonesia. Kuat lemahnya perekonomian suatu negara dilihat dari cadangan devisa negara tersebut. Kegiatan ekspor maupun impor mempengaruhi perubahan pada cadangan devisa. Beban utang luar negeri, baik pemerintah maupun swasta dapat menekan cadangan devisa (Bellia Novianti, et.al 2012). Cadangan devisa digunakan sebagai pengatur permintaan dan penawaran valuta asing dalam transaksi perdagangan. Semakin banyak suatu negara memiliki likuiditas asset luar negeri maka negara semakin siap terhadap krisis yang akan terjadi.

Cadangan devisa adalah penjumlahan transaksi modal dan ekspor neto atau dapat dikatakan cadangan devisa merupakan transaksi modal ditambah dengan ekspor neto, dalam rumus cadangan devisa dapat dilihat sebagai berikut: CDV t = CDV t-1 + TB t + TM t dimana: CDV t` = Cadangan devisa saat ini CDV t-1 = Cadangan devisa sebelumnya TB t = Transaksi berjalan TM t = Transaksi modal Neraca pembayaran dibagi ke dalam dua laporan utama yaitu transaksi berjalan dan transaksi modal. Cakupan dari transaksi berjalan diantaranya barang dan jasa, pendapatan investasi (deviden, bunga, sewa, dan laba yang dibayarkan merupakan sumber devisa), dan pembayaran transfer neto. Sedangkan cakupan dari transaksi modal adalah apa yang tidak di catat di dalam transaksi berjalan, misalnya perdagangan sekuritas, perubahan aktiva dari negara tersebut (Case & Fair, 2004). 2.1.3 Konsep Ekspor Neto Ekspor neto (net export) adalah nilai barang dan jasa yang diekspor ke negara lain dikurang nilai barang dan jasa yang di impor dari negara lain Mankiw (2006). Ekspor neto bernilai positif ketika nilai ekspor lebih besar dari nilai impor dan negatif ketika nilai impor lebih besar dari pada nilai ekspor. Ekspor neto menunjukkan pengeluaran neto dari luar negeri atas barang dan jasa, yang memberikan pendapatan bagi produsen domestik. Sebagian output dijual untuk domestik dan sebagian di ekspor ke luar negeri. Pada perekonomian terbuka pengeluaran atas output dibagi menjadi empat komponen, yaitu:

C d, konsumsi barang dan jasa domestik, I d, Investasi dalam barang dan jasa domestik, G d, pembelian pemerintah atas barang dan jasa domestik, EX, ekspor barang dan jasa domestik. Persamaan dari keempat komponen tersebut akan menjadi: Y = C d + I d + G d + EX Jumlah dari tiga komponen pertama (C d + I d + G d ) adalah pengeluaran domestik atas barang dan jasa domestik. Komponen keempat EX adalah pengeluaran luar negeri atas barang dan jasa domestik. Pengeluaran domestik atas seluruh barang dan jasa adalah jumlah pengeluaran domestik untuk barang dan jasa domestik serta barang dan jasa mancanegara. Konsumsi total C sama dengan konsumsi barang dan jasa domestik C d ditambah konsumsi barang dan jasa mancanegara C f ; investasi total I sama dengan investasi dalam barang dan jasa domestik I d ditambah investasi dalam barang dan jasa mancanegara I f ; dan belanja pemerintah total G sama dengan belanja pemerintah atas barang dan jasa domestik G d ditambah belanja pemerintah atas barang dan jasa mancanegara G f, jadi C = C d + C f, I = I d + I f, G = G d + G f Jika disubstitusikan tiga persamaan tersebut kedalam persamaan diatas, maka Y = (C C f ) + (I - I f ) + (G G f ) + EX Y = C + I + G + EX (C f + I f + G f ) Jumlah pengeluaran domestik atas barang dan jasa mancanegara (C f + I f + G f ) adalah pengeluaran untuk impor (IM). Identitas perhitungan pendapatan nasional di atas menjadi Y = C + I + G + EX IM

