Oleh : Dr. drg. Tita R Utari, Sp. Ort

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN TULANG SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

BAB I PENDAHULUAN. atau bergantian (Hamilah, 2004). Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan

Proses Penyembuhan Fraktur (Regenerasi Tulang)

Jaringan Rawan dan Tulang. Struktur Hewan

BAHAN AJAR Pertemuan ke 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN AJAR Pertemuan ke 6

Pergerakan Gigi Dalam Bidang Ortodonsia Dengan Alat Cekat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Setiap individu terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen yang. 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi

Tulang Rawan. Struktur Dasar, Tipe dan Lokasi

RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester) ASUHAN KEPERAWATAN ORTODONSIA I Semester V/ 1 SKS (1-0)/KKG 5313

EMBRIOLOGI MUSKULOSKELETAL

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Soetjiningsih (1995)

Gambar 1. Anatomi Palatum 12

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang merupakan suatu jaringan ikat tubuh terkalsifikasi yang terdiri dari

JARINGAN IKAT KHUSUS. Tulang Rawan dan Tulang

BAB VI PEMBAHASAN. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kadar NO serum awal penelitian dari

PANJANG MAKSILA DAN MANDIBULA PADA ANAK USIA TAHUN (KAJIAN SEFALOMETRI LATERAL) Marianti Enikawati, Hendrarlin Soenawan, Margaretha Suharsini

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Usia tulang merupakan indikator utama untuk menilai maturitas tulang

BAB 2 ANATOMI SEPERTIGA TENGAH WAJAH. berhubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya. 7

BAB II CELAH PALATUM KOMPLET BILATERAL. Kelainan kongenital berupa celah palatum telah diketahui sejak lama. Pada

BAHAN AJAR Pertemuan ke 12

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sejak intra uterin dan terus berlangsung sampai dewasa. Pertumbuhan berlangsung

BAB 1 PENDAHULUAN. Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan fungsi gen pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN AJAR Pertemuan ke 13

SISTEM GERAK Tanpamu, AKU bagaikan PATUNG

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

TULANG Alat gerak pasif pada manusia adalah tulang. Tulang adalah bahan yang hidup dan tumbuh. Tulang mempunyai kerangka protein. Kalsium memperkuat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menembus gingiva sampai akhirnya mencapai dataran oklusal. 5-7 Pada manusia

I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah. Secara umum bentuk wajah (facial) dipengaruhi oleh bentuk kepala, jenis kelamin

ANATOMI SISTEM MUSKULOSKELETAL R E J O 2014

BAB I. Pendahuluan. A. Latar belakang. waktu yang diharapkan (Hupp dkk., 2008). Molar ketiga merupakan gigi terakhir

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuna wicara adalah suatu kelainan baik dalam pengucapan (artikulasi)

OSTEOSARCOMA PADA RAHANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. ini adalah dengan cara mengumpulkan massa tulang secara maksimal selama masa

BAB 2 PENGERTIAN, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA OSTEOSARKOMA. Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang mempunyai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dalam tulang rahang melalui beberapa tahap berturut-turut hingga

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang ideal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan baik secara estetik

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Minat dan kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut semakin

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

SISTEM GERAK PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehilangan gigi geligi disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan

BAB II LANDASAN TEORI. Masa pubertas adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. STMIK AKAKOM Yogyakarta membuat aplikasi yang berjudul Aplikasi

Standar Kompetensi 1 Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.

KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 15. SISTEM GERAK MANUSIALatihan Soal 15.1

BAB 2 OSTEOMIELITIS KRONIS PADA RAHANG. infeksi yang terjadi dapat disebabkan oleh infeksi odontogenik. Osteomielitis dibagi

BAB III PREVENTIF ORTHODONTIK

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus cedera di Indonesia dapat dilihat melalui data morbiditas dan

BAHAN AJAR Pertemuan ke 11

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung maupun tidak langsung pada pasien. 1. indeks kepala dan indeks wajah. Indeks kepala mengklasifikasian bentuk kepala

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MEKANISME ERUPSI DAN RESORPSI GIGI

BAHAN AJAR HISTOLOGI TULANG DAN TULANG RAWAN BLOK BIOMEDIK 1

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem mastikasi merupakan unit fungsional dalam pengunyahan yang mempunyai

Universitas Gadjah Mada 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam melakukan perawatan tidak hanya terfokus pada susunan gigi dan rahang saja

