BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kawasan perumahan pada hakekatnya tidak akan pernah dapat dipisahkan dari lingkungan sekitarnya. Terlebih pada kenyataannya lingkungan yang baik akan dapat memberikan manfaat yang dibutuhkan oleh manusia, meskipun terkadang terdapat perbedaan antara sudut pandang kepentingan manusia dan lingkungan. Namun dengan pengelolaan yang tepat, kerusakan lingkungan akibat kegiatan pembangunan khususnya kawasan perumahan yang membuat bertambahnya tekanan terhadap lingkungan ataupun aktifitas manusia sebagai penghuni kawasan perumahan dapat diminimalisir bahkan dihindarkan. Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, meliputi kajian mengenai daya dukung lingkungan kawasan perumahan, dan analisa dampak perumahan terhadap kawasan Cagar Alam dengan menggunakan matriks Leopold yang dimodifikasi, serta faktor-faktor yang dapat mengancam kelestarian kawasan tersebut, maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu ; a. Keberadaan kawasan perumahan pada daerah yang berbatasan dengan kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar mengakibatkan dampak pada komponen lingkungan, khususnya pada daerah yang diperuntukan sebagai wilayah tangkapan air (catchment area) Danau Dendam Tak Sudah. Komponen lingkungan yang dipengaruhi adalah komponen kuantitas air permukaan pada kawasan tangkapan air, yang dipengaruhi oleh berkurangnya jumlah pasokan air ke dalam kawasan resapan air karena adanya bangunan tanggul tanah, adanya pemakaian air tanah oleh warga perumahan serta adanya kegiatan berkebun pada kawasan perumahan. Munculnya sumber limbah pada daerah yang sangat dekat dengan kawasan tangkapan air juga mempengaruhi komponen kualitas air permukaan, dan komponen vegetasi kawasan akibat aktifitas berkebun warga perumahan yang dapat mempengaruhi perubahan vegetasi asli kawasan tangkapan air. Namun dampak yang dihasilkan masih dapat dikategorikan sangat kecil, 141
sehingga belum merusak keseimbangan lingkungan pada kawasan tangkapan air Cagar Alam Danau Dusun Besar. b. Kondisi ini terjadi diakibatkan adanya faktor-faktor yang menguntungkan bagi kedua kawasan seperti ; Daya dukung kawasan perumahan yang sangat baik. Dimana kondisi ini dipengaruhi oleh perbandingan antara jumlah penghuni (warga perumahan) yang ada tidak melebihi jumlah kapasitas yang dapat ditampung pada kawasan perumahan. Sehingga dukungan sarana dan prasarana kawasan perumahan yang ada, masih memadai bagi kegiatan beraktifitas warga perumahan. Adanya keterpaduan Prasarana Sarana dan Utilitas (PSU) kawasan perumahan yang berfungsi secara optimal sehingga dapat meningkatkan kualitas lingkungan kawasan perumahan. Hal ini dapat dilihat dari Adanya sistem drainase utama yang menyatukan ketiga kawasan perumahan. Dimana konstruksi saluran drainase menggunakan konstruksi pasangan batu yang kedap air, dapat mengarahkan air buangan menjauhi kawasan tangkapan air (catchment area) Cagar Alam. Terlayaninya kawasan perumahan oleh jaringan air minum PDAM, sehingga penggunaan air tanah menjadi relatif sedikit. Terpenuhinya Koefisien bangunan (KDB) atau rasio areal tanah yang ditutupi oleh lantai bangunan, pada kawasan perumahan di daerah ini sebagian besar memenuhi yang disyaratkan sebesar 60 : 40. Sehingga selain areal hijau dari kawasan perumahan, setiap kapling tanah pun masih mempunyai areal resapan air hujan. Pemilihan jenis konstruksi dan material yang tepat pada pembangunan tanggul tanah penahan banjir. c. Sebagai suatu kesatuan antara manusia sebagai isi dan kelompok bangunan serta sarana dan prasarana sebagai wadahnya, perumahan dapat mempengaruhi kelestarian lingkungan melalui, aktifitas pembangunan maupun pengembangan kawasan perumahan dan aktifitas warga 142
perumahan itu sendiri. Sehingga kebijakan dan strategi yang dapat diambil terkait dengan dampak yang dihasilkan adalah : 1. Kebijakan terkait dengan kegiatan pembangunan dan pengembangan kawasan. a. Membatasi jumlah penduduk yang bermukim di wilayah ini dengan cara : - Mengarahkan agar pembangunan perumahan di kawasan ini menggunakan kapling besar. Dengan asumsi semakin besar ukuran kapling, maka akan semakin sedikit jumlah bangunan ataupun unit rumah yang dapat dibangun di kawasan ini, yang diharapkan akan semakin terbatasnya jumlah penduduk yang mendiami kawasan ini. - Jenis bangunan yang dapat dibangun pada kawasan ini merupakan bangunan tunggal. Perencanaan rumah gandeng/kopel (couple) membutuhkan luasan lahan yang lebih sedikit, material yang relatif lebih sedikit, serta biaya yang relatif lebih murah. Namun lebih banyak unit bangunan (rumah) berarti lebih banyak penghuni. - Pembatasan jumlah lantai bangunan yang dapat dibangun Selain untuk membatasi jumlah penduduk pada kawasan ini, juga untuk mencegah terjadinya korban jiwa jika terjadi bencana alam seperti gempa bumi. Mengingat jenis tanah yang berada pada kawasan ini memiliki daya dukung tanah yang kurang baik. - Penerapan peraturan KDB 60 : 40 secara konsisten Penegakan peraturan ini bertujuan untuk membatasi perkembangan setiap unit rumah. Selain mengurangi tekanan terhadap lingkungan perumahan akibat berkurangnya daerah resapan, ataupun air hujan yang dapat meresap, peraturan ini juga dapat membatasi jumlah penduduk pada kawasan ini 143