Pengeluaran untuk impor dimasukkan dalam pengeluaran domestic (C + I + G), dan karena barang dan jasa yang diimpor dari luar negeri bukanlah bagian dari output suatu negara, maka persamaan ini harus dikurangi dengan pengeluaran untuk impor. Ekspor neto (net exports) didefinisikan sebagai ekspor dikurangi impor (NX = EX IM), identitas tersebut menjadi Y = C + I + G + NX Persamaan itu menyatakan bahwa pengeluaran atas output domestik adalah jumlah dari konsumsi, investasi, belanja pemerintah, dan ekspor neto. Identitas perhitungan pendapatan nasional menujukkan hubungan antara output domestik, pengeluaran domestik, dan ekspor neto. Persamaan tersebut menjadi NX = Y (C + I + G) Ekspor Neto = Output Pengeluaran Domestik Persamaan ini menunjukkan bahwa dalam perekonomian terbuka, pengeluaran domestik tidak perlu sama dengan output barang dan jasa. Jika output melebihi pengeluaran domestik, kita mengekspor perbedaan itu: ekspor neto adalah positif. Jika output lebih kecil dari pengeluaran domestik, kita mengimpor perbedaan itu: ekspor neto adalah negatif. Selisih antara ekspor dan impor yang dilakukan merupakan ekspor neto bagi negara tersebut. Positifnya nilai ekspor neto berarti nilai ekspor lebih besar dari nilai impor dan negatif ketika nilai impor lebih besar daripada nilai ekspor. Ekspor neto menunjukkan hasil pertukaran dengan mitra luar terhadap barang dan jasa, yang memberikan pendapatan bagi produsen domestik. Negara yang mengalami kekurangan hasil output barang dan jasa, hal ini bukanlah masalah besar. Pengeluaran domestik dalam perekonomian terbuka tidak perlu sama dengan output barang dan jasa. Output yang akan ditukarkan melebihi pengeluaran domestik maka

ekspor neto mencapai nilai positif. Output yang akan ditukarkan lebih kecil dari pengeluaran domestik, artinya dilakukan impor untuk memenuhi kebutuhan tersebut sehingga nilai ekspor neto menjadi negatif (Mankiw, 2006). Keberhasilan ekspor digunakan sebagai ukuran daya saing industri suatu negara dalam menghasilkan pertumbuhan perekonomian yang lebih baik. Ekspor mendorong ekonomi negara dengan cara peningkatan produktivitas akibat perluasan pasar. Hubungan pasar global baru dan besar membantu dalam melatih tenaga kerja guna meningkatkan kemampuan baik teknis dan manajemen. Peningkatan dalam penerimaan ekspor tentunya hal ini akan berimbas terhadap semakin meningkatnya penerimaan negara berupa devisa yang diperoleh dalam perdagangan. 2.1.4 Konsep Kurs Nilai tukar di definisikan sebagai harga mata uang dalam negeri dari mata uang asing. Keseimbangan nilai tukar ditentukan oleh permintaan dan penawaran negara terhadap mata uang asing. Permintaan valuta asing berasal dari keinginan untuk mengimpor atau membeli barang dan jasa dari negara lain dan melakukan investasi di luar negeri. Penawaran valuta asing berasal dari ekspor atau penjualan barang dan jasa ke negara lain dan melalui arus masuk investasi asing (Dominick Salvatore, 2007). Jika harga mata uang dalam negeri dari mata uang asing meningkat maka mata uang dalam negeri mengalami depresiasi, maka harga impornya naik dan harga ekspornya turun (dalam mata uang asing) turun. Sebaliknya penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing disebut dengan apresiasi. (1) Penentuan Kurs Valuta Asing

