LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

dokumen-dokumen yang mirip
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PENGADILAN AGAMA MASAMBA LAPORAN KEUANGAN

KEJAKSAAN NEGERI DHARMASRAYA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

BAGIAN ANGGARAN 022 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN Jl. Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat 10110

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Masjid Agung No.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Raya Pendidikan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Masjid Agung No.

Badan Pengawas Obat dan Makanan

KEJAKSAAN NEGERI PULAU PUNJUNG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA MUARA BULIAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Gajah Mada No.

PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 September Tahun Jl. Putri Tujuh

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. LAMPIRAN IVd PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG

LAPORAN KEUANGAN (01)

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Asahan Km. 3,5 Pematangsiantar

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

PENGADILAN AGAMA PURWOREJO LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA MASAMBA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl.Simpurusiang. Masamba - Sulawesi Selatan

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA KUPANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015 UAPPA-W NUSA TENGGARA TIMUR

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No.

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Hanoman No. 18 Semarang

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PINRANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Bintang. Pinrang Jl. Bintang - Sulawesi Selatan 91212

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Hanoman No. 18 Semarang

Realisasi Belanja Negara pada TA 2015 adalah sebesar Rp ,- atau mencapai 94,28 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp ,-.

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

Laporan Keuangan. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. SALAK III NO. 38

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015 TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN (04)

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2016

LAPORAN KEUANGAN (04)

PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PURWOREJO. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Pahlawan. Purworejo - Jawa Tengah

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 BA Jl. Ir. H. JUANDA NO.

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Sultan Trenggono No

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2015

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. K.H. Mas Mansyur/Awaluddin II/2, Tanah Abang

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2016 UAPPA-W/ KORWIL DIPA 04 DKI JAKARTA

PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN LAPORAN KEUANGAN

Pernyataan Tanggung Jawab Pimpinan. CaLK SIMAK BMN. Persediaan PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No. 14A

PENGADILAN NEGERI BINTUHAN LAPORAN KEUANGAN

KATA PENGANTAR. Muara Bulian, Januari 2013 Panitera/Sekretaris, FAIZAL, SH NIP

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Sentra Primer Baru Timur, Pulo Gebang

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA MANNA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Raya Padang Panjang Manna

BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BULUKUMBA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl.Lanto Dg.Pasewang No.18. Bulukumba - Sulawesi Selatan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI DEMAK. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Jl. Sultan Trenggono No. 27 Demak

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Kata Pengantar Daftar Isi Pernyataan Telah Direviu Pernyataan Tanggung Jawab

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Rawasari Selatan No.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA POLEWALI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Budi utomo No. 23

PENGADILAN AGAMA BENGKULU KELAS IA LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Pesanggrahan Raya No.

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

PENGADILAN AGAMA BANGLI

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA WONOSARI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun KRT. Judoningrat, Siraman, Wonosari

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PINRANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Bintang. Pinrang Jl. Bintang - Sulawesi Selatan 91212

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

LAPORAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN 018

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. SALAK III NO. 38

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA POLEWALI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Budi utomo No. 23

Transkripsi:

2015 LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN KEJAKSAAN NEGERI MAMUJU Jl. K. S. Tubun No. 44, Mamuju Sulawesi Barat

KEJAKSAAN NEGERI MAMUJU Laporan Keuangan Tahunan Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2015 Jalan K. S. Tubun No. 44 Kec. Mamuju, Kab. Mamuju 91511

KATA PENGANTAR Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga mengamanatkan Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang untuk menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Kejaksaan Negeri Mamuju sebagai salah satu satuan kerja di bawah instansi Kejaksaan Agung Republik Indonesia berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Penyusunan Laporan Keuangan Kejaksaan Negeri Mamuju mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidahkaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam pemerintahan. Laporan keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat, dan akuntabel. Diharapkan laporan keuangan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Kejaksaan Negeri Mamuju. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Mamuju, 04 Januari 2016 KEPALA KEJAKSAAN NEGERI MAMUJU TTD MUHAMMAD RABITH, SH. JAKSA UTAMA PRATAMA NIP. 19590610 198703 1 002 Kata Pengantar i

DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv PernyataanTanggung Jawab... vi Ringkasan Laporan Keuangan... 1 I. Laporan Realisasi Anggaran... 5 II. Neraca... 6 III. Laporan Operasional... 8 IV. Laporan Perubahan Ekuitas... 9 V. Catatan Atas Laporan Keuangan... 10 A. Penjelasan Umum... 10 A. 1. Dasar Hukum... 10 A. 2. Profil dan Kebijakan Teknis... 10 A. 3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan... 11 A. 4. Basis Akuntansi... 11 A. 5. Dasar Pengukuran... 12 A. 6. Kebijakan Akuntansi... 12 B. Penjelasan Atas PosPos Laporan Realisasi Anggaran... 21 B. 1. Pendapatan Negara dan Hibah... 21 B. 2. Belanja Negara... 22 B. 2. 1. Belanja Pegawai... 23 B. 2. 2. Belanja Barang... 23 B. 2. 3. Belanja Modal... 24 C. Penjelasan Atas PosPos Neraca... 25 C. 1. Aset Lancar... 25 C. 1. 1. Kas di Bendahara Pengeluaran... 25 C. 1. 2. Kas di Bendahara Penerimaan... 25 C. 1. 3. Kas Lainnya dan Setara Kas... 26 C. 1. 4. Belanja Dibayar Dimuka... 26 C. 1. 5. Piutang Bukan Pajak... 26 C. 1. 6. Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Bukan Pajak... 27 C. 1. 7. Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)... 27 C. 1. 8. Penyisihan Piutang Tak Tertagih Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)... 28 C. 1. 9 Persediaan... 28 C. 2. Aset Tetap... 29 C. 2. 1. Tanah... 29 C. 2. 2. Peralatan dan Mesin... 29 C. 2. 3. Gedung dan Bangunan... 30 C. 2. 4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan... 30 C. 2. 5. Aset Tetap Lainnya... 31 C. 2. 6. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)... 31 Daftar Isi ii

