Institusi Penyelenggaraan Pemilu KESIAPAN BAWASLU DALAM PENGAWASAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN DKPP Bawaslu DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI NASIONAL DALAM RANGKA PEMANTAPAN PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 204 KPU Sentul International Convention Center Bogor, 4 Juni 204 BAWASLU (TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN) TUGAS: mengawasi persiapan penyelenggaraan Pemilu mengawasi pelaksanaan tahapan penyelenggaraan Pemilu memantau atas pelaksanaan tindak lanjut penanganan pelanggaran pidana Pemilu oleh instansi yang berwenang; mengawasi atas pelaksanaan putusan pelanggaran Pemilu; WEWENANG: menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu; mengkaji laporan, temuan, dan merekomendasikan; Menyelesaikan sengketa Pemilu. Lanjutan: Tugas, wewenang dan kewajiban KEWAJIBAN: a. bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya; b. melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Pengawas Pemilu pada semua tingkatan; c. menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu; d. menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Presiden, DPR, dan KPU sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik dan/atau berdasarkan kebutuhan; dan e. melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan. [Undang-Undang No. 5 Tahun 20 tentang Penyelenggara Pemilu]
. Bawaslu memberdayakan Pengawas Pemilu di setiap jenjang BAGAIMANA BAWASLU MENJALANKAN TUGAS PENGAWASAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN? Bawaslu (tingkat pusat); Bawaslu Provinsi; Panwaslu Kabupaten/Kota; Panwaslu Kecamatan; Pengawas Pemilu Lapangan; dan Pengawas Pemilu Luar Negeri. 2. Bawaslu Melakukan pengawasan secara Aktif Definisi Pengawasan Pemilu: kegiatan mengamati, mengkaji, memeriksa, dan menilai proses penyelenggaraan Pemilu sesuai peraturan perundang-undangan. (Pasal angka 23 Peraturan Bawaslu No. 3 Tahun 202 tentang Tata Cara Pengawasan Pemilu) Pengawasan Pemilu dilaksanakan dengan strategi: a. Pencegahan; dan b. Penindakan. [Pasal 9 ayat () Peraturan Bawaslu No. 3 Tahun 202] 2.a. Pencegahan Lanjutan : Melakukan pengawasan secara Aktif Pencegahan dilakukan dengan tindakan langkah-langkah, dan upaya optimal mencegah secara dini terhadap potensi pelanggaran dan/atau indikasi awal pelanggaran. 2
Mekanisme Pencegahan: Identifikasi Potensi Rawan setiap tahapan Pemilu; dan Non-tahapan Pemilu. Lanjutan : Melakukan pengawasan secara Aktif Tindakan Pencegahan penguatan koordinasi antar lembaga dalam mencegah terjadinya pelanggaran; peningkatan kerjasama antar lembaga; peningkatan transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan Pemilu; pelaksanaan sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan terkait Pemilu; Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu (Kurang lebih 6 ribu relawan) dan kegiatan-kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. 