Next Generation Network (NGN) Pertemuan XIII Konsep Next Generation Network (NGN) merepresentasikan sintesis dari dua teknologi besar yang telah berkembang sebelumnya itu, yaitu teknologi Public Switched Telephone Network (PSTN) dan teknologi Internet. Berbagai teknologi jaringan yang telah diciptakan selama lebih dari 10 tahun ini memuat elemen-elemen penting penyusun teknologi NGN. Migrasi dan konvergensi dari teknologi-teknologi yang ada tersebut tentunya berujung pada satu teknologi baru yang diharapkan dapat menghantarkan berbagai informasi (data, suara, gambar dan bahkan video) secara efisien, scalable, memungkinkan diferensiasi dalam satu sistem, serta mampu diakses secara mobile, yaitu NGN. Next Generation Network (NGN) adalah teknologi telekomunikasi masa datang yang sebetulnya sudah mulai di dengungkan sejak tahun 2000-an awal. Para pembuat peralatan telekomunikasi besar seperti Siemens, Ericsson, Nortel, Bell dll, telah berjasa membangun teknologi telekomunikasi dunia sampai teknologi terakhir yang sedang marak yaitu 3G. Bagi yang pernah merasakan 3G di Indonesia, maka kecepatan rata-rata-nya sekitar 500Kbps kecuali jika anda cukup dekat dengan Base Station atau peralatan HSDPA mungkin bisa 2Mbps atau lebih.
Teknologi Next Genera0on Network (NGN) merupakan teknologi yang berbeda dengan teknologi 3G maupun turunannya. Teknologi NGN ini merupakan teknologi yang berbasis Internet. Pada masa lalu, kita lebih mengenal teknologi NGN sebagai VoIP atau Internet Telepon. Memang baru belakangan ini kemampuan untuk membuat jasa selular bisa berjalan di jaringan NGN dengan mulai di implementasikan nya standard IEEE 802.16e yang di approved 7 Desember 2005 yang lalu. Next genera*on networks (NGN) mengubah pendekatan satu jaringan, satu layanan menjadi pengiriman berbagai layanan melalui satu jaringan. Didasarkan pada sistem internet protocol (IP), NGN dibangun pada pengembangan jaringan broadband, Voice over IP (VoIP), konvergensi fixed mobile dan IP televisi (IPTV). Jaringan generasi baru ini menggunakan sejumlah teknologi seper0 nirkabel dan mobile, serat dan kabel, atau dengan pembaharuan jalur tembaga yang ada. Negara yang telah mengadopsi teknologi ini adalah negara negara maju. Negara berkembang dapat mengadopsi teknologi NGN ini dengan menggunakan akses broadband nirkabel sehingga membuat pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dapat menghilangkan hambatan untuk berinovasi dan berinvestasi.
Next Generation Network (NGN) dirancang untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur infokom abad ke 21. NGN harus mampu mengelola dan membawa berbagai macam trafik sesuai kebutuhan customer yang terus berkembang. Konsep NGN yang lengkap meliputi juga teknologi yang tak mungkin diabaikan, yaitu teknologi wireless, baik untuk perangkat diam, bergerak lambat, maupun bergerak cepat, dengan berbagai rate data yang dibutuhkan. Pada mulanya, Internet diciptakan sebagai jaringan data paket yang tangguh menghadapi hambatan fisik. Skalabilitas Internet mengakibatkan jaringan ini murah dan layak digelar baik dalam skala kecil maupun skala besar. Berbagai aplikasi pun digelar di atas Internet: transfer file, e-mail, web, instant messaging, hingga aplikasi real time seperti telefon, video-on-demand, dan konferensi video. Dengan Internet, aplikasi-aplikasi itu dapat diinstal lebih murah daripada sebelumnya.
Telefoni Internet, atau diistilahkan dengan VoIP, adalah salah satu aplikasi paling krusial di Internet, karena telefon adalah komunikasi non paket dengan trafik terbesar yang bermigrasi ke Internet. Ada berbagai konfigurasi VoIP yang dimungkinkan. Gambar berikut menggambarkan salah satu alternatif implementasi VoIP. Terminal VoIP dapat berupa komputer dengan kemampuan multimedia, atau komputer yang dihubungkan dengan pesawat telepon, atau pesawat telepon dengan kemampuan VoIP. Walaupun terpisah, tentu saja data media harus mengikuti arahan dari sinyal yang berkaitan. Untuk itu diperlukan kaitan antara media dan sinyal. Data media diatur pada gateway-gateway media (media gateways), dengan pengaturan yang disebut Media Gateways Control.