Penentuan kurs valuta asing dapat dibedakan berdasarkan dua sistem yaitu kurs tetap dan kurs fleksibel Sadono Sukino (2012). a) Kurs tetap merupakan sistem penentuan nilai mata uang asing dimana bank sentral menetapkan harga berbagai mata uang asing tersebut dan harga tersebut tidak diubah dalam jangka masa yang lama. Transaksi mata uang akan menggunakan kurs yang ditetapkan oleh bank sentral. Jual beli mata uang asing yang dilakukan lembaga-lembaga keuangan terutama bank perdagangan akan menggunakan kurs yang ditetapkan ini. Bank sentral memiliki peran dalam mengatur kestabilan kurs valuta asing secara aktif dengan menjalankan kegiatan jual beli mata uang asing di pasaran. b) Kurs valuta asing fleksibel, harga valuta asing ditetapkan oleh permintaan dan penawaran valuta asing di pasaran. Penentuan kurs pertukaran dalam sistem ini bank sentral tidak perlu secara aktif menyertai jual beli valuta asing di pasaran. Fleksibilitas harga valuta asing akan menjamin tercapainya keadaan dimana permintaan valuta asing adalah sama dengan penawaran valuta asing. (2) Nilai Tukar Nilai tukar efektif (effective exchange rate) adalah bobot rata-rata nilai tukar antara mata uang dalam negeri dengan rekan dagang negara yang paling penting, dengan bobot diberikan melalui pengaruh relatif perdagangan negara dengan salah satu dari rekan dagangnya (Dominick Salvatore, 2014). a) Nilai tukar mata uang nominal adalah perbandingan harga relatif dari mata uang antara dua negara. Istilah nilai tukar mata uang antara dua negara yang diberlakukan di pasar valuta asing adalah nilai tukar mata uang nominal ini.

b) Nilai tukar mata uang riil merupakan perbandingan harga relatif dari barang yang terdapat di dua negara. Nilai tukar mata uang riil menyatakan tingkat harga dimana kita bisa memperdagangkan barang dari satu negara dengan negara lain. (3) Istilah-Istilah Dalam Nilai Tukar a) Nilai tukar Spot. Jenis paling umum transaksi valuta asing melibatkan pembayaran dan penerimaan valuta asing selama dua hari bisnis setelah hari transaksinya disepakati. Periode dua hari memberikan waktu yang cukup bagi pihak tersebut untuk mengirim perintah debit dan kredit ke rekening bank yang sesusi di dalam dan di luar negeri. Jenis transaksi ini disebut transakasi spot, dan nilai tukar saat transaksi berlangsung disebut spot. Selain transaksi spot, terdapat transaksi forward. Transaksi forward melibatkan kesepakatan saat ini untuk membeli atau menjual sejumlah valuta asing tertentu pada tanggal yang ditentukan di masa datang dengan tingkat yang disetujui saat ini (forward). b) Nilai Tukar Forward, jika kurs forward di bawah kurs spot saat ini, valuta asing dikatakan berada pada diskonto forward terhadap mata uang dalam negeri. Di lain pihak, jika kurs forward di atas kurs spot saat ini, mata uang asing dikatakan berada pada premi forward. c) Swap Mata Uang, mengacu pada penjualan kurs spot mata uang yang digabungkan dengan pembelian forward mata uang yang sama, sebagai bagian dari transaksi tunggal. d) Future Valuta Asing, merupakan kontrak forward untuk sejumlah mata uang baku dan waktu kalender terpilih yang diperdagangkan di pasar yang dikelola (valuta). Pasar future berbeda dari pasar forward saat pasar future hanya sedikit mata uang yang diperdagangkan. Perdagangan terjadi pada kontrak baku saja, untuk beberapa waktu

