PERHITUNGAN GAYA GESER PADA BANGUNAN BERTINGKAT YANG BERDIRI DI ATAS TANAH MIRING AKIBAT GEMPA DENGAN CARA DINAMIS

dokumen-dokumen yang mirip
PERHITUNGAN INTER STORY DRIFT PADA BANGUNAN TANPA SET-BACK DAN DENGAN SET-BACK AKIBAT GEMPA

STUDI KOMPARASI SIMPANGAN BANGUNAN BAJA BERTINGKAT BANYAK YANG MENGGUNAKAN BRACING-X DAN BRACING-K AKIBAT BEBAN GEMPA

PENGGUNAAN BRACED FRAMES ELEMENT SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA PORTAL BERTINGKAT BANYAK. Reky Stenly Windah ABSTRAK

PERHITUNGAN SIMPANGAN STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT (STUDI KOMPARASI MODEL PEMBALOKAN ARAH RADIAL DAN GRID)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Iswandi Imran (2014) konsep dasar perencanaan struktur

KAJIAN PEMBATASAN WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL TERHADAP STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT.

ANALISIS DINAMIK STRUKTUR GEDUNG DUA TOWER YANG TERHUBUNG OLEH BALOK SKYBRIDGE

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BABI PENDAHULUAN. Perancangan bangunan sipil terutama gedung tingkat tinggi harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aman secara konstruksi maka struktur tersebut haruslah memenuhi persyaratan

Analisis Dinamis Bangunan Bertingkat Banyak Dengan Variasi Persentase Coakan Pada Denah Struktur Bangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI JARAK ANTAR DUA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT YANG BERSEBELAHAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN PENGARUH GEMPA

PRESENTASI TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan (function hall / banquet hall). Ruang pertemuan yang luas dan tidak

PENGARUH PASANGAN DINDING BATA PADA RESPON DINAMIK STRUKTUR GEDUNG AKIBAT BEBAN GEMPA

STUDI PERBANDINGAN DISTRIBUSI GAYA GESER PADA STRUKTUR DINDING GESER AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN BERBAGAI METODE ANALISIS ABSTRAK

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR SEWAKA DHARMA MENGGUNAKAN SRPMK BERDASARKAN SNI 1726:2012 DAN SNI 2847:2013 ( METODE LRFD )

EFISIENSI KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL TAHAN GEMPA WILAYAH 4 DENGAN EFISIENSI BALOK

BAB I PENDAHULUAN. Pada bangunan tinggi tahan gempa umumnya gaya-gaya pada kolom cukup besar untuk

STUDI PENEMPATAN DINDING GESER TERHADAP WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL STRUKTUR GEDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur

Contoh Perhitungan Beban Gempa Statik Ekuivalen pada Bangunan Gedung

STUDI DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA UNTUK BENTANG PANJANG DENGAN PROGRAM KOMPUTER

PERENCANAAN DINDING GESER (SHEAR WALL) PADA PORTAL GEDUNG UTAMA RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TUGAS AKHIR

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

ANALISIS STRUKTUR BETON BERTULANG KOLOM PIPIH PADA GEDUNG BERTINGKAT

APLIKASI METODE RESPON SPEKTRUM DENGAN METODE TEORITIS DENGAN EXCEL DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SOFTWARE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. itu sendiri adalah beban-beban baik secara langsung maupun tidak langsung yang. yang tak terpisahkan dari gedung.

