Judul Tulisan : Perubahan peranan Guru dalam era Globalisasi Hasil Pemikiran yang dipublikasikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Sarwo Edy, Program Pascasarjana, 2008

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan kepemimpinan saat ini adalah menghadapi perubahan lingkungan

Kata Kunci: Manajemen Pendidikan, Efektivitas dan Efisiensi, Pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan millenium development goals,

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosda Karya, 2013) hlm. 16. aplikasinya (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2009) hlm, 13

PENGARUH IMPLEMENTASI INOVASI PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH (Studi pada SMP di Kabupaten Ciamis)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan teknikal, manusiawi dan konseptual. 1 Sedangkan pembelajaran

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

KAJIAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN DI DUNIA PENDIDIKAN MAHIDIN

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang mempunyai. dapat mengikuti perkembangan zaman yang terjadi dengan cepat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Sekolah Dasar seseorang dikembangkan untuk menguasai berbagai

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Refika Aditama, 2008), cet. 1, hlm Rohiat, Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah,

KODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN

PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Mengupayakan-pembelajaran-yangefektif-untuk peserta didik-sekolah-dasar melalui-optimalisasi kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 ini Indonesia dihadapkan pada masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

MENINGKATKAN PERAN GURU MELALUI SUPERVISI

B A B I PENDAHULUAN. Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang berlaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan adalah sektor pendidikan. Menyadari betapa pentingnya. tentang pendidikan harus selalu ditingkatkan.

bidang akan tergantung pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persoalan-persoalan tersebut di atas,melalui pembaharuan dalam sistim pendidikan

BEBERAPA ISU PENTING RUU SISDIKNAS UNTUK ORIENTASI PRAKTEK MANAJEMEN PENDIDIKAN/SEKOLAH DI MASA DEPAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB I PENDAHULUAN. pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pada titik di mana pelayanan itu harus dilakukan. Keberhasilan dalam upaya memberikan pelayanan optimal guru terhadap

BAB I PENDAHULUAN. usaha itu ternyata belum juga menunjukan peningkatan yang signifikan.

BAB II KERANGKA TEORITIS

I. PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini disebabkan melalui jasa pendidikan, akan dapat dihasilkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (human resources) secara unggul. Sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetitif. Dengan semakin berkembangnya era sekarang ini membuat kinerja

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan,

PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU. Oleh : WISNU WARDHONO. Abstrak

Oleh : H. Muhtadi Irvan

ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA

MENCERMATI RUUSPN DIKAITKAN DENGAN MASA DEPAN PENDIDIKAN BANGSA. Oleh Rochmat Wahab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

PENINGKATAN MUTU PERGURUAN TINGGI MELALUI MANAJEMEN YANG BERORIENTASI MUTU. Paningkat Siburian Abstrak

GURU BERDEDIKASI YANG BERMARTABAT SIAP MENYUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS Pamungkas Stiya Mulyani, M.Pd.

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI MENGAJAR ANTARA GURU DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DAN MADRASAH MU ALLIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Analisis Kinerja Dosen Iain Ar-Raniry Banda Aceh

BAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I. 1 C. Turney. et al, The School manager (Australia: Allen and Unwin, 1992). h. 5.

Transkripsi:

Judul Tulisan : Perubahan peranan Guru dalam era Globalisasi Hasil Pemikiran yang dipublikasikan Nama Jurnal : Media pendidikan Jurnal Pendidikan Keagamaan Volume XXI, Nomor 2, Agustus 2006 Hal :345-362 Akreditasi : ISSN. 1412-064X yang TERAKREDITASI dirjen dikti Depdiknas No 55/Dikti/Kep/2005 17 Nopember 2005 PERUBAHAN PERANAN GURU DALAM ERA GLOBAL DODY HERMANA (Dosen Universitas Garut, Perumahan Intan Regency Block G No. 12-13 Tarogong Garut, Tlp. 0262-243565) ABSTRACT Teachers have the important role in order to create educated society. Therefore, the innovation in education, especially in curriculum and human resource development of education, is usually directed to the teacher. And also in students learning, teachers are demanded to have multi-one in order to create an affective teaching learning condition. Teachers should be sensitive and perceptive to the alterations, renewals, and the development science and technology as well as the demand of society's need and era development. It is the teachers' role to raise the knowledge and the education quality continually, in order that what teachers give to the students is up to date with development of era. Kata Guru, Kualitas Sumber Daya Manusia, dan Pendidikan Kunci

Pendahuluan Dalam dunia yang semakin cepat berubah, guru memiliki peranan kunciyang sangat vital bagiterciptanya masyarakat yang berpendidikan,menguasai ilmu pengetahuan, menguasai teknologi, danmasyarakat yang bermoral, sertaberbudi pekerti tinggi. Untuk itu,guru hendaknya berusaha menghindari godaan untuk mengubah lembaga pendidikan menjadi kuburan konservatisme dan perilaku elite yang tidak relevan, sehingga akan meyebabkan dirinya terpencil dari masyarakat. Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan.itulah sebabnyasetiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru.hal ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan. Demikian pula dalam upaya membelajarkan siswa, guru dituntut memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif.untuk itu, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar bagi siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara aktif dalam belajar. Mulai dan akhirilah mengajar tepat pada waktunya.hal ini berarti kesempatan makin banyak dan optimal serta guru menunjukkan keseriusan saat mengajar sehingga dapat membangkitkan minat/motivasi siswa untuk belajar.makin banyak siswa terlibat aktif dalam belajar, makin tinggi kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya.sedangkan dalam meningkatkan kualitas dalam mengajar hendaknya guru mampu merencanakan program pengajaran dan sekaligus mampu pula melakukannya dalam bentuk interaksi belajar mengajar.

