BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. satunya pada konstruksi jalan raya. Stabilitas konstruksi perkerasan secara. baik yang mampu berfungsi sebagai daya dukung.

air tanah (drainase tanah), mengganti tanah yang buruk.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

I. PENDAHULUAN. bangunan, jalan (subgrade), tanggul maupun bendungan. dihindarinya pembangunan di atas tanah lempung. Pembangunan konstruksi di

BAB I PENDAHULUAN. Jalan Palembang - Indralaya dibangun disepanjang tanah rawa yang secara

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

BAB I : Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tanah merupakan bagian penting dalam suatu konstruksi yang mempunyai fungsi menyangga konstruksi di

BAB I PENDAHULUAN. Pembentukkan dan Sifat-Sifat Dasar Tanah Lunak, 2002). kerusakan. Sehingga tanah dasar haruslah bersifat keras agar sesuai dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. suatu konstruksi dalam teknik sipil sangat erat kaitannya dengan kondisi fisik

BAB I PENDAHULUAN. dari bebatuan yang sudah mengalami pelapukan oleh gaya gaya alam.

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

I. PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada

distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERILAKU TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN TANAH GADONG DAN KAPUR (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIFITAS SEMEN PADA STABILISASI LEMPUNG DENGAN KAPUR AKIBAT PERCEPATAN WAKTU ANTARA PENCAMPURAN DAN PEMADATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. bahan organik dan endapan endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di

BAB 1. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dalam perencanaan bangunan bangunan teknik sipil.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkerasan Jalan Raya, dibagi atas tiga jenis perkerasan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. tidak memadai, dan kadar air tanah yang melebihi, Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pelaksanaan

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan konstruksi dengan sifat-sifat yang ada di dalamnya seperti. plastisitas serta kekuatan geser dari tanah tersebut.

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : GIOVANNI RAMADHANY GINTING

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan dasar dari suatu struktur atau konstruksi, baik itu

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

STABILISASI TANAH DASAR DENGAN PENAMBAHAN SEMEN DAN RENOLITH

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.

PENGARUH PERSENTASE KADAR BATU PECAH TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH PASIR (Studi Laboratorium)

D-3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

Tempurung Kelapa Sampel 1. Tempurung Kelapa Sampel 2. Tempurung Kelapa Sampel 3. : Direct Shear Tanah Asli Disturb +16 % Arang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

BAD I PENDAHULUAN. Dalam perencanaan suatu konstruksi baik itu adalah bangunan gedung,

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Yanuar Eko Widagdo, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo ABSTRAK Kata-kata kunci: Pendahuluan

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

I. PENDAHULUAN. tanah memiliki kondisi yang ideal. Hal ini dikarenakan kondisi tanah yang. memiliki kuat dukung dan sifat tanah yang buruk.

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK

BAB III METODOLOGI. konsultasi kepada dosen pembimbing merupakan rangkaian awal dalam pekerjaan

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN GARAM DAPUR (NaCl)

BAB I PENDAHULUAN. diimbangi oleh ketersediaan lahan, pembangunan pada lahan dengan sifat tanah

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

I. PENDAHULUAN. tanah serta sifat sifatnya, baik itu sifat fisik, mekanis, maupun kimiawi. Tanah

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Uraian Umum

KAJIAN NILAI MODULUS REAKSI SUBGRADE DAN NILAI CBR BERDASARKAN PENGUJIAN DI LABORATORIUM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. beban lainnya yang turut diperhitungkan, kemudian dapat meneruskannya ke

TUGAS AKHIR STABILISASI TANAH ORGANIK DENGAN PENAMBAHAN FLY ASH (STUDI KASUS : JALAN STADION, KOTA KENDAL)