pengiriman tertentu dan tunduk pada batasan harian fluktuasi nilai tukar. Perdagangan future hanya terjadi di beberapa lokasi geografis. e) Option valuta asing, merupakan kontrak yang memberikan pembeli hak, namun bukan obligasi untuk membeli (call option) atau menjual (put option) sejumlah baku mata uang yang diperdagangkan pada waktu yang disebutkan atau pada waktu sebelum waktu disebutkan dan pada harga yang disebutkan. (4) Lindung Nilai Dan Spekulasi Nilai Tukar Lindung nilai mengacu pada penghindaran risiko valuta asing atau penutupan posisi terbuka. Di dunia ketidakpastian valuta asing, kemampuan pedagang dan investor untuk melakukan lindung nilai memudahkan arus perdagangan dan investasi intenasional. Tanpa lindung nilai akan terdapat arus modal internasional yang lebih kecil, lebih sedikitnya perdagangan dan spesialisasi produksi, dan semakin sedikitnya manfaat dari perdagangan. Penutupan risiko valuta asing di pasar spot memiliki kerugian yang sangat serius. Untuk menghindari kerugian kurs spot dalam waktu yang ditentukan lebih tinggi dari kurs spot saat ini, lindung nilai biasanya berlangsung di pasar forward (Dominick Salvatore, 2014). Spekulasi merupakan kebalikan dari lindung nilai. Sementara pelaku lindung nilai mencoba untuk menutup risiko valuta asing, spekulan menerima dan bahkan mencari-cari risiko valuta asing, atau posisi terbuka demi harapan untuk menghasilkan keuntungan. Jika spekulan meramalkan dengan tepat perubahan kurs spot di masa datang, ia menghasilkan keuntungan. Jika sebaliknya ia menanggung kerugian. Spekulasi dapat menstabilkan atau tidak dapat menstabilkan. Spekulasi stabil mengacu pada pembelian mata uang asing ketika harga dalam negeri mata uang asing (yakni nilai tukar) menurun atau rendah, dengan harapan bahwa akan segera meningkat sehingga menghasilkan keuntungan. Spekulasi tidak stabil mengacu pada

penjualan mata uang asing ketika nilai tukarnya menurun atau rendah dengan harapan bahwa akan menurun bahkan lebih rendah di masa datang (Dominick Salvatore, 2014). Spekulan biasanya merupakan seseorang atau perusahaan yang kaya, bukan bank. Akan tetapi seseorang yang harus melakukan pembayaran dalam mata uang asing di masa datang dapat berspekulasi dengan mempercepat pembayaran jika ia memperkirakan nilai tukarnya meningkat dan membatalkannya jika ia memperkirakan nilai tukarnya turun, ketika seseorang yang harus menerima pembayaran di masa datang dalam mata uang asing dapat berspekulasi dengan menggunakan taktik terbalik. (5) Stabilisasi Nilai Tukar Bank sentral dalam suatu negara tertentu berperan melakukan stabilisasi nilai kurs. Tujuan stabilisasi pada umumnya untuk mempengaruhi harga dari mata uangnya dibandingkan dengan perdagangan valuta utama (mayor) atau sebuah negara yang melakukan kurs tetap (fixed) terhadap mata uang negara lain. Intervensi dilakukan jika terjadi gejolak di pasar kurs valuta asing. Intervensi di pasar valuta asing bertujuan menjaga agar nilai tukar tetap stabil. Campur tangan atau intervensi adalah proses menggunakan cadangan valuta asing untuk membeli mata uang milikinya sendiri dalam rangka mengurangi persediannya di dalam pasar sehingga dapat meningkatkan nilai mata uang tersebut di dalam pasar atau, hal sebaliknya, menjual mata uangnya untuk mendapatkan mata uang negara lain dalam rangka meningkatkan persediaan dan menurunkan harga mata uangnya di dalam pasar. Kegiatan mengontrol nilai tukar mata uang di Indonesia merupakan tugas dan wewenang dari Bank Indonesia. Tingkat pengawasan yang dilakukan pemerintah terhadap mata uangnya

