SARANA BERFIKIR ILMIAH

dokumen-dokumen yang mirip
SARANA BERFIKIR ILMIAH

SARANA BERFIKIR ILMIAH

SARANA BERFIKIR ILMIAH

FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA

SARANA BERFIKIR ILMIAH

SARANA BERFIKIR ILMIAH.

SARANA BERFIKIR ILMIAH

Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika

BAB V METODE-METODE KEILMUAN

BAHASA SEBAGAI SARANA BELAJAR DAN BERPIKIR

SARANA BERFIKIR ILMIAH

SARANA BERPIKIR ILMIAH ILLIA SELDON MAGFIROH KULIAH IX METODE ILMIAH PROGRAM STUDI AGRIBISNIS, UNIVERSITAS JEMBER 2017

Sarana Berfikir Ilmiah. Sarana. Berfikir Ilmiah. Afid Burhanuddin. Pohon Filsafat. Afid Burhanuddin 1

SARANA BERFIKIR ILMIAH

ILMU DAN MATEMATIKA. Ilmu berasal dari bahasa Arab alima, bahasa Inggris science, bahasa latin scio dan di Indonesiakan menjadi sains.

SARANA BERPIKIR ILMIAH

FILSAFAT DAN LOGIKA. Topik 13 SARANA BERPIKIR DEDUKSI DAN INDUSKI

SARANA BERFIKIR ILMIAH

Jurnal Thariqah Ilmiah Vol. 02 No. 02 Juli 2015 FUNGSI BAHASA SEBAGAI SARANA PENUNJANG KEGIATAN ILMIAH. Oleh: Ali Asrun Lubis, S.Ag., M.Pd 1.

Pengenalan Logika. Modul 1 PENDAHULUAN

Filsafat Ilmu dan Logika. Matematika dan Statistika

ISTILAH, SIMBOL, DAN OBJEK YANG DIBERI SIMBOL DALAM MATEMATIKA. Oleh: Sugiyono, FMIPA UNY ABSTRAK

PERTEMUAN 1. Irnin Agustina D.A.,M.Pd

MAKALAH FILSAFAT ILMU. Penalaran Induktif dan Penalaran Deduktif. Patricia M D Mantiri Pend. Teknik Informatika. Tema: Disusun oleh:

PENGANTAR LOGIKA INFORMATIKA

INTERRELASI BAHASA, MATEMATIKA DAN STATISTIKA

Buka Untuk melihat materi yang menyangkut matematika dan fisika

Unit 5 PENALARAN/LOGIKA MATEMATIKA. Wahyudi. Pendahuluan

SARANA BERPIKIR ILMIAH

ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI

ILMU SEBAGAI AKTIVITAS PENELITIAN DAN METODE ILMIAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tidak mungkin dapat dilakukan.

MATEMATIKA DAN MASALAH-MASALAH UMUM DI DALAMNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Skripsi pada hakikatnya adalah laporan penelitian ilmiah. Oleh karena itu, untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan dalam

PERANAN KOMUNIKASI BAHASA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN KERATON 3 MARTAPURA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (KUALITATIF DESKRIPSI)

IMPLEMENTASI FILSAFAT ILMU DALAM PENDEKATAN ILMIAH

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Penalaran Matematis. Menurut Majid (2014) penalaran adalah proses berpikir yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Penalaran Matematis. a. Pengertian Penalaran Matematis

BAB II KAJIAN TEORI. dari proses berfikir. Pengertian mengenai berpikir yaitu,

BAB 6 ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH & PENELITIAN. Agung Suharyanto,M.Si PSIKOLOGI - UMA 2017

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

Kegiatan Belajar 1 HAKIKAT MATEMATIKA

UJIAN AKHIR SEMESTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hal ini sejalan dengan pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang

Penggunaan bahasa. Tujuan pembelajaran:

PENGERTIAN LOGIKA BAHAN SATU DASAR-DASAR LOGIKA SEMESTER I

Tinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu

BAB II KAJIAN TEORI. bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang yang mencakup

Menurut Jhonson dan Myklebust (1967:244), matematika adalah bahasa. simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

BAB II KAJIAN TEORITIS. mengajar yang melibatkan guru dan siswa. Upaya ini juga mengandung tujuan agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TULI SAN POPULER & ARTI KEL I LMI AH

BAB II MASALAH MATEMATIKA DAN STRATEGI PEMECAHANNYA

PERLUNYA MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRET DALAM STRUKTUR KURIKULUM PROGRAM STUDI MATEMATIKA (S1) FMIPA-UT ABSTRAK

PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN Sesi 01. Arief Soeleman, M.Kom

BAB II LANDASAN TEORI. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. LOGIKA DALAM FILSAFAT ILMU

PENELITIAN DAN METODE ILMIAH. BY: EKO BUDI SULISTIO

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan. Auliya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dari para ahli yang berbeda-beda. itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.