Bagi guru sendiri keberhasilan tersebut akan menimbulkan kepuasan, rasa percaya diri, serta semangat mengajar yang tinggi. Hal ini berarti telah menunjukkan sikap guru profesional yang dibutuhkan pada era globalisasi dengan berbagai kemajuannya, khususnya kemajuan ilmu dan teknologi yang berpengaruh terhadap pendidikan.guru profesional hendaknya mampu mengantisipasi hal-hal tersebut, sehingga apa yang disampaikannya kepada siswa selalu berkenan di hati anak dan up to date, sehingga dapat memenuhi harapan semua pihak, terutama yang berkenan dengan upaya meningkatkan kualitas guru profesional. Ada tiga kemampuan dasar yang diperlukan agar masyarakat Indonesia dapat ikut dalam persaingan global yaitu kemampuan manajemen, kemampuan teknologi, clan' kualitas sumber daya manusia, yang kesemuanya itu hanya bisa dicapai melalui pendidikan yang berkualitas.kualitas yang dimaksud bukan hanya memenuhi standar nasional tetapi juga perlu memenuhi standar Internasional. Persoalannya sekarang adalah sudah sejauh manakah kualitas sumber daya manusia pendidikan di Indonesia?.benarkah kualitas pendidikan ber daya manusia di Indonesia bersifat kuantitas? Berbicara soal kualitas tentu diartikan dengan mutu atau keadaan tingkat sesuatu pruduk, tetapi diukurnya dengan konotasi baik atau buruk, dan mungkin sekarang yang dipertanyakan itu adalah kualitas yang berkonotasi baik. Pendidikan yang baik artinya pendidikan itu tidak lepas sebagai produk daripada proses dan manajemen dari suatu masukan sehingga berlakunya di masyarakat menjadi suatu andalan dan bermanfaat baik bagi dirinya maupun bangsa dan Negara. Perubahan Guru dalam Dimensi Global Masalah dunia pendidikan kita dari waktu ke waktu tak pernah ada habisnya.salah satu masalah pendidikan di Indonesia adalah menyangkut

masalah kualitas pendidikan. Menurut Usman, masalah pendidikan kita sekarang dan mungkin untuk masa yang akan datang adalah terletak pada produktivitas pendidikan yang masih arus ditingkatkan. 1 Produktivitas di sini dalam arti kemampuan bangsa Indonesia khususnya para pendidik dalam menata pendidikan. Indikator yang dapat mencerminkan bahwa produktivitas pendidikan rnasih harus ditingkatkan dapat dilihat pada dua hal, yaitu: Kemampuan Berprestasi Prestasi yang baik dapat dilihat pada pemerataan pendidikan baik untuk memasuki pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi, dengan memperhatikan tamatan dari masing-masing jenjang pendidikan tersebut agar meningkat baik kuantitas maupun kualitas serta harus berorientasi dan memilki relevansi dengan dunia kerja.hal ini belum dapat kita lakukan dengan maksimal, terbukti dengan terjadinya kesenjangan antara lowongan kerja yang ada dan tenaga kerja yang tersedia. Kemampuan Bertumbuh dalam Mencapai Prestasi yang Baik Masalah yang kedua ini lebih melihat pada proses yang berlangsung pada saat pencapaian tujuan. Indikatornya tercermin pada motivasi dan kegairahan para peserta didik yang masih harus ditingkatkan.semangat kerja serta disiplin para tenaga kependidikan yang belum tinggi, serta tingkat kepercayaan terhadap lembaga-lembaga pendidikan tertentu, disamping masalah efesiensi penggunaan waktu, tenaga, dan fasilitas pendidikan. Kondisi seperti di atas harus selalu mendapat perhatian, karenada yang mensinyalir bahwa penyebab utamanya adalah terletak pada kualitas manusia khususnya paratenaga kependidikan yang di dalamnya termasuk guru. Maka sudah barang tentu merupakan suatu kewajiban bagi para guru untuk meningkatkan kualitasnya. 1 Moh. U. Usman, Menjadi Tenaga Kependidikan Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 8

