BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada tingkat pengangguran seperti yang dijelaskan oleh teori trade-off

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. didunia, termasuk Indonesia. Apabila inflasi ditekan dapat mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laju inflasi yang rendah dan stabil merupakan tujuan utama pengambil

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dalam suatu negara dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Inflasi

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

S2-Ek.Per Unlam BAGIAN 1 PENGANTAR EKONOMI. 1. Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi. 2. Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Indeks

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa

BAB I PENDAHULUAN. tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US dollar, ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

ANALISIS KEBERADAAN TRADEOFF INFLASI DAN PENGANGGURAN (KURVA PHILLIPS) DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah salah satu Negara berkembang di kawasan Asia. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BABI PENDAHULUAN. Fenomena yang sangat penting di perhatikan oleh pemerintah baik negara

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) demi

BAB I PENDAHULUAN. minyak dunia yang turun, dollar yang menguat dan revolusi shale gas oleh Amerika

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

Dampak Inflasi Terhadap Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (Apbd) Pada Pemerintah Kota Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. membuat pilihan yang menyangkut alokasi mereka.

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Baasir (2003) yang dikutip oleh Andrianus (2006) dalam

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi merupakan suatu isu yang tak pernah basi dalam sejarah panjang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menggunakan sistem perekonomian terbuka.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

I. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan ekonomi, baik perkembangan ekonomi domestik

Indikator Inflasi Beberapa indeks yang sering digunakan untuk mengukur inflasi seperti;.

I. PENDAHULUAN. Literatur terbaru meneliti hubungan antara guncangan minyak dan output

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. aspek yang tidak terpisahkan dari perkembangan ekonomi negara terbuka. Keterbukaan ekonomi Indonesia akan membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

VI. DAMPAK GUNCANGAN EKSTERNAL TERHADAP MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

: Determinan Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Inflasi di Indonesia Periode Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

BAB I PENDAHULUAN. Stabilitas perekonomian suatu bangsa dapat digambarkan dengan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. institution) sendiri mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

INFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Inflasi merupakan salah satu indikator penting dalam menganalisis perekonomian sebuah negara selain pertumbuhan ekonomi dan pengangguran. Inflasi juga sebuah dilema yang menghantui perekonomian setiap Negara karena kebijakan yang diambil untuk mengatasi inflasi sering menjadi pisau bermata dua yang akan berdampak pada tingkat pengangguran seperti yang dijelaskan oleh teori trade-off antara inflasi dan pengangguran. Perkembangan tingkat inflasi yang semakin meningkat akan memberikan hambatan pada pertumbuhan ekonomi secara agregat, diantaranya keseimbangan eksternal, daya saing, tingkat bunga bahkan distribusi pendapatan. Kegagalan atau terjadinya shock (guncangan) dalam negeri akan menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik yang berakhir dengan peningkatan inflasi pada perekonomian. Inflasi juga berperan dalam mempengaruhi mobilisasi dana lewat lembaga keuangan formal. Tingkat harga merupakan opportunity cost bagi masyarakat dalam memegang holding (asset financial). Artinya pada tingkat harga tinggi maka masyarakat akan merasa beruntung jika memegang asset dalam bentuk ril dibanding asset financial (uang).