2.b. Penindakan Lanjutan : Melakukan pengawasan secara Aktif Memproses hasil pengawasan yang berupa temuan pelanggaran melalui tindakan yang sesuai dengan Peraturan Bawaslu tentang Tata Cara Pelaporan dan Penanganan. 3. Bawaslu Menjalankan Tugas Penanganan Penanganan digambarkan sebagai: serangkaian proses yang meliputi penerusan temuan, penerimaan laporan, pengumpulan alat bukti, klarifikasi, pengkajian, dan/atau pemberian rekomendasi, serta penerusan hasil kajian atas temuan/laporan kepada instansi yang berwenang untuk ditindaklanjuti. PELAPOR Laporan PENGAWAS PEMILU Temuan (Hasil Pengawasan) ANGGOTA PANWASLU KAJIAN PLENO Pemberkasan Pengumpulan alat bukti, melalui permintaan keterangan (klarifikasi), permintaan data, dsb. Pengumuman di Form A-7 KWK: Bukan Administrasi Pidana 3
Rekap Data Pemilu Anggota DPR,DPD dan DPRD Tahun 204 Jumlah Administrasi Per tahapan Pemilu Anggota DPR,DPD,dan DPRD Tahun 204 Penerimaan Bukan Tindaklanjut (Rekomendasi) Temuan Laporan Administrasi Pidana Kode Etik 7.478 2.075 2.033 7.292 86 38 Administrasi % Tahapan Jumlah (dari Total Administrasi Administrasi = 7.296) Kampanye 4.58 62,26% Total = 9.553 Pemungutan dan Penghitungan Suara 992 3,59% Pemutakhiran Data Pemilih 935 2,8% Keterangan : Berdasarkan laporan hasil penanganan pelanggaran sd 20 Mei 204 Pencalonan (Pendaftaran) 426 5,83% Rekapitulasi Perolehan Hasil 250 3,43% Keterangan : Berdasarkan Laporan Hasil Penanganan sd 20 Mei Penanganan Administrasi Pemilu Anggota DPR,DPD dan DPRD Tahun 204 PENANGANAN PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILU Jumlah Pidana Per Tahapan Pemilu Anggota DPR,DPD dan DPRD Tahun 204 TAHAPAN PEMILU DITERUSKAN KE KPU Non Tahapan 9 Pemutakhiran Data Pemilih 935 Pencalonan 426 Masa Kampanye 4.58 Masa Tenang 03 Pemungutan Suara 992 Rekapitulasi Perolehan 250 Suara 7.296 (79,24% dari T/L yang TOTAL diterima oleh Pengawas Pemilu sebesar 9.207) DITINDAKLANJUTI KPU (DARI T/L YANG DITERUSKAN) 9 00% 88 924,22% 390 9,54% 4.076 88,97% 96 93,20% 932 93,95% 235 94% 6.69 (90,72% dari laporan yang diteruskan ke KPU) TIDAK DITINDAKLANJUTI KPU (DARI T/L YANG DITERUSKAN) 0 0% 54 5,77% 36 8,45% 505,02% 7 6,79% 60 6,05% 5 6% 677 9,28% (dari laporan yang diteruskan) PELANGGARAN PIDANA Tahapan Pemilu % Jumlah (dari Total Pidana Pidana = 86) Kampanye 7 38,7% Pemungutan dan 54 29,03% Penghitungan Suara Rekapitulasi Perolehan 24 2,90% Hasil Suara Masa Tenang 2,29% Keterangan : Berdasarkan Laporan Hasil Penanganan sd 20 Mei 204 4
