LATAR BELAKANG belum sepenuhnya dapat memberikan panduan secara teknis

dokumen-dokumen yang mirip
PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN (RKA-K/L)

Lampiran III PMK tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL Tahun Anggaran 2011 Nomor :.../PMK.02/2011 Tanggal :...

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 164/PMK.05/2011 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.05/2013 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG POLHUKHANKAM & BA BUN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kewenangan Kanwil DJPb Dalam Revisi Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2017

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140/PMK.02/2015

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 46 /PMK.02/2008 TENTANG

Beberapa Perubahan dalam Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L TA 2013

PENGUJIAN TERHADAP KETEPATAN KLASIFIKASI ANGGARAN

PENYUSUNAN ULANG PRAKIRAAN MAJU 2019, 2020, DAN 2021 UNTUK KEPERLUAN PENYUSUNAN ANGKA DASAR PAGU INDIKATIF Jakarta, Februari 2018

Revisi ke 05 Tanggal : 24 Desember 2013

Pokok Pokok Perubahan Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015

DOKUMEN DASAR PEMBAYARAN ATAS BEBAN APBN

DOKUMEN DASAR PEMBAYARAN ATAS BEBAN APBN

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Sistem Aplikasi RKAKL Direktorat Jenderal Anggaran

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Revisi ke 07 Tanggal : 24 Desember 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.1341, 2012 KEMENTERIAAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Petunjuk Operasional. Kegiatan. Revisi. Pedoman.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGGUNAAN APLIKASI RKA-KL 2015 TERKAIT DENGAN BERLAKUNYA SPAN SECARA PENUH PADA TAHUN ANGGARAN 2015

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.05/2011 tentang Rencana Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum; Memperhatikan

1. Landasan Berpikir (1)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tan

Revisi ke 04 Tanggal : 31 Desember 2013

Revisi ke 05 Tanggal : 21 Oktober 2013

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Revisi Anggaran Tahun Anggaran Bandung, 27 April 2018

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR RINCIAN KEGIATAN DAN REALISASI ANGGARAN TA 2012 (DALAM RUPIAH) URAIAN KEGIATAN, OUTPUT, PAGU REALISASI *) SISA KETERANGAN

Revisi ke 01 Tanggal : 20 Januari 2016

PEDOMAN PENELITIAN RKA-K/L

Revisi ke 03 Tanggal : 21 Agustus 2013

Juknis Perencanaan dan Penganggaran DIPA 04 Ditjen Badilag MA RI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 44 /PMK.05/2009 TENTANG RENCANA BISNIS DAN ANGGARAN SERTA PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

Revisi ke 07 Tanggal : 24 Desember 2013

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 257/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015

Revisi ke : 01 Tanggal : 27 Pebruari 2014

Revisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

Revisi ke : 03 Tanggal : 31 Desember 2014

Revisi ke : 02 Tanggal : 24 Nopember 2014

Revisi ke : 01 Tanggal : 20 Agustus 2014

Revisi ke : 03 Tanggal : 2 Juni 2014

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 137 /PMK.02/2006 TENTANG TATA CARA REVISI DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN 2007

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Revisi ke : 03 Tanggal : 31 Desember 2014

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan

BERITA ACARA REKONSILIASI Nomor:

TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2016 PMK No.15/PMK.02/2016

Revisi ke : 03 Tanggal : 13 Oktober 2014

KEMENTERIAN PERTAHANAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERENCANAAN PERTAHANAN

2016, No b. bahwa dalam rangka pemantapan penerapan kerangka pengeluaran jangka menengah, penganggaran terpadu,penganggaran berbasis kinerja,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (Lembaran Negara R

POKOK-POKOK PERUBAHAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 10/PMK.02/2017 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TA 2017

FORMAT SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN HASIL OPTIMALISASI UNTUK KEGIATAN PRIORITAS, MENDESAK, KEDARURATAN ATAU TIDAK DAPAT DITUNDA

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN RENCANA PENARIKAN DANA BULANAN DAN RENCANA PENERIMAAN DANA

PETUNJUK PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Revisi ke : 02 Tanggal : 24 Nopember 2014