Guru adalah pribadi khusus yang keberadaanya dalam masyarakat (terutama di pedesaan) selalu dituntut untuk ikut serta dalam berbagai bentuk kegiatan, dari yang bersifat edukatif, kegiatan olah raga, kesenian, hingga masalah yang berkaitan dengan pembangunan tempat ia tinggal. Meskipun demikian, kita masih sering mendengar atau menyaksikan keluhan, rintihan, bahkan jeritan para guru akibat sikap atau perlakuankurang bijak bahkan kurang manusiawi dari pihak-pihak tertentu.di tengah-tengah suasana prihatin yang menimpa bangsa kita saat ini, turut pula membuat guru dalam posisi sulit. Selain ia harus memikirkan persoalan kehidupan keluarga yang melilit dirinya, ia juga dihadapkan pada masalah yang tidak ringan di sekolahnya. Dalam waktu bersamaan kedua masalah tersebut harus diselesaikan. Semua orang tentu sepakat, bahwa guru adalah figur yang patut "digugu" (ditaati/dipatuhi) dan ditiru (diikuti karena keteladanannya).oleh karena itu wajar jika banyak pihak mempermasalahkan guru.pada dasarnya, mereka yang mempermasalahkan guru ini karena menghendaki agar para guru tetap berada pada posisi sebagai "manusia sumber" yang punya kelebihankelebihan.akan tetapi kita lupa, bahwa gum juga adalah manusia biasa yang tidak luput dari kelemahan dan kekurangan.betapa besar peran para guru, betapa mulia pengabdian mereka, dan betapa tulus pengabdian mereka, betapa tulus pengorbanannya dalam mendidik anak bangsa. Perubahan organisasi sosial yang menuntut adanya perubahan fungsi pendidikan, timbul sebagai respons terhadap pertumbuhan kekuatan manusia.menurut kalangan ahli antropologi, kekuatan utama itu mencakup kekuatan untuk mengukur, memperhitungkan, dan mengkomunikasikan.sepanjang waktu dan di berbagai tempat tertentu, tekanan lingkungan atau ekonomi telah memberikan dorongan khusus terhadap pengembangan salah satu kekuatan tersebut.sebaliknya dorongan itu menimbulkan desakan perubahan di dalam kondisi kehidupan masyarakat. Kebutuhan untuk belajar mengenai hagaimana menghadapi serta mengatasi kon-

disi-kondisi barn itu, yaitu menyerap pengetahuan barn yang diperlukan demi keuntungan kolektif dan pemanfaatan lingkungan ham dengan membawa hasil yang menguntungkan, telah menciptakan beberapa tugas yang dibebankanoleh masyarakat kepada sekolah dan para guru. Bagi umat manusia secara keseluruhan, perubahan yang benar-benar berarti selama beberapa dekade terakhir ini adalah karena kekuatan-kekuatan itu telah meningkat sedemikian rupa sehingga melampaui semua batas-batas kemungkinan penyebarannya yang maksimal. Bagaimana planet ini tidak memberikan ruang lingkup bagi manusia untuk melakukan apa raja yang dapat mereka kerjakan. Meskipun hal ini belum menjadi hambatan bagi negara-negara raksasa untuk senantiasa membangun dan menggunakan kekuatan yang mereka miliki. Tugas dan Kewajiban Guru Mengajar dalam Konteks Global Elemen pokok dalam usaha menanamkan moralitas global dan pernahaman terhadap jenis perilaku yang memberikan keuntungan di dalam perspektif moralitas global ialah guru. Guru harus secara efektif mencapai, mendorong, dan membantu mencari, serta mengetahui informasi yang paling menonjol dalam mendukung tesis utama moralitas global. Dengan demikian is harus belajar memanfaatkannya tidak hanya untuk mengajar secara khusus dan ekplisit dari beberapa segi yang besar kemungkinan dapat mencapai rasa kesadaran dan membangkitkan emosi murid, melainkan juga membentuk sikapnya sendiri serta mempengaruhi tata carakebiasaan sehari-hari dan disiplin sekolah. Guru harus dipandang sebagai pengambil prakarsa, pencipta kurikulum, perancang konteks belajar, yang melibatkan diri dalam usaha yang terus menerus dan sungguhsungguh untuk mengubah selera murid-muridnya. Pendidikan guru dan pengembangan kurikulum merupakan sarana yang paling efektif untuk meningkatkan usaha komunikasi yang sungguh-sungguh melalui sekolah, dan perubahan peranan guru yang ditimbulkan oleh semakin banyaknya prakarsa berdasarkan kesempatan yang diberikan kepadanya

merupakan sarana yang paling efektif berdasarkan mekanisme yang berfungsi menurut cara yang berbeda dan lebih terperinci. Menurut Usman bahwa Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. 2 Apabila kita kelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan orang di luar kependidikan.itulah sebabnya jenis profesi ini paling mudah terkena pencemaran. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.sedangkan melatih berarti mengem bangkan keterampilanketerampilan pada siswa. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapatmenjadikan dirinya sebagai orang tua kedua.ia harus mampu menarik simpati sehingga is menjadi idola para siswanya. Tugas dan peran guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang memilih peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor condisio sine quanon yang tidak mungkin digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu,terlebihlebih pada era kontemporer ini. Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup 2 Ibid.,hlm. 6

