KEMAMPUAN SISWA MEMBERI TANGGAPAN DARI CERITA TEMAN DI KELAS III SDN 4 BONE KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional siswa. Di samping itu, bahasa merupakan penunjang

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar bidang studi bahasa Indonesia dibutuhkan adanya komunikasi antara guru dan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

KEMAMPUAN SISWA MENDESKRIPSIKAN ISI PUISI DI KELAS II SDN 3 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO. Oleh : Ririn Sagita Puloli

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

KEMAMPUAN SISWA MENULIS PUISI DI KELAS V SDN 13 BONGOMEME KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO NURLAELA

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN SISWA MEMBANDINGKAN DUA TEKS DI KELAS V SDN 2 TELAGA 2 KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi. Bahasa Indonesia berperan sebagai alat untuk

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan upaya yang dilakukan. aspek yang lain yang digunakan untuk mencapai tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berperan dalam. menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis pada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN TEKNIK BERCERITA DALAM MENENTUKAN UNSUR INTRINSIK DONGENG SISWA KELAS V SDN 1 SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

PENERAPAN TEKNIK DIALOG DALAM MENULIS KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS III SDN 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh : Rukmana Ismail

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGIDENTIFIKASI UNSUR - UNSUR DRAMA MELALUI MODEL JIGSAW DI KELAS V SDN II SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI DI KELAS IV SDN 3 TIBAWA KABUPATEN GORONTALO. Oleh: Noviyanti Ahmad Jurusan / Prodi : PGSD/ S1 PGSD ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS LAPORAN PENGAMATAN LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 19 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kemampuan untuk berbuat dan belajar pada masa-masa berikutnya. Rentangan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

ORETNA SUSANTI BUDIKASE MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, atau keinginannya. Keterampilan menulis yang baik sangatlah penting

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Indonesia. Bagi siswa sekolah menengah atas pembelajaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Penulis : Zenab L. Danial Nim : Pembimbing I : Dra Martianty Nalole, M.Pd Pembimbing II : Dra Syamsiar RivaI S.Pd, M.

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa. Perubahan tingkah tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. menulis (St. Y. Slamet, 2008: 57). Keterampilan menulis dan membaca

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. lulus tidaknya seorang siswa. Oleh sebab itu mutu pelajaran Bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sebuah keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa terbagi

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

Transkripsi:

KEMAMPUAN SISWA MEMBERI TANGGAPAN DARI CERITA TEMAN DI KELAS III SDN 4 BONE KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh Pebriyanti Madjadi 1. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M.Hum 2. Pembimbing II Dr.Hj. Rusmin Husain, S.Pd. M.Pd (Mahasiswa Jurusan SI PGSD) UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK Pebriyanti Madjadi. 2013 Kemampuan Siswa Memberi Tanggapan Dari Cerita Teman Di Kelas III SDN 4 Bone Kabupaten Bone Bolango. Skripsi Jurusan Pendidkan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universistas Negeri Gorontalo. Pembimbing I. Dra.Dajani Suleman, M.Hum dan Pembimbing II. Dr.Hj. Rusmin Husain, S.Pd.M.Pd. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah kemempuan Siswa memberi tanggapan dari cerita teman di kelas III SDN 4 Bone Kabupaten Bone Bolango dapat meningkat. penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa memberi tanggapan dari cerita teman di kelas III SDN 4 Bone Kabupaten Bone Bolango. Pendeketan yang digunakan pada penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif. Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini yaitu tahap observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 25 orang siswa yang mampu memberi tanggapan dari cerita teman berjumlah 16 orang atau 64%, sedangakan yang tidak

