BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi yang belum sempurna. Mulut bayi masih pendek, licin, dan

Tak perlu khawatir dan jangan dipaksakan,karena nanti ia trauma.

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Nur Unbiyati Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

BAB I PENDAHULUAN. maka regurgitasi semakin jarang dialami oleh anak (Nursalam dkk, 2005).

SURAT KETERANGAN KUESIONER. Diploma D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

BAB II TINJAUAN TEORI. dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004, 2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI (Siregar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KETERAMPILAN TEKNIK MENYUSUI

HOSPITAL MAJAPAHIT Vol. 3 No. 1, Februari 2011

Written by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Eliska Mayasari / adalah mahasiswi D-IV Bidan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

LEMBAR PENJELASAN CALON RESPONDEN. mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Tehnik Menyusui Terhadap

PEDOMAN MEMIJAT PADA BAYI DAN ANAK. ppkc

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

LUKA BAKAR Halaman 1

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF

Setelah melekat, bibir atas bayi akan mendekat ke puting, areola nampak di atas bibir. Jagalah dagu bayi dekat pada payudara Anda.

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. janin yang viable. Menurut Varney (2009), primipara adalah wanita yang pernah

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akhiran pe dan an. Imbuhan pe-an berarti menunjukkan adanya proses. Jadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga bisa didapat dari tradisi (Prasetyo, 2007, hlm 3-4)

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu

Senam Hamil. Pengertian Senam Hamil

BABY WRAP TUTORIAL Content:

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PENDELEGASIAN

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB X ISOMETRIK. Otot-otot Wajah terdiri dari :

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Gambaran Posisi Menyusui Yang Paling Sering Dilakukan Ibu di Kecamatan Medan-Helvetia 2011

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

PENGARUH PENGGUNAAN GURITA TERHADAP FREKUENSI GUMOH PADA BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

NEONATUS BERESIKO TINGGI

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Saya yang bernama Khairul Bariah / adalah mahaiswi D-IV Bidan

Nah, bagi Anda yang ingin mengintip, seperti apa sih pijat bayi itu, berikut kami beberkan langkah-langkahnya, disertai dengan gambar.

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama saya Retno Wahyuni, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan

Lampiran 1. Catatan Observasi. CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... Lama terbangun. No. Observasi

MANFAAT ASI BAGI BAYI

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

BAB III METODE PENELITIAN

I. Panduan Pengukuran Antropometri

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. smpai 28 hari. Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

Tahapan Perkembangan Janin Dari Minggu ke Minggu

BAB II TINJAUAN TEORI. pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan (knowledge) adalah

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFAS

SERI BACAAN ORANG TUA. Faktor. Yang Mempengaruhi Pertumbuhan & Perkembangan Janin. Milik Negara Tidak Diperjualbelikan

GEJALA DAN TANDA DINI STROKE. Harsono

Apa yang Harus Diketahui oleh Setiap Orang Tua Ketika Menidurkan Bayinya

MODUL. Disampaikan dalam Pelatihan Pijat Bayi di Cibiru Bandung Sabtu, 3 November Disusun Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI USIA 2 6 MINGGU. Disusun Oleh Rosaning Harum Mediansari

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d.

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan bayi usia 0-6 bulan. Asi memiliki zat zat gizi terbaik yang

Adalah mahasiswa S-1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas. Muhammadiyah Surakarta, akan melakukan penelitian dengan judul Perbedaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Keterangan : 1: Tidak sakit, 2: Agak sakit, 3: Sakit, 4: Sakitsekali

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

BAB II. Tinjauan Pustaka. manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, melalui panca

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009).