bangsa di tengahtengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri. Seringkali dinyatakan, bahwa setiap orang menganggap dirinya sebagai suatu keadaan tertentu seperti apa yang diinginkan dan dicita-citakannya. Namun sebenarnya mereka senantiasa mencoba mendekati keseimbangan yang tepat antara unsur individualistis dan kolektivitas dalam struktur socialnya. Dengan berlandaskan jangkauan beberapa asumsi sepertitersebut di atas,kiranya disadariatau tidak bahwa interaksi antaramanusia denganorganisasinya dandemikian pula sebaliknya yangbersifat salingmempengaruhi satusama lainnya dapat membentukperilaku organisasi yang sebenarnya. Urgensinya bagi setiap manager, memahami latar belakangdan permasalahan penampilan perilaku individu dalam organisasi yang dipimpinnya adalah merupakan modal dasar untuk mencapai self actuation dan atau memotivasikannya dalam pencapaian produktivitas organisasi yang lebih tinggi. Pembinaan dan pengembangannya adalah telah menjadi spesifikasi yang sistematis pada jajaran pendekatan keperilakuan (behavioral approach) dan atau menjadi bagian integral dari prospek organisatoris maupun pembangunan dewasa ini dalam Pemanfaatan sumber daya manusia. Perubahan Peranan Guru Guru merupakan faktor yang penting di dalam era pembangunan: mereka menempati suatu posisi dengan hak-hak istimewa untuk memutuskan lingkaran kemiskinan, kebodohan, dan prasangka dengan menggunakan cara yang dapat diterima oleh rakyat yang bersangkutan; sementara itu dampak pengganda

(multiplier effect) pekerjaan mereka telah menentukan mereka sebagai investasi yang berharga pada suatu saat tuntutan semakin menggebu-gebu sedangkan jumlah sumber daya terbatas. Namun hal ini dihadapkan kepada suatu tuntutan bahwa beberapa prioritas tertentu harus ditentukan untuk melatih serta membimbing para guru, seperti pendidikan pribadi, latihan guru sejak permulaan, dan mungkin yang paling penting ialah pendidikan profesi yang berkesinambungan. Dunia yang sedang mengalami perubahan menuntut agar gayapendidikan juga diubah. Kalangan remaja yang dipersiapkan untuk terjun di dalam bidang tanggung jawab orang dewasa harus dibekali dengan beberapa keterampilan tertentu yang jauh berbeda dibandingkan dengan keterampilan yang memadai bagi orang tuanya.demokratisasi dan kebutuhan untuk meningkatkan pembangunan merupakan tuntutan yang melebihi kemampuan sistem tradisional, baik ditinjau dari segi kuantitatif maupun kualitatif.giri khas perubahan sosial dan sebab-sebabnya di setiap negara masing-masing ditandai dengan perbedaan khusus. Namun apa yang selama ini berlaku umum di semua negara ialah bahwa sampai sebegitu jauh terdapat suatu kebutuhan yang terasa mendesak untuk mengkaji kembali fungsi sekolah. Dalam kaitan ini terdapat tiga aspek perubahan yang penting. Pertama, bahwa pada saat timbul perubahan yang cepat, maka kumpulan pengetahuan dan pengalaman masa lampau, yang di dalam periode yang stabil dipergunakan untuk membimbing anak-anak, ternyata tidak memenuhi harapan untuk mencapai tujuan tersebut. Kedua, sekolah sendiri hendaknya menyesuaikan diri dengan fakta bahwa pengetahuan baru yang menembus keluar dinding yang membatasinya tidak saja mencapai jumlah yang jauh lebih banyak dibnadingkan dengan apa yang dikuasai oleh sekolah, melainkan juga jauh lebih penting bagi kehidupan riil kliennya. Dalam hubungan itu sekolah tidak saja harusmemperbaharui persediaan pengetahuannya, dan kemudian memilihnya sesuai dengan beberapa prioritas yang telah diperbaiki, tetapi juga harus

dapat menyesuaikan diri terhadap fungsi bam cara mengajar anak-anak agar mereka dapat menguasai serta memanfaatkan dengan sebaik-baiknya himpunan pengetahuan yang akan mereka jumpai di dalam kehidupan sehari-hari di luar lingkungan sekolah. Ketiga, yang terpenting di dalam operasi persekolahan dan di dalam pelaksanaan pembahaman yang diperlukan ialah kemampuan gum; dengan demikian adalah merupakan suatu hal yang sangat penting bahwa masalah tersebut harus didefinisikan lebih tepat dan dipertahankan menumt langkahlangkah yang efektif. Beberapa hal kecenderungan perubahan peran guru, yaitu: Pertama, kecenderungan ke arah fungsi-fungsi yang didiversifikasikan dalam proses instruksional dan penerimaan tanggung jawab yang lebih banyak bagi organisasi mengenai isi proses belajar mengajar. Kedua, kecenderungan ke arah bergesernya titik berat pengalihan pengetahuan kepada proses belajar murid, dengan memanfaatkan semaksinal mungkin penggunaan sumber-sumber belajar yang baru di dalam komunitas. Ketiga, kecenderungan ke arah individualisasi proses belajar dan berubahnya struktur hubungan antara guru dan murid. Keempat, kecenderungan ke arah penggunaan teknologi pendidikan modern dan penguasaan atas pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Kelima, kecendemngan ke arah diterimanya bentuk kerja samayang ruang lingkupnya lebih luas bersama guru-guru yang mengajar di sekolah lain, dan berubahnya struktur hubungan antara para gum sendiri. Keenam, kecendemngan ke arah kebutuhan untuk membina kerja sama yang lebih erat dengan orang tua dan orang lain di dalam komunitas serta meningkatkan keterlibatan di dalam kehidupan komunitas. Ketujuh, kecendemngan ke arah diterimanya partisipasi pelayanan sekolah dan kegiatan ekstra kurikuler.