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2015

2011, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

Revisi ke : 04 Tanggal : 9 Oktober 2014

Revisi ke : 07 Tanggal : 11 September 2014

PERMASALAHAN BELANJA BANTUAN SOSIAL DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 12 Maret 2014

Revisi ke : 03 Tanggal : 12 Agustus 2014

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/PMK.02/2012 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2012

Revisi ke 03 Tanggal : 21 Agustus 2013

Revisi ke 02 Tanggal : 29 Maret 2018

2017, No kementerian negara/lembaga dan pengesahan daftar isian pelaksanaan anggaran; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 104/PMK.02/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 208/PMK.02/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA REVISI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN TENTANG TUHAN. Tahun. Negaraa

Revisi ke : 06 Tanggal : 11 Nopember 2014

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2013 NOMOR : DIPA /2013 DS:

Revisi ke 02 Tanggal : 25 Agustus 2015

Revisi ke 06 Tanggal : 24 Desember 2013

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.02/2012 TENTANG

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 158/PMK.02/2014 TENTANG

Revisi ke 06 Tanggal : 29 November 2017

Revisi ke 06 Tanggal : 24 Desember 2013

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

Transkripsi:

29 Oktober 2012

1. PENDAHULUAN 2

LATAR BELAKANG Terdapat 3 (tiga) landasan hukum dalam penyusunan RKA-K/L, yaitu: (i) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; khususnya pada Bab III Penyusunan dan Penetapan APBN Pasal 14; (ii) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran K/L; serta (iii) Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 112/PMK.02/2012 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran K/L. Ketiganya belum sepenuhnya dapat memberikan panduan secara teknis dalam penyusunan RKA-K/L yang sesuai dengan kebutuhan database Kementerian PU. 3

TUJUAN DAN TANTANGAN Tujuan Menyempurnakan Kertas Kerja RKA-K/L khususnya untuk tahun 2013, dalam hal Struktur Kertas Kerja, penerapan Bagan Akun Standar (BAS), penerapan KPJM, beserta tata cara input datanya. Dengan demikian RKA- K/L dapat dimanfaatkan secara maksimal menjadi database profil program dan anggaran tahunan untuk berbagai keperluan, termasuk dalam rangka pengendalian dan evaluasi program. Tantangan Perlu mengubah kebiasaan penyusunan RKA-K/L yang dilakukan selama ini, untuk menghasilkan dokumen anggaran dan database yang lebih baik. 4

RUANG LINGKUP PENGATURAN 1. Struktur Kertas Kerja RKA-K/L; 2. Penggunaan Akun Belanja; 3. Pengisian Volume Output; 4. Penulisan Lokasi Pekerjaan; 5. Input Prakiraan Maju/Penerapan KPJM; 6. Penyusunan RKA-K/L untuk Kegiatan Tertentu; 7. Penyusunan Rencana Penyerapan dan Data Dukung. 5

2. LANDASAN HUKUM DAN HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN 6

LANDASAN HUKUM [1] 1. UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. PP No.90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; 3. PP No. 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah; 4. PP No.73 Tahun 1999 tentang Tatacara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Bersumber dari Kegiatan Tertentu; 5. Keppres No.42 Tahun 2002 jo. Keputusan Presiden No.72 Tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 6. PMK No.112/PMK.02/2012 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga; 7. PMK No.81/PMK.05/2012 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga; 7

LANDASAN HUKUM [2] 8. PMK No.95/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2013; 9. PMK No. 37/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya Tahun 2013; 10. PMK No.101/PMK.02/2011 tentang Klasifikasi Anggaran; 11. PMK No.92/PMK.05/2011 tentang Rencana Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum; 12. PMK No.248/PMK.07/2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No.156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 13. PMK No.91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun Standar; yang dirinci dan dimutakhirkan melalui Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No.Per-80/PB/2011 tentang Penambahan dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja, dan Transfer pada Bagan Akun Standar; 8

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN 1. Mengetahui dasar alokasi anggaran Satker; 2. Kegiatan yang akan dilaksanakan beserta target sasaran Output kegiatan; 3. Mendukung pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal; 4. Rincian biaya dalam rangka pencapaian Output kegiatan yang dibatasi dalam hal iklan layanan masyarakat; 5. Rincian biaya dalam rangka pencapaian output kegiatan yang dibatasi dan tidak diperbolehkan; 6. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) untuk Masukan/Output Non-SB; 7. Pelaksanaan Pencapaian Output Kegiatan (Swakelola atau Kontraktual). 9