DAFTAR ISI Hal C. 2. 7. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap... 31 C. 3. Piutang Jangka Panjang... 31 C. 3. 1. Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)... 31 C. 3. 2. Penyisihan Piutang Tak Tertagih Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi... 32 C. 4. Aset Lainnya... 32 C. 4. 1. Aset Tak Berwujud... 33 C. 4. 2. Aset LainLain... 33 C. 5. Kewajiban Jangka Pendek... 33 C. 5. 1. Utang Kepada Pihak Ketiga... 34 C. 5. 2. Uang Muka dari KPPN... 34 C. 5. 3. Pendapatan yang Ditangguhkan... 34 C. 5. 4. Pendapatan Diterima Dimuka... 35 C. 6. Ekuitas... 35 D. Penjelasan Atas PosPos Laporan Operasional... 36 D. 1. Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak... 36 D. 2. Beban Pegawai... 36 D. 3. Beban Persediaan... 37 D. 4. Beban Barang dan Jasa... 37 D. 5. Beban Pemeliharaan... 37 D. 6. Beban Perjalanan Dinas... 38 D. 7. Beban Penyusutan dan Amortisasi... 38 D. 8. Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih... 39 E. Penjelasan Atas PosPos Laporan Perubahan Ekuitas... 40 E. 1. Ekuitas Awal... 40 E. 2. Surplus/DefisitLO... 40 E. 1. Ekuitas Akhir... 40 F. PengungkapanPengungkapan Lainnya... 41 VI. Lampiran F. 1. KejadianKejadian Penting Setelah Tanggal Neraca... 41 F. 2. Pengungkapan Lain... 41 Daftar Isi iii

DAFTAR TABEL DAN LAMPIRAN Hal Tabel 1 : Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran T.A. 2015 dan 2014 1 Tabel 2 : Ringkasan Neraca T.A. 2015 dan 2014 2 Tabel 3 : Ringkasan Laporan Operasional T.A. 2015 dan 2014 3 Tabel 4 : Ringkasan Laporan Perubahan Ekuitas T.A. 2015 dan 2014 3 Tabel 5 : Penggolongan Kualitas Piutang Uang Pengganti UU No. 3 Tahun 1971 17 Tabel 6 : Penggolongan Kualitas Piutang Uang Pengganti UU No. 31 Tahun 1999 18 Tabel 7 : Penggolongan Kualitas Piutang Verstek 19 Tabel 8 : Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap 20 Tabel 9 : Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan 21 Tabel 10 : Perbandingan Realisasi Pendapatan T.A. 2015 dan 2014 21 Tabel 11 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja T.A. 2015 22 Tabel 12 : Perbandingan Realisasi Belanja T.A. 2015 dan 2014 23 Tabel 13 : Perbandingan Belanja Pegawai T.A. 2015 dan 2014 23 Tabel 14 : Perbandingan Belanja Barang T.A. 2015 dan 2014 24 Tabel 15 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal T.A. 2015 dan 2014 24 Tabel 16 : Rincian Aset Lancar T.A. 2015 dan 2014 25 Tabel 17 : Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran 25 Tabel 18 : Rincian Kas di Bendahara Penerimaan 25 Tabel 19 : Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas 26 Tabel 20 : Rincian Belanja Dibayar di Muka 26 Tabel 21 : Rincian Piutang Bukan Pajak 27 Tabel 22 : Rincian Penyisihan Piutang Tak TertagihPiutang Bukan Pajak 27 Tabel 23 : Rincian Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan 27 Ganti Rugi (TP/TGR) Tabel 24 : Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih Bagian Lancar Tagihan 28 Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) Tabel 25 : Rincian Persediaan 28 Tabel 26 : Rincian Aset Tetap 29 Tabel 27 : Rincian Saldo Tanah 29 Tabel 28 : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 31 Tabel 29 : Rincian Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi 32 (TP/TGR) Tabel 30 : Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih Tagihan Tuntutan 32 Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) Tabel 31 : Rincian Aset Lainnya 33 Tabel 32 : Rincian Aset Tak Berwujud 33 Tabel 33 : Rincian Kewajiban Jangka Pendek 34 Tabel 34 : Rincian Utang Kepada Pihak Ketiga 34 Tabel 35 : Rincian Pendapatan yang Ditangguhkan 35 Tabel 36 : Rincian Pendapatan Diterima di Muka 35 Daftar Tabel iv

Tabel 37 : Rincian Pendapatan Negara Bukan Pajak T.A. 2015 dan 2014 36 Tabel 38 : Rincian Beban Pegawai T.A. 2015 dan 2014 36 Tabel 39 : Rincian Beban Persediaan T.A. 2015 dan 2014 37 Tabel 40 : Rincian Beban Barang dan Jasa T.A. 2015 dan 2014 37 Tabel 41 : Rincian Beban Pemeliharaan T.A. 2015 dan 2014 38 Tabel 42 : Rincian Beban Perjalanan Dinas T.A. 2015 dan 2014 38 Tabel 43 : Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi T.A. 2015 dan 2014 38 Tabel 44 : Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih T.A. 2015 dan 2014 39 Daftar Tabel v