TEKNIK MENYUSUI PADA IBU NIFAS PRIMIPARA DI DESA JABONTEGAL DAN DESA BALONG MASIN KECAMATAN PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO SOIDAH AHMAR SETYOWATI

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Biologi

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bugar dan Siap Mengasuh Fit & Ready for Parenting

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

Measurement I. DIGIT SPAN (Before Treatment)

LATIHAN PERNAFASAN. Pengantar

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Yakni : Indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langsung dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2003). 2. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan yang dicakup didalam dominan kognitif mempunyai 6 tingkat yakni: Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu, tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari. Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam koteks atau situasi yang lain. Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dilihat dari penggunaan kata-kata kerja : dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebaginya. Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoadmodjo, 2003) 3. Cara Memperoleh Pengetahuan Cara coba salah (Trial and Error). Cara paling tradisional yang pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba-coba dengan kata lain yang dikenal trial and error. Cara coba-coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Cara Kekuasaan atau Otoritas. Pengetahuan yang diperoleh berkaitan dengan

otoritas atau kekuasaan, baik tradisi otoritas pemerintah. Otoritas pemimpin agama, otoritas agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. Berdasarkan Pengalaman pribadi.pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya mempengaruhi pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam pemecahan permasalahan yang dihadapai pada masa yang lalu. Melalui Jalan Pikiran. Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya baik melalui induksi atau deduksi. Pada dasarnya induksi merupakan pemikiran secara langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan, kemudian cari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. b. Cara Modern Memperoleh Pengetahuan Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut Metode Penelitian Ilmiah atau lebih popular disebut metodologi penelitian (Notoadmodjo, 2005).

B. Gumoh 1. Pengertian Gumoh Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut dan tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes RI, 2003). Gumoh mengeluarkan cairan makanan atau minuman sesudah ia makan atau minum susu (Kinbaby, 2008, Tips Kesehatan Bayi dan Balita, 1, http://www.skripstikes.com, diperoleh tanggal 6 Nopember 2008) Gumoh adalah memuntahkan kembali ASI yang diminumnya dalam juumlah sedikit sampai cukup banyak (Bonny Danuatmadja, 2008) Gumoh terjadi seperti ilustrasi air yang mengalir kebawah, bisa sedikit (seperti meludah) atau cukup banyyak. Bersifat pasif dan spontan. Sedangkan muntah lebih cenderung dalam jumlah banyak dan dengan kekutanndan atau tanpa kontraksi lambung (Erlina, 2008, Bayi gumoh atau muntah, 1, http://www.pediatric.com, diperoleh tanggal 4 Nopember 2008). Gumoh adalah mudah keluarnya makanan atau susu yang ditelan melalui mulut atau hidung setelah makan (Arteria, 2007, Cara Mengatasi Bayi Yang Sering Gumoh, 1, http://wwwpediatric.com, diperoleh tanggal 4 Nopember 2008)

2. Penyebab Terjadinya Gumoh a. ASI atau susu yang diberikan melebihi kapasitas lambung. Lambung yang penuh juga bisa bikin bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya si bayi muntah. Lambung bayi punya kapasitas sendiri. b. Posisi Menyusui Seiring ibu bisa menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementara si bayi tidur telentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan, tetapi kesaluran napas, bayi pun gumoh. c. Klep penutup lambung berfungsi sempurna Dari mulut, susu akan masuk kesaluran pencernaan atas, baru kemudian kelambung. Diantara kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum berfungsi sempurna. d. Fungsi pencernaan bayi dengan peristaltik (gelombang kontraksi pada dinding lambung dan usus) untuk makanan dapat masuk dari saluran pencernaan ke usus masih belum sempurna e. Terlalu aktif Misalnya pada saat bayi menggeliat atau pada saat bayi terus menerus menangis. Ini akan membuat tekanan didalam perutnya tinggi, sehingga keluar dalam bentuk muntah atau gumoh.

