STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI JAWA TENGAH TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BPS PROVINSI JAWA BARAT

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, BAWANG MERAH, JERUK, DAN PISANG JAWA TENGAH TAHUN 2014

1. PENDAHULUAN 2. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, DAN JERUK TAHUN 2014

CENGKEH DAN KELAPA TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA PERIKANAN JAWA TENGAH TAHUN 2014

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KARET, DAN LADA TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN JATI, MAHONI, DAN SENGON TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN JAWA TENGAH TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN SENGON TAHUN 2014

SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI TAHUN 2015 (ANGKA SEMENTARA) PROVINSI KALIMANTAN TENGAH *)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SUMATERA SELATAN ANGKA SEMENTARA 2015

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

ANGKA TETAP 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2010 DAN ANGKA RAMALAN I 2011)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2005 DAN ANGKA RAMALAN I 2006)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN III 2008)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN ANGKA RAMALAN II 2015

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2014 dan ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2014)

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

I. PENDAHULUAN. bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

ANGKA RAMALAN II 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015 PROVINSI SULAWESI SELATAN

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN II 2008)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA RAMALAN II 2014)

BERITA RESMI STATISTIK

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2006 DAN ANGKA RAMALAN I 2007)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 DKI JAKARTA (ANGKA TETAP)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SUMATERA SELATAN (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

ANGKA SEMENTARA 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011)

ANGKA TETAP TAHUN 2013 DAN ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2015)

BERITA RESMI STATISTIK

ANGKA RAMALAN 2 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA SEMENTARA 2015)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II 2014)

1. JUMLAH RTUP MENURUT GOL. LUAS LAHAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Struktur Ongkos Usaha Tani Padi 2008

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KEBUMEN (ANGKA TETAP)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2008 DAN ANGKA RAMALAN I 2009)

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2009)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

Transkripsi:

No. 75/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI JAWA TENGAH TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PER MUSIM TANAM UNTUK SATU HEKTAR LUAS PANEN PADI SAWAH PADA TAHUN 2014 SEBESAR 13,58 JUTA RUPIAH A. PADI Total bia per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi sawah sebesar Rp 13,58 juta. Komponen bia produksi usaha tanaman padi sawah ng paling besar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, ng mencapai 47,32 persen dari total bia atau sebesar Rp 6,43 juta. Total bia per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi ladang sebesar Rp 10,68 juta. Komponen bia produksi usaha tanaman padi ladang ng paling besar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, ng mencapai 57,91 persen dari total bia atau sebesar Rp 6,18 juta. B. JAGUNG Total bia per musim tanam untuk satu hektar luas panen jagung sebesar Rp 12,10 juta. Komponen bia produksi usaha tanaman jagung ng paling besar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, ng mencapai 41,58 persen dari total bia atau sebesar Rp 5,03 juta. C. KEDELAI Total bia per musim tanam untuk satu hektar luas panen kedelai sebesar Rp 10,63 juta. Komponen bia produksi usaha tanaman kedelai ng paling besar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian ng mencapai 48,65 persen dari total bia atau sebesar Rp 5,17 juta. 1. PENDAHULUAN Swasembada pangan merupakan agenda besar di sektor pertanian ng harus diwujudkan pemerintah dalam tiga tahun mendatang. Agenda besar tersebut merupakan manivestasi dari visi ketujuh pemerintah Jokowi-JK ng tertuang dalam Nawa Cita, kni mewujudkan kemandirian ekonomi nasional dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, salah satun, sektor pertanian melalui upa membangun dan mewujudkan kedaulatan pangan. Di antara komoditas pangan ng dicakup dalam agenda swasembada pangan ng telah dicanangkan pemerintah adalah komoditas tanaman pangan (padi dan palawija), khususn beras (padi), jagung, dan kedelai. Upa mewujudkan swasembada beras (padi), jagung, dan kedelai tentu saja membutuhkan dukungan data ng akurat dan terkini sebagai pijakan perencanaan dan formulasi kebijakan. Dalam hal ini, salah satu jenis data ng dibutuhkan adalah informasi mengenai bia produksi dan struktur ongkos usaha tani. Informasi tersebut sangat penting dalam mendukung pengambilan kebijakan pembangunan Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 75/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014 1