berbeda-beda untuk setiap negara. Menurut Domonick Salvatore (2014) alasan bank sentral dalam mengatur nilai tukar secara umum disebabkan oleh alasan berikut (a) Menghindari fluktuasi nilai tukar untuk menjaga siklus ekonomi dalam negeri tetap stabil. Jika pergerakan mata uang menurut bank sentral akan mempengaruhi perekonomian dalam negeri. Untuk mengurangi dampak fluktuasi tesebut, bank sentral melakukan tindakan atau usaha untuk mengurangi resiko fluktuasi yang dapat menyebabkan nilai mata uang jatuh. (b) Menjaga nilai tukar tetap pada rentang kendali. Bank sentral menetapkan rentang kendali nilai tukarnya dilakukan untuk mempertahankan pergerakan nilai tukar. Jika nilai tukar menyimpang dari rentang kendali yang ditetapkan baik formal maupun tidak formal maka bank sentral akan melakukan intervensi terhadap nilai tukar. (c) Mengatasi tekanan atau guncangan sementara sehingga dapat bertahan di dalam tekanan yang tidak pasti. (6) Intervensi Nilai Tukar Intervensi dalam nilai tukar dibedakan menjadi dua, yaitu intervensi langsung dan intervensi tidak langsung. (a) Intervensi langsung, Jika bank sentral ingin melakukan penurunan nilai tukar terhadap mata uang (depresiasi) negara lain dengan campur tangan maka bank sentral melakukan intervensi dengan cara menukar cadangan rupiah yang dimilikinya dengan valuta asing. Nilai tukar rupiah yang meningkat maka nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain akan mengalami penurunan. Jika bank sentral ingin melakukan peningkatan nilai tukar rupiah terhadap mata uang (apresiasi), maka untuk menarik rupiah dari pasar bank sentral akan menjual atau menukarkan valuta asing yang dimilikinya. Nilai tukar dapat

digunakan pemerintah untuk mencapai tujuan ekonomi yang diinginkannya. Ketika pemerintah ingin meningkatkan kondisi perekonomiannya maka pemerintah dapat menggunakan pasar valuta asing untuk memperkuat atau memperlemah nilai tukar mata uangnya. Nilai tukar yang lemah dapat meningkatkan ekspor tetapi dapat menurunkan impor. Jika nilai tukar menguat maka nilai ekspor akan menurun dan impor meningkat. Jika kebutuhan dalam negeri di dominasi dari impor, maka nilai tukar yang melemah dapat menyebabkan inflasi bagi negara tersebut. Inflasi akan menurun jika mata uang negara tersebut menguat. (b) Intervensi Tidak Langsung, Bank Sentral juga bisa memepengaruhi nilai tukar secara tidak langsung dengan cara mengelola faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap nilai tukar. Perubahan kurs suatu valuta asing dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti presentase perubahan kurs spot, perubahan diferensial inflasi Rupiah Indonesia dengan inflasi negara asing, perubahan diferensial antara tingkat suku bunga Indonesia dengan suku bunga negara asing, perubahan diferensial antara tingkat pendapatan Indonesia dengan tingkat pendapatan negara asing, perubahan pada pengendalian pemerintah, dan perubahan prediksi kurs nilai tukar masa depan. 2.1.5 Penanaman Modal Asing Investasi asing langsung merupakan faktor utama siklus investasi suatu negara tertentu dan mereka memiliki banyak efek langsung dan tidak langsung terhadap pertumbuhan dan stabilitas seluruh perekonomian. Penanaman modal asing merupakan stimulus utama dalam pertumbuhan modal domestik bruto, cadangan devisa dan infrastruktur. Selain itu modal asing yang masuk memberikan dampak positif melalui transfer teknologi. Investasi asing juga dapat sebagai alat