BAB I ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

BAB 2 PROSES PENELITIAN ILMIAH

DASAR-DASAR LOGIKA 1

BAB IV PENALARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGERTIAN DAN HAKIKAT METODE ILMIAH

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang paling sulit (Mulyono, 1999:25). Meskipun demikian, semua orang

PEMETAAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA WAJIB SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, sejak berabad-abad yang lalu diperlihatkan oleh para ahli

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

SIL/PKP241/01 Revisi : 00 Hal. 1 dari 5 Gasal Judul praktek: - Jam: SILABUS. Menjelaskan epistemologi sebagai bagian dari cabangcabang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAGAIMANA MENCINTAI FISIKA?

MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Representasi Matematis. solusi dari masalah yang sedang dihadapinya (NCTM, 2000).

MAKALAH FILSAFAT ILMU Silogisme dan Proposisi Kategoris. Disusun oleh : Nama : NPM :

EPISTOMOLOGI, ONTOLOGI, AKSIOLOGI, PENGETAHUAN SAINS

TEORI-TEORI SEMIOTIK DALAM KOMUNIKASI

Transkripsi:

SARANA BERFIKIR ILMIAH Manusia merupakan makhluk yang berakal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya seperti hewan dan tumbuhan, jin bahkan malaikat sekalipun. Dengan akal yang dimilikinya, manusia mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan hidupnya dalam kehidupan sehari-hari. Manusia mampu membuat peralatan-peralatan yang meringankan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagi seorang ilmuan penguasaan sarana berfikir ilmiah merupakan suatu keharusan. Karena tanpa penguasaan sarana ilmiah tidak akan dapat melaksanakan kegiatan ilmiah yang baik. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, matematika dan statistika, agar dalam kegiatan ilmiah tersebut dapat berjalan dengan baik, teratur dan cermat. Definisi dan hakikat sarana berfikir ilmiah Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Sarana ilmiah merupakan suatu alat, dengan alat ini manusia melaksanakan kegiatan ilmiah. Pada saat manusia melakukan tahapan kegiatan ilmiah diperlukan alat berpikir yang sesuai dengan tahapan tersebut. Manusia mampu mengembangkan pengetahuannya karena manusia berpikir mengikuti kerangka berpikir ilmiah dan menggunakan alat-alat berpikir yang benar. Untuk mendapatkan ilmu diperlukan sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir diperlukan untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik dan teratur. Sarana berpikir ilmiah ada empat, yaitu: bahasa, logika, matematika dan statistika (Suriasumantri, 2003:167). Sarana berpikir ilmiah berupa bahasa sebagai alat komunikasi verbal untuk menyampaikan jalan pikiran kepada orang lain, logika sebagai alat berpikir agar sesuai dengan aturan berpikir sehingga dapat diterima kebenarannya oleh orang lain, matematika berperan dalam pola berpikir deduktif sehingga orang lain lain dapat mengikuti dan melacak kembali proses berpikir untuk menemukan kebenarannya, dan statistika berperan dalam pola berpikir induktif untuk mencari kebenaran secara umum. Sarana berpikir ilmiah ini, dalam proses pendidikan kita merupakan bidang studi tersendiri. Artinya, kita mempelajari berbagai cabang ilmu. Dalam hal ini, kita harus memperhatikan dua hal. Pertama, sarana ilmiah bukan merupakan ilmu dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang di dapatkan berdasarkan metode ilmiah. Seperti diketahui, salah satu diantara cirri-ciri ilmu adalah penggunaan deduksi dan induksi dalam mendapatkan pengetahuan. Sarana berpikir ilmiah tidak mempergunakan cara ini dalam mendapatkan pengetahuannya. Secara lebih tuntas dapat dikatakan bahwa ilmu mempunyai metode tersendiri dalam mendapatkan pengetahuannya yang berbeda dengan sarana berpikir ilmiah.kedua, tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu di maksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk bisa memecahkan masalah kita sehari-hari. Dalam hal ini, sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabangcabang pengetahuan untuk mengembangkan materi pengetahuannya berdasarkan metode ilmiah. Atau secara lebih sederhana, sarana berfikir ilmiah merupakan alat bagi metode ilmiah dalam melakukan fungsinya secara baik.jelaslah sekarang kiranya mengapa sarana berfikir ilmiah mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya, sebab fungsi sarana ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah, dan bukan merupakan ilmu itu sendiri. Untuk dapat melakukan kegiatan berfikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa logika, matematika dan statistik. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal 1