TREND PELANGGARAN KODE ETIK (38 KASUS) PEMILU ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD TAHUN 204 a. Permasalahan Pemutakhiran DPT oleh KPU/jajaran; b. Dalam tahapan Pencalonan, KPU/jajaran tidak cermat dalam melakukan verifikasi administrasi dan verifikasi faktual Bakal Calon Anggota DPRD; c. KPU/jajaran tidak memproses Dokumen Pencalonan Bakal Calon Anggota DPRD terkait dengan Model BB-5; d. KPU/jajaran tidak melaksanakan rekomendasi Pengawas Pemilu terkait dengan Calon Anggota DPRD; e. Penyelenggara Pemilu masuk dalam Daftar Calon Tetap; f. Penyelenggara Pemilu turut serta dalam Kampanye Pemilu; g. Perubahan Perolehan Suara oleh Penyelenggara Pemilu; h. Penyelenggara Pemilu tidak melaksanakan Pemungutan dan Penghitungan Suara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. POLA PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU PRESIDEN /WAKIL PRESIDEN Pelapor Adalah Warga Negara Indonesia atau Pemantau Pemilu atau Pasangan Calon Presiden/Wakil Presiden dan atau Tim Kampanye Pelapor wajib mengisi dan menandatanggani Formulir Penerimaan Laporan Dugaan Pemilu dan menyertakan KTP atau kartu identitas lain Lanjutan: Pola Penanganan Dugaan Lanjutan: Pola Penanganan Dugaan Syarat Laporan: Syarat formal: a.pihak yang berhak melaporkan; b.waktu pelaporan tidak melebihi ketentuan batas waktu; c. Keabsahan laporan pelanggaran yang mencakup: Kesesuaian tandatangan dalam formulir laporan pelanggaran dengan kartu identitas; dan Tanggal dan waktu Syarat material: a.identitas Pelapor; b.nama dan alamat terlapor; c. peristiwa dan uraian kejadian; d.waktu dan tempat kejadian; e.saksi-saksi yang mengetahui peristiwa tersebut; f. barang bukti yang mungkin diperoleh atau diketahui; dan g. cara mendapatkan barang bukti yang diserahkan Laporan disampaikan kepada Pengawas Pemilu paling lama 3 (tiga) hari sejak terjadinya peristiwa Pengawas Pemilu menangani laporan paling lambat 3 (tiga) hari dan dapat diperpanjang 5 (lima) hari setelah menerima laporan. 5
Lanjutan: Pola Penanganan Dugaan Tindaklanjut penangganan dugaan pelanggaran Pemilu dapat diteruskan kepada: KPU jika pelanggaran administrasi. Kepolisian jika pelanggaran pidana. DKPP jika pelanggaran kode etik. Bawaslu akan menanggani jika Sengketa Pemilu. POLA PENANGANAN PERKARA TINDAK PIDANA PEMILU Pemilu Legislatif Pemilu Presiden Pemilu Kada Pemilu Legislatif Pemilu Presiden Pemilu Kada PELAPOR -Warga Masyarakat -Pemantau; dan -Calon Ang Legislatif/ Tim Kampanye -Warga Masyarakat -Pemantau; dan -Paslon Pres dan Wapres/ Tim Kampanye -Warga Masyarakat -Pemantau; dan -Paslon Kada/ Tim Kampanye Batasan Waktu Pelaporan Dugaan 7 Hari Sejak diketahui dan/atau ditemukannya pelanggaran 3 Hari Sejak terjadinya peristiwa 7 Hari Sejak terjadinya pelanggaran 6
PROSES PELAPORAN PELANGGARAN PEMILU LEGISLATIF KETERANGAN PEMILU LEGISLATIF PEMILU PRES DAN WAPRES PEMILU KADA PELAPOR 7 Hari Batas Waktu Penanganan Pengawas Pemilu 3 + 2 Hari 3 + 2 Hari 7 + 7 Hari -WNI (HAK PILIH) -PEMANTAU -PESERTA PEMILU ADMIN KPU Ps. 266 SANKSI ADMIN Batas Waktu di Kepolisian Batas Waktu di Kejaksaan Batas Waktu di Pengadilan 4 Hari 4 Hari KUHAP 5 Hari 5 Hari KUHAP 7 Hari 7 Hari KUHAP BA/ PANWASLU SENTRA GAKKUMDU -BA/PANWASLU -JAKSA -PENYIDIK 5 hr GAR PEMILU PIDANA SIDIK POLRI TUNTUT