keseimbangan dalam neraca pembayaran. Modal asing yang masuk memberikan dampak positif dari waktu ke waktu terhadap pertumbuhan ekonomi secara dinamis (Sun Wankei et al, 2009). Menurut Mankiw (2007) investasi adalah barang dibeli individu dan perusahaan untuk menambah persediaan modal. Investasi di Indonesia dibagi menjadi dua jenis, yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah penggunaan kekayaan alam masyarakat Indonesia oleh negara maupun swasta nasional atau swasta asing berdomisili di Indonesia dan Penanaman Modal Asing merupakan aliran arus modal luar negeri mengalir ke sektor swasta baik melalui investasi langsung (direct investment) maupun investasi tidak langsung (portofolio investment). Modal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan uang yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis. Sedangkan modal asing merupakan modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing. Menurut Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal juga dijelaskan bahwa penanaman modal asing merupakan kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanaman modal dalam negeri. Investasi asing yang masuk digunakan sebagai modal dalam pembangungan ekonomi. Selain itu investasi asing yang masuk dapat mempengaruhi penerimaan devisa negara melalui nilai valuta asing yang bertambah untuk pembelian barang produksi (Rifai Afin, 2008). (1) Teori Penanaman Modal Asing

Indonesia sebagai negara berkembang tentunya sangat memerlukan investasi demi tercapainya pertumbuhan ekonomi. Jika dapat dikelola dengan baik, maka investasi asing tidak akan menimbulkan masalah tetapi sebaliknya memberikan keuntungan. (a) Teori Neo Klasik, dalam teori yang dikembangkan oleh Sollow menjelaskan bahwa investasi merupakan penggerak utama dalam pertumbuhan jika tabungan domestik tidak mencukupi kebutuhan dalam negeri dalam mengembangkan perekonomiannya. Investasi asing diharapkan dapat mancukupi dan mengisi kekosongan persediaan tabungan dalam negeri, cadangan devisa, penerimaan pemerintah dan transfer teknologi untuk mencapai target-target pertumbuhan dan pembangunan. (b) Teori Harrod-Domar, dalam teori dijelaskan bahwa modal yang dikeluarkan memberikan peran dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Teori ini memandang bahwa pembentukan modal merupakan pengeluaran yang akan membantu meningkatkan kemampuan perekonomian dalam menghasilkan output baik barang maupun jasa, dan investasi juga dapat berperan dalam menambah permintaan efektif seluruh masyarakat. (2) Tujuan Penanaman Modal Investasi merupakan faktor pendukung dalam perekonomian terutama untuk negara berkembang. Adapun tujuan penyelenggaraan penanaman modal (a) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional (b) Menciptakan lapangan kerja (c) Meningkatkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (d) Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional (e) Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional

(f) Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan (g) Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri (h) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (3) Pro dan Kontra Penanaman Modal Asing Ada pihak yang setuju dan tidak setuju dengan datangnya investasi asing. Hal ini dikarenakan, investasi asing yang memiliki sifat hot money yang dapat datang dan pergi sesuai dengan keadaan ekonomi pada saat itu. Terutama dengan meningkatnya pertambahan valuta asing yang didapatkan dari penjualan maupun pembelian aset. Sehingga bertambahnya valuta asing menyebabkan cadangan devisa berupa valuta asing bertambah. Memperbaiki efisiensi perekonomian diperlukan keterbukaan perekonomian. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan terhadap tenaga kerja dan modal yang tersedia sehingga mampu meningkatkan efisiensi produksi nasional. Menurut Rifai Afin (2008) Investasi asing, perdagangan internasional, dan perkembangan pasar keungan dapat memperbaiki perekonomian suatu negara sehingga inefisiensi dapat diminimalisir dan memperbaiki efisien perekonomian. Investasi asing memberikan peran dalam perekonomian mengingat tabungan domestik tidak mencukupi kebutuhan investasi. Namun pemerintah perlu memperhatikan pajak investasinya, infrastruktur, kemudahan dalam prosedur perijinan, dan peraturan yang mendukung demi terciptanya iklim investasi dan mendapatkan keuntungan dari multiplier efek investasi yang masuk. Berbeda halnya yang dinyatakan oleh Iwan Nataliputra (2015) bahwa negara yang memiliki modal asing terlalu besar dan bergantung pada modal asing, maka negara tersebut