KEJAKSAAN NEGERI MAMUJU Jl. K.S. TUBUN NO. 44 MAMUJU TELEPON/ FAX 0426 21191 PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB Laporan Keuangan Kejaksaan Negeri Mamuju yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami. Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Mamuju, 04 Januari 2016 KEPALA KEJAKSAAN NEGERI MAMUJU TTD MUHAMMAD RABITH, SH. JAKSA UTAMA PRATAMA NIP. 19590610 198703 1 002 Pernyataan Tanggung Jawab vi

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) UndangUndang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 sebagaimana telah diubah dengan 213/PMK.05/2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal, dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). Laporan Keuangan Kejaksaan Negeri Mamuju Tahun Anggaran 2015 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidahkaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan keuangan ini meliputi: 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsurunsur PendapatanLRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015. Realisasi Pendapatan Negara Per 31 Desember 2015 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp. 692.312.796 dimana telah mencapai 349,12% dari estimasi pendapatanlra sebesar Rp. 198.300.000 serta mengalami penurunan sebesar 47,96% dibandingkan Realisasi Pendapatan Negara pada Tahun Anggaran 2014 yang sebesar Rp. 1.330.390.972. Realisasi Belanja Negara per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp. 3.788.517.105 yang mencapai 76,89% dari alokasi anggaran sebesar Rp. 4.927.199.000 serta terlihat ada peningkatan sebesar 66,41% bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2014 yang Realisasi Belanja Negaranya sebesar Rp. 2.276.725.589. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Per 31 Desember 2015 dan 2014 dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran T.A. 2015 dan 2014 (dalam Rupiah) Uraian Anggaran T.A. 2015 T.A. 2014 Realisasi % Real. Thd Anggaran Realisasi Pendapatan Negara 198.300.000 692.312.796 349.12 1.330.390.972 Belanja Negara 4.927.199.000 3.788.517.105 76.89 2.276.725.589 Ringkasan Laporan Keuangan 1

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 2015 dan 2014. Neraca yang disajikan adalah hasil dari proses Sistem Akuntansi Instansi, sebagaimana yang diwajibkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 sebagaimana telah diubah dengan 213/PMK.05/2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan sebesar Rp. 8.263.303.081 yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp. 6.193.841.224, Aset Tetap (neto setelah akumulasi penyusutan) sebesar Rp. 2.069.461.857, dan Aset Lainnya (neto setelah akumulasi penyusutan) sebesar Rp. 0. Nilai Kewajiban dan Ekuitas masingmasing sebesar Rp. 5.586.843 dan Rp. 8.257.716.238. Ringkasan Neraca per 31 Desember 2015 dan 2014 dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 2 Ringkasan Neraca T.A. 2015 dan 2014 (dalam Rupiah) Uraian T.A. 2015 T.A. 2014 Kenaikan / Penurunan Rp % ASET Aset Lancar 6.193.841.224 192.193.314 6.001.647.910 3122,71 Aset Tetap 2.069.461.857 2.215.333.962 (145.872.105) (6,58) Piutang Jk Panjang 0,00 Aset Lainnya 0,00 Jumlah Aset 8.263.303.081 2.407.527.276 5.855.775.805 243,23 KEWAJIBAN Kewajiban Jk Pendek 5.586.843 116.086.690 (110.499.847) (95,19) Jumlah Kewajiban 5.586.843 116.086.690 (110.499.847) (95,19) EKUITAS Ekuitas 8.257.716.238 2.291.440.586 5.966.275.652 260,37 Jumlah Ekuitas 8.257.716.238 2.291.440.586 5.966.275.652 260,37 Jumlah Kewajiban & Ekuitas 8.263.303.081 2.407.527.276 5.855.775.805 243,23 3. LAPORAN OPERASIONAL Laporan Operasional menyajikan beberapa unsur pendapatan operasional, beban, surplus/defisit dari kegiatan operasional, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, dan surplus/defisitlo, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan operasional untuk periode sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp. 1.141.387.796, sedangkan jumlah beban operasional adalah sebesar Rp. (1.710.683.547) sehingga terdapat surplus dari Kegiatan Operasional senilai Rp. 2.852.071.343. Kegiatan Non Operasional dan PosPos Luar Biasa masingmasing senilai Rp. 0 sehingga Ringkasan Laporan Keuangan 2

entitas mengalami surpluslo sebesar Rp. 2.852.071.343. Tabel 3 Ringkasan Laporan Operasional T.A. 2015 dan 2014 (dalam Rupiah) Uraian T.A. 2015 T.A. 2014 Kenaikan / Penurunan Rp % PENDAPATAN OPERASIONAL Pendapatan Negara Bulan Pajak 1.141.387.796 1.141.387.796 Jumlah Pendapatan Operasional 1.141.387.796 1.141.387.796 BEBAN OPERASIONAL Beban Pegawai 1.662.724.832 Beban Persediaan Beban Barang dan Jasa 1.770.495.110 Beban Pemeliharaan 170.521.716 Beban Perjalanan Dinas 20.400.000 Beban Penyusutan dan Amortisasi 217.087.705 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih (5.551.912.910) (5.551.912.910) Jumlah Beban Operasional (1.710.683.547) (1.710.683.547) Surplus/(Defisit) Dari Kegiatan Operasional 2.852.071.343 KEGIATAN NON OPERASIONAL POS LUAR BIASA Surplus/(Defisit) LO 2.852.071.343 2.852.071.343 4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2015 adalah sebesar Rp. 2.291.440.586 ditambah SurplusLO sebesar Rp. 2.852.071.343 kemudian ditambah dengan koreksikoreksi senilai Rp. 0 dan Transaksi Antar entitas sebesar Rp. 2.114.204.309 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2015 adalah senilai Rp. 8.257.716.238. Tabel 4 Ringkasan Laporan Perubahan Ekuitas T.A. 2015 dan 2014 (dalam Rupiah) Uraian T.A. 2015 T.A. 2014 Kenaikan / Penurunan Rp % EKUITAS AWAL 2.291.440.586 2.291.440.586 SURPLUS/DEFISIT LO 2.852.071.343 2.852.071.343 DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI / KESALAHAN MENDASAR TRANSAKSI ANTAR ENTITAS 3.114.204.309 3.114.204.309 KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS 5.966.275.652 5.966.275.652 EKUITAS AKHIR 8.257.716.238 8.257.716.238 Ringkasan Laporan Keuangan 3