Sistem Skeleton. 2. Persendian Antar Tulang. 1. Proses Pembentukan Tulang. 3. Gangguan Kesehatan Pada Tulang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ortodonsia menurut American Association of Orthodontists adalah bagian

Laporan Pendahuluan METASTATIC BONE DISEASE PADA VERTEBRAE Annisa Rahmawati Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Pendahuluan. Sel jaringan organ sistem organ orgnisme. jaringan epitel, otot, jaringan penunjang, serta jaringan saraf

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Lengkung gigi terdiri dari superior dan inferior dimana masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN. gigi dalam melakukan diagnosa dan perencanaan perawatan gigi anak. (4,6,7) Tahap

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I.PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Nesturkh (1982) mengemukakan, manusia di dunia dibagi menjadi

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

ANALISIS MORFOLOGI MANDIBULA MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SUB-RAS DEUTRO MELAYU USIA TAHUN DITINJAU DARI RADIOGRAFI SEFALOMETRI

NEOPLASMA TULANG. Neoplasma : Berasal dari Tulang : Jinak : Osteoma, Osteoid osteoma, osteoblastoma

umumnya, termasuk kesehatan gigi dan mulut, mengakibatkan meningkatnya jumlah anak-anak

CROSSBITE ANTERIOR DAN CROSSBITE POSTERIOR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Sumber Daya Genetik Ternak dari Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh,

BAB I PENDAHULUAN. kejadian yang penting dalam perkembangan anak (Poureslami, et al., 2015).

Tepi tulang berada lebih apikal pada akar, yang membentuk sudut lancip terhadap tulang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Penuntun praktikum histologi cell and genetics

ANALISIS DERAJAT KRISTALINITAS, UKURAN KRISTAL DAN BENTUK PARTIKEL MINERAL TULANG MANUSIA BERDASARKAN VARIASI UMUR DAN JENIS TULANG MELLY NURMAWATI

BAB I. PENDAHULUAN. berhentinya siklus menstruasi disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. prognosis dan rencana perawatan khususnya pasien dengan pertumbuhan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PERTUMBUHAN TULANG PADA ANAK (Postnatal) 3 Februari 2016 Oleh : Dr. drg. Tita R Utari, Sp. Ort

Jam 08-15

Jl. Tapak Dara CT X no 3 (Belakang Percetakan Kanisius, Deresan, Gejayan) Telp : 0274 562491 Hp : 08122970687 Jam 16-21 DR. drg. Tita Ratya Utari Sp.Ort

Pre-treatment Treatment

SETELAH KELAHIRAN Tumbuh (Growth) Berkembang (Development)

Pertumbuhan Perkembangan Todd mendefinisikan pertumbuhan sebagai pertambahan ukuran. Anatomis. Kuantitatif dan unit dari pertumbuhan adalah inchi/tahun atau gram/hari. Menyoroti dimensi normal yang berubah selama periode tertentu. Pertumbuhan menyebabkan perubahan dalam bentuk atau proporsi, penambahan atau pengurangan ukuran, perubahan teksture dan kompleksitas. Didefinisikan sebagai progres menuju kematangan. Fisiologis dan Tingkah laku. Meliputi pertumbuhan + diferensiasi + translokasi. Terdiri dari proses yang berurutan dari fertilisasi sampai kematian. Meliputi semua perubahan dalam kehidupan dari asal usul sebagai sel tunggal sampai mati. (Premkumar. Prep Manual for Undergraduates:Orthodontics)

Pertumbuhan rata rata: Lahir s.d Dewasa Kepala tumbuh lebih lambat dari tubuh. Cranium tumbuh lebih lambat dari wajah. Pertumbuhan cranium cepat 1 tahun, melambat hingga mencapai 90% dari ukuran final 7 tahun. Pertumbuhan wajah mengikuti kurva pertumbuhan Laju pertumbuhan cepat pada periode awal berkurang pada masa prepuberal. Percepatan masa Puberal periode akhir melambat maturity. (Foster, T.D., 1990. A Textbook of Orthodontics)

Perhatikan ukuran besar kepala dibandingkan dengan ukuran seluruh tubuh saat lahir (Handbook of ORTHODONTICS, Cobourne&DiBiase) Pada bayi baru lahir besar kepala merupakan 1/4 panjang badan, sedangkan anggota gerak kira-kira 1/4 panjang badan. Besar kepala orang dewasa hanya 1/8 panjang badannya dan anggota geraknya 1/2 panjang badannya.