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN ADDITIVE POLIMER LATEKS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa kontruksi jalan raya di Sumatera Selatan dibangun di atas tanah lempung. Daya dukung tanah yang berkadar lempung tinggi sangat sensitif terhadap pengaruh air, dalam keadaan kering mempunyai daya dukung tinggi dan dalam keadaaan jenuh akan mempunyai daya dukung yang rendah serta kuat geser tanah turun. Akibat perilaku tersebut, jalan yang dibangun di atas tanah lempung sering mengalami kerusakan, misalnya jalan retak dan bergelombang maupun penurunan badan jalan sebelum mencapai umur rencana. Kekuatan tanah dasar memegang peranan penting dalam penentuan tebal perkerasan yang dibutuhkan pada perkerasan aspal (flexible pavement). Jika tanah dasar merupakan tanah yang berkadar lempung tinggi, sifat-sifat fisis dan teknis tanah tersebut harus diperbaiki, sebab tanah lempung mempunyai daya dukung rendah serta sangat sensitif terhadap pengaruh air. Melihat kondisi tanah lempung yang mempunyai daya dukung rendah serta sangat sensitif terhadap pengaruh air. Penyelesaian yang dilakukan selama ini adalah perbaikan pada lapis atas jalan, namun tidak menyelesaikan masalah yang terjadi karena ketidakstabilan jalan tersebut diperkirakan bukan terjadi pada struktur atas jalan tetapi pada tanah dasarnya. Dengan tanda-tanda semacam itu dapat diasumsikan bahwa bahan jalan yang digunakan merupakan tanah yang tidak stabil atau tanah bermasalah. Perbaikan pada tanah dasar (subgrade) yang lunak akibat perubahan kadar air umumnya dengan memodifikasi atau melakukan penanganan khusus untuk menghasilkan tanah dasar tersebut menjadi lebih baik bagi suatu konstruksi jalan serta material yang memenuhi standar perencanaan jalan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah sehingga mempunyai daya dukung yang baik dan berkemampuan mempertahankan perubahan volumenya yaitu dengan cara stabilisasi. Salah satu bahan stabilisasi yang digunakan yaitu menggunakan bahan kimia Chemical Geopolymer. Geopolimer merupakan polimer anorganik yang 1

2 tersusun oleh rantai-rantai atom Al, Si, dan O, dan dihasilkan melalui reaksi padatan aluminosilikat dengan aktivator basa kuat. Polimer adalah suatu senyawa molekul atau senyawa yang terdiri dari susunan ulang unit-unit kimia yang kecil dan sederhana. Polimer ini dapat terbentuk dari monomer-monomer yang berikatan (Praptowidodo, 2000 dalam Siregar, 2003). Konsep sistem dari polimer pertama kali diperkenalkan oleh Cresson pada tahun 1923 yaitu pada semen yang dikenal dengan konsep sistem polimer-semen dan saat ini telah berkembang dan berkelanjutan di berbagai negara termasuk Indonesia. Penggunaan polimer sebagai bahan stabilisasi tanah didasarkan pada sifat polimer sebagai bahan perekat. Dengan sifat polimer ini diharapkan dapat meningkatkan rekatan antara butiran-butiran tanah yang distabilisasi, menambah kekedapan terhadap air, serta dapat meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik. Keuntungan lain yang dapat diperoleh dari penggunaan polimer ini yaitu waktu pengerasannya lebih cepat jika dibandingkan dengan semen, sehingga menguntungkan dalam pelaksanaan pekerjaan stabilisasi. Polimer sintetik terdiri dari pertikel-partikel polimer yang sangat kecil, berdiameter 0,05 mm yang tersebar di dalam air. Secara praktis stabilisasi tanah merupakan rekayasa perkuatan terhadap pondasi atau tanah dasar dengan atau bahan campuran, untuk menaikkan kemampuan menahan beban dan daya dukung tehadap tegangan fisik dan kimiawi akibat pengaruh cuaca atau lingkungan selama masa guna keteknikan suatu konstruksi jalan. Sifat tanah dasar seperti: kekakuan kekuatan, mampu mampat, potensi mengembang, daya tembus air dan perubahan volume. Adapun cara yang paling sederhana yang dapat digunakan yaitu dengan cara pemadatan, namun dengan kondisi tanah dasar yang memiliki kestabilan dengan nilai California Bearing Ratio (CBR) yang tinggi sebagaimana disyaratkan dalam suatu konstruksi jalan.