pertanian, khususn kebijakan ng berhubungan dengan upa peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani tanaman pangan, seperti penentuan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk padi, harga pembelian petani kedelai (HBP), dan penentuan harga input usaha pertanian. Berita Resmi Statistik (BRS) ini menjikan hasil Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi (SPD 2014) dan Survei Rumah Tangga Usaha Tanaman Palawija (SPW 2014), khususn informasi mengenai struktur ongkos usaha tani komoditas padi sawah, padi ladang, jagung, dan kedelai. Khusus untuk komoditas padi sawah dan padi ladang, informasi struktur ongkos juga disajikan secara terpisah antara musim hujan dan musim kemarau. 2. JENIS LAHAN PERTANIAN DAN PENGGUNAAN PUPUK Jenis lahan pertanian ng dikelola rumah tangga dan penggunaan pupuk dalam kegiatan budida tanaman pangan sangat mempengaruhi produktivitas usaha tani. Hasil SPD dan SPW 2014 memperlihatkan bahwa sebagian besar rumah tangga usaha tanaman pangan mengusahakan padi sawah di lahan sawah irigasi (60,97 persen). Sementara untuk komoditas kedelai, sebagian besar rumah tangga mengusahakan tanaman jagung di lahan sawah (88,30 persen), sedangkan untuk komoditas tanaman jagung sebagian besar diusahakan di lahan bukan sawah (54,00 persen). Gambar 1 Persentase Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi Sawah, Jagung, dan Kedelai menurut Jenis Lahan Pertanian ng dikelola Rumah Tangga, 2014 100 90 11,70 80 70 39,03 54,00 60 50 40 88,30 30 20 60,97 46,00 10 0 Padi Sawah Jagung Kedelai Sawah Sawah Irigasi Sawah Non-Irigasi Lahan Bukan Sawah Dalam usaha kegiatan pertanian khususn tanaman pangan, penggunaan pupuk merupakan salah satu faktor utama dalam upa meningkatkan produktivitas tanaman. Dengan memberikan pupuk pada lahan pertanian diharapkan tanaman akan tumbuh subur dan mampu meningkatkan produksi, sehingga produksi tanaman semakin meningkat dan sesuai ng diharapkan oleh para petani. Data ng disajikan pada Gambar 2 menunjukan bahwa sebagian besar rumah tangga menggunakan pupuk dalam membudidakan tanaman padi, jagung, dan kedelai. Persentase rumah tangga ng menggunakan pupuk untuk budida padi sawah, padi ladang, jagung, dan kedelai masingmasing sebesar 99,97 persen, 98,79 persen, 99,75 persen, dan 92,50 persen. 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 75/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014

tidak 0,03 Gambar 2 Persentase Rumah Tangga Usaha Tanaman Padi, Jagung, dan Kedelai menurut Penggunaan Pupuk, 2014 tidak 1,21 tidak 0,25 tidak 7,50 99,97 98,79 99,75 92,50 Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai 3. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN PADI Total bia per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi sawah sebesar Rp 13,58 juta. Komponen bia produksi usaha tanaman padi sawah ng terbesar adalah upah pekerja dan jasa pertanian, kni mencapai 47,32 persen dari total bia atau sebesar 6,43 juta rupiah. Selain itu, bia produksi lain ng juga relatif besar adalah pengeluaran untuk sewa lahan dan pupuk, kni masingmasing sebesar 32,99 persen (Rp 4,48 juta) dan 9,26 persen (Rp 1,26 juta). Gambar 3 Struktur Ongkos Usaha Tanaman Padi Sawah per Hektar, 2014 Sewa Alat/Sarana; 1,85 BBM; 0,60 Lainn; 2,62 3,41 Pupuk; 9,26 Pestisida; 1,96 32,99 Total Bia: Rp 13,58 juta 47,32 Jika dilihat menurut musim, bia produksi padi sawah di musim kemarau lebih tinggi bila dibandingkan dengan bia produksi padi sawah di musim hujan. Total bia per musim tanam untuk satu hektar padi sawah di musim kemarau sebesar Rp 13,89 juta, sementara total bia di musim hujan sebesar Rp 13,3 juta. Bia produksi usaha tanaman padi sawah antara musim kemarau dan musim hujan tidak jauh berbeda. Pada musim kemarau persentase sewa lahan, dan BBM lebih tinggi dibandingkan Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 75/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014 3

