UKHUWAH ISLAMIYYAH Oleh : Agus Gustiwang Saputra

dokumen-dokumen yang mirip
P e n t i n g n y a T a b a y y u n

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji.

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

ISLAM DAN TOLERANSI. ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi Teknik Industri.

Memahami Maksud dan Tujuan Persaudaraan Seiman

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Surat Untuk Kaum Muslimin

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

FIQHUL IKHTILAF (MEMAHAMI DAN MENYIKAPI PERBEDAAN DAN PERSELISIHAN) Oleh : Ahmad Mudzoffar Jufri

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

AWAS!!! JANGAN SEPELEKAN PERKARA DALAM AGAMA ISLAM Al Ustadz Muhammad Umar as Sewed

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siti Alifah Bezlina,2013

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

DOA WIRID YANG TERMUAT DALAM AL QUR AN

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H Januari/ 2005 M)

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Pendidikan Agama Islam

Bab 2 LANDASAN ETIKA DALAM ISLAM

Khutbah Jumat Manfaatkan Nikmat Kehidupan

Indahnya Mengikuti Sunnah

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

E٤٢ J٣٣ W F : :

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

Bukti Cinta Kepada Nabi

JENJANG PUASA NAFSANI

Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan urusan kami (tidak ada contohnya) maka (amalan tersebut) tertolak (Riwayat Muslim)

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

Pegang Teguhlah Ajaran Islam

Sikap Seorang Muslim Terhadap Ahli Maksiat

Al-Ilmu, ILMU MENDAHULUI AMAL Pentingnya menggali ilmu sebagai awal pelaksanaan amalan Ibadah Dirangkum oleh : Yulia Dwi Indriani

Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (Qaaf:18 )

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

PANDUAN AGAMA DALAM MENDOAKAN TERHADAP PENGANUT AGAMA LAIN

Motivasi Agar Istiqomah

Pancasila Ditinjau dari Al-Qur an

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Ulama berselisih pendapat tentang hukum berdoa bagi kaum muslimin ketika khotbah kedua.

Perusak Hubungan Persaudaraan dan Pertemanan

Al-Ilmu, Sebelum Berkata & Beramal

Perintah Pertama di Dalam Alquran

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19

I. PENDAHULUAN. Asuransi pada dasarnya merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang

TIDAK BOLEH PARTISAN

FIKIH IKHTILAF. Disadur dari kitab Fiqhul Ikhtilaf karya Syaikh Yusuf Qardlawi. Disampaikan oleh Abu Aslam Ahad, 12/Maret/ 2017 M

Sikap Yahudi di dalam Al-Qur an

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

FATWA MAJLIS ULAMA INDONESIA Tentang Perayaan Natal Bersama

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

Tasyakuran 4 Bulan Kehamilan

!!" #$ % &' &()*+&, -./ +0 &'!1 2 &3/" 4./" 56 * % &' &()*+&, " "# $ %! #78*5 9: ;<*% =7" >1?@*5 0 ;A " 4! : B C*5 0 D % *=75E& 2 >1?@* "/ 4!

Mengenai Buku Ini

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT AL-QUR AN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

" Katakanlah : Itu dari (kesalahan) kalian sendiri" [Ali Imran : 165]

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

Tipu Daya Setan Terhadap Manusia

Sabtu, 19 Desember :05:25, Penulis : Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al Ilmiyah wal Ifta, Saudi Arabia Kategori : Fatwa_Ulama

KUMPULAN FATWA. Hukum Membagi Agama Kepada Isi dan Kulit. Penyusun : Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin. Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Gazali

Allah Itu Maha Indah dan Mencintai Keindahan

Meneladani Kepemimpinan Rosululloh Solawahualaihi wassalam

Menerima dan Mengamalkan Kebenaran

Khutbah Jumat: Peringatan dari Bahaya Godaan Harta

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN

Kesadaran Akan Keberadaan. Ahmad Munir

Taat Kepada Pemimpin Kaum Muslimin

Sikap Muslim Terhadap Hari Raya Orang Kafir

Pendidikan Agama Islam Bab 11 ISLAM DAN TOLERANSI

Menggapai Kejayaan Islam

Kewajiban Menunaikan Amanah

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

Diterjemahkan oleh : Abu Sa id Neno Triyono א א א.

Kitab suci Qur an menunjukan sebuah kelompok yang disebut Ahli Kitab. Pembaca diundang untuk mempelajari Surah ke-3: Ali Imran.

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Pendidikan Agama Islam

Tafsir Surat Al-Kautsar

Ramadhan dan Taubat Kepada Allah

FATWA FIQIH JINAYAH : BOM BUNUH DIRI Oleh: Nasruddin Yusuf ABSTRAK

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong)

SALAM PADA TUHAN Oleh Nurcholish Madjid

Manhaj Ahlus Sunnah wal Jama ah

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KMERSIL

Transkripsi:

UKHUWAH ISLAMIYYAH Oleh : Agus Gustiwang Saputra Hukum Ukhuwah Islamiyyah (Persaudaan sesama muslim) adalah : WAJIB dan TAFARRUQ (berpecah belah) adalah HARAM. Allah berfirman : Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS. 49 Al-Hujurat : 10) Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai (QS. 3 Ali Imran : 103) TAFARRUQ atau perpecahan dimulai karena karena adanya IKHTILAF (Perbedaan). Sejarah Islam selama berabad-abad mencatat demikian banyaknya ikhtilaf yang terjadi di tengah ummat. Mulai dari perkara yang sepele seperti perbedaan dalam hal FURU IYYAH (Urusan cabang dalam agama) seperti Qunut Shubuh, Jumlah rakat Shalat Tarawih, hingga perkara yang lebih besar seperti dalam urusan SIYASAH (Politik), bahkan hingga perkara yang sangat mendasar seperti dalam masalah USHULUDDIN (Pokok-Pokok Agama), sehingga muncul lah Madzhab Syi ah, Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama ah) hingga Mu tazilah, Jasimiyyah, dan lain sebagainya. Dan akibat tafarruq ini, sejarah telah mencatat demikian banyak korban berjatuhan hingga banyak nyawa melayang. Adanya ikhtilaf (perbedaan) ini seharusnya ditanggapi sebagai sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditolak. Latar belakang pendidikan, sosial, budaya seseorang akan turut mempengaruhi cara pandang dalam kehidupannya. Allah mengingatkan dengan berfirman : 1

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. 49 Al-Hujurat : 13) Dari ayat ini, Allah menghendaki agar perbedaan yang ada menjadikan kita saling belajar dan mengenal satu dengan yang lain. Kearifan diri untuk menerima kehadiran orang yang berbeda dengan kita, adalah kunci ukhuwah. Disamping Keluasan pemahaman Ilmu Agama. Fakta menunjukkan bahwa ada ayat-ayat Al-Qur an yang bersifat zhanni, yakni yang memiliki pengertian ganda. Juga adanya ayat Muhkamat (Yang jelas pengertiannya) dan Mutasyabihat (yang samar maksudnya). Sehingga para Ulama memiliki pandangan yang berbeda dalam menafsirkannya. Itulah sebabnya dalam Dunia Fiqh (Hukum Islam) misalnya lahir berbagai Madzhab (aliran hukum Islam) seperti Madzhab Hanafi, Maliki, Syafi I dan Hambali. Allah berfirman : Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (QS. 3 Ali Imran : 7) 2

Sejarah mencatat bahwa para Ulama Mutaqaddimin (Dahulu) seperti para pemimpin Madzhab mereka bershilaturrahim dengan baik dan saling menghormati pendapat yang lain. Bahkan sebelumnya hubungan mereka adalah guru dan murid dari lainnya. Misalnya : Imam Syafi I sebelum mendirikan Madzhabnya sendiri adalah murid Imam Malik, disamping menjadi murid dari Abu Yusuf dan Sulaeman yang bermadzhab Hanafi. Sementara Imam Hanbali yang madzhabnya digunakan di Saudi Arabia sekarang ini, adalah murid Imam Syafi i. Ikhtilaf akan berubah menjadi TAFARRUQ (Perpecahan) bila satu kelompok merasa berhaq mengklaim kebenaran hanya miliknya sendiri dan menganggap yang lain yang berbeda pendapat dengannya adalah sesat dan tidak berhak untuk hidup dan berkembang. Maka berbagai propaganda besarbesaran yang disebarluaskan dengan dalih da wah Islamiyyah justru berubah menjadi bencana. Karena masyarakat kemudian menjadi marah karena amal ibadah yang selama ini ia praktekkan dan diajarkan oleh para Tuan Guru-nya dianggap salah, sesat, bid ah, khurafat dan lain-lain. Maka tafarruq di tingkat grassroot tidak dapat dihindarkan lagi. Allah berfirman : Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. (QS. 3 Ali Imran : 105) Dari ayat terakhir ini Allah dengan tegas mengancam dengan siksa berat bagi mereka yang suka tafarruq (berpecah belah). Menurut Tafsir jalalain, maksud ayat ini agar Ummat Islam bersatu tidak berikhtilaf dan bertafarruq seperti ummat sebelumnya, yakni Yahudi dan Nashrani. Dan jalan menuju kepada persaudaraan dan persatuan itu menurut Al- Qur an harus dimulai dari PERSATUAN HATI, yakni bahwa kita sesama muslim adalah saudara. Adanya perbedaan pandangan dan kepentingan duniawi seperti madzhab fiqh, politik, sosial budaya dan lain-lain. Allah berfirman : 3

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. 3 Ali Imran : 103) Di ayat lain, Allah berfirman : Dialah (Allah) yang memperkuatmu dengan pertolongan-nya dan dengan para mu'min. Dan Yang mempersatukan hati mereka (orangorang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 8 Al-Anfal : 62-63) Kemudian untuk terus mempertahankan suasana batin yang baik ini, Al- Qur an mengingatkan agar ummat Islam tidak melakukan berbagai tindakan yang dapat merusak Ukhuwah Islamiyyah. Dalam Surat Al-Hujurat, diantaranya ada 6 (enam) hal yang harus ditinggalkan. Yakni : 1. Tidak saling memperolok 2. Tidak saling mencela 3. Tidak saling memanggil dengan gelaran yang buruk 4. Tidak saling berburuk sangka (su u dzhan) 5. Tidak saling mencari kesalahan orang lain 6. Tidak saling memperguncingkan (ghibah) Allah berfirman : 4

Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing (ghibah) sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. 49 Al-Hujurat : 11-12) 5