Kedelapan, kecenderungan ke arah sikap yang menerima adanya fakta bahwa otoritas tradisional dalam hubungannya dengan-anakanak telah berkurang trutama antara anak-anak yang lebih tua terhadap orang tuanya. Profesi guru pada saat ini masih banyak dibicarakan orang, atau masih saja dipertanyakan orang, baik dikalangan para pakar pendidikan maupun di luar pakar pemdidikan. Bahkan selama dasawarsa terakhir ini hampir setiap hari, media massa khususnya media cetak baik harian maupun mingguan memuat berita tentang guru. Ironisnya berita-berita tersebut banyak yang cenderung melecehkan posisi guru, baik yang sifatnya menyangkut kepentingan umum sampai kepada hal-hal yang sifatnya sangat pribadi, sedangkan dari pihak guru sendiri nyaris tak mampu membela diri. Masyarakat/orang tua murid pun kadang-kadang mencemoohkan dan menuding guru tidak kompeten, tidak berkualitas dan sebagainya, manakala putra/putrinya tidak bisa menyelesaikan persoalan yang ia hadapinya sendiri atau memiliki kemampuan tidak sesuai dengan keinginannya. Dari kalangan/industrialis pun memprotes para guru karena kualitas para lulusan dianggapnya kurang memuaskan bagi kepentingan perusahannya. Di mata murid-murid pun khususnya di sekolah-sekolah menengah di kota-kota pada umumnya cenderung menghormati gurunya hanya karena ingin mendapat nilai yang baik atau naik kelas/lulus ujian dengan peringkat tinggi tanpa kerja keras. Sikap dan perilaku masyarakat tersebut memang bukan tanpa alasan, karena memang ada sebagian kecil oknum guru yang melanggar/ menyimpang dari kode etiknya.anehnya lagi kesalahan sekecil apapun yang diperbuat guru mengundang reaksi yang begitu hebat di masyarakat.hal ini dapat dimaklumi karena dengan adanya sikap demikian menunjukkan bahwa memang guru seyogianya menjadi anutan bagi masyarakat disekitarnya. Lebih dari sekedar anutan, hal ini pun menunjukkan bahwa guru sampai saat ini masih dianggap eksis, sebab sampai kapan pun posisi/peran guru tidak

akan bisa digantikan sekalipun dengan mesin canggih. Karena tugas guru menyangkut pembinaan sifat mental manusia yang menyangkut aspek-aspek yang bersifat manusiawi yang unik dalam arti berbeda satu dengan yang lainnya. Dengan bermodalkan kewibawaan dan kemampuan mengembangkan diri, insya Allah guru akansenantiasa dihormati serta mendapat kepercayaan dari masyarakat. Kapan lagi kalau tidak sejak saat ini untuk meningkatkan kompetensi profesional dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari persyaratan minimal. Sehingga dengan upaya ini diharapkan akan menjadi guru yang betulbetul profesional. Sebagai bekal menuju hal tersebut dan untuk mengetahui bagaimanakah kualitas profesionalisme guru yang kita miliki, berikut penulis kemukakan beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan peranan guru, dalam upaya pengembangan profesi dalam meningkatkan profesionalisme guru itu sendiri. Hanya saja masalah sekarang, sebatas manakah pengakuan masyarakat terhadap profesi guru, sebab kenyataannya masyarakat masih tetap mengakui profesi diluar guru masih dianggap lebih tinggi dibandingkan dengan profesi guru.seandainya yang dijadikan ukuran tinggi rendahnya pengakuan profesional tersebut adalah keahlian dan tingkat pendidikan yang ditempuhnya, guru pun ada yang setingkat /sederajat dengan jenis profesi lain bahkan ada yang lebih. Kita akui bahwa profesi guru paling mudah tercemar dalam anti masih ada saja orang yang memaksakan din menjadi guru walaupun sebenarnya yang bersangkutan tidak dipersiapkan untuk itu. Hal ini terjadi karena masih adanya pandangan sebagian masyarakat bahwa siapa pun dapat menjadi guru, asalkan iaberpengetahuan. Rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut: 1) Adanya pandangan sebagian masyarakat, bahwa siapa pun dapat menjadi guru, asalkan ia berpengetahuan; 2) Kekurangan guru di daerah terpencil, memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi guru; dan 3) Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha

mengembangkan profesinya itu. Perasaan rendah diri karena menjadi guru, penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan kepentingan pribadinya, sehingga wibawa guru semakin merosot. Faktor lain yang meng akibatkan rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru yakni kelemahan yang terdapat pada diri guru itu sendiri, di antaranya, rendahnya tingkat kompetensi profesionalisme mereka. Penguasaan guru terhadap materi dan metode pengajaran masih berada di bawah standar. 33 Dari Kenyataan kenyataan ini sekalipun pahit bagi guru, sudah saatnya kompetensi profesi guru perlu ditingkatkan.oleh sebab itulah, pemerintah saat ini melalui Departemen Pendidikan Nasional telah dan sedang berupaya untuk meningkatkan kualitas profesionalisme guru. N am u n m e n u r u t h em at penulis, semua upaya tersebut tidak akan membawa hasil tanpa peran serta guru itu sendiri, sebab tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya merupakan tuntutan kebutuhan pribadi guru, tanggung jawab mempertahankan dan mengembangkan profesinya tak dapat dilakukan oleh orang lain kecuali oleh dirinya sendiri. Guru harus peka dan tanggap terhadap adanya perubahan-perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Di sinilah tugas guru untuk senantiasa meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan, meningkatkan kualitas pendidikannya sehingga apayang diberikan kepada siswanya tidak terlalu ketinggalan dengan perkembangan kemajuan zaman. Menurut Goble bahwa kebijakan dan tindakan yang terpadu dibidang pendidikan guru dan bidang pekerjaan maupun kondisi kerja mereka hendaknya didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut: Pertama, apapun perubahan yang ada, atau akan terjadi, di bidang pendidikan, hubungan antara guru dan murid akan tetap berada di tengah- 3 Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintah dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press, 2000), him. 17

tengah proses pendidikan sehingga persiapan yang lebih mantap bagi tenaga-tenaga kependidikan akan merupakan salah satu faktor yang esensial di dalam pengembangan pendidikan dan kondisi yang penting untuk renovasi di bidang pendidikan. Kedua, untuk meningkatkan sumbangan bidang pendidikan terhadap pembangunan internasional, nasional, sosial, ekonomi dan kebudayaan diperlukan usaha-usaha yang segar untuk meningkatkan pendidikan guru, tetapi hal ini mensyaratkan agar para pejabat yang berwenang di bidang pendidikan di negara-negara anggota harus memperhitungkan arah perubahan peranan guru dan faktorfaktor yang terlibat di dalamnya. Ketiga, semua kekuatan yang berkaitan dengan masalah itu di dalam masyarakat hendaknya dilibatkan dalam merumuskan tujuan dan sasaran pendidikan sehingga berarti juga tujuan dan sasaran pendidikan guru. Di dalam definisi tujuan dan sasaran ini, gum-guru hendaknya turut memikul tanggung jawab bersama himpunan organisasi atau kelompok kelompok profesional. Keempat, semua aspek pendidikan guru, termasuk cara-cara untuk mengikuti pendidikan, hendaknya bebas dari segala bentuk diskriminasi apa pun yang didasarkan atas perbedaan bangsa, warna kulit, jenis kelamin, agama, asal usul, politik, maupun kondisi ekonomi. Kelima, kalangan tenaga ahli dari profesi lain dan orang lain dari lingkungan masyarakat itu hendaknya diikutsertakan dalam batasbatas yang wajar di dalam proses pendidikan. 4 Guru-guru dan para administrator dari semua kategori dan tingkat hendaknya menyadari peran a n m ereka d ewas a i n i d an pembangunan pendidikan. Mereka hendaknya mengetahui bahwa peranan fungsi merekabukan merupakan kategori yang tidak dapat diubah sama sekali, tetapi senantiasa 4 Norman M. Goble, Perubahan Perana Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Gununa Agung, 1983), hlm. 199