b. Menetapkan kawasan yang berada pada wilayah yang diperuntukkan sebagai kawasan permukiman namun memiliki fungsi resapan sebagai wilayah yang tidak boleh dibangun/dilindungi yang dipertegas dalam Perda Kota Bengkulu. Berkurangnya luasan lahan yang dapat dibangun, akan mengurangi terjadinya perubahan bentuk lahan, baik melalui upaya reklamasi ataupun pengeringan lahan, terutama pada kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan permukiman. c. Penerapan peraturan tentang perumahan kawasan khusus untuk setiap pengembangan perumahan baru pada kawasan ini. dengan memasukan persyaratan seperti; Sumber air bersih bagi kawasan perumahan harus berasal dari jaringan air PDAM. Jenis konstruksi sarana jalan lingkungan harus menggunakan jenis konstruksi yang tidak menghalangi proses peresapan air hujan. Adanya pemisahan saluran drainase antara air buangan limbah rumah tangga dengan drainase air hujan, sehingga konstruksi saluran drainase air hujan dapat dirancang mampu menyerapkan air ke dalam tanah. 2. Strategi penanganan a. Menjadikan kawasan perumahan sebagai kawasan yang mendukung kawasan tangkapan air (catchment area) Cagar Alam, dengan menjaga keseimbangan neraca air kawasan perumahan melalui ; Melakukan penegakan peraturan KDB sebesar 60 : 40 secara konsisten, sehingga kondisi yang baik saat ini dapat tetap terjaga. Mensubsitusikan potensi air resapan yang hilang pada kapling terbangun dengan cara menggunakan material yang ramah lingkungan dalam pembangunan sarana infrastruktur di kawasan perumahan. Seperti penggunaan 144
paving block sebagai bahan perkerasan di kawasan ini. Konstruksi ini memungkinkan air hujan untuk dapat meresap ke lapisan dibawahnya. b. Peningkatan penyesuaian fungsional dan keanekaragaman biologis pada tanggul Penyesuaian fungsional dapat dilakukan dengan melakukan penanaman tumbuhan asli kawasan yang bertujuan untuk memperkokoh konstruksi tanggul itu sendiri. Selain itu juga akan memperbanyak keanekaragaman biologis dikawasan yang berbatasan dengan kawasan tangkapan air. c. Pengelolaan sampah secara terpadu Peningkatan prasarana persampahan dengan melakukan penambahan kuantitas tempat penampungan sampah sementara pada daerah-daerah yang mampu menjangkau warga perumahan. d. Menggalakkan program 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) di lingkungan perumahan e. Pengawasan secara rutin terhadap kualitas sistem prasarana drainase di kawasan perumahan ini, sehingga penanganan/pemeliharaan /perbaikan dapat dilakukan secara tepat waktu. f. Upaya pemeliharaan kawasan tangkapan air Cagar Alam dengan melakukan inventarisasi vegetasi didalam kawasan, secara periodik. Semakin pendek rentang waktu akan semakin baik (inventarisasi ulang). g. Melakukan kegiatan pembinaan habitat pada kawasan Cagar Alam dengan cara pemberantasan jenis tumbuhan yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan Cagar Alam. h. Melakukan sosialisasi akan pentingnya kawasan tangkapan air Cagar Alam khususnya terhadap warga perumahan untuk mencegah kemungkinan meluasnya pemanfaatan kawasan yang belum terbangun pada kawasan yang diperuntukkan sebagai 145
kawasan permukiman sebagai lahan budidaya oleh masyarakat/warga perumahan. 5.2 Saran a. Diperlukan studi lanjutan pada kawasan ini, mengingat analisa dampak lingkungan membutuhkan sudut pandang dari disiplin ilmu lainnya. Selain itu adanya indikasi yang ditemukan tentang potensi pemberdayaan ataupun peran serta masyarakat pada kawasan perumahan dalam upaya pelestarian kawasan Cagar Alam memerlukan penelitian lebih lanjut. b. Pengembangan kawasan perumahan pada daerah yang berbatasan dengan kawasan yang berdekatan dengan kawasan lindung harus dilakukan dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan, tidak saja dilihat dari sisi perumahan namun juga harus memperhatikan daya dukung lingkungan kawasan lindung. c. Diperlukan studi lanjutan terhadap pengembangan sistem sanitasi secara khusus dan terpadu pada kawasan perumahan ini. Selain bertujuan untuk menjaga kondisi lingkungan tetap terjaga baik, juga untuk meningkatkan daya dukung lingkungan pada kawasan perumahan dan lingkungan sekitarnya. d. Merestrukturisasi tata batas kawasan, baik berupa pemasangan tapal batas dalam jumlah yang lebih banyak, serta memasang papan informasi yang dapat berisi himbauan, informasi, ataupun peringatan pada batas kawasan. Sehingga potensi terjadinya kerusakan akibat ketidak tahuan batas wilayah dapat diminimalisir. 146