3. PENYERAGAMAN STRUKTUR KERTAS KERJA RKA-K/L 10

STRUKTUR ANGGARAN DALAM PENERAPAN PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA 11

PENGERTIAN UMUM (1) Program: penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi K/L yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi unit Eselon I atau unit K/L yang berisi Kegiatan untuk mencapai hasil dengan indikator kinerja yang terukur; (2) Kegiatan: penjabaran dari Program yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi Satker atau penugasan tertentu K/L yang berisi komponen Kegiatan untuk mencapai output dengan indikator kinerja yang terukur; (3) Output: prestasi kerja berupa barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan; (4) Suboutput: pada hakekatnya merupakan output; dinyatakan sebagai Suboutput adalah output-output yang mempunyai kesamaan dalam jenis dan satuannya; (5) Komponen: tahapan/bagian dari proses pencapaian output; (6) Subkomponen: kelompok-kelompok detil belanja, yang disusun dalam rangka memudahkan dalam pelaksanaan Komponen; (7) Detil Belanja: rincian kebutuhan belanja dalam tiap-tiap jenis belanja yang berisikan item-item belanja. 12

KESALAHAN UMUM STRUKTUR KERTAS KERJA [1]: KESALAHAN PENGGUNAAN SUB-OUTPUT Sub-Output digunakan untuk input judul pekerjaan, yang berbeda jenis dengan Output induknya 13

KESALAHAN UMUM STRUKTUR KERTAS KERJA [2]: KESALAHAN PENGGUNAAN SUB-KOMPONEN Sub-komponen digunakan untuk penulisan lokasi pekerjaan; bukan merupakan kelompok dari detil belanja 14

KESALAHAN UMUM STRUKTUR KERTAS KERJA [3]: BELUM DILAKUKANNYA STANDARDISASI KODE OUTPUT Kode Output tidak seragam 15

KESALAHAN UMUM STRUKTUR KERTAS KERJA [4]: TERSEBARNYA KOMPONEN 1 (SATU) OUTPUT Bagian-bagian dari1 (satu) kesatuan output, seharusnya disatukan/dikumpulkan 16

STRUKTUR KERTAS KERJA DAN PERUNTUKKANNYA PROGRAM KEGIATAN OUTPUT SUB OUTPUT KOMPONEN SUB KOMPONEN AKUN / DETIL UNIT ESELON I Penjabaran dari Program yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi Satker atau penugasan tertentu K/L Barang atau jasa yang dihasilkan. Merupakan salah satu ukuran kinerja kegiatan atau bagian yang berkinerja, yang didukung oleh kesatuan komponen pembentuknya. Lokasi pekerjaan (kabupaten/kota) menggunakan Lokasi sebagai atribut Output Pada hakekatnya merupakan output, namun lebih spesifik. Uraiannya dapat digunakan untuk menjelaskan dukungan terhadap Program Nasional Lintas Sektor, misalnya Dukungan MP3EI, dll. Tahapan/bagian dari proses pencapaian output Digunakan untuk input judul paket-paket pekerjaan (swakelola/kontraktual) Pembebanan rincian pekerjaan kedalam akun yang tepat dengan mengacu pada pengaturan Bagan Akun Standar yang berlaku 17

STANDARDISASI KODE OUTPUT 1) Output Layanan Perkantoran (kode: 994); 2) Kendaraan Bermotor (995); 3) Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi (996); 4) Peralatan dan Fasilitas Perkantoran (997); 5) Gedung / Bangunan (998); 6) Output Cadangan (blokir) (999). 18

PERTIMBANGAN PENULISAN RINCIAN PEKERJAAN TIDAK ADA STANDAR PENULISAN RINCIAN PEKERJAAN! Penulisan rincian pekerjaan yang tidak detil, dengan rincian lebih detil dalam RAB, akan mempermudah dalam melakukan revisi anggaran; Penulisan rincian pekerjaan secara detil dapat dilakukan untuk pekerjaan rutin tahunan yang penghitungan kebutuhannya dilakukan berdasarkan Standar Biaya Masukan (SBM) dan Standar Biaya Keluaran (SBK), agar mempermudah penyusunan Kertas Kerja pada tahun-tahun mendatang, termasuk untuk melakukan review angka dasar (baseline). 19