berkembang terkena pengaruh perubahan yang terjadi di dalam masyarakat dan di dalam sistem pendidikan itu sendiri. Meskipun terdapat keanekaragaman dalam sistem pendidikan dan pengaturan untuk pendidikanguru di seluruh dunia, tetap bagaimanapun terdapat kebutuhan umum melakukan penelitian yang segar dalam ruang lingkup nasional, menurut cara-cara yang realistis, terhadap tugas dan fungsi khusus guru dalam kaitannya dengan kebijakan dan perundang-undangan nasional. Analisa secara nasional semacam itu, dengan didukung oleh partisipasi kalangan guru sendiri, hend a kn ya m enj urus k e ar ah terciptanya profilprofil.profesional bagi semua kategori guru dan tenaga pendidikan dengan rumusan definisi peranan serta fungsi yang diberikan kepada mereka oleh masyarakat. Beberapa tindakan harus diambil untuk menjamin agar bagi para guru selalu terdapat berbagai kondisi, dan calon guru harus menyadari perubahan peranan gum dan mempersiapkan diri untuk memegang peranan dan melaksanakan fungsi yang baru: Pertama, dewasa ini guru semakin terlibat di dalam pelaksanaan proses pendidikan barn, mengambil manfaat dari semua sumber daya sarana dan metode pendidikan modern. Ia adalah pendidik, pemberi saran yang senantiasa bemsaha mengembangkan kemampuan dan murid-murid tidak hanya berfungsi sebagai sumber informasi dan orang yang mengalihkan pengetahuan; seorang guru memegang peranan penting dalam memberikan murid-muridnya suatu pandangan dunia yang ilmiah. Kedua, karena peranan guru di sekolah tidak lagi terbatas untuk memberikan pelajaran, maka selain tugas-tugas memberikan pelajaran sekarang is harus memikul tanggung jawab yang lebih banyak, bekerja sama dengan agen-agen pendidikan lain di dalam lingkungan masyarakat, melakukan kegiatan yang produktif, dan sebagainya. Guru harus mempunyai kesempatan lebih banyak untuk melibatkan diri di dalam kegiatan ektra kurikuler dan kegiatan di luar sekolah, memberikan bimbingan dan saran kepada murid-

murid dan orang tua mereka, maupun dalam mengurus kegiatan murid-murid pada waktu senggang. Ketiga, guru-guru harus sudah menyadari peranan penting yang dituntut dari mereka untuk melaksanakan di dalam lingkungan masyarakat setempat sebagai golongan profesi maupun warga negara, sebagai agen pembangunan dan perubahan, dan kepadanya harus juga diberi kesempatan untuk memegang peranan itu. Keempat, harus diakui bahwa efektivitas pendidikan sekolah sebagian besar tergantung dari perkembangan hubungan barn antara guru dan muridnya, yang menjadi partner yang semakin aktif di dalam proses pendidikan, antara guru dan orang tua murid dan orang lain di dalam masyarakat yang bersangkutan di dalam proses pendidikan. Apabila pendidikan harus memenuhi tuntutan masa kini dan beberapa dasawarsa yang akan datang, maka organisasi, isi dan metoda pendidikan guru harus senantiasa ditingkatkan. Dalam beberapa hal tertentu, harus diusahakan untuk menyusun strategi dan konsep-konsep pendidikan baru untuk memperhitungkan kondisi sosial dan kondisi budaya khusus di mana sekolah dan guru harus melaksanakan fungsi dasarnya. 5 Dari sudut pandangan proses renovasi dan pengembangan pengetahuan umum dan pedagogis yang berkesinambungan, dan perubahan yang senantiasa di dalam sistem pendidikan maupun banyaknya ciri kreatif berbagai kegiatan pendidikan, tampaknya tidak mungkin untuk membekali gum yang juga murid dengan pengetahuan dan keterampilan yang akan dipandang cukup bagi seluruh kehidupan profesionalnya. Dengan demikian, persiapan pendahuluan untuk profesi, pendidikan pra-jabatan dan latihan hendaknya dipandang sebagai tahap fundamental pertama di dalam proses kelanjutan pendidikan bagi para guru. 5 Burhanudin,Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1955), hlm.45

Oleh sebab itu diperlukan suatu kebijakan yang tuntas untuk menjamin agar pendidikan guru ditata kembali sebagi suatu proses yang senantiasa dikoordinasikan yang diawali dengan persiapan prajabatan yang terus berlangsung sepanjang masa karir profesi guru. Di dalam sistem semacam itu, pendidikan pra-jabatan dan selama masa jabatan hendaknya dipadukan, dan ini berarti bahwa konsep belajar sepanjang hayat dan kebutuhan akan pendidikan yang senantiasa berulang senantiasa dikembangkan. Kebijakan pendidkan guru yang menyeluruh hendaknya mencakup latihan pra-jabatan dan latihan jabatan bagi berbagai kategori tenaga pendidikan maupun berbagai tingkat, antara inspektur, pengawas, administrator lain maupun kalangan profesi dan tenaga ahli lain yang terlibat di dalam pendidikan. Menurut Burhanuddin dijelaskan bahwa pada tingkat kebijakan pendidikan dalam kaitannya dengan pendidikan jabatan, maka empat prinsip yang tampaknya harus diterapkan ialah: a) Kontinuitas, dengan tujuan agar guru senantiasa menyadari perkembangan baru yang terjadi di dalam sistem pendidikan dan di bidang riset pendidikan, serta memperluas pengetahuan dan kete rampilannya dalam beberapa subjek tertentu; b) Ketuntasan, yang akan melibatkan semua orang yang berpartisipasi di dalam proses pendidikan, berbagai kategori guru, administrator sekolah dan inspektur, pendidikan guru dan lain-lain. c) Pembentukan kerangka kerja organisasi dengan didukung oleh dana dan anggota staf yang cukup sehingga memungkinkan semua pendidikan berpartisipasi di dalam berbagai bentuk pendidikan jabatan dan mobilisasi, bekerja sama dengan semua lembaga yang bersangkutan, dan semua sumber daya yang diharapkan dapat memberikan 'sum - bangan kepada latihan semacam itu.