rentan terjadi gangguan perekonomian lewat penarikan saham asing besar-besaran yang dapat mengganggu stabilitas mata uang. Walaupun investasi merupakan hal penting dalam perekonomian, namun pembatasan terhadap masuknya investasi asing dilakukan pembatasan dalam kepemilikan saham asing (Iwan Nataliputra, 2015). Modal asing yang masuk ke dalam negeri dapat sebagai pendukung dalam memasuki pasar dunia. Namun jika tidak diawasi dengan tepat menimbulkan ketergantungan pemerintah dalam negeri yang jika dibiarkan dapat membahayakan. Hal ini tidak akan buruk jika penanaman modal asing sejalan dengan kepentingan untuk membangun perekonomian dan kesejahteraan sosial ekonomi. Diperlukan pengawasan terhadap maksud dan tujuan masuknya modal asing ke dalam negeri. Sehingga akan meredakan rasa khawatir terhadap masuknya modal asing, karena modal asing masih sangat diperlukan terutama untuk negara berkembang (Hertiana Ikasari, 2012). (4) Hal-hal yang dipertimbangkan investor dalam berinvestasi Perusahaan akan mempertimbangkan keadaan pasar negara tersebut dan melihat resiko yang akan terjadi. Selain itu menurut Resmini Laura (2012) ketersedian tenaga kerja murah akan mendorong masuknya investasi asing ke dalam negeri. Investasi asing merupakan modal pembangungan bagi negara yang kekurangan modal. Positifnya investasi yang masuk ke daerah adalah terbukanya lapangan pekerjaan, peningkatan terhadap produk domestik bruto, efek menguntungkan pada neraca pembayaran dan banyak dampak positif lainnya bagi perekonomian negara. Analisis akan dilakukan investor sebelum memasuki negara tertentu. 2.1.6 Krisis Global Menurut Faisal Basri (2007) krisis merupakan konsekuensi dari strategi pembangunan yang diterapkan pemerintah dengan melawan logika pasar. Negara yang tidak memiliki

kemampuan daya saing dalam menghadapi perekonomian terbuka akan menyebabkan inefisiensi pasar. Perlindungan berlebihan terhadap sektor industri dari persaingan luar akan menyebabkan industri tersebut tidak mampu melakukan efisiensi produksi. Selanjutnya yang terjadi adalah pasar tidak berputar sebagaimana mestinya saat terjadi perekonomian terbuka. Menurut Adiwarman Karim (2007) krisis merupakan bubble ekonomi yang diakibatkan dari pertumbuhan sektor finansial yang terlalu cepat tetapi tidak diikuti dengan perkembangan sektor riil. Dampak dari penggelembungan atau bubble ekonomi ini tergantung dari daya tahan perekonomian sebuah negara. Jika ketidakseimbangan antara sektor finansial dan sektor riil besar maka daya tahan negara tersebut di dalam menghadapi krisis akan semakin besar. Setelah Indonesia diguncang dua kali krisis moneter pada tahun 1997-1998 yang berujung pada tidak hanya krisis moneter tetapi juga krisis sosisal dan politik, dan terulang kembali pada tahun 2008 yang diakibatkan dari jatuhnya nilai properti Amerika. Eko Supriyanto (2007) mengungkapkan ada lima hal perlu diwaspadai sebagai kerawanan krisis: 1) Kemampuan cadangan devisa untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan defisit neraca berjalan serta melindungi nilai tukar dan tentu utang luar negeri. 2) Ketidakseimbangan antara sektor fiskal dan moneter. 3) Penururnan sektor perbankan dalam memberikan kredit sehingga berdampak terhadap pergerakan sektor riil dan pertumbuhan ekonomi. 4) Peminjaman valuta asing dalam jumlah besar yang tidak di imbangi dengan kemampuan menciptakan profit sehingga mengakibatkan kegagalan dalam pembayaran. 5) Ketidakseimbangan sosial politik. Ketidakseimbangan sosial politik menjadi kunci penting dari jendela krisis. Bila pertikaian politik dan kerusuhan terjadi serta tidak bisa dikendalikan, tekanan sosial ini akan merembet ke masalah ekonomi. Krisis bisa saja