yang dipakai dalam seluruh proses berfikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat berfikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran tersebut kepada orang lain. Ditinjau dari pola berfikirnya maka ilmu merupakan gabungan antara berfikir deduktif dan induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif. Matematika mempunyai peranan yang paling dalam berfikir deduktif ini sedangkan statistik mempunyai peranan yang paling dalam berfikir induktif. Proses pengujian dalam kegiatan ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakikatnya merupakan pengumpulan fakta untuk mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berfikir ini dengan baik pula. Salah satu arah penguasaan itu adalah mengetahui dengan benar peranan masing-masing sarana berfikir tersebut dalam keseluruhan proses berfikir ilmiah tersebut. Berdasarkan pemikiran ini maka tidak sukar untuk dimengerti mengapa murtu kegiatan keilmuan tidak mencapai taraf yang memuaskan sekarang sarana berfikir ilmiahnya memang kurang dikuasai, bagaimana mungkin seorang bisa melakukan penalaran yang cermat tanpa menguasai struktur bahasa yang tepat. Demikian juga bagaimana seseorang bisa melakukan generiksasi tanpa mengetahui statistika. Sering kita melakukan rasionalisasi untuk membela kekurangan kita, atau bahkan kompensasi, seperti dikatakan kemeney, dengan menggunakan kata-kata muluk untuk menutup ketidak tahuan. Tujuan sarana berpikir ilmiah Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk bisa memecahkan masalah kita sehari-hari. Harus dibedakan antara engetahuan tentang sarana berpikir ilmiah dengan baik pula. Manusia mempelajari iltujuan mempelajari sarana ilmiah dan tujuan mempelajari ilmu. Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah agar dapat melakukan kegiatan penelaahan ilmiah. Untuk memaksimalkan kemampuan manusia dalam berpikir menurut kerangka berpikir yang benar maka diperlukan pmu agar dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupannya. Dengan ilmu yang telah dipelajarinya manusia dapat meningkatkan kemakmuran hidupnya. Fungsi sarana berpikir ilmiah Sarana ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang khas dalam kegiatan ilmiah secara menyeluruh dalam mencapai suatu tujuan tertentu (Suriasumantri, 2003:165). Keseluruhan tahapan kegiatan ilmiah membutuhkan alat bantu yang berupa sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir ilmiah hanyalah alat bantu bagi manusia untuk berpikir ilmiah agar memperoleh ilmu. Sarana berpikir ilmiah bukanlah suatu ilmu yang diperoleh melalui proses kegiatan ilmiah. Bahasa sebagai sarana berfikir ilmiah Salah satu perbedaan manusia dengan makhluk lainnya adalah kemampuan manusia berbahasa. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, termasuk di dalamnya adalah kegiatan ilmiah. Kegiatan ilmiah sangat berkaitan erat dengan bahasa. Menggunakan bahasa yang baik dalam berpikir membantu untuk mengkomunikasikan jalan pikiran kepada orang lain. Berpikir sebagai hasil kegiatan otak manusia tidak akan ada artinya apabila tidak diketahui oleh orang lain. Cara untuk mengkomunikasikannya kepada orang lain adalah menggunakan sarana bahasa.bahasa merupakan lambang serangkaian bunyi yang membentuk suatu arti tertentu (Suriasumantri, 2003:175). Bahasa merupakan pernyataan pikiran atau perasaan sebagai alat komunikasi manusia yang terdiri dari kata-kata atau istilahistilah dan sintaksis. Kata atau istilah merupakan simbol dari arti sesuatu, sedangkan sintaksis 2