d) Keterlibatan berbagai kategori tenaga pendidikan di dalam perumusan definisi kebijakan pendidikan guru yang diselenggarakan selama jabatan, sasaran, dan program serta pelaksanannya maupun riset pendidikan. 6 Kita hendaknya menyadari bahwa status sosial dan ekonomi para guru dan tingkat penghargaan atas peranan mereka merupakan faktor yang penting bagi pengembangan kuantitatif maupun kualitatif pendidikan.perhatian khusus hendaknya dicurahkan kepada status guru-guru wanita dalam kesempatan mereka untuk mengikuti pendidikan. Apapun tujuan yang akan dicapai untuk meningkatkan atau menata kembali pendidikan guru, realisasi praktis dan tujuan tersebut akan banyak tergantung dari mutu dan prakarsa orang-orang yang berpartisipasi dalam kegiatan ini, yaitu calon guru agar memiliki dan melaksakan peranan baru, sebaiknya harus memiliki kemampuan psikologis, ilmiah, akademis, dan praktis untuk mendidik guru-guru dengan cara yang baik. Juga harus diadakan kerja sama di bidang pendidikan guru baik di tingkat bilateral, regional, dan internasional. 6 Ibid, hlm. 25

Simpulan Berdasarkan uraian pembahasan di atas mengenai Perubahan Peranan Guru, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut: Pertama, sebagai pengajar atau pendidik, gum merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya

pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan. Kedua, guru harus peka dan tanggap terhadap perubahan-perubahan, pembaharuan serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Di sinilah tugas guru untuk senantiasa meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan, meningkatkan kualitas pendidikannya sehingga apa yang diberikan kepada siswanya tidak terlalu ketinggalan dengan perkembangan kemajuan zaman. Ketiga, guru-guru dan para administrator dari semua kategori dan tingkat hendaknya menyadari peranan mereka dewasa ini dalam pembangunan pendidikan. Mereka hendaknya mengetahui bahwa peranan dan fungsi mereka bukan merupakan kategori yang tidak dapat diubah sama sekali, tetapi senantiasa berkembang terkena pengaruh perubahan yang terjadi di dalam masyarakat dan di dalam sistem pendidikan itu sendiri.***

DAFTAR PUSTAKA Albrecht, K., Pengembangan Organisasi, Bandung: Angkasa, 1985. Bennis, W.G. Benne, Kenneth D. & Chin, Robert, Merencanakan Perubahan, Jakarta: Intermedia, 1990. Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan, Jakarta: Bumi Aksara, 1995. Campbell, Andrem and Kathleen Sommers L., Core Competency BasedStrategy, New York: International Thomson Business Press, 1997. Casterter, William B., The Human Resource Function in Educational Administration, New Jersey: Englewood Cliff, 1996. Denim, Sudarman, Inovasi Pendidikan dalam Upaya.Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2002. Daryanto, Administrasi Pendidikan, Solo: Rineka Cipta, 1998. Davis, Keith, Human Behavior at Work Organizational Behavior, New Delhi: MsGraw-Hill Publishing Company Ltd., 1977. Effendi, Onong, Hubungan Insani, Bandung: Remadja Karya, 1985. Engkoswara, Paradigma Manajemen Pendidikan Menyongsong Otonomi Daerah, Bandung: Yayasan Amal Keluarga, 2001, Lembaga Pendidikan sebagai Pusat Pembudayaan, Bandung: YayasanAmal Keluarga, 2002. Gaffer, Mohammad F., Komunikasi Organisasi Teori dan Proses, Bandung: IKIP, 1991. Gibson, James L., Organisasi, Perilaku Struktur Proses, Jakarta: Binarupa Aksara, 1979. Gilley, Jerry W. and Enggland, Steven A., Principles of Human Resource Development, New York: Addison Wesley Publishing Company, 1989.

Goble, Norman M., Perubahan Peranan Tenaga Kependidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1983. Herbert, Theodore, Dimension of Organization Behavior, New York: McMillan Publishing Co. Inc., 1981. Lewis, Philip V., Organizational Communication Theory and Practice, New York: John Wiley & Sons Icn., 1987. Nawawi, Hadari, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintah dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press, 2000., Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Jakarta: Gunung Agung,1985. Robore, Ronald W., Personnel Administration in Education: a Management Approach, New Jersey: Prentice Hall Inc., 1982. Sidi, Indra Djati, Menuju Masyarakat Belajar Mengagas Paradigma Baru Pendidikan, Jakarta: Paramadina, 2001. Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, Bandung: Angkasa, 1989. Usman, Moh, U., Menjadi Tenaga Kependidikan Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. Wirama, Kapita Selekta Teori Kepemimpinan Pengantar untuk Praktek dan Penelitian, Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia & Uhamka Press.