dengan musim hujan. Pada musim kemarau, bia sewa lahan untuk satu hektar padi sawah sebesar Rp 4,67 juta per musim tanam, sementara pada musim hujan bia sewa lahan untuk satu hektar padi sawah mencapai Rp 4,33 juta per musim tanam (Tabel 1). Tabel 1 Nilai Produksi dan Bia per Musim Tanam per Hektar Usaha Tanaman Padi Sawah menurut Musim (000 rupiah), 2014 Uraian Musim Hujan Musim Kemarau Rata-rata Nilai bia Nilai bia Nilai bia (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Nilai Produksi 16 536,75-17 828,60-17 103,22 - Bia Produksi 13 338,83 100,00 13 892,11 100,00 13 581,44 100,00 1. Bibit/Benih 470,19 3,53 452,54 3,26 462,45 3,41 2. Pupuk 1 281,77 9,61 1 226,23 8,83 1 257,42 9,26 3. Pestisida 273,22 2,05 255,93 1,84 265,64 1,96 4. Jasa Pertanian 6 308,39 47,29 6 577,50 47,35 6 426,39 47,32 5. Sewa Lahan 4 334,12 32,49 4 669,15 33,61 4 481,03 32,99 6. Sewa Alat/Sarana Usaha 247,04 1,85 257,00 1,85 251,41 1,85 7. BBM 70,84 0,53 95,26 0,69 81,55 0,60 8. Lainn 353,26 2,65 358,50 2,58 355,56 2,62 Total bia per musim tanam untuk satu hektar luas panen padi ladang sebesar Rp 10,68 juta. Komponen bia produksi usaha tani padi ladang ng terbesar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, kni mencakup 57,91 persen dari total bia atau sebesar Rp 6,18 juta. Selain itu, bia produksi lain ng juga relatif besar adalah pengeluaraan untuk sewa lahan dan pupuk, kni masing-masing sebesar 16,91 persen (Rp1,81 juta) dan 12,14 persen (Rp 1,30 juta). Gambar 4 Struktur Ongkos Usaha Tanaman Padi Ladang per Hektar, 2014 Sewa Alat/Sarana; 2,88 16,91 BBM ; 0,49 Lainn; 3,41 3,72 Pupuk; 12,14 Pestisida; 2,54 Total Bia: Rp 10,68 juta 57,91 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 75/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014

Jika dilihat menurut musim, bia produksi padi ladang di musim kemarau jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan bia produksi padi ladang di musim hujan. Total bia per musim tanam untuk satu hektar padi ladang di musim kemarau sebesar Rp 11,22 juta, sementara total bia di musim hujan mencapai Rp 10,58 juta. Bia produksi padi ladang antara musim kemarau dan musim hujan tidak jauh berbeda. Pada musim kemarau, bia upah pekerja dan jasa pertanian untuk satu hektar padi ladang mencapai Rp 6,05 juta per musim tanam, sementara pada musim hujan bia upah pekerja dan jasa pertanian untuk satu hektar padi ladang sebesar Rp 6,21 juta per musim tanam. Persentase pengeluaran sewa lahan dan sarana/alat usaha pada musim kemarau lebih besar dari pada musim hujan. Pada musim kemarau persentase bia sewa lahan untuk satu hektar padi ladang sebesar 18,02 persen (Rp 2,02 juta), sedangkan pada musim hujan sebesar 16,68 persen (Rp 1,76 juta) (Tabel 2). Tabel 2 Nilai Produksi dan Bia per Musim Tanam per Hektar Usaha Tanaman Padi Ladang menurut Musim (000 rupiah), 2014 Uraian Musim Hujan Musim Kemarau Rata-rata Nilai bia Nilai bia Nilai bia (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Nilai Produksi 13 476,14 16 041,56 13 887,03 - Bia Produksi 10 575,46 100,00 11 221,17 100,00 10 678,88 100,00 1. Bibit/Benih 393,12 3,72 417,77 3,72 397,07 3,72 2. Pupuk 1 285,10 12,15 1 355,53 12,08 1 296,38 12,14 3. Pestisida 244,62 2,31 412,53 3,68 271,52 2,54 4. Jasa Pertanian 6 209,48 58,72 6 053,84 53,95 6 184,55 57,91 5. Sewa Lahan 1 764,14 16,68 2 021,65 18,02 1 805,39 16,91 6. Sewa Alat/Sarana Usaha 286,91 2,71 413,98 3,69 307,26 2,88 7. BBM 50,36 0,48 65,45 0,58 52,78 0,49 8. Lainn 341,71 3,23 480,43 4,28 363,93 3,41 4. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN JAGUNG Total bia per musim tanam untuk satu hektar luas panen jagung sebesar Rp 12,10 juta. Komponen bia produksi usaha tani jagung ng terbesar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, kni mencapai 41,58 persen dari total bia atau sebesar Rp 5,03 juta. Selain itu, bia produksi lain ng juga relatif besar adalah pengeluaran untuk sewa lahan dan pupuk, kni masingmasing sebesar 33,90 persen (Rp 4,10 juta) dan 11,51 persen (Rp 1,39 juta). Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 75/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014 5

