I. PENDAHULUAN. sebagai manusia yang berbudaya dan mampu melaksanakan tugasnya sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB V PENUTUP. 1. Perubahan manajemen dalam UU ASN hanya mengenal 2 jenis pegawai

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Republik. Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu

URGENSI DIKELUARKANNYA PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PPPK.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

1. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Pasal I. Pasal 1. Pasal 2. Ketentuan mengenai anggota Tentara Nasional Indonesia, diatur dengan undangundang.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.168, 2009 DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Tugas Belajar. Izin Belajar. PNS. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 (UUD 1945) yaitu :

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 27/PUU-XIII/2015 Status Pegawai Honorer dengan Berlakunya Undang-Undang Aparatur Sipil Negara

PENJELASAN ATAS PERTANYAAN BAPAK AHMAD SAMSUDIN TENAGA HONORER DARI KENDAL, JAWA TENGAH Tanggal 23 April 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 86/PUU-XII/2014 Pengangkatan Tenaga Honorer/Pegawai Tidak Tetap

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 16 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan pokok manusia yang sering belum memenuhi harapan. Hal

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG

PEGAWAI NEGERI YANG MENJADI PEJABAT NEGARA Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1976 Tanggal 18 Pebruari 1976 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan daerah diselenggarakan sesuai dengan yang diamanatkan. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA BADAN SAR NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 05 TAHUN 2012 T E N T A N G

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah dalam negara hukum modern (welfarestate) tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 86/PUU-XII/2014 Pengangkatan Tenaga Honorer/Pegawai Tidak Tetap

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. permasalahannya berupa pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG

Diatur mengenai Asas, Prinsip, Nilai Dasar, Serta Kode Etik Dan Dan Kode

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil sebagai salah satu unsur Aparatur Negara mempunyai

ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NO.SPO : TANGGAL : PEMBUATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman didunia pendidikan yang terus berubah secara signifikan

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

Eksistensi KORPRI dalam Meningkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam UUD 1945 pasal 34 ayat 1 dirumuskan bahwa fakir miskin dan

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangk

2015, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Panti Sosial Bina Remaja sebagai salah satu Panti Sosial dari Unit Pelaksana

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Apabila manusia yang ada

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Seleksi Pegawai. Lembaga Penegak Hukum. Promosi.

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/2009 TENTANG

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah dan kurikulum merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

No pemberhentian dan pensiun, yang merupakan bagian yang terintegrasi dengan Sistem Informasi ASN. Manajemen PNS dalam Peraturan Pemerintah in

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu proses yang dilakukan oleh suatu bangsa atau negara dalam membina dan mengembangkan kesadaran diri di antara individu-individu agar kelak negara dapat mewariskan kekayaan budaya atau pemikiran kepada generasi yang memiliki kesadaran tersebut. Pendidikan terdiri dari latihan fisik, mental, moral dan spiritual agar para peserta didik menjadi manusia yang berbudaya dan mampu melaksanakan tugasnya sebagai manusia yang berbudaya dan mampu melaksanakan tugasnya sebagai manusia dan menjadi warga negara yang berguna bagi negara. Terdapat tiga variabel penting di dalam dunia pendidikan, yaitu kurikulum, guru dan proses belajar mengajar. Guru menempati peran sentral dan paling menentukan walau ketiganya memiliki hubungan yang terkait satu sama lain. Profesi guru dapat menghasilkan profesi lainnya, tetapi tidak sebaliknya. Ada beberapa orang yang jalan hidupnya berubah karena terinspirasi oleh seorang guru. Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

2 pendidikan menengah. Guru bukan hanya sebagai pemberi pengetahuan sekaligus sebagai panutan yang selama di sekolah akan ditiru oleh peserta didik. Setiap guru harus memiliki rasa tanggung jawab akan keberhasilan peserta didik. Guru merupakan salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan Seorang guru memegang tugas ganda yaitu sebagai seorang pengajar sekaligus sebagai pendidik. Pendidik yang dimaksud adalah guru memiliki tugas untuk membimbing dan membawa para peserta didik sebagai manusia yang aktif, kreatif serta mandiri. Sedangkan sebagai pengajar guru memiliki tugas untuk memberikan pelajaran ke dalam otak peserta didik. Sehingga penting sekali peran seorang guru di dalam dunia pendidikan formal terutama jenjang sekolah dasar dan menegah. Dalam menanggapi kekurangan guru di awal 2000-an, khususnya di daerah pedesaan dan terpencil, pada tahun 2003 pemerintah pusat memperkenalkan skema untuk memperkejakan lebih banyak guru dengan kontrak jangka pendek yang disebut dengan guru kontrak/honorer. Guru honorer yang biasa disebut dengan pegawai tidak tetap di dalam Undang-undang nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian disebut dalam pasal 2 ayat (3) disamping Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pejabat yang berwenang dapat mengangkat pegawai tidak tetap. Sehingga pengangkatan guru honorer itu menjadi kewenangan pihak sekolah atau pimpinan instansi.