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN VARIASI ORIENTASI SUMBU KOLOM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENEMPATAN DAN POSISI DINDING GESER TERHADAP SIMPANGAN BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT BEBAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (1-7) ISSN:

Perbandingan perencanaan struktur berdasarkan SNI dan SNI 1726:2012 (Studi Kasus : Apartemen Malioboro City Yogyakarta) 1

ABSTRAK. Kata kata kunci : Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, dinding geser, tahan gempa, SNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa. Hal ini dapat dilihat pada berbagai

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

ANALISA SIMPANGAN PADA STRUKTUR GEDUNG 10 LANTAI MENGGUNAKAN SNI DAN RSNI X

PERBANDINGAN ANALISIS STATIK DAN ANALISIS DINAMIK PADA PORTAL BERTINGKAT BANYAK SESUAI SNI

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga tinggi, sehingga perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

PERANCANGAN STRUKTUR TAHAN GEMPA

PERBANDINGAN ANALISIS STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS PSIKOLOGI USM (EMPAT LANTAI GEDUNG T) MENGGUNAKAN SNI GEMPA DENGAN SNI GEMPA

PERHITUNGAN BEBAN GEMPA PADA BANGUNAN GEDUNG BERDASARKAN STANDAR GEMPA INDONESIA YANG BARU 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Berkembangnya kemajuan teknologi bangunan bangunan tinggi disebabkan

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa detik sampai puluhan detik saja, walaupun kadang-kadang dapat terjadi lebih dari

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua

PENGARUH PENEMPATAN CORE WALL DENGAN EKSENTRISITAS TERTENTU TERHADAP TITIK BERAT BANGUNAN PADA BANGUNAN TINGGI DI BAWAH PENGARUH BEBAN GEMPA

DESAIN TAHAN GEMPA BETON BERTULANG PENAHAN MOMEN MENENGAH BERDASARKAN SNI BETON DAN SNI GEMPA

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI

TUGAS AKHIR ANALISIS DINAMIK RAGAM RESPON SPEKTRUM METODE SRSS DAN CQC PADA STUDI KASUS PORTAL 3 DIMENSI

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU MEDAN 2013

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG AMIKOM UNIT IV YOGYAKARTA DI YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KUSUMA MULIA TOWER SOLO MENGGUNAKAN RANGKA BAJA

menggunakan ketebalan 300 mm.

PERILAKU DINAMIS PORTAL BAJA BIDANG BERTINGKAT DENGAN VARIASI BUKAAN TITIK PUNCAK PENGAKU DIAGONAL GANDA K JURNAL. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan analisis statik ekivalen, analisis spektrum respons, dan

Keywords: structural systems, earthquake, frame, shear wall.

BAB III LANDASAN TEORI. Bangunan Gedung SNI pasal

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

ANALISIS KINERJA BANGUNAN GEDUNG BETON BERTULANG DENGAN DENAH BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT STOREY SKRIPSI

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

BAB VI PEMBAHASAN. Komparasi Simpangan Antar Lantai arah x

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Beban-beban dinamik yang merusak struktur bangunan umumnya adalah bebanbeban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

BAB 3 METODE PENELITIAN

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik

PENGARUH KONFIGURASI PENEMPATAN BALOK ANAK TERHADAP PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

Transkripsi:

