STATISTIK TANAMAN PANGAN PADI

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. subdivisio Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier

TINJUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Berdasarkan literatur Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km 2 yang terdiri

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Padi. tunggang yaitu akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang


Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

TINJUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophytae dengan

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorgum bicolor (L.) Moench) merupakan tanaman yang termasuk di

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

TINJAUAN PUSTAKA. ke dalam divisio Spermatophytae dengan subdivisio Angiospermae, digolongkan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (1978) klasifikasi tanaman padi (Oryza sativa L.)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Kontribusi Tanaman Pangan Terhadap PDB Sektor Pertanian pada Tahun (Miliar Rupiah)

TINJAUAN PUSTAKA. Batang padi berbentuk bulat, berongga, dan beruas-ruas. Antar ruas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 2012

ANGKA TETAP TAHUN 2013 DAN ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BERITA RESMI STATISTIK

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG TAHUN 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN II 2008)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN

TANAMAN PENGHASIL PATI

TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari 3 golongan ecogeographic yaitu Indica, Japonica, dan Javanica.

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2014)

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

II. TINJAUAN PUSTAKA

BERITA RESMI STATISTIK

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG TAHUN 2014 ANGKA TETAP TAHUN 2013 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2014

PRODUKSI PADI dan PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi merupakan tanaman dari suku rumput-rumputan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA TETAP 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

Katalog BPS

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pertanian dalam proses pembangunan melalui peningkatan kualitas. yang bergizi seimbang dan permintaan pasar global.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (1987) kedudukan tanaman jagung (Zea mays L) dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumputrumputan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA 2015)

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan yang antara lain terdiri atas padi, jagung, kedelai, kacang tanah,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat

ANGKA TETAP TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

ANGKA RAMALAN 2 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Padi

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. orang atau badan (produsen). Orang atau badan yang melakukan kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA TETAP TAHUN 2009 DAN ANGKA RAMALAN II TAHUN 2010

ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA KABUPATEN ASAHAN (ANGKA TETAP TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk dalam genus Oryza, yang terbagi menjadi 25 spesies dan semuanya

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANGKA TETAP TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA TETAP TAHUN 2010 DAN ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011

Transkripsi:

MAKALAH STATISTIK TANAMAN PANGAN PADI DISUSUN OLEH : RINO GALANG PRABOWO 12611028 DIAN PRAVITASARI 12611121 SRI SISKA WIRDANIYATI 12611125 GALIH ALAM INDRAYANA 12611131 WURI PERMADININGTYAS 12611143 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2014 0

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi hingga penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah ini lebih lanjut akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya penulis mohon maaf jika ada kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Yogyakarta, Januari 2014 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Penulis 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL DAN GRAFIK... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 1 1.3 Tujuan... 2 1.4 Manfaat... 2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Literatur Terdahulu... 3 2.2 Teori-Teori yang Ada... 4 2.3 Hipotesis... 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Konsep dan Definisi... 6 3.2 Data dan Sumber Data... 7 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum... 8 4.2 Analisis dan Pembahasan... 8 4.3 Implikasi atau Dampak... 12 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 13 5.2 Saran... 13 DAFTAR PUSTAKA... 14 2

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK Tabel 4.1 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010... 8 Tabel 4.2 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2011... 9 Tabel 4.3 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2012... 9 Grafik 4.1 Luas Panen (Ha) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010-2012... 10 Grafik 4.2 Produktivitas (Ku/Ha) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010-2012... 11 Grafik 4.3 Produksi (Ton) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010-2012... 11 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini pertanian merupakan suatu lapangan usaha/sektor utama di indonesia yang perlu mendapat perhatian baik dari aspek perencanaan, pelaksanaan maupun perkembangan atas hasil-hasilnya untuk merangkum semua aspek dari kegiatan pertanian tersebut, dan sekaligus mengevaluasi tingkat keberhasilannya, pemerintah sangat memerlukan ketersediaan data tentang sektor pertanian yang akurat, tepat waktu dan dapat dibandingkan untuk periode yang berkesinambungan. Padi merupakan tanaman yang paling penting di negeri Indonesia ini. Betapa Makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya dihasilkan oleh tanaman padi. Sebagian besar penduduk Indonesia makanan pokoknya adalah nasi. Yang mana awalnya nasi atau beras itu berasal suatu tumbuhan padi seperti rumputrumputan, yang banyak ditanam dan dibudidayakan di negara kita tercinta yaitu negara Indonesia. Sebelum manusia mengenal nasi, terutama di negara Indonesia ini, makanan pokoknya adalah jagung, ketela, dan sagu. Untuk sagu itu yang paling banyak dibudidayakan di Papua, karena sagu sebagai makanan pokok orang Papua sampai pada saat ini. Nasi adalah makanan pokok yang mudah dinikmati oleh siapapun, bukan hanya nikmat, tetapi nasi mengandung berbagai zat makanan yang dipelukan oleh tubuh, yaitu karbohidrat,protein, lemak, serat kasar, abu, dan vitamin. Sehingga dapat membuat tubuh atau badan menjadi sehat. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dapat dijabarkan sebagai berikut : 4