JPU PN 4 hr 5 hr 7 hr P-9 = 3 hr Perbaikan 3 hr SIDANG PROSES PELAPORAN PELANGGARAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN PELAPOR -WNI (HAK PILIH) -PEMANTAU -PESERTA PEMILU BA/ PANWASLU SENTRA GAKKUMDU -BA/PANWASLU -JAKSA -PENYIDIK 5 hr 3 Hari ADMIN GAR PEMILU PIDANA KPU Ps. 266 SIDIK POLRI SANKSI ADMIN TUNTUT JPU PN 4 hr 5 hr 7 hr P-9 = 3 hr Perbaikan 3 hr SIDANG 7 Hr PELAPOR PANWASLU LAPORAN TEMUAN ANGGOTA PANWASLU 7 Hr KAJIAN 7 Hr Pemberkasan Klarifikasi PLENO Pengumpulan alat bukti Pengumuman di Form A-7 KWK: Bukan Administrasi Pidana PP No.6 Thn 2005 & Perbawaslu No.2 Thn 202 7
PANWASLU Berlaku KUHAP Tindak Lanjut Penanganan PEMILU KADA ADMIN PELANGGARAN PEMILU PIDANA KPU SIDIK POLRI TUNTUT JPU SANKSI ADMIN SIDANG PN Tindak Pidana Pemilu yang sering terjadi Memberi/menjanjikan uang (money politics) Pemalsuan tanda tangan dukungan calon atau keterangan palsu Penggunaan fasilitas negara untuk kampanye; Penyalahgunaan Jabatan; Kampanye terselubung (di luar jadwal yang ditetapkan); Black campaign; Ketidaknetralan Pejabat/PNS; Mencoblos lebih dari satu kali; Penggelembungan maupun pengurangan suara; Perusakan alat peraga/atribut kampanye. Data Tindak Pidana Pemilu 200 Data Tindak Pidana Pemilu 20 TAHAPAN PEMILU Pemutakhiran Data Pemilih Pencalonan Masa Kampanye/Mas a Tenang Pemungutan dan Penghitungan Suara LAPORAN/ TEMUAN TINDAK PIDANA PEMILU DITERUSKAN KE KEPOLISIAN 4 4 ( 00 % dari 7 60 (84,5 % dari 377 344 (9,25 % dari 28 24 ( 96,88 % dari DIHENTIKAN KEPOLISIAN 4 ( 00 % dari 20 (28.7 % dari 3 (29,97 % dari 3 (24,22 % dari TOTAL 580 532 68 Tahapan Pemilu Non-Tahapan dan Pemutakhiran Data Pemilih Diteruskan Ke Kepolisian Dihentikan Kepolisian 2 9 (75%) Pencalonan 23 7 (30,4%) Kampanye 8 48 (40,67%) Masa Tenang 23 69 (56,09%) Pemungutan dan Penghitungan 68 44 (64,70%) Rekapitulasi 28 (3,57%) TOTAL 372 78 (47,85%) Kepolisian meneruskan ke Kejaksaan (8,33%) (4,34%) 8 (6,77%) 2 (,62%) 4 (5,88%) 0 6 (4,30%) 8
Pidana Pemilu Kada Tahun 202 Penanganan Pidana Pemilu Anggota DPR,DPD dan DPRD Tahun 204 PENANGANAN PELANGGARAN PIDANA PEMILU NO KETERANGAN DITERIMA DITERUSKAN DIHENTIKAN PANWASLU KE KEPOL KEPOL 0 Pemutakhiran 2 0 DPT (0%) DITERUSKA DIHENTIK DILIMPAHK PUTUSAN N KE AN KE AN KE PN PN KEJAKSAA KEJAKSAA N N 0 0 0 0 TAHAPAN DITERUSKAN PEMILU KE KEPOLISIAN Non Tahapan DITINDAKLANJUTI DIHENTIKAN DIHENTIKAN DARI KEPOLISIAN KEJAKSAAN KEPOLISIAN KE KEJAKSAAN (Dari T/lditeruskan ke (Dari t/lditeruskan ke (Dari t/l diteruskan kepolisian) kepolisian) ke kejaksaan) DILIMPAHKAN KE PN (Dari t/l diterima kejaksaan) PUTUSAN PN (Dari t/l dilimpahkan Ke pn) 2 Pencalonan 35 8 (22,86%) 8 (00%) 0 0 0 0 Pemutakhiran Data Pemilih 7 5 2 2 0 0 3 Kampanye 58 20 (34,48%) 2 (60%) 8 (40%) 7 (87,5%) (2,5) (00%) Pencalonan 8 6 2 4 Masa Tenang 37 6 (6,22) 5 Pemungutan 65 dan (6,92%) Penghitungan Suara 6 Rekapitulasi 27 4 Hasil Perolehan (4,8%) Suara 6 (00%) (9,09%) 3 (75,00%) 0 0 0 0 4 0 4 4 (36,36%) (00%) (00%) 0 0 0 0 0 7 6 Masa Kampanye 7 60 Masa Tenang 2 9 2 2 2 Pungut dan 8 8 3 54 46 Hitung Rekapitulasi Hasil 24 24 86 25 8 2 3 6 86,55% 3,44% 2% 72% 66,67% dari T/L yang 86,55% dari T/L yang dari T/L yang dari T/L yang Dari T/L TOTAL diterima oleh dari T/L yang diteruskan ke diteruskan ke diterima di dilimpahkan ke PN) Pengawas diteruskan ke Kepolisian) Kejaksaan) Kejaksaan) Pemilu sebesar Kepolisian) 302 TOTAL 224 49 (2,88) 30 (6,22%) 2 (24,49%) 7 (58,33%) 5 (4,67%) 5 (00%) * Keterangan : Berdasarkan Laporan Hasil Penanganan sd 20 Mei 204 Mengapa?...:. Tingkat Tindak Pidana yang diteruskan ke kepolisian cukup rendah/tidak maksimal? 2. Tingkat Tindak Pidana yang dihentikan kepolisian begitu tinggi? Undang- Undang yang mengatur Daluwarsa Pelaporan Proses di Pengawas Pemilu Proses di Penyidik Pemilu Kada Pemilu Legislatif Pemilu Presiden dan Wakil Presiden UU No. 32 Tahun 2004 ttg Pemerintahan Daerah [PP Nomor 6 Tahun 2005 yang telah diubah tiga kali terakhir dengan PP Nomor 49 Tahun 2008 ] 7 hari sejak terjadinya peristiwa UU No. 8 Tahun 202 ttg Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD 3 hari sejak terjadinya peristiwa UU No. 42 Tahun 2008 ttg Pemilu Presiden [sedang proses usulan revisi] 3 hari sejak terjadinya peristiwa 7 hari + 7 hari 3 hari + 2 hari 3 hari + 2 hari mengikuti KUHAP (UU No.8 Thn 98) 4 hari 4 hari 9
Banyak Laporan dan Temuan yang tidak dapat diproses karena alat bukti tidak lengkap, serta karena keterbatasan wewenang Pengawas Pemilu Pasal83 KUHAP: Bukti awal yang cukup sekurang kurangnya 2 alat bukti Pasal84 ayat () KUHAP, alat bukti yang sah adalah : Keterangan Saksi ; Keterangan Ahli ; Surat ; Petunjuk ; Keterangan terdakwa/tersangka/terlapor; dan Unus Testis Nullus Testis (satu saksi bukan saksi, minimal 2 saksi dengan nilai alat bukti). Pengawas Pemilu tidak berwenang untuk melakukan paksaan terhadap pelapor, terlapor, dan saksi untuk dimintai keterangan Pengawas Pemilu hanya berwenang mengundang pelapor, terlapor, atau saksi dalam rangka untuk diminta klarifikasinya tanpa adanya daya paksa. Pengawas Pemilu tidak memiliki kewenangan untuk menyita alat bukti yang ada di tangan pelapor, terlapor, ataupun saksi Pengawas Pemilu tidak memiliki kewenangan untuk menggeledah tempat dan/atau badan. 0
Pengawas Pemilu bersinergi dengan Kepolisian dan Kejaksaan dalam forum Sentra Gakkumdu untuk menangani laporan/temuan tindak pidana Pemilu secara terpadu, dalam rangkaian proses: a. Temuan/Penerimaan laporan tindak pidana Pemilu; b. Pengumpulan alat bukti: dibantu unsur penyidik POLRI; c. Pengkajian; d. Penerusan laporan hingga proses penuntutan dan peradilan. Pengalaman Sentra Gakkumdu Pemilu Legislatif 2009 Pengalaman Sentra Gakkumdu Pemilukada pada beberapa daerah upaya koordinasi pembentukan MoU Sentra Gakkumdu Nasional untuk Pemilukada, Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden (berlangsung sejak 200) Pembahasan Rancangan Kesepakatan Bersama antara Bawaslu, Kepolisian dan Kejaksaan Nota Kesepakatan Bersama No. 0/NKB/BAWASLU/I/203, No. B/02/I/203, No. KEP-005/A/JA/0/203 tentang Sentra Gakkumdu tertanggal 6 Januari 203 Amanat Pasal 267 UU No. 8 Tahun 202: Untuk menyamakan pemahaman dan pola penanganan tindak pidana Pemilu, Bawaslu, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan Agung Republik Indonesia membentuk sentra penegakan hukum terpadu. SOP Sentra Gakkumdu 8 Mei 203 I. Tingkat Pusat Pembina: a. Ketua Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia; b. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan c. Jaksa Agung Republik Indonesia. Ketua: a. Koordinator Divisi Hukum dan Penindakan ; b. Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan c. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum. II. Tingkat Provinsi Pembina : a. Ketua Badan Pengawas Pemilu Provinsi; b. Kepala Kepolisian Daerah; dan c. Kepala Kejaksaan Tinggi. Ketua: a. Koordinator Divisi Hukum dan Penindakan ; b. Direktur Reserse dan Kriminal Umum; dan c. Asisten Tindak Pidana Umum. [Pasal 5 Nota Kesepakatan Sentra Gakkumdu] III. Tingkat Kabupaten/Kota Pembina: a. Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota; b. Kepala Kepolisian Resort; dan c. Kepala Kejaksaan Negeri. Ketua: a. Koordinator Divisi Hukum dan Penindakan ; b. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal; dan c. Kepala Seksi Tindak Pidana Umum. [Pasal 5 ayat (3) Nota Kesepakatan Sentra Gakkumdu]
Pengawas Pemilu menerima laporan/temuan dugaan pelanggaran yang diduga mengandung unsur Tindak Pidana Pemilu (dituangkan dalam Formulir). Pengawas Pemilu segera berkoordinasi dan menyampaikan laporan/temuan tersebut kepada Sentra Gakkumdu paling lama 24 jam terhitung sejak diterimanya laporan/temuan. Penerimaan dan Pengkajian oleh Pengawas Pemilu Pelaksanaan pembahasan Sentra Gakkumdu dengan dipimpin oleh Anggota Sentra Gakkumdu yang berasal dari unsur Pengawas Pemilu. Peserta rapat memberikan saran dan pendapat terhadap syarat formil dan materiil, pasal yang diterapkan, dan pemenuhan unsur tindak pidana. Pembahasan dalam Forum Sentra Gakkumdu Disusun rekomendasi yang berdasarkan pada kesimpulan pembahasan rapat Sentra Gakkumdu, yang menentukan: a. apakah suatu laporan /temuan merupakan tindak pidana Pemilu atau bukan? atau b. apakah laporan/temuan tersebut masih perlu dilengkapi dengan syarat formil/syarat materiil? Tindak Lanjut Rekomendasi menyamakan pemahaman dan pola penanganan Tindak Pidana Pemilu secara terpadu dan terkoordinasi Meningkatkan kerja sama dan sinergi dalam Sentra Gakkumdu Tercapainya penegakan hukum Tindak Pidana Pemilu secara cepat dan sederhana, serta tidak memihak. Kepercayaan masyarakat terhadap proses dan hasil Pemilu. Kuatnya Integritas dan Legitimasi Pemilu. muhammad@bawaslu.go.id 2