PERHITUNGAN GAYA GESER PADA BANGUNAN BERTINGKAT YANG BERDIRI DI ATAS TANAH MIRING AKIBAT GEMPA DENGAN CARA DINAMIS Fillino Erwinsyah R.Windah, S.O. Dapas, S.E. Wallah Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi email: FillinoErwinsyah@yahoo.co.id ABSTRAK Pengaruh gempa pada struktur bangunan biasanya dimodelkan dengan terjadinya gaya geser yang bekerja pada dasar bangunan yang disebut sebagai gaya geser dasar (base shear). Besarnya gempa yang bekerja sangat mempengaruhi gaya geser dasar yang terjadi pada struktur bangunan. Apalagi jika struktur bangunan memiliki kekakuan kolom yang besar. Struktur bangunan yang memiliki variasi nilai kekakuan kolom karena bertumpu pada kemiringan tanah tertentu dan berada pada wilayah gempa 5 menurut SNI dengan kondisi tanah lunak dianalisa dengan menggunakan metode spektrum respon untuk mengetahui gaya geser yang terjadi pada struktur bangunan tersebut. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa pada struktur bangunan yang memiliki kekakuan kolom paling besar, biasanya pada saat gempa akan memikul gaya geser yang paling besar. Kata kunci: Gaya geser, kemiringan tanah PENDAHULUAN Keterbatasan lahan, tuntutan artistik (keindahan), kemajuan ilmu teknologi, melahirkan bangunan-bangunan bertingkat. Dalam perencanaan bangunan bertingkat terkadang para arsitektur membentuk suatu struktur yang rumit karena mementingkan segi artistiknya. Hal ini sangat menyulitkan dalam mendisain komponen pembentuk struktur, terutama bila suatu struktur/ bangunan mengalami gempa. Pengaruh gempa sangat besar dan merupakan faktor utama penyebab terjadinya kegagalan pada struktur bangunan terutama lantai dasar. Karena pada dasarnya struktur direncanakan terhadap beban gravitasi. Untuk itu perancangan bangunan sipil harus memenuhi konsep bangunan tahan gempa, yaitu : 1. Bila terjadi gempa ringan, bangunan tetap berdiri dan tidak mengalami kerusakan. 2. Bila terjadi gempa menengah, bangunan tetap berdiri dan hanya mengalami sedikit kerusakan. Dimana kerusakan yang diakibatkan gempa masih dapat diperbaiki. 3. Bila terjadi gempa besar, bangunan boleh mengalami kerusakan namun tidak runtuh secara tiba-tiba. Sehingga saat terjadi gempa, penghuni gedung masih bisa menyelamatkan diri. Bila suatu bangunan bertingkat mengalami gempa, maka bangunan tersebut akan bergerak baik dalam arah vertikal maupun arah horisontal (bolak-balik). Kedua bentuk gerak diatas, yang paling membahayakan (penyebab terjadinya kegagalan pada struktur) adalah gerak horisontal, gerak ini menyebabkan struktur mengalami deformasi horisontal atau simpangan. Besarnya gaya gempa yang bekerja sangat mempengaruhi gaya geser dasar yang terjadi pada struktur bangunan. Apalagi jika struktur bangunan berdiri di atas tanah yang memiliki kemiringan tertentu. Biasanya struktur yang memiliki kolom pendek akan mengalami kegagalan struktur yang paling besar. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah menghitung simpangan, ragam, gaya geser tingkat serta pola distribusinya yang terjadi pada struktur bangunan bertingkat akibat gempa yang berdiri di atas tanah yang memiliki kemiringan. 209

METODE PENELITIAN Penelitian ini dibuat dalam bentuk studi literatur dengan menerapkan beberapa rumus yang ada pada beberapa literatur. Untuk membatasi ruang lingkup masalah, maka dibuat pembatasan-pembatasan maupun asumsi-asumsi dasar yang dapat memudahkan penurunan rumus. Menyederhanakan model struktur yang rumit, serta menunjang pemakaian waktu yang efisien. Disamping itu akan dibuat contoh-contoh penyelesaian secara manual. PROSEDUR PERHITUNGAN Adapun tahapan tahapan perhitungan adalah sebagai berikut : 1. Menentukan berat bangunan tiap lantai (W). 2. Menghitung massa tiap lantai (m). m = 3. Menghitung kekakuan lateral (k). k i = 4. Menyusun massa dan kekakuan lateral dalam bentuk matriks. [M] = ; [K] = 5. Menyelesaikan persamaan Eigen Problem. [K] ω 2 [M] = 0 6. Menghitung frekuensi natural (ω). ω = 7. Mencari nilai normal modes (ϕ ij ) {ϕ} i = 0 8. Menentukan faktor respons gempa (C) dengan menghitung periode getar (T) terlebih dahulu. T = 9. Menghitung partisipasi mode (Γ j ). Γ j = = 10. Menghitung simpangan horisontal kontribusi tiap mode (Y ij ). Y ij = ϕ ij Γ j 11. Menghitung simpangan horisontal tingkat (Y i ). Y i = 12. Menghitung gaya horisontal yang bekerja pada setiap massa akibat kontribusi tiap mode (F ij ). F ij = M i ϕ ij Γ j C j g 13. Menghitung gaya horisontal tingkat (F i ). F i = 14. Menghitung gaya geser mode (V ij ). V ij = 15. Menghitung gaya geser tingkat (V i ). V i = STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini ada 4 variasi dimana setiap variasi akan ditinjau bangunan 10 lantai yang beridri di atas tanah yang memiliki kemiringan 5 0, 10 0, 15 0, kecuali untuk variasi pertama hanya akan ditinjau bangunan 10 lantai yang berdiri di atas tanah datar. Untuk lebih jelasnya adapun data-data struktur lainnya sebagai berikut: Ukuran balok : 40/50 cm Ukuran kolom : 60/60 cm Tebal plat : 12 cm Elastisitas beton : 235000 kg/cm 2 Percepatan gravitasi : 9,81 m/dt 2 Fungsi bangunan : kantor Wilayah gempa : 5 Jenis tanah : tanah lunak 210