Jika asset financial luar negeri dimasukkan sebagai salah satu pilihan asset, pada perekonomian terbuka, maka perbedaan tingkat inflasi dalam negeri dan internasional dapat menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing menjadi overvalued dan akhirnya mengurangi daya saing produk Indonesia. Inflasi yang merupakan variabel makro ekonomi selain pertumbuhan dan pengangguran semestinya mendapatkan perhatian penuh dari Pemerintah dalam hal menjaga tingkat kestabilannya. Namun ditahun 1998 Bank Indonesia (BI) sebagai institusi yang bertanggung jawab terhadap kestabilan tingkat inflasi malah lebih mendominasikan sasaran kebijakan moneter pada nilai tukar. Setelah disahkannya Undang-Undang No. 3 Tahun 1999 BI akhirnya memfokuskan kebijakannya pada pencapaian kestabilan nilai rupiah dengan menempatkan inflasi sebagai landasan dalam kebijakan moneter dan di tahun 2000, Inflasi Targeting (IT) secara emplisit diterapkan di Indonesia dengan mengumumkan target inflasi secara transparan kepada publik. Setelah dahsyatnya goncangan krisis financial (1998) yang merembet pada krisis kepercayaan, Ekonomi Indonesia mulai bergerak dan bangkit kembali, namun di tahun 2004 perlahan kondisi ekonomi Indonesia mulai merasakan tekanan imbas dari kenaikan harga Minyak dunia dengan diumumkannya kenaikan harga BBM oleh Menteri Kordinator Perekonomian Abu Rizal Bakri pada tanggal 1 Maret 2004. Selanjutnya, selama tahun 2005 harga minyak dunia mengalami lonjakan yang cukup tajam yaitu dari perkiraan sekitar 25 dolar/barrel menjadi 51,4 dolar/barrel. Harga minyak yang melambung mengakibatkan subsidi bahan bakar

minyak yang membengkak, untuk mengatasi beban subsidi tersebut maka pemerintah melakukan langkah penyesuaian melalui pengurangan dan relokasi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri yaitu meningkatkan harga BBM pada tanggal 1 Maret 2005 rata-rata 30% dan 1 Oktober 2005 sekitar 100%. Harga BBMpun naik diikuti oleh merambat naiknya harga-harga kebutuhan pokok dan kenaikan harga akan memicu menurunnya daya beli masyarakat selanjutnya diikuti oleh peningkatan inflasi, Pemerintah berusaha mengimbangi efek dari naiknya harga BBM dengan pemberian kompensasi BLT (Bantuan Langsung Tunai) kepada masyarakat miskin. Kompensasi bantuan langsung tunai yang diberikan pemerintah untuk mengurangi dampak kenaikan harga minyak ternyata juga merupakan beban bagi masyarakat, karena dengan penyaluran BLT maka akan mendorong jumlah uang beredar di masyarakat bertambah dan ini akhirnya memicu kembali kenaikan hargaharga, belum lagi masalah kebocoran dana dan ketidaktepatan sasaran BLT serta seluruh permasalahan kembali menjadi beban masyarakat. Kenaikan BBM tetap saja menjadi beban tidak hanya masyarakat miskin bahkan pada masyarakat ekonomi menengah, masyarakat harus menanggung dua kali peningkatan inflasi, yang pertama saat kenaikan harga minyak diumumkan, pasar langsung bereaksi dengan respon naiknya tingkat harga dan yang kedua saat kompensasi BLT dibagikan, pasar kembali merespon dengan naiknya tingkat harga akibat pertambahan jumlah uang beredar yang lebih tinggi dari output.

Masih terus tertekan kenaikan inflasi ditahun 2007 Indonesia mulai merasakan imbas dari kondisi ekonomi dunia yang mulai terserang virus krisis global, dan ditahun 2008 tekanan krisis global yang semakin gawat ditandai dengan banyaknya perusahaan raksasa dunia yang dinyatakan bangkrut dan memphk karyawannya secara besar-besaran. Harga minyak dunia mengalami kenaikan kembali yang sangat tajam, nilai tukar rupiah terdepresiasi, ekspor melemah akibat turunnya daya beli masyarakat dunia, masih ditambah keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM kembali sekitar 28,5% yang secara pasti berimplikasi terhadap kenaikan hargaharga barang dan tentu saja kenaikan inflasi. Inflasi sesungguhnya mencerminkan kestabilan nilai mata uang. Stabilitas tersebut tercermin dari stabilitas tingkat harga yang kemudian berpengaruh terhadap realisasi pencapaian tujuan pembangunan ekonomi suatu negara seperti pemenuhan kebutuhan dasar, pemerataan distribusi pendapatan dan kekayaan, perluasan kesempatan kerja dan stabilitas ekonomi. Faktor-faktor pemicu tingkat inflasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, sebagian ditentukan dari sudut pandang teori inflasi yang dianut. Pada kasus perekonomian di Indonesia paling tidak terdapat beberapa faktor yang baik secara langsung maupun secara psikologis dapat mendorong trend kenaikan tingkat inflasi. Faktor ekonomi dan non-ekonomi yang diperkirakan mempengaruhi tingkat inflasi di negara kita antara lain berasal dari variabel domestik dan variabel eksternal. Variabel domestik diantaranya berasal dari peningkatan jumlah uang beredar, terjadinya tekanan atau shock yang biasa berasal dari permintaan maupun penawaran,