5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapanpengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan. Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun 2015 disusun dan disajikan dengan basis akrual. Ringkasan Laporan Keuangan 4

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN KEJAKSAAN NEGERI MAMUJU LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 URAIAN CATATAN (Dalam Rupiah) 2015 2014 % thd Anng ANGGARAN REALISASI REALISASI A. Pendapatan Negara dan Hibah B.1. 1. Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1. 198.300.000 692.312.796 349,12 1.330.390.972 Jum Pendpt Negara & Hibah 198.300.000 692.312.796 349,12 1.330.390.972 B. Belanja Negara B.2. 1. Belanja Pegawai B.2.1. 1.981.412.000 1.774.148.672 89,54 439.665.090 2. Belanja Barang B.2.2. 2.891.097.000 1.961.152.833 67,83 567.478.164 3. Belanja Modal B.2.3. 54.690.000 53.215.600 0,00 4. Belanja Sosial B.2.4. 0,00 Jumlah Belanja Negara 4.927.199.000 3.788.517.105 76,89 1.007.143.254 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 5

KEJAKSAAN NEGERI MAMUJU NERACA PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 Uraian Catatan 2015 2014 II. NERACA ( dalam Rp) ASET ASET LANCAR C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran C.1.1 0 0 Kas di Bendahara Penerimaan C.1.2 0 0 Kas Lainnya dan Setara Kas C.1.3 0 0 Belanja Dibayar di Muka (prepaid) C.1.4 0 0 Piutang Bukan Pajak C.1.5 13,274,284,877 12,825,209,877 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Piutang Bukan Pajak C.1.6 (7,081,103,653) 12,633,016,563 Bag Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi C.1.7 0 0 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Bag Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi C.1.8 0 0 Persediaan C.1.9 660,000 0 Jumlah Aset Lancar 6,193,841,224 192,193,314 ASET TETAP C.2 Tanah C.2.1 1,235,760,000 1,235,760,000 Peralatan dan Mesin C.2.2 1,596,113,730 1,559,968,130 Gedung dan Bangunan C.2.3 1,042,511,000 1,007,841,000 Jalan Irigasi dan Jaringan C.2.4 0 0 Aset Tetap Lainnya C.2.5 7,600,000 7,600,000 Konstruksi dalam Pengerjaan C.2.6 0 0 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.2.7 (1,812,522,873) (1,595,835,168) Jumlah Aset Tetap 2,069,461,857 2,215,333,962 PIUTANG JANGKA PANJANG C.3 Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi C.3.1 0 0 Penyisihan Piutang Tak Tertagih TP/TGR C.3.2 0 0 Jumlah Piutang Jangka Panjang 0 0 ASET LAINNYA C.4 Aset Tak Berwujud C.4.1 0 0 Aset Lainlain C.4.2 82,044,000 82,044,000 Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya C.4.2 (82,044,000) (82,044,000) Jumlah Aset Lainnya 0 0 JUMLAH ASET 8,263,303,081 2,407,527,276 KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK C.5 Utang kepada Pihak Ketiga C.5.1 5,586,843 116,086,690 Uang Muka dari KPPN C.5.2 0 0 Pendapatan yang Ditangguhkan C.5.3 0 0 Pendapatan Diterima di Muka C.5.4 0 0 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 5,586,843 116,086,690 JUMLAH KEWAJIBAN 5,586,843 116,086,690 EKUITAS Ekuitas C.6 8,257,716,238 2,291,440,586 JUMLAH EKUITAS 8,257,716,238 2,291,440,586 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 6

Uraian Catatan 2015 2014 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 8,263,303,081 2,403,527,276 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 7

KEGIATAN OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL KEJAKSAAN NEGERI MAMUJU LAPORAN OPERASIONAL PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 III. LAPORAN OPERASIONAL URAIAN CATATAN 2015 2014 ( dalam Rp) Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 1,141,387,796 0 JUMLAH PENDAPATAN 1,141,387,796 0 BEBAN OPERASIONAL Beban Pegawai D.2 1,662,724,832 0 Beban Persediaan D.3 0 0 Beban Barang dan Jasa D.4 1,770,495,110 0 Beban Pemeliharaan D.5 170,521,716 0 Beban Perjalanan Dinas D.6 20,400,000 0 Beban Penyusutan dan Amortisasi D.7 217,087,705 0 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.8 (5,551,912,910) 0 JUMLAH BEBAN OPERASIONAL (1,710,683,547) 0 SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL 2,852,071,343 0 KEGIATAN NON OPERASIONAL Surplus/(Defisit) Pelepasan Aset Non Lancar 0 0 Surplus/(Defisit) Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang 0 0 Surplus/(Defisit) Dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 0 0 SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL 0 0 POS LUAR BIASA Beban Luar Biasa 0 0 SURPLUS/(DEFISIT) DARI POS LUAR BIASA 0 0 SURPLUS/(DEFISIT) LO 2,852,071,343 0 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 8