Pada penelitian ini yang akan dianalisa adalah bangunan dengan perilaku shear building. Bangunan shear building adalah struktur bangunan dimana lantai-lantai tingkatnya dianggap sangat kaku dibandingkan kolom-kolomnya karena balok-balok portal disatukan secara monolit oleh plat lantai, sehingga simpangan massa dianggap hanya terjadi kearah horisontal saja tanpa adanya puntiran. Dengan anggapan tersebut maka portal seolah-olah menjadi bangunan yang bergoyang akibat gaya lintang saja (lentur balok dianggap tidak ada) atau bangunan yang pola goyangannya didominasi oleh geser (shear mode). Dengan perilaku shear building, maka pada setiap tingkat hanya akan mempunyai satu derajat kebebasan. Jadi pada portal bangunan yang mempunyai n-tingkat berarti akan mempunyai n-derajat kebebasan. Pada penelitian ini bangunan yang berdiri di atas tanah miring memiliki kolom pendek dimana saat terjadinya gempa bumi, bangunan yang memiliki kolom pendek akan mengalami kerusakan parah dibandingkan kolom panjang. Hal ini terjadi karena saat terjadinya gempa bumi kolom pendek yang lebih kaku dibandingkan dengan kolom panjang memikul kekuatan gempa yang lebih besar. Jika kolom pendek tidak dirancang untuk memikul kekuatan gempa tersebut, maka kolom pendek akan mengalami kerusakan yang signifikan selama terjadinya gempa bumi. Kerusakan pada kolom ini biasanya disebut dengan kegagalan geser. Berikut adalah gambar dan hasil analisa pola distribusi gaya geser pada kolom dasar untuk masing-masing variasi. Hasil perhitungan pada Gambar 1 kolom 1, 2, dan 3 sama besar yaitu sebesar 33,33 %, 33,33 %, 33,33 % dari gaya geser yang terjadi pada tingkat tersebut. Gambar 2. Struktur bangunan variasi kedua dengan kemiringan tanah 5 Hasil perhitungan pada Gambar 2 23,33 %, 31,79 %, 44,85 % dari gaya geser Gambar 3. Struktur bangunan variasi kedua dengan kemiringan tanah 10 Gambar 1. Struktur bangunan untuk variasi pertama Hasil perhitungan pada Gambar 3 211

13,51 %, 25,96 %, 60,52 % dari gaya geser Gambar 6. Struktur bangunan variasi ketiga dengan kemiringan tanah 10 Gambar 4. Struktur bangunan variasi kedua dengan kemiringan tanah 15 Hasil perhitungan pada Gambar 4 5,26 %, 15,19 %, 79,54 % dari gaya geser yang terjadi pada tingkat tersebut. Hasil perhitungan pada Gambar 6 16,69 %, 28,52 %, 54,79 % dari gaya geser Gambar 5. Struktur bangunan variasi ketiga dengan kemiringan tanah 5 Hasil perhitungan pada Gambar 5 24,24 %, 32,07 %, 43,68 % dari gaya geser Gambar 7 - Struktur bangunan variasi ketiga dengan kemiringan tanah 15 Hasil perhitungan pada Gambar 7 10,52 %, 23,01 %, 66,36 % dari gaya geser 212