4. PANDUAN PEMILIHAN AKUN BELANJA 20

TEMUAN BPK UNTUK KEGIATAN TAHUN 2011 TERHADAP KESALAHAN PEMBEBANAN JENIS BELANJA 1. Pengelompokan Jenis Belanja pada saat penganggaran tidak sesuai dengan kegiatan yang dilakukan, antara lain penganggaran belanja modal yang belum sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan dan atas realisasi belanja modal tersebut belum dicatat sebagai aset tetap; 2. Penganggaran belanja barang tidak sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan dan realisasi belanja konsultan dengan kode akun 52 yang dapat diklasifikasi sebagai aset tetap belum dicatat sebagai aset tetap. 21

PENGERTIAN TIAP JENIS BELANJA [1/2] Belanja Pegawai: pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah dalam maupun luar negeri baik kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Belanja Barang: pengeluaran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan belanja perjalanan. 22

PENGERTIAN TIAP JENIS BELANJA [2/2] Belanja Modal: Pengeluaran anggaran yang digunakan dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan/atau aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang ditetapkan pemerintah. Bantuan Sosial: merupakan pengeluaran berupa transfer uang, barang atau jasa yang diberikan oleh Pemerintah Pusat/Daerah kepada masyarakat guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi dan/atau kesejahteraan masyarakat. 23

BEBERAPA HAL YANG PERLU PERHATIAN Pemilihan jenis belanja harus benar-benar didasarkan atas karakteristik pekerjaan yang akan dilakukan; Pemilihan jenis belanja juga harus mempertimbangkan keperluan audit dan pelaporan keuangan; Pemilihan pembebanan pada jenis belanja modal harus mempertimbangkan pencatatan dan pengelolaan asset kedepan; Penggunaan bantuan sosial harus benar-benar selektif sesuai dengan ketentuan yang berlaku (PMK 81/PMK.05/2012). Agar dapat terus mengikuti pemutakhiran peraturan-peraturan terkait penerapan Bagan Akun Standar. 24

5. PANDUAN PENGISIAN VOLUME OUTPUT 25

PERMASALAHAN PENGISIAN VOLUME OUTPUT 26

CARA INPUT VOLUME OUTPUT [1]: PADA SAAT PEREKAMAN SUB-OUTPUT 27

CARA INPUT VOLUME OUTPUT [2]: HITUNG OTOMATIS DARI ITEM KOMPONEN UTAMA 28

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Input Total Volume pada Level Sub-Output; Perlu disiplin melakukan pengecekan kembali/update terhadap isian total volume Output, terutama bila terjadi penambahan atau pengurangan target volume dalam rincian pekerjaannya. 2. Penghitungan Otomatis terhadap Komponen Utama; Penulisan satuan volume detil pekerjaan harus sama dengan satuan volume Output, misalnya volume Output Kawasan namun ditulis Kws ; Harus dipastikan bahwa detil pekerjaan yang akan dihitung termasuk dalam komponen utama; Tidak berlaku untuk Satuan Output lebih dari 5 (lima) huruf. 29

PEMERIKSAAN VOLUME OUTPUT PADA MENU LAPORAN DALAM APLIKASI RKA-K/L DIPA Volume Output 30

6. PANDUAN PENULISAN LOKASI PEKERJAAN 31

KETERBATASAN DALAM APLIKASI RKA-K/L [1/2] Lokasi dalam menu rekam Output lebih untuk menunjukkan Lokasi Satker, namun dapat digunakan untuk menunjukkan lokasi pekerjaan. 32

KETERBATASAN DALAM APLIKASI RKA-K/L [2/2] Sebagian besar alokasi di DKI Jakarta (Pusat) diperuntukkan bagi investasi di daerah lain 33

KEBERAGAMAN CARA PENULISAN LOKASI PEKERJAAN PADA DETIL PEKERJAAN Cara Penulisan: di bawah akun dan dikelompokkan berdasarkan jenis pekerjaan (fisik dan pendukung) 34