KEJAKSAAN NEGERI MAMUJU LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS URAIAN CATATAN 2015 2014 ( dalam Rp) EKUITAS AWAL E.1 2,291,440,586 0 SURPLUS/DEFISIT LO E.2 2,852,071,343 0 DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI / KESALAHAN MENDASAR Koreksi Nilai Persediaan 0 0 Selisih Revaluasi Aset Tetap 0 0 Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi 0 0 LainLain 0 0 TRANSAKSI ANTAR ENTITAS 3,114,204,309 0 KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS 5,966,275,652 0 EKUITAS AKHIR E.3 8,257,716,238 0 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 9

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Dasar Hukum A. PENJELASAN UMUM A.1. DASAR HUKUM 1. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 233/PMK.05/2011 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis A.2. PROFIL DAN KEBIJAKAN TEKNIS KEJAKSAAN NEGERI MAMUJU Kejaksaan Negeri Mamuju berkedudukan di Jalan K. S. Tubun No. 44, Kec. Mamuju, Kab. Mamuju dan didirikan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga Organisasi dan tata kerja entitas diatur dengan Peraturan Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan No. 2005/BALAP.071/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Kejaksaan Negeri Mamuju mempunyai tugas dan fungsi dalam memberikan bimbingan dan dukungan implementasi akuntansi pemerintah berbasis akrual pada Kementerian Negara/Lembaga. Melalui peran tersebut diharapkan kualitas laporan K/L dapat dapat ditingkatkan yang pada akhirnya Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dapat disajikan dengan akuntabel, akurat dan transparan. Untuk mewujudkan tujuan diatas, Kejaksaan Negeri Mamuju berkomitmen dalam hal keuangan dengan visi mewujudkan pelaksanaan penyelenggaran keuangan negara yang efisien, akuntabel dan transparan melalui pembinaan akuntansi pemerintah menuju Laporan Keuangan Kementerian/Negara yang berkualitas. Catatan Atas Laporan Keuangan 10

Untuk mewujudkannya akan dilakukan beberapa langkahlangkah strategis sebagai berikut: Menyelenggarakan pembinaan yang berkelanjutan berkaitan implementasi akuntansi pemerintah kepada Kementerian negara/lembaga. Membina secara efektif Kementerian negara/lembaga dalam pemanfaatan informasi keuangan yang dihasilkan oleh sistem akuntansi yang diimplentasikan. Mengembangkan sistem pembinaan yang profesional dan terpercaya. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal kepada para pemangku kepentingan. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Kejaksaan Negeri Mamuju. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAKBMN). SAIBA dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAKBMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya. Basis Akuntansi A. 4. BASIS AKUNTANSI Keuangan Kejaksaan Negeri Mamuju menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun Catatan Atas Laporan Keuangan 11

2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dasar Pengukuran Kebijakan Akuntansi A. 5. DASAR PENGUKURAN Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Kejaksaan Negeri Mamuju dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran pospos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. A. 6. KEBIJAKAN AKUNTANSI Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Kejaksaan Negeri Mamuju untuk Tahun Anggaran 2015 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Kebijakan akuntansi merupakan prinsipprinsip, dasardasar, konvensikonvensi, aturanaturan, dan praktikpraktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan yang merupakan entitas pelaporan dari Kejaksaan Negeri Mamuju. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidahkaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Kebijakankebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Kejaksaan Negeri Mamuju adalah sebagai berikut: Pendapatan LRA (1) PendapatanLRA PendapatanLRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. PendapatanLRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN). Akuntansi pendapatanlra dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). PendapatanLRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. Catatan Atas Laporan Keuangan 12

PendapatanLO Belanja Beban (2) PendapatanLO PendapatanLO adalah semua hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. PendapatanLO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan/atau pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatanlo pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai berikut: Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan periode waktu sewa. Pendapatan Denda, Ongkos Perkara, dan/atau Uang Pengganti diakui pada saat dikeluarkannya putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap tentang denda, ongkos perkara, dan/atau uang pengganti tersebut. Akuntansi pendapatanlo dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). PendapatanLO disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. (3) Belanja Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. (4) Beban Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Belanja diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Catatan Atas Laporan Keuangan 13

Aset (5) Aset Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumbersumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah. Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, dan Aset Lainnya. Aset Lancar Aset Lancar Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihan atau yang dipersamakan, yang diharapkan diterima pengembaliannya dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan disajikan sebagai Bagian Lancar Piutang. Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barangbarang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan dicatat di neraca berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan: Catatan Atas Laporan Keuangan 14

a. harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian; b. harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; c. harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya. Aset Tetap Aset Tetap Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap disajikan pada neraca berdasarkan harga perolehan atau harga wajar. Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut: a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp. 300.000, (tiga ratus ribu rupiah); b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp. 10.000.000, (sepuluh juta rupiah); c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian. Piutang Jangka Panjang Piutang Jangka Panjang Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun. TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran. TP adalah tagihan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan Catatan Atas Laporan Keuangan 15

melawan hukum mengakibatkan kerugian Negara/daerah. TGR adalah suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya. Aset Lainnya Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud dan Aset Lainlain. Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Lainlain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan operasional entitas. Kewajiban (6) Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya. b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Catatan Atas Laporan Keuangan 16