Pertumbuhan dan Perkembangan Tulang Pada awal perkembangan janin manusia, kerangka seluruhnya terbuat dari tulang rawan. Tulang rawan yang relatif lunak secara bertahap berubah menjadi tulang keras melalui osifikasi. proses di mana deposit mineral menggantikan tulang rawan.

Setelah lahir, tulang bayi akan mengalami proses osifikasi, yaitu proses pengerasan tulang,

Proses osifikasi terjadi dalam beberapa tahap: (a) kartilago (b) ban periosteum terbentuk, (c) perkembangan pusat osifikasi primer, (d) masuknya pembuluh darah, (e) rongga sumsum tulang terbentuk, (f) penipisan dan pemanjangan ban, (g) pembentukan pusat osifikasi sekunder, (h) sisa kartilago sebagai lempeng epifisis, (i) pembentukan batas epifisis.

Manusia memiliki rangka tubuh ketika dalam tahap perkembangan embrio. Rangka tubuh dalam masa embrio masih berupa tulang rawan (kartilago). Kartilago dibentuk oleh sel-sel mesenkim. Di dalam kartilago tersebut akan diisi oleh osteoblas. Osteoblas merupakan sel-sel pembentuk tulang keras.

Pertumbuhan kartilago terjadi didasar cranium dan septum nasalis berlangsung hingga usia 12-16 tahun. (Foster, T.D., 1990. A Textbook of Orthodontics)

Kartilago Primer Derivat dari kartilago primordial. Pada kartilago primer Condroblast terpisah dan mensintesis matriks interseluler. Kartilago Sekunder Terbentuk di membran tulang. Tidak terdapat matriks interseluler. Chondroblat yang terpisah tersebut di kelilingi oeh matriks kartilago. Tidak dikelilingi oleh matriks kartilago. Sel tersusun dengan model berkolom-kolom. Setelah dikelilingi oleh matriks kartilago, tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan lokal (seperti kartilago epiphiseal, syncondrosis) Pertumbuhannya intersisial. Sehingga disebut pertumbuhan 3Dimensi. Susunan sel tidak beraturan. Di pengaruhi oleh faktor luar yang akan menstimulasi pertumbuhan kartilago (seperti, kartilago kondilus) Pertumbuhan peripher (tidak pokok). Dianggap sebagai pemacu pertumbuhan. Berkontribusi hanya untuk pertumbuhan adaptif regional. (Premkumar. Prep Manual for Undergraduates:Orthodontics)

Osifikasi a) Osifikasi intra membrane Proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim menjadi jaringan tulang, contohnya pada proses pembentukan tulang pipih. Mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm, yang kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak berasal langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi intrammebrane. Osifikasi intramembranosa disebut juga penulangan yang terjadi secara langsung dan tidak akan terulang lagi untuk selamanya. Proses ini terjadi pada tulang pipih, misalnya tulang tengkorak.

b) Osifikasi endokondral Proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel-sel mesenkim berdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago (jaringan rawan) lalu berubah menjadi jaringan tulang, misal proses pembentukan tulang panjang, ruas tulang belakang, dan pelvis. Proses osifikasi ini bertanggungjawab pada pembentukan sebagian besar tulang manusia. Pada proses ini sel-sel tulang (osteoblas) aktif membelah dan muncul di bagian tengah dari tulang rawan yang disbeut center osifikasi. Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang dewasa ini tertanam dengan kuat pada mtariks tulang. Osifikasi intrakartilagenosa adalah osifikasi yang menyebabkan tulang bertambah panjang. Proses ini terjadi pada tulang pipa.

Tahapan proses osifikasi pada tulang pipa : 1.Penulangan diawali dari tulang rawan yang banyak mengandung osteoblas. Bagian yang paling banyak mengandung osteoblas adalah epifisis dan diafisis. 2.Terjadi perkembangan pusat osifikasi secara langsung (osifikasi primer) yang disertai dengan perluasan bone collar. 3.Pada bagian sentral tulang terjadi perombakan sel-sel tulang sehingga pembuluh darah mulai masuk dan terbentuk rongga sumsum tulang. 4.Pembentukan pusat osifikasi sekunder muncul pada setiap epifisis. Osifikasi sekunder ini menyebabkan pemanjangan tulang.

Tulang yang menyusun rangka manusia berjumlah kurang lebih 206 buah. Di sisi lain terdapat sel osteoklas yang berfungsi mengukir tulang dan mengubah bentuk sesuai dengan tingkat pertumbuhannya.