KEBERAGAMAN CARA PENULISAN LOKASI PEKERJAAN PADA SUB KOMPONEN DAN DETIL PEKERJAAN Cara Penulisan: lokasi Kab/Kota menggunakan header di bawah komponen, detil lokasi di bawah akun Cara Penulisan: lokasi Kab/Kota menggunakan header di bawah komponen, detil lokasi di bawah akun 35

KEBERAGAMAN CARA PENULISAN LOKASI PEKERJAAN PADA JUDUL PAKET PEKERJAAN Penulisan lokasi yang diulang, dengan header di bawah komponen dan dalam rincian pekerjaan di bawah akun Penulisan lokasi yang diulang, dengan header di bawah komponen dan dalam rincian pekerjaan di bawah akun 36

KEBERAGAMAN CARA PENULISAN LOKASI PEKERJAAN PADA DETIL PEKERJAAN Cara Penulisan: di bawah akun, namun dengan pola penulisan lokasi Kab./Kota yang belum seragam 37

HASIL PENGGUNAAN LOKASI OUTPUT SEBAGAI LOKASI PEKERJAAN Lokasi pekerjaan dengan menggunakan Lokasi Output Konsekuensi: melakukan pengulangan perekaman Output untuk lokasi kabupaten/kota yang berbeda 38

7. PANDUAN INPUT PRAKIRAAN MAJU 39

CONTOH KESALAHAN DALAM INPUT PRAKIRAAN MAJU Output Layanan Perkantoran hanya ditulis untuk TA. 2013? 40

INPUT PRAKIRAAN MAJU SAAT PEREKAMAN OUTPUT 41

INPUT PRAKIRAAN MAJU SAAT PEREKAMAN KOMPONEN 42

PEMERIKSAAN PRAKIRAAN MAJU PER OUTPUT PADA MENU FORM KPJM APLIKASI RKA-K/L STRUKTUR ANGGARAN DAN PERUNTUKKANNYA Prakiraan maju per Output 43

8. PENYUSUNAN RKA-K/L UNTUK KEGIATAN TERTENTU 44

INPUT KEGIATAN DENGAN ALOKASI DARI PNBP Output Kegiatan PNBP Klik untuk memilih sumber pendanaan dari PNBP 45

INPUT TARGET PENDAPATAN DARI PNBP Menu untuk Input Data Pendapatan PNBP Perekaman Data Target PNBP 46

PEREKAMAN OUTPUT UNTUK DEKON-TP Jenis Kewenangan untuk Satker SKPD 47

9. TAHAPAN PENYUSUNAN DAN CONTOH KERTAS KERJA 48

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [1]: UPDATE APLIKASI RKA-K/L 49

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [2]: INPUT SATUAN KERJA Masukkan kode Satker Atau Klik di sini untuk pencarian Satker Pencarian dengan menuliskan kode atau nama Satker 50

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [3]: PEMILIHAN OUTPUT Memilih Output Output Non SBK Output dengan SBK 51

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [4]: PEREKAMAN KODE INISIATIF BARU Klik untuk memilih Jenis Kegiatan Baseline atau Inisiatif Baru 52

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [5]: PEREKAMAN LOKASI OUTPUT/PEKERJAAN Klik untuk memilih Lokasi Output/Pekerjaan 53

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [6]: PEREKAMAN JENIS KEWENANGAN Klik untuk memilih Jenis Kewenangan 54

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [7]: VOLUME OUTPUT Akan terisi begitu data volume Output diinput pada Volume level Sub-output Output dari atau dengan memanfaatkan penghitungan otomatis dari item komponen utama 55

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [8]: TAHUN AWAL DAN AKHIR OUTPUT Volume Output dari Diisi sesuai tahun awal dan akhir dilaksanakannya pekerjaan-pekerjaan di bawah Output berkenaan 56

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [9]: VOLUME KPJM Pengisian volume KPJM disesuaikan dengan tahun akhir Output, kecuali untuk Kegiatan Prioritas Nasional 57

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [10]: PEREKAMAN SUB-OUTPUT Uraian Sub-output dapat digunakan untuk menjelaskan dukungan terhadap Program Lintas Sektor, misalnya Dukungan MP3EI. Input total volume Output per lokasi 58