f. Menangis berlebihan Menangis yang berlebihan seperti ini membuat udara yang tertelan juga berlebihan, sehingga sebagian isi perut sikecil akan keluar. Memang, bisa jadi bayi anda menangis karena tidak bisa menelan susu dengan sempurna. Jika sudah begini, jangan teruskan pemberian ASI, takutya susu justru masuk kedalam saluran napas dan menyumbatnya. g. Gangguan sfingter Pada saluran pencernaan itu ada saluran makanan (oesofagus) yang berawal dari tenggorokan sampai lambung. Pada saluran menuju lambung ada semacam klep atau katup yang dinamakan sfingter. Fungsinya untuk mencegah keluarnya kembali makanan yang sudah masuk kelambung. Umumnya sfingter pada bayi belum bagus dan akan membaik dengan sendirinya sejalan bertambahnya usia. Umumnya diatas usia 6 bulan, namun adakalanya di usia itupun sibayi masih mengalami gangguan. Jadi sifatnya sangat bervariasi. Tentunya kalau sfingter tidak bagus, maka makanan yang masuk kelambung bisa keluar lagi. Gejalanya biasa kalau pada bayi akan lebih sering gumoh, terutama sehabis disusui. Apalagi bila ia ditidurkan dengan posisi telentang. Karena cairan selalu mencari tempat yang paling rendah.

3. Penanganan Gumoh a. Beri susu yang lebih kental Salah satu terapi mengatasi gumoh berlebih adalah dengan memberinya susu khusus yang telah dikentalkan (thickening). Dengan pengentalan tersebut, diharapkan aliran balik/ muntah tidak terjadi karena gaya gravitasi. Karena susu kental lebih berat sehingga lebih sulit dimuntahkan. Tetapi pengenalan ini harus dilakukan dengan perhitungan-perhitungan tertentu dan tidak boleh dilakukan sembarangan membuat gumoh bayi semakin menjadi-jadi. b. Posisi Menyusui 1. Memegang bayi dengan posisi menimang Posisi tradisional disebut sebagai posisi menimang atau posisi menimang. Untuk melakukannya, topang bayi anda dengan lengan pada posisi yang sama dengan payudara yang anda susukan kepadanya. Dekatkan tangan sebelah atas anda ketubuh anda. Posisikan kepala bayi anda disiku, topang badannya dengan lengan depan anda dan pegang bokong atau pahanya. Tangannya mungkin diposisikan disekitar tubuh anda ditempelkan dibawah tubuhnya supaya tidak keluar. Begitu dia sudah ditopang dengan benar, putar lengan bagian depan anda sehingga seluruh tubuhnya menghadap keanda. Pinggulnya harus menempel di perut anda dan mulutnya sejajar dengan putting susu anda. Sekarang anda bisa mendekatkan mulut bayi anda keputing susu anda (bukan putting susu anda yang didekatkan ke mulutnya) tanpa harus membuatnya menolehkan kepalanya kesamping. Penting untuk tetap mensejajarkan kepala bayi anda dengan anggota badannya yang lain tidak menoleh kesamping.

2. Memegang bayi dengan posisi menyilang Pada posisi ini, lengan anda menopang bokongnya dan bokongnya tetap berada di lekukan lengan anda atau bantal yang terletak dipangkuan anda. Sekali lagi, putar posisi tubuh bayi anda sehingga wajah dan mulutnya sejajar dengan puting susu anda ini merupakan posisi yang baik bagi bayi yang kesulitan menetek, karena anda bisa lebih mudah memindahkan posisi kepalanya keposisi yang lebih baik dengan cara memegang bagian belakang lehernya diantara ibu jari dan jari-jari anda. 3. Memegang bayi dengan posisi bersarang Pada posisi bersarang, bayi anda dipegang dengan cara yang hampir sama dengan cara anda memegang sebuah tas lengan, disamping payudara yang akan anda gunakan dengan posisi kepala didekat payudara anda. Posisikan tubuhnya berseberangan dengan posisi anda, dibawah lengan anda. Lengan bagian depan anda harus menopang punggung sebelah atas, leher dan kepala kakinya membentang dibelakang anda atau, jika anda duduk dikursi, anda bisa menempatkan bokongnya dibelakang kursi dan menekuk kakinya lurus keatas. Terakhir, letakkan bantal dibawah siku anda untuk menopang dan menjaga kepala bayi anda sejajar dengan payudara anda. 4. Memegang bayi dengan posisi berbaring Pada posisi berbaring, anda berbaring dengan posisi miring dengan menggunakan satu atau lebih bantal dibelakang punggung anda dan dibawah kepala untuk menopang tubuh anda (sebuah bantal yang ditempatkan diantara kedua lutut anda mungkin akan membuat anda merasa lebih nyaman). Jaga agar punggung dan pinggul anda tetap lurus. Pegang bayi anda dengan lembut pada sisi sampingnya sehingga dia