Pertumbuhan Sutura (Foster, T.D., 1990. A Textbook of Orthodontics) Sangat penting di tahun pertama pertumbuhan, saat tulang cranial tumbuh membesar. Terjadi karena terbentuknya osteoblast dan pertumbuhan periosteal yang sama, perbedaannya adalah proses apostosis yang terjadi di tepi tulang. Gambaran histologi diatas menunjukkan ilustrasi skema suture yang berbeda, sel osteoblas, lapisan fibrosa, dan zona tengah (yang mengandung beberapa pembuluh darah yang menghubungkan lapisan fibrosa dengan bagian lainnya). (Sridhar Premkumar, 2011. Textbook of Craniofacial Growth)

Cranium periode penting yang berlangsung sampai usia 6 atau 7 tahun Cranium saat lahir (Foster, T.D., 1990. A Textbook of Orthodontics)

(Foster, T.D., 1990. A Textbook of Orthodontics)

Cranium dan Rahang saat Lahir tulang dari komponen yang terpisah tulang terpisah dari tulang tetangga Fontanelles pada sudut tulang parietal Sphenoid Occipitalis Frontalis Temporalis Mandibula Antero-lateral (2) Postero-lateral (2) Posterior Anterior Hidung intra-facial Tulang Wajah Maxillary antrum kecil Perkembangan kecil dari prose alveolar dan gigi (Foster, T.D., 1990. A Textbook of Orthodontics) Rahang kecil

Pertumbuhan Periosteal dan endosteal Pada periode ini seluruh dimensi kepala membesar bone remodelling Periosteum mengontrol resorpsi dan deposisi tulang selama proses maturity. Arah pertumbuhan periosteal hanya berlangsung pada satu sisi saja, dan pertumbuhan tulang (deposisi) hanya terjadi di permukaan saja. (Sridhar Premkumar, 2011. Textbook of Craniofacial Growth) Facial penting di seluruh masa pertumbuhan, bertanggungjawab terhadap perkembangan dari proses alveolar rahang, seiring dengan periode erupsi gigi. (Foster, T.D., 1990. A Textbook of Orthodontics)

Tulang kita tidak serta merta langsung menjadi keras dan kokoh seperti sekarang ini, namun diiringi dengan proses selama kita mengalami masa pertumbuhan. Proses tersebut pulalah yang membuat kita semakin bertambah tinggi seiring laju pertambahan umur kita sampai pada masanya pertumbuhan tersebut akan berhenti.

Konsep Pertumbuhan 1. Konsep Normalitas mengacu pada hal normal yang diharapkan 2. Ritme Pertumbuhan berdasarkan Hooton, pertumbuhan manusia bukan merupakan proses yang steady dan seragam, terdapat ritme yang terjadi selama pertumbuhan berlangsung. 3. Lonjakan Pertumbuhan pertumbuhan tidak terjadi secara bersamaan pada satu waktu, ada periode dimana terjadi akselerasi secara tiba tiba pada masa pertumbuhan. Waktu waktu lonjakan pertumbuhan : 1. Sesaat sebelum lahir 2. Satu tahun setelah lahir 3. Lonjakan pertumbuhan gigi campuran Laki laki : 8 11 tahun Perempuan : 7 9 tahun 4. Pre-pubertas Laki laki : 14 16 tahun Perempuan : 11 13 tahun (Orthodontics:The Art and Science by S.I Bhalajhi)

Diferensiasi pertumbuhan Tubuh manusia tumbuh pada laju yang berbeda. Organ yang berbeda tumbuh dengan laju yang berbeda, pada ukuran dan waktu yang berbeda. Scammon's Growth Curves (https://www.studyblue.com)

Mekanisme Pertumbuhan Tulang Bone Remodeling, resorbsi dan deposisi tulang Kortikal drift, resorpsi dan deposisi tulang kedua proses ini saling mempengaruhi dan menghasilkan gerakan tumbuh kearah permukaan Perpindahan/pergerakan: Primer jika tulang berpindah /bergerak sebagai hasil dari pertumbuhan tulang itu sendiri Sekunder jika tulang berpindah /bergerak karena pertumbuhan dan perbesaran dari tulang sekitar (Orthodontics:The Art and Science by S.I Bhalajhi)

Teori Pertumbuhan Teori Genetik Teori Sutura Teori Kartilagenus Konsep Matriks Fungsional Teori Limborgh (Premkumar. Prep Manual for Undergraduates:Orthodontics)