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [11]: PEREKAMAN KOMPONEN Sifat Komponen: Utama atau Pendukung Harus dipastikan tercontreng ( ) 59

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [12]: PEREKAMAN SUB-KOMPONEN Input judul Paket Pekerjaan (Swakelola/Kontraktual) 60

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [13]: PEREKAMAN AKUN Klik untuk Pilih Akun 61

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [14]: PEREKAMAN KODE KPPN Klik untuk Pilih KPPN 62

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [15]: PEREKAMAN SUMBER PENDANAAN Klik untuk Pilih Sumber Pendanaan 63

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [16]: INPUT REGISTER PHLN Klik untuk Pilih Register PHLN 64

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [17]: INPUT CARA HITUNG PHLN Input keterangan persentase PHLN dan RM Pendamping KPPN akan terisi otomatis Untuk pendamping dari Pinjaman LN Cara Hitung untuk Pendanaan melalui PHLN 65

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [18]: CATATAN AKUN DAN CATATAN BLOKIR Tidak harus diisi/diisi oleh petugas Ditjen Anggaran 66

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [19]: PERIKSA CATATAN ERROR PADA PEREKAMAN AKUN Keterangan kesalahan/ kekurangan input data 67

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [20]: PEREKAMAN DETIL PEKERJAAN Input detil / item pekerjaan Pilih awal waktu pelaksanaan pekerjaan Input Otomatis untuk item yang memiliki SBM Input volume dan harga satuan item pekerjaan 68

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [21]: PROSES VALIDASI Data Valid. Proses Validasi berhasil 69

TAHAPAN PENYUSUNAN KK RKA-K/L [22]: INPUT DATA KPA Pencarian Satker 70

CONTOH KERTAS KERJA YANG MENGIKUTI PANDUAN TEKNIS 71

CONTOH KERTAS KERJA UNTUK PEKERJAAN SWAKELOLA NON-FISIK Nama Paket Swakelola pada level Sub-Komponen 72

CONTOH KERTAS KERJA UNTUK PEKERJAAN FISIK Lokasi pekerjaan (Kab./Kota) sebagai atribut Output Nama Paket Swakelola pada level Sub-Komponen Lokasi pekerjaan (Kab./Kota) sebagai atribut Output Nama Paket Kontraktual pada level Sub-Komponen Detil pekerjaan, dimungkinkan sama dengan nama Paket Pekerjaan 73

10. PENYUSUNAN RENCANA PENYERAPAN DAN DATA DUKUNG 74

PENYUSUNAN RENCANA PENYERAPAN Pilihan cara penghitungan Diisi sesuai dengan rencana penyerapan anggaran yang realistis namun menantang 75

KELENGKAPAN DATA DUKUNG [1/2] 1) Hasil cetakan Kertas Kerja RKA-K/L dan Arsip Data Komputer-nya (ADK); 2) Kerangka Acuan Kerja (KAK/TOR) dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB); 3) Gender Budget Statement (GBS) apabila berkenaan dengan ARG; 4) Rencana Bisnis dan Anggaran Badan Layanan Umum (RBA BLU) apabila berkenaan dengan Satker BLU; 5) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) yang ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) apabila satuan biaya yang tercantum dalam KK RKA-K/L tidak terdapat dalam Standar Biaya; 76

KELENGKAPAN DATA DUKUNG [2/2] 6)Data pendukung untuk pembangunan/renovasi bangunan/ gedung negara, berupa: Perhitungan kebutuhan biaya pembangunan/renovasi bangunan/gedung negara atau yang sejenis dari Kementerian Pekerjaan Umum atau Dinas Pekerjaan Umum setempat, untuk yang mengubah struktur bangunan. Perhitungan kebutuhan biaya pembangunan/renovasi bangunan/gedung negara atau yang sejenis dari konsultan perencana setempat dan SPTJM KPA, untuk yang tidak mengubah struktur bangunan. 7)Data dukung teknis dalam suatu kasus tertentu antara lain: peraturan perundangan/keputusan pimpinan K/L yang mendasari adanya kegiatan/output, surat persetujuan dari Menteri PAN dan RB untuk alokasi dana satker baru, dan lain sebagainya; 8)Data dukung terkait lainnya sehubungan dengan alokasi suatu output. 77

TERIMA KASIH..