TREND TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI NGN disusun dalam blok-blok kerja yang terbuka, dan bersifat open sistem manajemen. Setiap blok memiliki pengembangan yang terbuka lebar, namun harus selalu dapat dikomunikasikan dengan pengembangan blok-blok lainnya untuk mendukung evolusi network secara bersama-sama. Teknologi komputer dan telekomunikasi berkembang terus dengan penemuan dan inovasi baru. Kecepatan prosesor komputer makin naik dan bandwidth jaringan makin tinggi. Di sisi lain, aplikasi semakin membutuhkan komputasi dan bandwidth yang semakin tinggi juga. Masih teringat oleh kita ketika akses Internet hanya dapat dilakukan dengan menggunakan modem 1200 bps. Aplikasi yang dapat dijalankan di atasnya pun terbatas, yaitu paling-paling aplikasi yang berbasis teks. Setelah modem mencapai 9600 bps dan makin terus meningkat, maka aplikasi yang menggunakan jaringan ini mulai dapat menampilkan gambar statik. Saat ini tidak aneh jika sebuah situs web menampilkan animasi dengan menggunakan Flash yang membutuhkan bandwidth yang besar.
1. HIGH-BANDWIDTH APPLICATIONS Aplikasi yang membutuhkan pita yang lebar (high-bandwidth applications) biasanya terkait dengan data dalam bentuk suara (audio) dan gambar bergerak (video). Aplikasi yang membutuhkan data seperti ini misalnya adalah video conferencing dan distance learning. Untuk di Indonesia, sayangnya, aplikasi yang akan menarik pengguna adalah aplikasi yang berhubungan dengan hiburan (entertainment). Download lagu MP3 secara resmi merupakan aplikasi yang langsung bisa diluncurkan di atas jaringan dengan kapasitas tinggi ini. Bagaimana mengubah layanan entertainment menjadi edutainment? Diharapkan lebih banyak aplikasi yang bersifat pendidikan. Berbagai kuliah di luar negeri telah tersedia dalam bentuk video yang dapat dilihat secara on-line (streaming). Sebagai contoh, kita dapat mengikuti kuliah Computer Systems Colloqium dari Stanford University di Amerika yang berisi presentasi berbagai pakar di bidang komputer dari situs kuliahnya di http://www.stanford.edu/class/ee380/ Bayangkan, kita tidak perlu terbang ke Amerika untuk mengikuti kuliah. Kuliah ditampilkan dalam bentuk koleksi video. Sayangnya kita tidak dapat mengikuti pelajaran ini jika akses ke Internet kita termasuk kategori lambat.
2. HARGA BANDWIDTH YANG MASIH MAHAL Sayangnya harga bandwidth di Indonesia masih termasuk mahal. Sebagai perbandingan, untuk uang yang dapat dipakai membeli bandwidth 45 MBs di Indonesia akan dapat membeli bandwidth sebesar 150 MBs di Vietnam dan bahkan 1 GBs di Cina! Ini sebuah pukulan telak kepada Indonesia. Mudah-mudahan dengan semakin banyak penyedia layanan NAP (Network Application Protocol) maupun pengelola NGN di Indonesia, semakin murah pula harga bandwidth di Indonesia sehingga makin banyak inovasi aplikasi dan bisnis.
3. INOVASI LAYANAN NAP (NETWORK APPLICATION PROTOCOL) Kerjasama antara penyedia layanan NAP dan penyedia isi (content) yang bersifat multimedia mungkin merupakan salah satu inovasi yang harus dicoba. Keberadaan jalan raya akan terasa manfaatnya jika terdapat layanan seputar jalan raya tersebut, seperti mall, toko, pasar, SPBU, restoran, dan layanan lainnya. Dengan menggunakan analogi yang sama, keberadaan bandwidth yang lebar (melalui layanan NAP) tidak akan terasa manfaatnya tanpa ada aplikasi yang menggunakannya. Untuk itu perlu dicari killer application yang membutuhkan bandwidth lebar ini. Saat ini content lokal Indonesia masih sangat sedikit. Belum ada situs web yang menyediakan isi untuk anak-anak SMA, SMP, dan SD. Seperti dicontohkan sebelumnya, belum ada kuliah di Indonesia yang menyediakan content-nya dalam bentuk video yang dapat diakses oleh orang banyak. Ketiadaan ini tentunya bisa menjadi peluang.
4. ICT GOVERNANCE Dalam Visi Dewan TIK Nasional, disebutkan bahwa Indonesia menjadi masyarakat berbasis pengetahuan pada tahun 2025, dengan menciptakan Pembangunan Melalui TIK/ICT yang terdiri dari penguatan basis TIK (sebagai instrumen pembangunan), pendidikan dan HKI. Adapun manfaat dari ICT Governance di Indonesia adalah : 1. Mendukung perbaikan keamanan dan mempercepat perkembangan kesejahteraan sosial dan ekonomi 2. Mengatasi berbagai kesenjangan antara pusat dan daerah dalam mendukung suatu sistem yang lebih adil dan makmur 3. Meningkatkan akses informasi dan pengetahuan 4. Meningkatkan kemampuan SDM (human capacity building) 5. Mendukung proses demokrasi dan transparansi birokrasi 6. Membentuk masyarakat informasi (knowledge-society building)