mampu memberi tanggapan dari cerita teman berjumlah 5 orang siswa atau 20% dan yang kurang mampu memberi tanggapan dari cerita teman berjumlah 4 orang siswa atau 16%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa memberi tanggapan dari cerita teman di kelas III SDN 4 Bone Kabupaten Bone Bolango meningkat. Kata kunci : Memberi Tanggapan, Cerita teman BAB I PENDAHULUAN Hakikat belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan siswa agar mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis. komunikasi yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud orang lain dengan mengunakan saluran tertentu dan komunikasi dapat berupa penggungkapan pikiran, gagasan, ide, pendapat dan persetujuan keinginan menyampaikan sesuatu peristiwa. Dalam memperoleh kemampuan berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur, mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, setelah itu belajar membaca dan menulis, keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan kesatuan yang berhubungan erat dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. kemampuan berbicara siswa merupakan inti dari proses pembelajaran bahasa di sekolah. Pembelajaran kemampuan berbicara penting diajarkan karena dengan kemampuan itu peserta didik mampu mengembangkan kemampuan berpikir, membaca, menulis, dan menyimak. Kemampuan berpikir tersebut terlatih ketika mereka mengorganisasikan, mengonsepkan, dan menyederhanakan pikiran, perasaan, dan ide kepada orang lain secara lisan. Sesuai dengan fenomena yang terjadi SDN 4 Bone Kabupaten Bone Bolango khususnya kelas III dan wawancara terhadap guru kelas, diperoleh gambaran tentang bagaimana kemampuan siswa memberi tanggapan dari cerita teman. Hampir seluruh siswa kelas III telah pandai berkomunikasi dengan sesama teman. Mereka dapat dengan lancar berbicara atau

berbincang-bincang dengan teman tanpa ada suatu kendala atau kesulitan. namun secara umum siswa masih kurang mampu apa bila mendapat tugas untuk berbicara di depan kelas saat tugas tersebut antara lain siswa ditugaskan mendeskripsikan atau menceritakan buah, hewan, atau suatu kejadian. Dari uraian di atas peneliti mencari solusi dengan melakukan penelitian dengan judul Kemampuan Memberi Tanggapan Dari Cerita Teman Di Kelas III SDN 4 Bone Kabupaten Bone Bolango suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktifitas siswa dalam mencari, mengelolah, melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipersentasikan di depan kelas mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran dalam hal memberikan tanggapan melalui cerita teman dapat meningkat. BAB II PEMBAHASAN 1. Hakekat Kemampuan Menurut Robbin (2007:57) Kemampuan berarti kapasitas seseorang individu unutuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan sedangkan Mohammd Zain dalam Milman Yusdi (2010:10) Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kakuatan berusaha dengan sendiri, dan Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati (2001:34) Kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif. 2. Hakekat Tanggapan Tanggapan adalah hasil pengamatan yang merupakan gambaran, lukisan, kesan dari pengamatan yang tersimpan dalam jiwa.tanggapan itu harus melalui pengamatan terlebih dahulu, sedangkan yang dimaksud dengan tanggapan peserta didik adalah kesan orang-orang sedang belajar dan kesan tersebut dihasilkan dari pengamatan dimana objek yang sedang dan telah diamati sudah tidak lagi berada di dalam ruang dan waktu pengamata.

3. Jenis-Jenis Tanggapan 1. Tanggapan Reproduksi 2. Tanggapan Imaginer 3. Tanggapan Halusinasi 4. Tanggapan Editis 4. Faktor-Faktor Tanggapan a. Faktor kekuatan dan kejelasan b. Faktor derajat atau kejelasan 5. Pengertian cerita Menurut majid (2001:8) cerita adalah salah satu bentuk sastra yang bisa dibaca atau didengar, menurut musfiroh (2005:56) cerita adalah tuturanyang membentang bagian terjadinya suatu hal peristiwa dan kejadian yang sebagainya, menurut moeslihaten (2009:157) cerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bahasa anak dengan membaca cerita anak secara liasan. Dari pengerian diatas dapat ditarik kesimpulancerita adalah rangkaian peristiwa yang disampaikan, baik berasal dari kejadian nyata (non fiksi) ataupun tidak nyata (fiksi). 6. Manfaat Cerita 1. Mengembangkan kemampuan berbicara dan memperkaya kosa kata anak, 2. Bercerita atau mendongeng merupakan proses mengenalkan bentukbentuk emosi dan ekspresi kepada anak, 3. Memberikan efek menyenangkan, bahagia dan ceria, 4. Mentimulasi daya imajinasi dan kreativitas anak, memperkuat daya ingat, serta membuka cakrawala pemikiran anak menjadi lebih kritis dan cerdas. 5. Dapat menumbuhkan empati dalam diri anak. 6. Melatih dan mengembangkan kecerdasan anak. 7. Jenis-Jenis Cerita 1. Berdasarkan Pelakunya 2 Berdasarkan Kejadiannya 3. Berdasarkan Sifat Waktu Penyajiannya 4.Berdasarkan Sifat dan Jumlah Pendengarnya