3 Data yang tidak dipublikasikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan bahwa pemerintah mempekerjakan 190.700 guru kontrak pada tahun 2003 dan 79.200 di tahun 2004 (yang akhirnya guru ini dipekerjakan sebagau guru tetap berstatus PNS). Proporsi guru honorer relatif tinggi bahkan di sekolah umum. Saat ini angkanya sekitar 27% di sekolah dasar, 20% di sekolah menengah pertama dan 21% di sekolah menengah atas. Angka ini pun diprediksi semakin meningkat pada sekolah-sekolah yang berada di daerah terpencil yang memiliki akses susah untuk dijangkau oleh pemerintah dan sekolah-sekolah swasta darurat yang dibuat untuk mengatasi kekurangan sarana pendidikan di daerah padat penduduk. Berbeda dengan guru PNS, guru honorer memiliki perbedaan yang signifikan dari segi kinerja maupun tingkat kesejahteraan yang diperoleh. Kebanyakan para guru PNS memiliki tingkat kesejahteraan mapan yang diperolehnya dari pemerintah yang terkadang kinerjanya kurang diawasi. Berbeda dengan guru honorer yang kadang berkerja di pendidikan formal yang menggunakan sistem gaji/jam pelajaran. Para guru honorer dituntut untuk mampu mengisi sebanyak jam pelajaran yang kurang diampu oleh para guru PNS. Keadaan ini membuat pemerintah membuat sebuah undang-undang yang mengatur mengenai aparat sipil negara, yaitu Undang-undang nomor 5 Tahun 2014 yang diantaranya menetapkan sistem PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Yang diharapkan mengurangi ketidakjelasan nasib para guru honorer yang sudah mengabdi untuk mencerdaskan para anak bangsa.

4 Walaupun sampai saat ini pengetahuan dan pemahaman para masyarakat Indonesia terkhusus para guru honorer mengenai Undang-undang nomor 5 tahun 2014 ini masih sangat rendah. Hal itu dikarenakan kurangnya sosialisasi dan penyebaran informasi mengenai keberadaan UU dan sistem PPPK ini. Para guru honorer mengetahui mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah hanya melalui berita-berita yang ditayangkan di televisi dalam negeri. Bahkan pemerintah pun terkesan dalam melakukan penyebaran informasi UU melalui sosialisasi-sosialisasi di beberapa instansi atau kalangan tertentu. Dicetuskannya undang-undang ini untuk memberikan solusi bagi warga negara Indonesia yang ingin menjadi salah satu abdi negara termasuk seorang guru yang digaji oleh pemerintah dan diakui oleh negara. Namun, menurut Pasal 99 ayat (3) disebutkan bahwa PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon pegawai negeri sipil. Ayat (4) menyebutkan untuk menjadi PNS, PPPK harus mengikuti semua proses seleksi yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Berbeda dengan guru honorer, sebagaimana dalam Peraturan Pemerintah nomor 48 tahun 2005, Peraturan Pemerintah noor 43 tahun 2007 dan yang terakhir Peraturan Pemerintah nomor 56 tahun 2012 yang menyebutkan guru honorer dapat diangkat menjadi calon PNS, namun dengan persyaratan administrasi tertentu melalui seleksi dan tes. Sistem PPPK ini tentu saja meresahkan guru-guru yang masih berstatus honorer/kontrak, mereka mengganggap bahwa dengan adanya sitem PPPK ini

akan menghapuskan sistem honorer yang selama ini dijalani apabila para guru honorer ini tidak lolos dalam seleksi penerimaan PPPK. Pengadaan PPPK harus melalui beberapa tahapan, yakni perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan Sedangkan menurut hasil pengamatan, perbedaan yang mencolok jelas terlihat antara guru yang berstatus sebagai PNS dengan guru yang masih berstatus honorer seperti yang terdapat dalam data tabel berikut ini Tabel 1.1. No. Aspek Perbedaan Penilaian Guru PNS dan Guru Honorer Guru PNS Guru Honorer Aspek yang diamati T KT TT T KT TT 1 Penguasaan bahan mata pelajaran 2 Pengelolaan program belajar mengajar 3 Kemampuan pengelolaan kelas 4 Penggunaan media sumber belajar 5 Penguasaan landasan pendidikan 6 Penguasaan interaksi belajar mengajar 7 Penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran 8 Kemampuan mengenali dan menyelenggarakan administrasi sekolah 9 Pemanfaatan prinsip-prinsip dan mentafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran 10 Tingkat kesejahteraan 11 Pemahaman UU nomor 5 Tahun 2014 Keterangan: T : Terpenuhi KT : Kurang Terpenuhi TT : Tidak Terpenuhi Sumber: Observasi dan pengamatan 5