GDP, tingkat suku bunga, kebijakan pemerintah seperti kenaikan harga BBM, kenaikan gaji pegawai sementara variabel eksternal diantaranya nilai tukar tingkatan inflasi negara lain seperti Amerika. Saat ini inflasi di negara kita lebih banyak dipengaruhi oleh lonjakan harga minyak bumi di pasar internasional, yang dapat mendorong lebih lanjut biaya pengadaan sumber energi listrik dan bahan bakar untuk sebagian besar pabrik-pabrik pengolahan. Dimasa depan ancaman lonjakan harga minyak bumi masih akan mengancam inflasi di negara kita. Potensi kelangkaan energi batubara dan gas akan juga terjadi dan mengakibatkan kenaikkan biaya energi, berikut ini digambarkan pergerakan harga minyak dunia kuartal 3 : 2007 sampai kuartal 4 : 2008, dan juga respon dari inflasi. Tabel 1.1. Daftar Harga Minyak Mentah Dunia dan Inflasi Bulan September 2007 Desember 2007 Maret 2008 Juni 2008 September 2008 Desember 2008 Harga Minyak Dunia (USS/Barrels) 80.96 97,66 104,12 144,07 94,71 52,05 Tingkat Inflasi (Indeks Harga Konsumen) 6,92 % 6,59 % 8,17 % 11,03 % 12,14 % 11,06 % Sumber: Kementerian ESDM dan Bank Indonesia 2009 (Thn 2009)

Dari data terlihat trend peningkatan harga minyak dunia dan diikuti oleh pergerakan inflasi, Maret 2008 sampai Juni 2008 adalah terjadinya pergerakan harga minyak tertinggi, dimana harga minyak meningkat tajam dari 104,12 dolar/barells meningkat menjadi 144,07 dolar/barells yang diikuti oleh pengumuman pemerintah tentang kenaikan harga BBM sebesar 28,7% pada Jum at 23 Mei 2008. Harga premium naik menjadi 6.000 dari 5.500, solar 5.500 dari 4.300, dan minyak tanah 2.500 dari 2.000 per liter. Kenaikan harga BBM ini jelas saja memicu peningkatan inflasi yaitu dari 8,17% menjadi dua digit yaitu 11,03%. Bahkan walaupun harga minyak dunia telah mengalami penurunan pada kuartal 3 September 2008, namun tingkat inflasi masih tetap tinggi yaitu berada dikisaran 12,14%. Padahal, hal yang sama sudah pernah dilakukan pemerintahan SBY-JK (Pemerintah pada saat itu) pada tahun 2005 di mana pemerintah kemudian berjanji untuk tidak menaikkan harga BBM lagi. Sebuah kebijakan yang banyak menuai protes karena dinilai telah mempermainkan kepiluan nasib masyarakat miskin. Disamping itu ancaman jangka menengah atas kemungkinan terjadinya inflasi di beberapa daerah di Indonesia adalah akibat adanya kelangkaan bahan makanan pokok masyarakat yang timbul akibat paceklik, hama penyakit, dan penurunan produktivitas padi, kedelai dan kacang-kacangan. Inflasi pada tingkat yang rendah merupakan perangsang bagi produsen untuk menambah kapasitas produksinya, tetapi jika terlalu tinggi akan memberikan dampak negatif atas meningkatnya ketidakpastian dan penurunan daya beli konsumen, sekaligus potensi penjualan perusahaan.