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Ekuitas (7) Ekuitas Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas Penyisihan Piutang Tak Tertagih (8) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masingmasing piutang pada tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara. Penggolongan kualitas piutang uang pengganti dan verstek diatur sebagai berikut: Tabel 5 Penggolongan Kualitas Piutang Uang Pengganti UU No. 3 Tahun 1971 Kualitas Piutang Uraian Penyisihan Untuk piutang uang pegganti yang masih terdapat cicilan pembayaran secara lancar Lancar sampai dengan tahun pelaporan Terpidana atau ahli waris masih melakukan 0,5% cicilan secara lancar (meskipun periode pencicilannya jangka panjang) Untuk piutang uang pengganti yang pernah tedapat cicilan pembayaran, namun pada Diragukan tahun pelaporan sudah tidak mencicil 50% Belum dilakukan upaya penyelesaian secara tuntas sesuai ketentuan yang berlaku Macet Sudah dilakukan upaya penyelesaian sesuai ketentuan yang berlaku, namun 100% Catatan Atas Laporan Keuangan 17

terpidana/ahli waris tidak dapat membayar uang pengganti dan/atau tidak memiliki harta benda/aset. Terpidana melarikan diri dan tidak memiliki harta benda/aset Terpidana sudah meninggal dan ahli waris tidak mampu untuk membayar uang pengganti **) Untuk piutang macet dapat diajukan penghapusan setelah mendapat persetujuan dari Jaksa Agung RI Tabel 6. Penggolongan Kualitas Piutang Uang Pengganti UU Nomor 31 Tahun 1999 Kualitas Piutang Uraian Penyisihan Untuk piutang uang pegganti yang umur piutangnya kurang dari 1 tahun setelah tanggal putusan (masih dalam 1 periode Lancar pelaporan) Terpidana menyatakan sanggup dan mau 0.5% melakukan pembayaran atas uang pengganti yang di tuangkan dalam Surat Pernyataan Kesanggupan Membayar Untuk piutang uang pengganti yang umur piutangnya diatas 1 tahun setelah tanggal terima putusan pengadilan yang telah inkracht. Masih terdapat barang rampasan yang Diragukan berdasarkan putusan pengadilan dirampas Negara dan diperhitungkan untuk membayar 50% uang pengganti yang belum dilelang atau dalam proses lelang Tedapat harta benda/aset terpidana yang dapat disita eksekusi untuk membayar uang pengganti. Catatan Atas Laporan Keuangan 18

Sudah dilakukan upaya penyelesaian sesuai ketentuan yang berlaku, namun terpidana/ahli waris tidak dapat membayar uang pengganti dan/atau tidak memiliki Macet harta benda/aset. Sudah ada D.2 (Surat Pernyataan Tidak 100% Mampu Membayar) dan masih menjalani hukuman subsidair. Terpidana melarikan diri (DPO) namun masih memiliki harta benda/aset Tabel 7. Penggolongan Kualitas Piutang Verstek Kualitas Piutang Uraian Penyisihan Lancar Diragukan Macet Untuk verstek yang umur piutangnya dari tanggal 01 Juli 2014 s/d 30 Juni 2015 0.5% Untuk vestek yang umur piutangnya dari tanggal 01 Juli 2013 s/d 30 Juni 2014 50% Untuk verstek yang umurnya di atas 2 tahun saat periode pelaporan 100% Penyusutan Aset Tetap (9) Penyusutan Aset Tetap Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan No. 01/PMK.06/2013 sebagaimana diubah dengan PMK No. 90/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a. Tanah b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP) c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan. Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu. Catatan Atas Laporan Keuangan 19

Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat. Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat tersebut tersaji pada Tabel 8. Tabel 8 Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap Kelompok Aset Tetap Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Jaringan dan Irigasi Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) Masa Manfaat 2 s.d. 20 tahun 10 s.d. 50 tahun 5 s.d 40 tahun 4 tahun Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali (10) Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali Mulai tahun 2015 pemerintah mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut memberikan pengaruh pada beberapa hal dalam penyajian laporan keuangan. Pertama, pospos ekuitas dana pada neraca per 31 Desember 2014 yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas sesuai dengan akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akunakun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis akrual pertama kali mulai dilaksanakan tahun 2015. Catatan Atas Laporan Keuangan 20

B. PENJELASAN ATAS POSPOS LAPORAN REALISASI ANGGARAN Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Rp.692.312.796 B.1. Pendapatan Negara dan Hibah Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp. 692.312.796 atau mencapai 349,12 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp. 198.300.000. Pendapatan Negara dan Hibah Kejaksaan Negeri Mamuju terdiri dari Pendapatan dari Pengelolaan BMN, Pendapatan Kejaksaan, Pendapatan Uang Sitaan Hasil Korupsi, dan Pendapatan Lainlain. Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasinya dapat dilihat dalam Tabel 9 berikut ini: Tabel 9 Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan 2015 Uraian Anggaran Realisasi % Real Angg. 1. Pendapatan dari Pengelolaan BMN 3.500.000 6.245.579 178,45 2. Pendapatan Kejaksaan 113.300.000 527.664.000 465,72 3. Pendapatan Uang Sitaan Hasil Korupsi 81.500.000 158.400.000 194,36 3, Pendapatan Lainlain 3.217 Jumlah 198.300.000 692.312.796 349,12 Realisasi Pendapatan Per 31 Desember 2015 mengalami penurunan sebesar 47,96% dibandingkan tahun 2014 serta telah mencapai 349,12% dari estimasi pendapatan yang ditetapkan pada T.A. 2015. Per 31 Desember 2015, Kejaksaan Negeri Mamuju memperoleh pendapatan dari pengelolaan BMN atas pendapatan sewa gedung, tanah dan bangunan sebesar Rp. 1.340.079 dan atas pendapatan penjualan hasil sitaan/rampasan sebesar Rp. 4.905.500. Untuk pendapatan kejaksaan atas pendapatan hasil hasil denda diperoleh pendapatan sebesar Rp. 526.178.000 dan atas pendapatan ongkos perkara sebesar Rp. 1.486.000. Pada pendapatan uang sitaan hasil korupsi atas pendapatan uang pengganti tindak pidana korupsi yang ditetapkan di pengadilan diperoleh sebesar Rp. 158.400.000 serta pada pendapatan lainlain diperoleh sebesar Rp. 3.217. Tabel 10 Perbandingan Realisasi Pendapatan T.A. 2015 dan 2014 URAIAN Realisasi Pendapatan T.A. 2015 Realisasi Pendapatan T.A. 2014 NAIK (TURUN) % 1. Pendapatan dari Pengelolaan BMN 6.245.579 1.368.578 356,36 2. Pendapatan Kejaksaan 527.664.000 218.171.000 141,86 3. Pendapatan Uang Sitaan Hasil Korupsi 158.400.000 1.109.575.185 (85,72) 4. Pendapatan Lainlain 3.217 1.276.215 (99,75) Jumlah Pendapatan 692.312.796 1.330.390.978 (47,96) Catatan atas Laporan Keuangan 21