5.Berdasarkan Teknik Penyampaiannya 8. Kemampuan Siswa Memberi Tanggapan Kemampuan siswa dalam berbicara terutama memberi tanggapan dari cerita teman Di Kelas III SDN 4 Bone Kabupaten Bone Bolango tahun pelajaran 2013/2014, maka diadakan penilaian kemampuan yang meliputi aspek kemampuan memberikan tanggapan, mengunakan kalimat dengan benar, kesesuaian klaimat dengan benar dan keberanian, masing-masing aspek kemampuan tersebut dinilai berdasarkan indikator/deskripsi yang telah dibuat. Adapun Kemampuan Siswa Memberi Tanggapan Dari Cerita Teman Di Kelas III SDN 4 Bone Kabupaten Bone Bolango setelah dilakukan penelitian bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus memperhatikan beberapa hal antara lain : 1. Penguasaan materi dan metodelogi terhadap bidang-bidang studi yang perlu dikaitkan. 2. Kejelian keprofesionalan guru dalam mengantisifasi pemanfaatan mengenai berbagai kemungkinan arahan pengait konseptual intra atau bidang sstudi. 3. Wawasan kependidikaan yang mampu membuat guru selalu waspada untuk memanfaatkan setiap keputusan dan tindakannya untuk memberikan urutan nyata bagi pencapain tujuan untuk pendidikan. 9. Gambaran umum SDN 4 Bone Kabupaten Bone bolango Berdasarkan penelitian diperoleh gambaran tentang kondisi yang terjadi dilapangan terkait dengan kemempuan siswa memberi tanggapan dari cerita teman di SDN 4 Bone Kabupaten Bone bolango di kelas III dengan jumlah siswa 25 orang. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh guru kelas sebagai mitra kerja Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6 mei 2013 dengan alokasi waktu (2X35) sekolah ini terletak di Desa bilolandunga Kecamatan Bone Kabupaten Bone bolango yang di pimpin oleh Bapak Talib Tilome A.Ma.Pd. Dalam Penelitian Ada peneliti melakukan Pendekatan Dan JenisPenelitian, sumber data,prosedur pengumpulan data, pengecekan keabsahan data, analisis data, tahap-tahap penelitian. 10. Proses Pembelajaran Memberi Tanggapan Dari Cerita Teman.