Gambar 8 - Struktur bangunan variasi keempat dengan kemiringan tanah 5 Hasil perhitungan pada Gambar 8 36,57 %, 26,86 %, 36,57 % dari gaya geser Gambar 10 - Struktur bangunan variasi keempat dengan kemiringan tanah 15 Hasil perhitungan pada Gambar 10 42,62 %, 14,76 %, 42,62 % dari gaya geser KESIMPULAN Gambar 9 - Struktur bangunan variasi keempat dengan kemiringan tanah 10 Hasil perhitungan pada Gambar 9 39,67 %, 20,65 %, 39,67 % dari gaya geser Dari hasil analisa diperoleh bahwa pada struktur bangunan untuk variasi pertama, maka pola distribusi gaya geser pada tingkat dasar untuk masing-masing kolom 1, 2, dan 3 sebesar 33,33 %, 33,33 %, 33,33 %. Pada struktur bangunan untuk variasi kedua, maka pola distribusi gaya geser pada tingkat dasar untuk masing-masing kolom 1, 2, dan 3 adalah sebesar 23,35 %, 31,79 %, 44,85 % untuk kemiringan tanah 5 0 ; 13,51 %, 25,56 %, 60,52 % untuk kemiringan tanah 10 0 ; 5,26 %, 15,19 %, 79,54 % untuk kemiringan tanah 15 0. Pada struktur bangunan untuk variasi ketiga maka pola distribusi gaya geser pada tingkat dasar untuk masing-masing kolom 1, 2, dan 3 adalah sebesar 24,24 %, 32,07 %, 43,68 % untuk kemiringan tanah 5 0 ; 16,69 %, 28,52 %, 54,79 % untuk kemiringan tanah 10 0 ; 10,52 %, 23,01 %, 66,36 % untuk kemiringan tanah 15 0. Pada struktur bangunan untuk variasi keempat maka pola distribusi gaya geser pada tingkat dasar untuk masing-masing 213

kolom 1,2, dan 3 adalah sebesar 36,57 %, 26,86 %, 36,57 % untuk kemiringan tanah 5 0 ; 39,67 %, 20,65 %, 39,67 % untuk kemiringan tanah 10 0 ; 42,62 %, 14,76 %, 42,62 % untuk kemiringan 15 0. Struktur bangunan yang memiliki kekakuan kolom paling besar, biasanya pada saat gempa akan memikul gaya geser paling besar. SARAN 1. Sebaiknya dalam perencanaan struktur bangunan bertingkat, kekakuan tiap-tiap kolom dibuat sama/seragam agar gaya geser terdistribusi secara merata pada masing-masing kolom. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat ukuran penampang dan panjang antar kolom sama. 2. Untuk variasi kedua dan ketiga agar gaya geser terdistribusi secara merata pada masing-masing kolom dapat dilakukan dengan cara membuat ukuran penampang kolom 2 lebih besar daripada ukuran penampang kolom 3, kemudian ukuran penampang kolom 1 lebih besar dari pada ukuran penampang kolom 2, sehingga kekakuan dari ketiga kolom tersebut seragam/sama. Kecuali untuk variasi keempat ukuran penampang kolom 2 dibuat lebih besar dari kolom 1 dan kolom 3. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2002. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Benjamin Lumantara, 1999. Pengantar Analisa Dinamis dan Gempa. Andi Offset, Jakarta. Chopra AK, 1995. Dynamics of Structures, Theory and Applications to Earthquake Enginering. Prentice Hall International, Inc. Kiyoshi Muto, 1973. Analisa Perencanaan Gedung Tahan Gempa, Erlangga, Jakarta. 214