Selanjutnya bagaimanakah dengan model interaksi antara inflasi dan variabel makro ekonomi di Indonesia. Apa yang menjadi variabel yang sangat mempengaruhi tingkat inflasi di Indonesia. Keadaan-keadaan tersebut di atas menggugah rasa ingin tahu penulis untuk mencoba menganalisis dan mempelajari serta menulisnya dalam bentuk tesis yang berjudul: Analisis Inflasi dan Variabel Makro di Indonesia. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah dan beberapa fenomena masalah dapat diuraikan pokok-pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu: 1. Apakah inflasi berkontribusi terhadap pengangguran, harga minyak dunia, produk domestik bruto, jumlah uang beredar, net-government, tingkat bunga dan nilai tukar di Indonesia? 2. Apakah pengangguran berkontribusi terhadap inflasi, produk domestik bruto, harga minyak dunia, jumlah uang beredar, net-government, tingkat bunga dan nilai tukar di Indonesia? 3. Apakah harga minyak dunia berkontribusi terhadap inflasi, produk domestik bruto, jumlah uang beredar, net-government, tingkat bunga, nilai tukar dan pengangguran di Indonesia? 4. Apakah produk domestik bruto berkontribusi terhadap inflasi, jumlah uang beredar, net-government, tingkat bunga, nilai tukar, pengangguran dan harga minyak dunia di Indonesia?

5. Apakah jumlah uang beredar berkontribusi terhadap inflasi, net-government, tingkat bunga, nilai tukar, pengangguran, harga minyak dunia dan produk domestik bruto di Indonesia? 6. Apakah net-government berkontribusi terhadap inflasi, tingkat bunga, nilai tukar, pengangguran, harga minyak dunia, produk domestik bruto dan jumlah uang beredar di Indonesia? 7. Apakah tingkat bunga berkontribusi terhadap inflasi, nilai tukar, pengangguran, harga minyak dunia, produk domestik bruto, jumlah uang beredar dan netgovernment di Indonesia? 8. Apakah nilai tukar berkontribusi terhadap inflasi, pengangguran, harga minyak dunia, produk domestik bruto, jumlah uang beredar, net-government dan tingkat bunga di Indonesia? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis kontribusi inflasi terhadap pengangguran, harga minyak dunia, produk domestik bruto, jumlah uang beredar, net-government, tingkat bunga dan nilai tukar di Indonesia. 2. Untuk menganalisis kontribusi pengangguran terhadap inflasi, harga minyak dunia, produk domestik bruto, jumlah uang beredar, net-government, tingkat bunga dan nilai tukar di Indonesia.

3. Untuk menganalisis kontribusi harga minyak dunia terhadap inflasi, produk domestik bruto, jumlah uang beredar, net-government, tingkat bunga, nilai tukar, dan pengangguran di Indonesia. 4. Untuk mengenalisis kontribusi produk domestik bruto terhadap inflasi, jumlah uang beredar, net-government, tingkat bunga, nilai tukar, pengangguran dan harga minyak dunia di Indonesia. 5. Untuk menganalisis kontribusi jumlah uang beredar terhadap inflasi, netgovernment, tingkat bunga, nilai tukar, pengangguran dan harga minyak dunia dan produk domestik bruto di Indonesia. 6. Untuk menganalisis kontribusi net-government terhadap inflasi, tingkat bunga, nilai tukar, pengangguran, harga minyak dunia, produk domestik bruto dan jumlah uang beredar di Indonesia. 7. Untuk menganalisis kontribusi tingkat bunga terhadap inflasi, nilai tukar, tingkat upah, pengangguran, harga minyak dunia, produk domestik bruto, jumlah uang beredar dan net-government di Indonesia. 8. Untuk menganalisis kontribusi nilai tukar terhadap inflasi, pengangguran, harga minyak dunia, produk domestik bruto, jumlah uang beredar, net-government dan tingkat bunga di Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai pengetahuan tambahan bagi Penulis dan pengembangan wawasan keilmuan. 2. Sebagai masukan bagi masyarakat untuk mengetahui Inflasi dan Variabel Ekonomi Makro di Indonesia. 3. Sebagai masukan bagi pemerintah, dalam hal referensi untuk pengambilan kebijakan. 4. Sebagai masukan bagi pengamat dan pelaku ekonomi dalam menambah wawasan serta bahan penelitian lebih lanjut mengenai Inflasi dan Variabel Ekonomi Makro di Indonesia.