3 1.2 Alasan Pengambilan Judul Mengingat jalan yang ada di Tanjung Api - Api banyak mengalami kerusakan sebelum habis umur rencana. Untuk itu kami melaukan penelitian tanah di daerah Tanjung Api Api KM 3,5 untuk pondasi pada dasar jalan. Tanah tersebut distabilisasi dengan menggunakan bahan kimia. Salah satu pemanfaatan bahan kimia ini yaitu sebagai stabilisator campuran tanah lempung dan tanah dasar pada lapisan jalan raya. Oleh karena itu, penulis mengambil judul Peningkatan Kekuatan Tanah Dasar Jalan Tanjung Api-Api Menggunakan Bahan Tambah Chemical Geopolymer Ditinjau dari Nilai CBR. 1.3 Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan persentase penambahan bahan kimia guna peningkatan daya dukung tanah lempung dengan persentase dari penambahan kimia sebesar 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, 25% dari total berat kering tanah lempung yang melalui proses pengujian laboratorium. Adapun jenis pengujian yang dilakukan adalah: a. Uji sifat fisis tanah meliputi : kadar air, berat jenis (specific gravity), analisa saringan, analisa hidrometer dan batas-batas konsistensi (atterberg limit). b. Uji sifat mekanis tanah : Pemadatan (compaction), pengujian CBR laboratorium (perendaman dan tanpa perendaman). 1.4 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh bahan tambah peningkatan tersebut terhadap karakteristik tanah lempung. 2. Membandingkan nilai CBR tanah lempung yang belum distabilisasi dengan tanah lempung yang sudah distabilisasi. 3. Mengetahui persentase optimum penambahan additive yang sudah ditingkatkan dengan bahan tambah.

4 Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai ilmu pengetahuan tentang stabilisasi tanah untuk perbaikan tanah dasar suatu konstruksi jalan. 2. Dari hasil penelitian dan perhitungan yang dilakukan, diharapkan mampu memberikan gambaran adanya peningkatan kapasitas daya dukung tanah asli dengan campuran bahan kimia. 1.5 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, kami membatasi permasalahannya terhadap penelitian tanah lempung untuk mengetahui pengaruh dan persentase penambahan bahan tambah Chemical Geopolymer untuk peningkatan daya dukung tanah lempung dengan persentase dari penambahan bahan tambah sebesar 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%, dari total berat kering tanah lempung yang melalui proses pengujian laboratorium. Adapun jenis pengujian laboratorium yang dilakukan adalah pengujian sifat fisis tanah (pengujian kadar air tanah, pengujian berat jenis tanah, analisa saringan, analisa hidrometer dan pengujian batas-batas atterberg), serta pengjian sifat mekanis tanah meliputi pengujian pemadatan (compaction), pengujian CBR (California Bearing Ratio) laboratorium, dan pengujian kuat tekan bebas (unconfined compression test). 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Tanah lempung yang digunakan adalah tanah lempung yang diambil dari Simpang Bandara Tanjung Api-Api yang dikombinasikan dengan bahan tambah kimia melalui percobaan pencampuran. Penelitian ini hanya menitik beratkan pada berbagai percobaan yang menggunakan lima variasi persentase penambahan bahan kimia yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya.

5 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan adalah urutan penulisan agar setiap permasalahan yang akan dibahas dapat segera diketahui dengan mudah. Adapun penguraiannya sebagai berikut : - Bab I Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Ruang Lingkup Penelitian dan Sistematika Penulisan. - Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini menguraikan tentang dasar-dasar teori yang diperoleh dari penyusunan literatur. Dasar teori ini antara lain tentang stabilitas tanah lempung dan bahan kimia sebagai bahan tambah. - Bab III Metodologi Penelitian Dalam bab ini akan membahas mengenai prosedur-prosedur mulai dari awal penelitian sampai selesai penelitian serta metode-metode yang dipakai dalam penelitian di laboratorium. - Bab IV Hasil dan Analisa Data Membahas hasil dari penelitian yang dilakukan apakah sesuai dengan syarat ASTM tanah. - Bab V Penutup Merupakan tahap akhir dari penelitian Laporan Akhir yang menguraikan kesimpulan dari hasil analisis serta saran untuk penelitian lanjutan.