proses pembelajaran awal dilakukan yaitu guru mempersiapkan rencana pembelajaran sehingga siswa dapat merespon apa yang akan dipelajari kemudian pada inti pebelajaran guru memberikan sebuh cerita kepada siswa untuk disimak secara saksama setelah itu guru mengulang kembali cerita agar cerita itu lebih mantap didengar siswa kemudian dari cerita itu semua siswa akan mendapat giliran memberi tangapan kemudian tanggapan dari teman itu akan ditanggapi lagi oleh teman sekelasnya sehingga dinamakan memberikan tanggapan dari cerita teman. Siswa pada umumnya belum paham dan belum bisa memberikan tanggapan tapi lama kelamaan dengan adanya latihan semua siswa sudah paham dan bisa melakukannya. 11. Siswa Belajar memberi tanggapan dari cerita teman Dalam Pembelajaran ini Sangat Menarik Perhatian Siswa Dalam belajar sebab mereka lebih paham dengan materi yang diberikan oleh guru tersebut dalam hal guru memberikan berupa contoh-contoh cerita yang akan ditanggapi oleh siswa. Dengan pembelajaran ini maka dapat membangkitkan keingintahuan dan kerja sama di antara siswa serta mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan terutama dalam penggunaan kata, kalimat dan akan menambah kosa kata siswa itu sendiri. 12. Cara Guru Menjelaskan Materi Memberi Tanggapan Dari Cerita Teman. Guru perlu memahami dan mampu melaksanakan berbagai strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang dicapai khususnya pada siswa Kelas III SDN 4. Kegiatan yang dilakukan guru ini merupakan upaya guru untuk menarik perhatian sehingga pada akhirnya dapat menciptakan keaktifan dan motivasi siswa Hal ini sesuai dengan tuntutan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bahwa pelaksanaan proses pembelajaran mengikuti standar kompetensi, yaitu: berpusat pada siswa, mengembangkan keingintahunan dan imajinasi, memiliki semangat mandiri, bekerja sama, dan kompetensi, menciptakan kondisi yang menyenangkan, mengembangkan beragam kemampuan dan pengalaman belajar, karakteristik mata pelajaran.. Peranan seorang guru sangat penting untuk menjadikan siswa dalam menghadapi persaingan di dunia pekerjaan dan

menjadikan mereka sebagai lulusan yang berhasil dalam menghadapi kompetensi atau ketuntasan belajar. Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan strategi bagi pengajar supaya siswa-siswanya dapat belajar secara efektif dan efisien. Apabila Model pembelajaran tersebut diterapkan maka siswa tidak akan merasa jenuh, dan mereka semangat untuk menerima pelajaran di dalam kelas. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi pengamatan pada guru dan siswa serta melakukan pedoman wawancara anatara mintra guru dan siswa untuk lebih melengkapi penilaian tentang kemampuan siswa memberi tanggapan dari cerita teman. 13. Temuan Umum Berbagai macam strategi, metode, dan model pembelajaran saat ini menuntut kreatifitas guru dalam mewujudkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan karena sekarang keaktifan siswa sangat mendukung proses pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator tersebut sangat membantu siswa dalam mengembangkan semua keterampilannya melalui pembelajaran, baik keterampilan berbicara, menulis, berhitung, bekerja sama, bertanggung jawab sebagai bentuk dari pembentukan karakter siswa. Adapun gambaran umum yang ditemui peneliti dari awal sampai akhir dalam proses pembelajaran yaitu hampir sebagian siswa yang sudah paham meskipun dengan perlahan-lahan mereka pelajari tapi yang paling sulit mereka lakukan yaitu dalam pengucapan kalimat dengan benar, sebab pembendaharaan kalimat atau kosa kata yang dimiliki para siswa kurang, sehingga mereka susah untuk mengungkapkan kalimat demi kalimat tapi dengan adanya latihan terus menerus, melakukan evaluasi pembelajaran dan arahan dari guru para siswa bisa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. 13. Temuan Khusus Adapun gambaran khusus yang ditemui peneliti yaitu kendala yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran seperti mengarahkan siswa, memberikan semangat, memberikan motivasi belajar dan memberikan pembinaan dalam pembelajaran berdasarkan sistem yang ditentukan, kesemuanya itu saling ketergantungan antara satu sama lain secara aktif melaksanakan program kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan untuk merubah sikap dan tingkah laku siswa