merupakan cara menyusun kata-kata menjadi kalimat yang bermakna (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2010:98). Suatu obyek dapat dilambangkan dengan bunyi tertentu. Misalnya, suatu alat berbentuk runcing yang diisi tinta dan digunakan untuk menulis dilambangkan dengan bunyi pena. Untuk melambangkan warna yang sama dengan darah digunakan bunyi merah. Dari kedua kata tersebut (pena dan merah) dapat dibuat sebuah kalimat bermakna menjadi Andi membeli sebuah pena merah. Unsur-unsur yang terdapat dalam bahasa menurut Bakhtiar (2004:177-179) adalah: a. Simbol-simbol b. Simbol-simbol vokal c. Simbol-simbol vokal arbitrer d. Suatu sistem yang terstruktur dari simbol-simbol yang arbitrer e. Dipergunakan oleh para anggota suatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain. Bahasa mengandung unsur simbol, sesuatu yang diucapkan oleh manusia merupakan kegiatan memberi simbol terhadap suatu obyek nyata dalam dunia praktis. Agar simbol tersebut dapat memenuhi tujuan pembicara maka simbol tersebut harus diucapkan dengan bunyi tertentu yang dapat didengar oleh orang yang dituju sehingga memudahkan pendengar untuk mengetahui dengan jelas obyek yang dimaksud oleh pembicara. Bunyi simbol suatu obyek tidak harus sama antara ucapan dan makna yang dikandungnya, artinya makna suatu obyek dapat diucapkan dengan kata yang berbeda untuk daerah atau komunitas yang berbeda. Para anggota komunitas kelompok sosial menggunakan bahasa untuk dapat berinteraksi satu sama lainnya. Bahasa mengkomunikasikan tiga hal yakni buah pikiran, perasaan, dan sikap. (Suriasumantri, 2003:175) Manusia dapat menyampaikan sesuatu yang dipikirkan kepada orang lain menggunakan bahasa. Dengan bahasa, orang lain dapat mengetahui dan mempelajari sesuatu yang sedang dipikirkan. Dengan bahasa, manusia juga dapat mengekspresikan sesuatu yang dirasakannya kepada orang lain. Orang lain dapat mengetahui seseorang sedang sedih atau senang melalui bahasa yang disimbolkan. Karya ilmiah pada dasarnya merupakan kumpulan pernyataan yang mengemukakan informasi tentang pengetahuan maupun jalan pemikiran dalam mendapatkan pengetahuan tersebut. Untuk mampu mengkomunikasikan suatu pernyataan dengan jelas maka seseorang harus menguasai bahasa yang baik. (Suriasumantri, 2003:182)Ketika manusia telah memperoleh suatu pengetahuan melalui kegiatan ilmiah yang dilakukan, maka harus mengkomunikasikan hasil yang telah diperoleh tersebut agar pengetahuannya dapat bermanfaat bagi kemakmuran umat manusia. Hal-hal yang harus dikomunikasikan tersebut meliputi jalan pemikiran untuk memperoleh pengetahuan dan pengetahuan itu sendiri. Pengkomunikasian tersebut dituangkan dalam sebuah karya ilmiah. Untuk dapat menyusun sebuah karya ilmiah, dituntut kemampuan untuk menguasai bahasa yang baik dan benar. Tanpa menguasai bahasa yang baik, tidak mungkin dapat menyusun sebuah karya ilmiah.sumarna (2008:134), Melalui bahasa manusia dengan sesama manusia lainnya dapat saling menambah dan berbagi pengetahuan yang dimilikinya. Bahasa menjadi sarana untuk berbagi dengan sesama manusia. Seseorang dapat memberitahukan sesuatu yang diketahuinya kepada orang lain dengan menggunakan bahasa. Dalam proses berbagi tersebut manusia mengalami penambahan pengetahuan, menjadi mengetahui sesuatu yang semula belum diketahui.suriasumantri (2003:175), dalam komunikasi ilmiah menonjolkan fungsi simbolik bahasa. Dalam komunikasi ilmiah proses komunikasi harus terbebas dari unsur emotif agar pesan yang disampaikan dapat diterima secara reproduktif, artinya sama dengan pesan yang dikirimkan. Bahasa merupakan sarana komunikasi maka segala sesuatu yang berkaitan dengan komunikasi tidak terlepas dari bahasa, seperti halnya berpikir sistematis dalam memperoleh ilmu. Tanpa kemampuan berbahasa, seseorang tidak akan dapat melakukan kegiatan ilmiah 3