1. Bagaimana perkembangan tanaman padi di Provinsi di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012? 2. Bagaimana perbandingan luas panen, produktivitas, dan produksi tanaman padi di di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui perkembangan tanaman padi di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012 2. Mengetahui perbandingan luas panen tanaman padi di di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012 3. Mengetahui perbandingan produktivitas tanaman padi di di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012 4. Mengetahui perbandingan produksi tanaman padi di di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012 1.4 Manfaat Pembuatan makalah ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis makalah ini dapat digunakan sebagai landasan untuk melihat keberhasilan pemerintah dalam memberikan ketersediaan data tentang sektor pertanian yang akurat, tepat waktu dan dapat dibandingkan untuk periode yang berkesinambungan. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang diperoleh dari makalah ini antara lain sebagai bahan pertimbangan, arah, dan tujuan dalam kebijakan pemerintah Indonesia mengenai tanaman pangan padi. 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Literatur Terdahulu Berdasarkan literatur Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophytae dengan subdivisio Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae, termasuk ordo Poales dengan famili Graminae serta genus Oryza Linn dan dengan nama spesies Oryza sativa L. Akar tanaman padi memiliki sistem perakaran serabut. Ada dua macam akar yaitu : 1. akar seminal yang tumbuh dari akar primer radikula sewaktu berkecambah dan bersifat sementara, 2. Akar adventif sekunder yang bercabang dan tumbuh dari buku batang muda bagian bawah. Akar adventif tersebut menggantikan akar seminal. Akar ini disebut adventif/buku, karena tumbuh dari bagian tanaman yang bukan embrio atau karena munculnya bukan dari akar yang telah tumbuh sebelumnya (Suharno, 2005). Batang terdiri atas beberapa ruas yang dibatasi oleh buku, dan tunas (anakan) tumbuh pada buku. Jumlah buku sama dengan jumlah daun ditambah dua yakni satu buku untuk tumbuhnya koleoptil dan yang satu lagi buku terakhir yang menjadi dasar malai. Ruas yang terpanjang adalah ruas yang teratas dan panjangnya berangsur menurun sampai ke ruas yang terbawah dekat permukaan tanah (Tobing, dkk, 1995). Anakan muncul pada batang utama dalam urutan yang bergantian. Anakan primer tumbuh dari buku terbawah dan memunculkan anakan sekunder. Anakan sekunder ini pada gilirannya akan menghasilkan anakan tersier (Suharno, 2005). Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang seling terdapat satu daun pada tiap buku. Tiap daun terdiri atas : 1. Helaian daun yang menempel pada buku melalui pelepah daun, 2. Pelepah daun yang membungkus ruas di atasnya dan kadang-kadang pelepah daun dan helaian daun ruas berikutnya, 3. Telinga daun (auricle) pada dua sisi pangkal helaian daun, 4. Lidah daun (ligula) yaitu 6

struktur segitiga tipis tepat di atas telinga daun, 5. Daun bendera adalah daun teratas di bawah malai (Suharno, 2005). Ada tiga stadium proses pertumbuhan tanaman padi dari awal penyemaian hingga pemanenan : 1. Stadia vegetatif ; dari perkecambahan sampai terbentuknya bulir. Pada varietas padi yang berumur pendek (120 hari) stadia ini lamanya sekitar 55 hari, sedangkan pada varietas padi berumur panjang (150 hari) lamanya sekitar 85 hari. 2. Stadia reproduktif ; dari terbentuknya bulir sampai pembungaan. Pada varietas berumur pendek lamanya sekitar 35 hari, dan pada varietas berumur panjang sekitar 35 hari juga. 3. Stadia pembentukan gabah atau biji ; dari pembungaan sampai pemasakan biji. Lamanya stadia sekitar 2.2 Teori-Teori yang Ada Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain. Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan energi. Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa adalah 1821 calori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Beras mengandung berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu dan vitamin. Disamping itu beras mengandung beberapa unsur mineral antara lain: kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya. Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500-2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 C. 7

Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0-1500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18-22 cm dengan ph antara 4-7. 2.3 Hipotesis Berdasarkan dari literatur dan teori yang ada dapat diambil hipotesis bahwa terjadi perbandingan perkembangan tanaman padi di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012, dan terjadi perbandingan luas panen, produktivitas, dan produksi tanaman padi di di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau dari tahun 2010-2012. 8

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Konsep Dan Definis Konsep dan definisi hanya mencakup hal-hal yang sesuai dengan karakteristik yang ditanyakan dalam SP IA (Laporan tanaman padi) dan SP IB (Laporan tanaman palawija) yaitu : a. Padi sawah adalah padi yang ditanam di lahan sawah. Termasuk padi sawah ialah padi rendengan, padi gadu, padi gogorancah, padi pasang surut, padi lebak, padi rembesan dan lain-lain. b. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang darimana diperolehnya atau status lahan tersebut. Termasuk disini lahan yang terdaftar di Pajak Hasil Bumi, Iuran Pembangunan Daerah, lahan bengkok, lahan serobotan, lahan rawa yang ditanami padi dan lahan-lahan bukan baru. Lahan sawah mencakup pengairan, tadah hujan, sawah pasang surut, rembesan, lebah dan lain sebagainya. c. Padi ladang adalah padi yang ditanam di tegal/kebun/ladang atau huma. d. Palawija terdiri dari jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. e. Luas bersih adalah luas sawah secara keseluruhan (luas kotor) dikurangi dengan luas pematang/galengan dan luas saluan air. f. Luas panen berhasil (Luas panen) adalah tanaman yang dipungut hasilnya setelah tanaman tersebut cukup umur. Dalam panen berhasil ini termasuk juga tanaman yang hasilnya sebagian saja dapat dipungut (paling sedikit sampai dengan 11%) yang mungkin disebabkan karena mendapat serangan organisme pengganggu 9

tumbuhan atau bencana alam. Mencabut bibit ini tidak termasuk sebagai memungut hasil dan tidak boleh dimasukkan dalam laporan ini. g. Luaspanenmudaadalahluastanaman yang dipunguthasilnyasebelumwaktunya (belumcukuptua). Tanaman yang dipanenmudahanyatanamanjagungdankedelai. h. Luas rusak (Tak Berhasil) adalah jika tanaman mengalami serangan organisme pengganggu tumbuhan, bencana alam, sedemikian rupa sehingga hasilnya kurang dari 11% keadaan normal. i. Luas penanaman adalah luas tanaman yang betul-betul ditanam (sebagai tanaman baru) pada bulan laporan, baik penanaman yang bersifat normal maupun penanaman yang dilakukan untuk mengganti tanaman yang dibabat/dimusnahkan karena terserang organisme pengganggu tumbuhan atau sebab-sebablain, walaupun pada bulan tersebut tanaman baru tadi dibongkar kembali. 3.2 Data dan Sumber Data Jenis penelitian adalah pengumpulan data dengan metodediskriptif analisis yang didasarkan pada sumber dari internet yang berasal dari BPS Jawa Barat, Kep. Riau dan D.I Yogyakarta, yang mana BPS dalam mengumpulkan data yang bersumber dari koordinatorstatistik di tiap kecamatan di Indonesia serta data palawija dikumpulkan melalui kuesioner SP_IA (padi) dan SP_IB (palawija) termasuk informasi luas atau seluruh tanaman yang ditanam dan dipanen, luas kerusakan, hasil per hektar dan produksi yang dikumpulkan setiap bulan. Untuk memonitor kesuksesan produktifitas, survei tanaman pangan dilakukan pada lahan terpilih yang dipanen oleh petani yang di lakukan oleh BPS melalui koordinator statistic kecamatan. Sumber ini dipilih berisikan data yang diperlukan dan pahamakan keadaan yang dialami. Sumber data ini berasal dari BPS Jawa Barat, Kep. Riau dan D.I Yogyakarta, yang mana BPS dalam mengumpulkan data yang bersumber dari koordinator statistik di tiap kecamatan di Indonesia. 10