Gambar 5 Struktur Ongkos Usaha Tanaman Jagung per Hektar, 2014 Sewa Alat/Sarana; 0,98 Lainn; 2,79 BBM; 0,77 7,59 Pupuk; 11,51 Pestisida; 0,87 33,90 41,58 Total Bia: Rp 12,10 juta 5. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN KEDELAI Total bia per musim tanam untuk satu hektar luas panen kedelai sebesar Rp 10,63 juta. Komponen bia produksi usaha tanaman kedelai ng terbesar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian, kni mencakup 48,65 persen dari total bia atau sebesar Rp 5,17 juta. Selain itu, bia produksi lain ng juga relatif besar adalah pengeluaraan untuk sewa lahan dan bibit/benih, kni masing-masing sebesar 34,14 persen (Rp 3,63 juta) dan 7,69 persen (Rp 816,93 ribu). Gambar 6 Struktur Ongkos Usaha Tanaman Kedelai per Hektar, 2014 Sewa Alat/Sarana; 0,80 BBM; 0,36 Lainn; 2,26 7,69 Pupuk; 3,86 Pestisida; 2,25 34,14 48,65 Total Bia: Rp 10,63 juta 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 75/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014

6. KONSEP DAN DEFINISI SPD dan SPW 2014 merupakan rangkaian dari kegiatan Sensus Pertanian 2013 (ST2013) ng dirancang untuk menyediakan informasi mengenai bia produksi dan struktur ongkos usaha tani di subsektor tanaman pangan, ng antara lain mencakup informasi bia penggunaan benih, pupuk, pestisida, pekerja, jasa pertanian, dan bia atau pengeluaran lain ng dibutuhkan dalam usaha tanaman padi dan palawija. Selain itu, juga dikumpulkan data pendukung, seperti informasi mengenai penggunaan pupuk dan jenis lahan sawah (irigasi dan non-irigasi) untuk kegiatan usaha tani. Kegiatan SPD 2014 dan SPW 2014 dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2014, di seluruh provinsi. Jumlah sampel di Jawa Tengah sebank 9 120 rumah tangga usaha tanaman padi dan 10 355 rumah tangga usaha tanaman palawija. Pencacahan SPD dan SPW 2014 dilakukan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tanaman pangan. Meskipun demikian, kegiatan usaha tanaman pangan ng dilakukan oleh rumah tangga usaha tanaman pangan ng berada di luar wilah (kecamatan, kabupaten/kota, provinsi) tempat tinggaln tetap dicatat sebagai kegiatan usaha tanaman pangan di tempat tinggal rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha tanaman pangan ng dicakup dalam SPD dan SPW 2014 mengacu pada srat Batas Minimal Usaha (BMU). BMU untuk komoditas padi adalah ng memiliki luas panen seluas 1 700 meter persegi dalam setahun, jagung 1 500 meter persegi, dan kedelai 2 000 meter persegi. Berikut adalah sejumlah konsep dan definisi penting ng digunakan dalam SPD dan SPW 2014. Usaha Tanaman Pangan adalah kegiatan ng menghasilkan produk pertanian berupa komoditas tanaman pangan (padi dan palawija) tanpa memperhatikan apakah hasil produksi tersebut dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga) atau untuk konsumsi sendiri. Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan adalah rumah tangga ng salah satu atau lebih anggota rumah tanggan mengelola usaha komoditas tanaman pangan, baik milik sendiri maupun secara bagi hasil, atau mengelola milik orang lain dengan menerima upah. Ongkos/Bia Produksi adalah total ongkos/bia ng dikeluarkan rumah tangga untuk usaha satu hektar komoditas tanaman pangan per musim tanam. Total ongkos tersebut han mencakup kegiatan produksi hingga kualitas standar (tidak termasuk kegiatan pasca panen) dan sudah memasukan perkiraan sewa lahan milik sendiri/bebas sewa, perkiraan sewa alat/sarana usaha milik sendiri/bebas sewa, perkiraan upah pekerja tidak dibar/keluarga, dan perkiraan bunga kredit modal sendiri/bebas bunga ng dihitung dengan cara imputasi. Nilai Produksi adalah total produksi dalam nominal uang ng dihasilkan rumah tangga dari usaha satu hektar komoditas tanaman pangan per musim tanam. Total produksi tersebut mencakup produksi utama dalam kualitas standar dan produksi ikutan. Kualitas Standar adalah mutu hasil panen komoditas tanaman pangan ng sudah siap diolah untuk dikonsumsi dan/atau dijual. Dalam SPD dan SPW 2014, kualitas standar untuk padi adalah gabah kering panen (GKP), jagung pipilan kering, dan kedelai biji kering. Imputasi dalam SPD dan SPW 2014 merupakan teknik memperkirakan nilai variabel (komponen ongkos/pengeluaran) ng tidak secara riil dikeluarkan, seperti sewa lahan milik sendiri, benih hasil produksi sendiri, dan komponen input lain ng diperoleh bukan dari hasil pembelian (pemberian atau subsidi). Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 75/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014 7