secara sistematis dan benar. Dalam komunikasi ilmiah harus memperhatikan fungsi simbolik bahasa, karena komunikasi ilmiah dilakukan untuk menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan kepada orang lain. Agar komunikasi dapat berjalan dengan baik maka harus menggunakan bahasa yang terbebas dari unsur emotif. Unsur emotif dalam bahasa hanya akan mengacaukan komunikasi ilmiah sehingga pesan yang disampaikan tidak dapat diterima dengan baik oleh penerima. Komunikasi simbolik yang bebas dari unsur emotif dapat mencegah salah informasi. Bahasa sebagai sarana ilmiah mempunyai kelemahan. Kelemahan tersebut menurut Suriasumantri (2003:182-187) antara lain: a. bahasa bersifat multifungsi, b. bahasa memiliki arti yang tidak jelas dan eksak yang dikandung oleh kata-kata yang membangun bahasa, c. bahasa mempunyai beberapa kata yang memberikan arti yang sama, dan d. konotasi bahasa yang bersifat emosional. Keberadaan bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah ternyata memiliki kelemahankelemahan yang melekat pada bahasa tersebut. Bahasa sulit dilepaskan dari emosi dan sikap seseorang, sedangkan bahasa sebagai sarana ilmiah dituntut untuk obyektif agar informasi yang dikomunikasikan dapat diterima dengan baik oleh orang lain. Kelemahan berikutnya adalah sulit untuk mendefinisikan suatu obyek dengan sejelas-jelasnya, terkadang karena keinginan untuk memberikan penjelasan yang detil tentang suatu obyek, yang terjadi justru komunikasi yang dilakukan terkesan bertele-tele dan menjadi tidak jelas. Kelemahan bahasa juga dapat dilihat dari keberadaan beberapa kata yang yang memiliki arti sama atau sebaliknya beberapa arti cukup menggunakan satu kata saja. Selain itu, ada kelemahan bahasa lain yaitu bahasa sulit dilepaskan dari emosional seseorang. Ada maknamakna tertentu yang dapat ditambahkan pada makna sebenarnya sebagai akibat emosional seseorang. Matematika sebagai sarana berfikir ilmiah Bahasa sebagai alat komunikasi verbal mempunyai banyak kelemahan, karena tidak semua pernyataan dapat dilambangkan dengan bahasa. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan bahasa tersebut maka digunakanlah sarana matematika. Suriasumantri (2003:191), Matematika adalah bahasa yang berusaha untuk menghilangkan sifat kubur (pen: kabur), majemuk dan emosional dari bahasa verbal. Matematika sebagai sarana berpikir deduktif menggunakan bahasa artifisial, yakni murni bahasa buatan manusia. Keistimewaan bahasa ini adalah terbebas dari aspek emotif dan efektif serta jelas terlihat bentuk hubungannya. Matematika lebih mementingkan kelogisan pernyataan-pernyataannya yang mempunyai sifat yang jelas (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2010:107).Dengan matematika, sifat kabur, majemuk dan emosional dari bahasa dapat dihilangkan. Lambang yang digunakan dalam matematika lebih eksak dan jelas, lambang-lambang tersebut tidak bisa dicampuri oleh emosional seseorang, suatu lambang dalam matematika jelas hanya mengandung satu arti sehingga orang lain tidak dapat memberikan penafsiran selain dari maksud pemberi informasi. Matematika mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif (Suriasumantri, 2003:193). Matematika biasanya menggunakan bahasa numeric yang menafikan unsur emosi, kabur dan majemuk seperti yang terdapat dalam bahasa biasa. Melalui unsur ini, manusia dapat melakukan pengukuran secara kuantitatif yang tidak diperoleh dalam bahasa yang selalu memberi kemungkinan menggunakan perasaan yang bersifat kualitatif (Sumarna, 2008:143).Matematika memungkinkan untuk melakukan pengukuran yang jelas. 4