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Pertanian merupakan suatu lapangan usaha atau sektor utama di Indonesia. Aspek utama pertanaian di Indonesia adalah padi. Padi sebagai tanaman budidaya yang merupakan sumber makanan pokok masyarakat Indonesia, selalu menjadi prioritas utama dalam budidaya dan pengembangan serta dalam peningkatan produksinya, yang cenderung terus meningkat karena ledakan penduduk dan perkembangan teknologi. Dalam hal ini pemerintah perlu memperhatikan baik dari aspek prencanaan, pelaksanaan maupun perkembangan atas hasil hasilnya untuk merangkum semua aspek dari kegiatan pertanian dan sekaligus mengevaluasi tingkat keberhasilannya. Pada dasarnya pengumpulan data statistika tanaman padi hendak memperoleh besaran produksi (dalam satuan ton). Produksi suatu komoditas padi secara umum dapat dihitung dengan formula Produksi = Luas Panen X Rata-rata Produksi per Hektar. 4.2 Analisis dan Pembahasan Tabel 4.1 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010 Provinsi Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) Jawa Barat 2037657 57,60 11737070 D.I. Yogyakarta 147058 56,02 823887 Kepulauan Riau 396 31,46 1246 Berdasarkan tabel 4.1 yaitu tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Pada Pada Provinsi Jawa Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010 dapat dilihat bahwa Luas Panen terbesar terjadi pada provinsi Jawa Barat dengan 11

jumlah 2037657 Ha, sedangkan luas panen terkecil terjadi pada Kepuluan Riau yaitu 396 Ha. Produksi padi nasional adalah 47.293.000 ton. Pada saat itu hampir 22,5 % produksi padi nasional dipasok dari Jawa Barat sehingga luas panen terbesar terajadi pada provinsi Jawa Barat. Dari tabel 1 juga dapat dilihat bahwa produtifitas terbesar terjadi pada provinsi Jawa Barat dengan jumlah 57,60 Ku/Ha dan terkecil juga terjadi pada Kepuluan Riau dengan jumlah 31,46 Ku/Ha. Untuk produksi tananam padi terbesar jelas terjadi pada provinsi Jawa Barat dengan jumlah 11737070 Ton yang diperoleh dari perhitungan Luas Panen X Produktifitas yaitu 2037657 Ha X 57,60 Ku/Ha. Dari tabel 1 dapat disimpulkan bahwa produksi tanaman padi dipengaruhi oleh luas panen dan produktifitas luas panen pada suatu daerah. Tabel 4.2 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2011 Provinsi Luas Panen Produktivitas Produksi (Ha) (Ku/Ha) (Ton) Jawa Barat 1964466 59,22 11633891 D.I. Yogyakarta 150827 55,89 842934 Kepulauan Riau 387 31,6 1223 Berdasarkan tabel 4.2 tentang tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Pada Provinsi Jawa Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2011 hampir sama bahwa luas panen, produktifitas, dan produksi terbesar terjadi pada provinisi Jawa Barat dengan mengalami penurunan jumlah yaitu luas panen dengan jumlah 1964466 Ha, produktifitas 59,22 Ka/Ha, dan produksi sebesar 11633891 Ton. Tabel 4.3 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2012 Provinsi Luas Panen(Ha) Produktivitas(Ku/Ha) Produksi(Ton) Jawa Barat 1918799 58,74 11271861 DI Yogyakarta 152912 61,88 946224 12