menghadap anda dengan mulut yang menempel pada puting susu anda dan tangan anda disekitarnya. Topang payudara anda dengan tangan anda yang satunya sambil membimbing bayi yang lebih dekat dengan tangan yang menopang tubuhnya. c. Buat Bersendawa - Posisi Benar Menyendawakan Bayi 1. Bila posisi menyusui di tempat tidur, angkat tubuh bayi dengan cara memegang bagian tubuh bawah dan tubuh atas antara bahu dan kepala bayi. Dengan demikian posisi bayi mantap, tidak bergerak-gerak 2. Lalu angkat tubuhnya agar berdiri tegak 3. Tempelkan dagu bayi pada bahu ibu. Jangan sampai kepalanya tertutup badan ibu. Kemudian tepuk-tepuk bagian punggung bayi dengan menggunakan dua jari. 4. Bisa juga dengan tidak menempelkan kebahu ibu, asalkan tetap dalam posisi tegak. - Posisi Yang Salah Menyendawakan Bayi 1. Posisi memegang bayi tidak mantap, hanya bagian punggung dan bawahnya. Padahal leher bayi belum tegak benar sehingga bisa terjadi resiko terkilir. 2. Mengangkat bayi untuk memindahkan keposisi berdiri tegak dengan satu tangan, tidak dibenarkan karena memungkinkan resiko terlepas. 3. Menempelkan tubuh bayi kebadan ibu tanpa memperhatikan apakah kepalanya tertutup tubuh atau tidak. Selain itu, kepala bayi tidak disangga.

4. Saat menyendawakan anak sambil duduk, kadang ibu tidak memperhatikan posisi tubuh sibayi. Seharusnya tidak dalam posisi mendatar seperti ini, karena minuman yang masuk sehabis menyusui akan keluar kembali. d. Biarkan saja jika bayi mengeluarkan gumoh dari hidungnya Hal ini justru lebih baik dari pada cairan dihirup dan masuk kedalam paru-paru karena bisa menyebabkan raang atau infeksi. Muntah pada bayi bukan cuma keluar dari mulut, tapi juga bisa dari hidung. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokannya punya saluran yang berhubungan. Pada saat muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut dan sebagian lagi dari hidung. Mungkin karena muntahnya banyak dan tidak semuanya bisa keluar dari mulut, maka cairan itu mencari jalan keluar lewat hidung. e. Hindari memberikan ASI/ susu ketika bayi sangat lapar masuk. Karena bayi akan tegesa gesa saat minum sehingga akan menimbulkan udara f. Check lubang dot yang anda gunakan untuk memberikan ASI/ susu Jika lubang terlalu kecil akan meningkatkan udara yang masuk. Jika terlalu besar, susu akan mengalir dengan cepat yang bisa memungkinkan bayi anda gumoh.

4. Neonatal Dini Masa neonatal dini atau bayi baru lahir adalah dimulai dari usia 0-7 hari (Sritanti, 2005). Neonatal dini atau bayi baru lahir adalah dimulai dari usia 0-7 hari (Nursalam, dkk, 2005). Neonatal dini adalah di mulai usia 0-7 hari (Khomsan, 2008, Masalah Pemberian Makan dan Saluran Pencernaan, 1, http://www.google.com. Diperoleh tanggal 4 Nopember 2008).