Untuk membandingkan tinggi dua buah obyek yang berbeda, misal pohon jagung dan pohon mangga. Dengan bahasa hanya dapat dikatakan bahwa pohon mangga lebih tinggi dari pohon jagung, tetapi tidak tahu dengan jelas berapa perbedaan tinggi kedua pohon tersebut. Dengan matematika maka perbedaan tinggi kedua pohon tersebut dapat diketahui dengan jelas dan tepat. Misal, setelah diukur ternyata tinggi pohon jagung 100 cm dan tinggi pohon mangga 250 meter, maka dapat dikatakan bahwa pohon mangga lebih tinggi 150 cm dari pohon jagung. Matematika memberikan jawaban yang lebih eksak dan menjadikan manusia dapat menyelesaikan masalah sehari-harinya dengan lebih tepat dan teliti.matematika sebagai sarana berpikir deduktif, memungkinkan manusia untuk mengembangkan pengetahuannya berdasarkan teori-teori yang telah ada. Misal, jumlah sudut sebuah lingkaran adalah 360 0. Dari pengetahuan ini dapat dikembangkan, seperti besar sudut keliling lingkaran sama dengan setengah besar sudut pusat jika menghadap busur yang sama. Matematika adalah bahasa yang melambaikan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artifisial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu maka matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati. Bahasa verbal mempunyai beberapa kekurangan yang sangat mengganggu. Untuk mengatasi kekurangan kita berpaling kepada matematika. Matematika adalah bahasa yang berusaha menghilangkan sifat kabur, majemuk dan emosional dari bahasa verbal. Umpamanya kita sedang mempelajari kecepatan jalan kaki seorang anak maka objek kecepatan jalan kaki seorang anak dilambangkan x, dalam hal ini maka x hanya mempunyai arti yang jelas yakni kecepatan jalan kaki seorang anak. Demikian juga bila kita hubungkan kecepatan jalan kaki seorang anak dengan obyek lain misalnya jarak yang ditempuh seorang anak yang kita lambangkan dengan y, maka kita lambangkan hubungan tersebut dengan z = y / x dimana z melambangkan waktu berjalan kaki seorang anak. Pernyataan z = y / x tidak mempunyai konotasi emosional, selain itu bersifat jelas dan spesifik (Jujun S. Suriasumantri, 1990, 191). Matematika merupakan salah satu puncak kegemilangan intelektual. Disamping pengetahuan mengenai matematika itu sendiri, matematika juga memberikan bahasa, proses dan teori yang memberikan ilmu suatu bentuk kekuasaan. Fungsi matematika menjadi sangat penting dalam perkembangan macam-macam ilmu pengetahuan. Penghitungan matematis misalnya menjadi dasar desain ilmu teknik, metode matematis yang dapat memberikan inspirasi kepada pemikiran di bidang sosialdan ekonomibahkan pemikiran matematis dapat memberikan warna kepada arsitektur dan seni lukis. Matematika dalam perkembangannya memberikan masukan-masukan pada bidangbidang keilmuan yang lainnya. Konstribusi matematika dalam perkembangan ilmu alam, lebih ditandai dengan pengunaan lambang-lambang bilangan untuk menghitung dan mengukur, objek ilmu alam misal gejala-gejalah alam yang dapat diamatidan dilakukan penelaahan secara berulang-ulang. Berbeda dengan ilmu sosial yang memiliki objek penelaahan yang kompleks dan sulit melakukan pengamatan. Disamping objeknya yang tak terulang maka kontribusi matematika tidak mengutamakan pada lambang-lambang bilangan. Statistik sebagai sarana berfikir ilmiah Secara etimologi, kata statistik berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai persamaan arti dengan state (bahasa Inggris) yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan negara. Pada mulanya kata statistik diartikan sebagai kumpulan bahan keterangan (data), baik yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud angka (data kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan bagi suatu negara. Namun pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi dengan kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif saja) (Anas Sudiono dalam bakhtiar, 2010, 198).Sedangkan menurut (Sudjana 1996 : 3) Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengelolaan atau penganalisiannya dan penarikan 5

kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan. Jadi statistika merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan untuk mengelolah dan menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan kegiatan ilmiah. Untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam kegiatan ilmiah diperlukan data-data, metode penelitian serta penganalisaan harus akurat.pemerintah telah lama mengumpulkan dan menafsirkan data yang berhubungan dengan kepentingan bernegara, umpamanya data mengenai penduduk, pajak, kekayaan, dan perdagangan luar negeri. Kesimpulan Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir. Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat. Penguaaan sarana berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal yang bersifat imperatif bagi seorang ilmuwan. Tanpa menguasai hal ini maka kegiatan ilmiah yang baik tidak dapat dilakukan. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, matematika dan statistika, agar dalam kegiatan ilmiah tersebut dapat berjalan dengan baik, teratur dan cermat. DAFTAR PUSTAKA Mufaesa.blogspot.com /2011/11/ makalah sarana berfikir ilmiah ( Download : 13 April 2013) Bambangtiyantomath. Wordpress.com/2009/05/29/ filsafat ilmu- sarana- berfikir ilmiah ( Download : 13 April 2013) Radhacandrabb. Wordpress.com / 2013/03/29/ makalah sarana berfikir ilmiah. ( Download : 13 April 2013) Wiwit Susanti (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan dosen Afid Burhanuddin, M.Pd.) 6