Kepulauan Riau 382 34,63 1323 Berdasarkan tabel 3 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Padi Pada Provinsi Jawa Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun pada tahun 2013 terbesar terdapat pada provinsi Jawa Barat dengan jumlah luas panen 1918799 Ha, produktivitas 58,74 Ku/Ha, dan jumlah produksi tergantung pada jumlah luas panen dikali dengan produktivitas dengan jumlah 11271861 Ton. Dari tiga tabel diatas dapat dilihat provinsi Jawa Barat merupakan penghasil produksi terbesar dibandingkan dengan D.I Yogyakarta dan Kepulauan Riau karena beberapa daerah diprovinsi Jawa Barat merupakan sentral padi terbesar di Indonesia. Selama tahun 2010 sampai 2012 luas panen, produktivitas, dan produksi tiga daerah mengalammi ketidakstabilan meskipun hanya bernilai kecil. Pada tahun 2012 luas panen, produktifitas, dan produksi provinsi Jawa Barat mengalami penurunan karena adanya krisis ekonomi, sentra padi Jawa Barat seperti Karawang dan Cianjur sehingga mengalami penurunan produksi yang berarti. Grafik 4.1 Luas Panen (Ha) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010-2012 Grafik 4.1 diatas merupakan grafik Luas Panen Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepulauan Riau. Pada grafik diatas tampak jelas perbedaan luas panen diketiga daerah tersebut. Provinsi Jawa Barat merupakan daerah dengan luas panen terbesar karena masih banyak daerah di Jawa Barat yang bercocok 13

tanam atau bertani sehingga luas lahan pertanian merukan jauh lebih besar daripada luas panen D.I Yogyakarta yang notabinnya adalah kota pariwisata. Grafik 4.2 Produktivitas (Ku/Ha) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010-2012 Grafik diatas merupakan grafik produktifitas tanaman padi pada provinsi Jawa Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepuluan Riau pada tahun 2010 sampai2012. Berdasarkan grafik diatas tidak ada perbedaan yang menonjol dari ketiga daerah seperti grafik luas panen. Pada tahun 2010 dan 2011 produktifitas terbesar terjadi pada Provinsi Jawa Barat dengan jumlah yang meningkat setiap tahunnya yaitu 57,6 Ku/Ha dan 59,22 Ku/Ha. Sedangkan produktifitas pada tahun 2012 terbesar terjadi pada provinsi D.I Yogyakarta. Grafik 4.3 Produksi (Ton) Tanaman Padi Provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, dan Kepulauan Riau Tahun 2010-2012 14

Grafik diatas merupakan grafik produksi tanaman panen pada provinsi Jawa Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepulauan Riau pada tahun 2010 sampai 2012. Produksi merupakan puncak dari berbagai proses yang terjadi dalam suatu siklus hidup tanaman jadi tidak heran jika terjdai perbedaan yang menjol dari ketiga daerah tersebut karena luas panen dari ketiga daerah tersebut juga,engalami perbedaan yang menjol. 4.3 Impilkasi atau Dampak Dari data tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa luas panen, produktifitas, dan produksi pada provinisi Jawa Barat, D.I Yogyakarta, dan Kepuluan Riau relatif tidak stabil. Jika sektor pertanian mengalami penurunan akibat ketitakstabilan tersebut akan berdampak pada pemerintah yaitu jika luas panen dan produktifitas tanam padi menurun maka produksi tanaman padi akan berkurang sehingga harga beras akan mengalami kenaikan. Jika harga beras mengalami kenaikan maka akan berdampak pada masyarakat yang mengalami krisis ekonomi. Untuk petani sendiri jika luas panen dan produktifitas tanam padi mengalami penurunan sehingga produksi padi akan semakin sedikit yang menyebabkan kerugian pada sektor pertanian. 15

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan a. Luas panen berhasil (luas panen) dan produksi tanaman padi di provinsi Jawa Barat dan Kepulauan Riau mengalami sedikit penurunan, sedangkan luas panen berhasil (luas panen) dan produksi tanaman padi di provinsi D.I. Yogyakarta mengalami sedikit peningkatan. b. Produktivitas tanaman padi di provinsi Jawa Barat, D.I. Yogyakarta relatif tidak stabil. 5.2 Saran a. Ditingkatkan kembali sinergi antara pemerintah dengan petani yang pernah terbangun untuk mengatasi agar tidak terjadi penurunan yang signifikan terhadap tanaman padi pada luas panen berhasil (luas panen), produktivitas, dan produksi sehingga tidak terjadi penurunan dan ketidakstabilan meskipun hanya bernilai sedikit. Pemerintah terutama merujuk pada Kementrian Pertaniandan BMG untuk lebih mengetahui kondisi cuaca atau musim yang dihadapi. b. Perlunya teknologi baru terhadap pengembangan pertanian di daerah yang bukan atau dengan lahan kecil pertanian agar tetap bisa menghasilkan hasil pertanian. 16

DAFTAR PUSTAKA BPS. 2012. Tanaman Pangan 2010-2012. BPS DIY. Yogyakarta. 17