kearah yang lebih positif dan akan melahirkan siswa-siswa yang bemutu. Selain itu juga kurangnya kesadaran para orang tua untuk mengkoordidir anak-anaknya belajar, memberikan dorongan belajar atau motipasi belajar sehingga mereka malas untuk belajar. 14. Hambatan-hambatan Dalam memberikan tanggapan 1. Guru Berdasarkan hasil penelitian Hambatan yang terjadi pada saat guru mengajar dalam memberikan tanggapan terbentur pada media pembelajaran yang kurang. Padahal sebaiknya seorang guru harus biasa menyiapkan beberapa teknik atau cara mengajar yang baik, misalnya pada saat mengajar guru harus menggunakan media pembelajaran, bukan hanya model pembelajaran 2. Siswa 1. Kurangnya latihan berbicara sehingga mereka sulit menggungkapkan tanggapan 2. Kurangnya minat atau motivasi siswa dalam memilih tanggapan dari cerita teman 3. Kurangnya kesempatan siswa dalam memberi tanggapan dalam proses pembelajaran 4. Kurangnya buku-buku sumber belajar yang akan menambah kosa kata 5. kurangnya keberanian siswa untuk mennggungkapkan tanggapan 15. Solusi Yang Dilakukan Guru Dalam Mengatasi Pembelajaran Memberi Tanggapan Solusi yang digunakan adalah guru sebaiknya memberikan latihan berbicara sehingga mereka bisa menggungkapkan tanggapan, menumbuhkan minat atau motivasi siswa dalam memberi tanggapan dari cerita teman, memberikan kesempatan siswa dalam memberi tanggapan dalam proses pembelajaran, mendorong siswa untuk membaca buku-buku sumber belajar yang akan menambah kosa kata, memberikan semangat atau keberanian siswa untuk mennggungkapkan tanggapan.

1. Simpulan BAB V SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa memberi tanggapan dari cerita teman di kelas III SDN 4 Bone Kabupaten Bone bolango meningkat. kemampuan siswa memberi tanggapan di kelas III SDN 4 Bone Kabupaten Bone bolango dapat ditingkatkan melalui cerita dari teman yang akan ditanggapi, yang ditunjukan dengan idikator kinerja yang ditetapkan, yakni: minimal dari seluruh siswa memperoleh nilai 70 dengan rincian perolehan sebagai berikut : dari 25 orang siswa yang mampu memberi tanggapan dari cerita teman berjumlah 16 orang atau 64%, sedangakan yang tidak mampu memberi tanggapan dari cerita teman berjumlah 5 orang siswa atau 20% dan yang kurang mampu memberi tanggapan dari cerita teman berjumlah 4 orang siswa atau 16%. Pada dasarnya pembelajaran yang sering menggunakan pemberian tanggapan dari cerita teman sudah sering digunakan oleh guru sekolah dasar khususya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN 4 Bone Kabupaten Bone bolango dengan menggunakan materi yang sesuai dan sering menemui hambatan dalam proses pembelajaran berlangsung 2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: a. Bagi guru disarankan agar meningkatkan tujuan pembelajaran dan pengetahuan guru dalam berbicara dalam meningkatkan kemampuan siswa

memberi tanggapan dari cerita teman serta diharapkan kepada guru untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut 1. Mengetahui dan memahami kemampuan siswa 2. Sebelum pembelajaran dimulai sebaiknya rencana pembelajaran di susun terlebih dahulu sehingga mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran dan evaluasinya. 3. Hendaknya guru dapat menyediakan media yang kongkrit meskipun sulit, tapi usaha itulah yang menentukan keberhasilan siswa khususnya kemampuan siswa memberi tanggapan dari cerita teman dalam pelajaran Bahasa Indonesia. b. Bagi siswa disarankan lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa memberi tanggapan dari cerita teman. c. Bagi sekolah diharapkan dapat dijadikan sebagi salah satu factor pendukung untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran sekolah d. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dalam hal pengetahuan tenntang penggunaan tanggapan dari cerita teman. DAFTARPUSTAKA Abimanyu Soli Dkk. 2012. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi kementrian Pendidikan Nasional. Djuanda Dadan.2006. Pembelajaran Bahasa indonesia Yang Komunikkatif Dan Menyenangkan.Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.