Realisasi Belanja Negara Rp. 3.788.517.105 B.2. Belanja Negara Realisasi Belanja Negara Kejaksaan Negeri Mamuju per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp. 3.788.517.105 atau 76,89% dari anggaran belanja sebesar Rp. 4.927.199.000. Rincian Anggaran dan realisasi belanja per 31 Desember 2015 tersaji pada Tabel 11. Tabel 11 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja T.A. 2015 URAIAN ANGGARAN REALISASI % Belanja Pegawai 1.981.412.000 1.774.151.927 89,54 Belanja Barang 2.891.097.000 1.961.152.833 67,83 Belanja Modal 54.690.000 53.215.600 97,30 Bantuan Sosial 0 0 0 Total Belanja Kotor 4.927.199.000 3.788.520.360 76,89 Pengembalian Belanja (3.255) 0 Belanja Netto 4.927.199.000 3.788.517.105 76,89 Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini: 3.500.000.000 3.000.000.000 2.500.000.000 2.000.000.000 1.500.000.000 1.000.000.000 500.000.000 Belanja Pegaw Belanja Barang Belanja Modal Pembayaran B Subsidi Hibah Bantuan Sosial Belanja Lainla Anggaran Realisasi Berdasarkan Tabel 12 Perbandingan Realisasi Belanja (netto) Per 31 Desember 2015 dan 2014 menunjukkan bahwa realisasi belanja per 31 Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 66,41% dibandingkan realisasi belanja pada 31 Desember 2014. Hal ini disebabkan antara lain: 1. Adanya pengadaan belanja modal berupa pembangunan rumah tahanan anak dan kendaraan bermotor roda dua dimana pada T.A. 2014 tidak terdapat belanja modal; 2. Pagu anggaran yang lebih besar pada T.A. 2015 dibanding T.A. 2014 yang menuntut untuk direalisasikannya anggaran lebih tinggi untuk mencapai penyerapan yang lebih optimal. Catatan atas Laporan Keuangan 22

Tabel 12 Perbandingan Realisasi Belanja T.A. 2015 dan 2014 URAIAN JENIS BELANJA REALISASI T.A. 2015 REALISASI T.A. 2014 NAIK (TURUN) % Belanja Pegawai 1.774.148.672 1.035.165.011 71,39 Belanja Barang 1.961.152.833 1.241.386.000 57,98 Belanja Modal 53.215.600 Bantuan Sosial Jumlah Belanja 3.788.517.105 2.276.551.011 66,41 Belanja Pegawai Rp.1.774.148.672 B.2.1. Belanja Pegawai Realisasi Belanja Pegawai Kejaksaan Negeri Mamuju per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masingmasing sebesar Rp. 1.774.148.672 dan Rp. 1.035.165.011. Berdasarkan Tabel 13, realisasi belanja bersih per 31 Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 71,39% dari realisasi belanja bersih pada 31 Desember 2014. Tabel 13 Perbandingan Belanja Pegawai T.A. 2015 dan 2014 URAIAN JENIS BELANJA 2015 2014 Naik (Turun) % Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 1.686.166.927 1.006.284.131 67,56 Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai Non PNS Belanja Honorarium Belanja Lembur 87.985.000 29.251.000 200,79 Belanja Vakasi Jumlah Belanja Kotor 1.774.151.927 1.035.535.131 71,33 Pengembalian Belanja Pegawai (3.255) (370.120) (99,12) Jumlah Belanja Bersih 1.774.148.672 1.035.165.011 71,39 Belanja Barang Rp.1.961.152.833 B.2.2. Belanja Barang Realisasi Belanja Barang Per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masingmasing sebesar Rp. 1.961.152.833 dan Rp. 1.256.386.000. Berdasarkan Tabel 14, Realisasi Bersih Belanja Barang per 31 Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 45,12% dari Realisasi Bersih Belanja Barang pada 31 Desember 2014. Hal ini disebabkan salah satunya karena anggaran belanja penanganan perkara tindak pidana umum mengalami kenaikan yang signifikan dari yang semula Rp. 246.050.000 menjadi Rp. 2.660.000.000 yang berimplikasi pada tingginya penyerapan pada anggaran belanja penanganan perkara tindak pidana umum. Catatan atas Laporan Keuangan 23