muncul kapan saja dan faktor kestabilan sosial dan politik ini menempati posisi yang sangat penting. Krisis yang baru saja di hadapi Indonesia adalah krisis keuangan global. Krisis ini berawal dari kesalahan perhitungan dalam pemberian kredit properti di Amerika Serikat yang berakhir kegagalan pembayaran dalam jumlah besar. Kegagalan dalam kredit properti berujung pada harga saham global yang merosot. Hal ini terdampak pada melemahnya nilai tukar dollar Amerika Serikat hingga US$ 1,4967 terhadap Euro. Kegagalan properti juga berdampak terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi Amerika. Di khawatirkan bahwa krisis keuangan global memberikan pengaruh terhadap perekonomian dalam negeri. Hal ini dikarenakan negara Amerika merupakan tujuan ekspor. Walaupun fondasi perekonomian Indonesia sudah mulai menguat dan di tambah dengan pengalaman Indonesia dalam menghadapi krisis moneter pada 1997-1998. Terjadi perbedaan gejolak ekonomi di tahun 1998 dengan 2008. Walaupun krisis pada tahun tersebut sama-sama dipengaruhi oleh gejolak ekonomi eksternal. Menurut Eko Supriyanto (2007) krisis 1998 yang menyebabkan Bank Indonesia melakukan intervensi besar-besaran terhadap nilai tukar rupiah, disebabkan oleh tidak adanya statistik yang lengkap dari jumlah utang luar negeri membuat keadaan semakin panik. Selain itu, kondisi perbankan pada saat itu tidak kuat. Sedangkan saat krisis ekonomi kembali menghantam di 2008, ini dikenal sebagai krisis subprime mortgage di Amerika Serikat. Di mana kredit perumahan di AS diberikan kepada debitur-debitur yang memiliki portofolio kredit yang buruk. Walaupun krisis ini terjadi di negara lain, namun krisis ini berimbas terhadap perekonomian dalam negeri. Efek dari krisis ini terhadap perekonomian internal adalah adanya outflow terhadap investasi asing. Setelah berpengalaman terhadap krisis yang dialami tahun 1998, tahun 2008 sudah terjadi peningkatan

kinerja perbankan Indonesia. Karena pada tahun 1998, fundamental perbankan dalam negeri tidak terlalu kokoh seperti saat ini. Krisis dapat menyebabkan perekonomian menurun. Menurut Lepi Tarmidi (1999) jika negara mengalami krisis maupun imbas krisis hal ini akan berpengaruh terhadap rasa kepercayaan investor terhadap negara tersebut dalam menanamkan modalnya. Pada akhirnya penerimaan investasi akan berkurang dan menyebabkan negara kekurangan modal dalam melakukan pembangunan ekonomi. Selain itu krisis dapat menyebabkan kegiatan ekspor menurun dan menyebabkan pemasukan devisa berkurang. Berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian sebelumnya maka model penelitian dapat digambakan sebagai berikut ini: Ekspor neto (X1) Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Ekspor Neto (X1) Kurs (X2) Cadangan Devisa (Y,X4) Kurs (X2) PMA (X3) Dummy Krisis (Y1) PMA (X3) Sebelum Krisis Global 2008 Sesudah Krisis Global 2008 Sumber: Ragil Wijaya, 2011

Keterangan: Hipotesis 1 2.2 Rumusan Hipotesis Penelitian Hipotesis 2 Hipotesis 3 Berdasarkan kajian pustaka dan penelitian sebelumnya dapat dirumuskan rumusan hipotesis sebagai berikut: 1) Diduga bahwa ekspor neto, kurs dollar Amerika, dan PMA secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap cadangan devisa 2) Diduga bahwa ekspor neto, kurs dollar Amerika, dan PMA secara simultan berpengaruh signifikan dan positif terhadap cadangan devisa. 3) Diduga bahwa terdapat perbedaan keadaan ekspor neto, kurs dollar Amerika, PMA, dan cadangan devisa Indonesia sebelum dan sesudah krisis global 2008.