6 Berdasarkan tabel tersebut, menggambarkan masih banyaknya perbedaan yang mencolok antara guru PNS dan guru honorer. Dimulai dari tingkat penguasaan bahan mata pelajaran yang selama pengamatan menunjukkan bahwa para guru PNS terkesan kurang menguasai dibanding para guru honorer terutama guru honorer yang berlabel fresh graduate. Para guru honorer ini yang jelas-jelas memiliki ilmu terkini mengungguli pengetahuan mengenai mata pelajaran dibanding para guru PNS yang memang secara pengalaman tidak dapat mengalahkan para guru honorer ini. Namun tidak dapat dipungkiri dari hasil pengamatan tersebut terlihat bahwa tingkat kesejahteraan para guru PNS jauh lebih sejahtera dibandingkan para guru honorer yang diantaranya memperoleh gaji dalam jangka waktu tiga bulan sekali ketika dana BOS telah disalurkan dari pemerintah ke pihak sekolah. Meskipun para guru ini sudah mendapatkan gaji setiap bulannya. Namun ini tidak adil mengingat kebutuhan hari tua dan jaminan kesehatan yang harus dipikirkan. Karena walaupun seumpama para guru honorer ini diterima sebagai PPPK, jaminan yang diperoleh hanya sebatas waktu atau masa perjanjian kerjanya. Kelak saat mereka suda tidak sebagai PPPK mereka tidak akan memperoleh jaminan kesehatan, jaminan kematian, perlindungan hukum dan lain-lain. Para guru honorer tersebut mengharapkan kelak pemerintah dapat mengesahkan sebuah undang-undang yang memperjelas nasib mereka. Jika honorer diberi gaji dari pemerintah daerah, maka PPPK diberi gaji dari pemerintah pusat dan memiliki undang-undang tersendiri. Para PPPK akan menerima perlakuan layaknya pegawai negeri pada umumnya, yakni

7 menerima hak gaji pegawai negeri, berhak mengikuti kompetensi kenaikan pangkat, berhak atas tunjangan penambahan penghasilan dan hak-hak lainnya, terkecuali hak atas nomor induk pegawai (NIP) dan tunjangan pensiun atau tunjangan hari tua sebagaimana pegawai negeri pada umumnya. Pemerintah tidak mungkin membuat semua guru honorer bisa masuk menjadi PPPK tahun ini. Pasalnya, jumlah honorer K2 yang ikut seleksi sebanyak 253 ribu, sementara yang diterima hanya sekitar 100 ribu. Sehingga diprediksi apabila program ini dilaksanakan akan banyak guru honorer yang tersingkir dan digantikan oleh para PPPK. Oleh sebab itu peneliti melakukan penelitian mengenai Persepsi Guru Honorer SMP Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah Terhadap isi UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Sistem PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Banyaknya jumlah guru honorer di sekolah-sekolah 2. Tingginya tingkat kesenjangan antara guru PNS (Pegawai Negeri Sipil) dengan guru honorer 3. Kurang pahamnya para guru mengenai Undang-undang nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparat Sipil Negara dan Sistem PPPK yang ada di dalamnya 4. Kurangnya sosialisasi mengenai Undang-undang nomor 5 Tahun 2014 mengenai Aparat Sipil Negara.

8 C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah mengenai persepsi para guru honorer mengenai sistem PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) yang ada di dalam Undang-undang nomor 5 tahun 2014 di SMP Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana persepi guru honorer SMP Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah terhadap isi Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang sistem PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) Tahun Pelajaran 2014/2015? E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi guru honorer SMP Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah terhadap isi Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang sistem PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Penelitian tentang Persepsi Guru Honorer SMP Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah Terhadap isi UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Sistem PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) Tahun Pelajaran 2014/2015 untuk mengembangkan

9 pengetahuan mengenai salah satu peraturan mengenai sistem kepegawaian yang ada di Indonesia terutama pengetahuan para guru honorer. b. Kegunaan Praktis 1. Bagi peneliti kegunanaan penelitian adalah untuk menambah wawasan mengenai Undang-undang nomor 5 tahun 2014 serta mengasah kemampuan peneliti dalam melaksanakan tugas kuliah. 2. Bagi pihak sekolah atau tempat penelitian kegunaan penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan sekaligus sebagai wadah sosialisasi mengenai sistem PPPK. 3. Bagi pihak program studi diharapkan penelitian ini mampu memberikan pengetahuan kepada mahasiswa lain mengenai sistem PPPK dan sistematika penulisan skripsi. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup Ilmu Pendidikan khususnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang berkaitan dengan persepsi para guru honorer tentang sistem PPPK yang tercantum dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparat Sipil Negara.

10 2. Ruang Lingkup Objek Ruang lingkup objek penelitian ini adalah Persepsi Guru Honorer Terhadap Isi UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Sistem PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). 3. Ruang Lingkup Subjek Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah para guru honorer yang mengajar di beberapa SMP di Kecamatan Way Pengubuan. 4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah beberapa SMP di Kecamatan Way Pengubuan. 5. Ruang Lingkup Waktu Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini adalah sesuai dengan surat izin penelitian bernomor 1672/UN26/3/PL/2015 oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada tanggal 04 Maret 2015.