Tabel 14 Perbandingan Belanja Barang T.A. 2015 dan 2014 URAIAN JENIS BELANJA 2015 2014 Naik (Turun) % Belanja Barang Operasional 363.671.660 264.055.237 37,73 Belanja Barang Non Operasional 1.324.045.000 705.085.000 87,79 Belanja Jasa 82.514.457 82.590.918 (0,09) Belanja Pemeliharaan 170.521.716 123.299.423 38,30 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 20.400.000 66.530.000 (69,34) Jumlah Belanja Kotor 1.961.152.833 1.241.560.578 57,96 Pengembalian Belanja Jumlah Belanja Bersih 1.961.152.833 1.241.560.578 57,96 Belanja Modal Rp.53.215.600 B.2.3. Belanja Modal Realisasi Belanja Modal per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masingmasing sebesar Rp. 53.215.600 dan Rp. 0. Berdasarkan Tabel 15, Realisasi Belanja Modal per 31 Desember 2015 mengalami peningkatan signifikan dibandingkan Realisasi Belanja Modal per 31 Desember 2014. Hal ini disebabkan tidak adanya belanja modal di T.A. 2014. Pada T.A. 2015 belanja modal yang ada merupakan pembangunan rumah tahanan anak dan pengadaan kendaraan bermotor berupa sepeda motor operasional roda dua. Tabel 15 Perbandingan Realisasi Belanja Modal T.A. 2015 dan 2014 URAIAN JENIS BELANJA REALISASI 2015 REALISASI 2014 Naik (Turun) % Belanja Modal Peralatan dan Mesin 18.545.600 0 0,00 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 34.670.000 0 0,00 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 0 0 0,00 Belanja Modal Fisik Lainnya 0 0 0,00 Jumlah Belanja Kotor 53.215.600 0 0,00 Pengembalian Belanja Modal 0 0 0,00 Jumlah Belanja Bersih 53.215.600 0 0,00 Catatan atas Laporan Keuangan 24

Aset Lancar Rp. 6.193.841.224 C. PENJELASAN ATAS POS POS NERACA C.1. Aset Lancar Nilai Aset Lancar per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masingmasing sebesar Rp. 6.193.841.224 dan Rp. 192.193.314. Aset lancar merupakan aset yang diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Rincian Aset Lancar pada Kejaksaan Negeri Mamuju T.A. 2015 disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 Rincian Aset Lancar T.A. 2015 dan 2014 No. Aset Lancar 2015 2014 1 Kas di Bendahara Pengeluaran Rp Rp 2 Kas di Bendahara Penerimaan Rp Rp 3 Kas Lainnya dan Setara Kas Rp Rp 4 Belanja Dibayar di Muka Rp Rp 5 Piutang Bukan Pajak Rp 13.274.284.877 Rp 12.825.209.877 6 Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp (7.081.103.653) Rp (12.633.016.563) 7 Bag Lancar Tagihan TP/TGR Rp Rp 8 Persediaan Rp 660.000 Rp Jumlah Rp 6.193.841.224 Rp 192.193.314 Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. 0 C.1.1. Kas di Bendahara Pengeluaran Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masingmasing sebesar Rp. 0 dan Rp. 0. Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran disajikan dalam Tabel 17. Tabel 17 Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran No Jenis 2015 2014 1 Bank BRI 021801000058301 2 Uang Tunai Jumlah Kas di Bendahara Penerima Rp. 0 C.1.2. Kas di Bendahara Penerimaan Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar masingmasing Rp. 0 dan Rp. 0. Rincian Kas di Bendahara Penerimaan disajikan dalam Tabel 18. Tabel 18 Rincian Kas di Bendahara Penerimaan No Jenis 2015 14 1 Bank BRI 021801000190307 2 Uang Tunai Jumlah Catatan atas Laporan Keuangan 25

Kas Lainnya dan Setara Kas Rp. 0 C.1.3. Kas Lainnya dan Setara Kas Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masingmasing sebesar Rp. 0 dan Rp. 0. Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas yang berada di bawah tanggung jawab bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, baik saldo rekening di bank maupun uang tunai. Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas disajikan dalam Tabel 19. Tabel 19 Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas No Jenis 2015 2014 1 Jasa Giro yang belum di setor ke Kas Negara 2 Pajak PPh yang Belum Disetor 3 Honor Kegiatan yang belum dibagikan 4 Pengembalian Belanja belum disetor ke kas Negara Jumlah Jumlah tersebut di atas telah diselesaikan dengan melakukan penyetoran dan penyerahan uang kepada pihak yang terkait yang berhak. Belanja Dibayar di Muka Rp. 0 C.1.4. Belanja Dibayar di Muka Saldo Belanja Dibayar di Muka per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masingmasing adalah sebesar Rp. 0 dan Rp. 0. Belanja dibayar di muka merupakan hak yang masih harus diterima dari pihak ketiga setelah tanggal neraca sebagai akibat dari telah dibayarkannya secara penuh belanja dan membebani anggaran tahun anggaran berjalan namun barang atau jasa belum diterima. Rincian Belanja Dibayar di Muka disajikan dalam Tabel 20. Tabel 20 Rincian Belanja Dibayar di Muka No Jenis 2015 2014 1 Pembayaran Internet 2 Pembayaran Sewa Peralatan dan Mesin 3 Pembayaran Sewa Gedung Kantor Jumlah Piutang Bukan Pajak Rp. 13.274.284.877 C.1.5. Piutang Bukan Pajak Saldo Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masingmasing adalah sebesar Rp. 13.274.284.877 dan Rp. 12.825.209.877. Piutang bukan pajak merupakan hak atau pengakuan pemerintah atas uang atau jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan dan belum diselesaikan pembayaran Catatan atas Laporan Keuangan 26