Teori Genetik Dikemukakan oleh Brodie 1941 pola konfigurasi fasial dikontrol secara ketat oleh faktor genetik Gen memegang peranan penting dalam kontrol pertumbuhan Teori ini lebih ke asumsi dan belum bisa di buktikan Gen hanya mendeterminasi fitur tertentu tetapi tidak mempengaruhi pertumbuhan secara keseluruhan (Premkumar. Prep Manual for Undergraduates:Orthodontics)

Teori Sutural/Sicher s Hypothesis Pertumbuhan wajah sangat dipengaruhi oleh Intrinsic genetic factor. Peristiwa utama dalam pertumbuhan sutura ini adalah Proliferasi dari sel mesenkim jaringan conectivus diantara 2 tulang, menyebabkan aposisi tulang membentuk celah pada batas kedua tulang tersebut. Pertumbuhan dalam sutura yang terikat pada kompleks maksilaris menuju ke cranium mendorong midface bergerak ke bawah. (Premkumar. Prep Manual for Undergraduates:Orthodontics)

Teori Kartilago/Scott s Hypothesis Intrinsic genetic factor terdapat pada Kartilago dan Periosteum. Pertumbuhan Sutura merupakan pertumbuhan sekunder dan tergantung pada pengaruh extrasutural. Bagian cranium yang berkartilago bertanggungjawab pada pertumbuhan cranium. Septum nasal berkontribusi pada pertumbuhan maksila. Kondilus menentukan pertumbuhan mandibula. (Premkumar. Prep Manual for Undergraduates:Orthodontics)

Konsep Matriks Fungsional/Teori Moss Ukuran dan bentuk, formasi jaringan skeletal tidak dipengaruhi oleh genetik secara langsung, tetapi di inisiasi oleh proses osifikasi. Semua aktifitas genetik skeletal tergantung pada matrik fungsional embrionik. (Premkumar. Prep Manual for Undergraduates:Orthodontics)

Teori Limborgh Pertumbuhan Chondrocranial di kontrol oleh faktor genetik intrinsik Bagian kecil Pertumbuhan Desmocranial di kontrol oleh faktor genetik intrinsik Bagian kartilago dari cranium merupakan pusat pertumbuhan Pertumbuhan sutural dikontrol oleh kartilago cranium dan struktur cranium lain yang ada di sekitarnya Pertumbuhan periosteal bergantung pada pertumbuhan struktur yang ada disekitarnya Pertumbuhan sutural dan periosteal diatur oleh pengaruh non-genetik lingkungan lokal (Premkumar. Prep Manual for Undergraduates:Orthodontics)

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan (Orthodontics:The Art and Science by S.I Bhalajhi) Hereditas faktor genetik Nutrisi malnutrisi bisa berakibat buruk bagi pertumbuhan. Riwayat penyakit penyakit berkepanjangan yang terjadi pada masa kanak kanak bisa mempengaruhi masa pertumbuhan. Ras pengaruh lingkungan dan kebiasaan makan yang berbeda Faktor Sosio-Ekonomi tingkat kesejahteraan hidup baik, anak anak tumbuh lebih sehat dengan ukuran tubuh lebih besar

Riwayat ukuran tubuh keluarga Efek iklim dan musim variasi musim berefek pada konten jaringan adiposa dan berat lahir. Psikologi lingkungan dengan tingkat stress tinggi menghambat pertumbuhan Latihan Fisik meningkatkan perkembangan motorik dan masa otot Secular trends perbedaan periode waktu kehidupan, ukuran tubuh anak usia 15 pada masa sekarang berbeda dengan usia yang sama 50 tahun yang lalu.

Daftar Pustaka Cobourne, M.T. & DiBiase, A.T., 2010. Handbook of ORTHODONTICS, Philadelphia: Mosby Elsevier. Foster, T.D., 1990. A Textbook of Orthodontics 3rd ed., London: Blackwell Scientific Publications. Iyyer, D.B.S., 2003. Orthodontics:The Art and Science 3rd ed., New Delhi: Arya (Medi) Publishing House. Premkumar, 2008. Prep Manual for Undergraduates:Orthodontics, New Delhi: Reed Elsevier India Private Limited. Sridhar Premkumar, 2011. Textbook of Craniofacial Growth 1st, ed., Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd. http://www.slideshare.net/indiandentalacademy/theoriesof-growth