Korelasi Jumlah Folikel Ovarium dengan Konsentrasi Hormon Estrogen Mencit (Mus musculus) setelah Konsumsi Harian Tepung Kedelai selama 40 Hari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia

Potensi Agensia Anti Fertilitas Biji Tanaman Jarak (Jatropha curcas) dalam Mempengaruhi Profil Uterus Mencit (Mus musculus) Swiss Webster

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Antonius Budi Santoso, Pembimbing I: Sylvia Soeng, dr. M.Kes. Pembimbing II: Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diambil berdasarkan gambar histologik folikel ovarium tikus putih (Rattus

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem

BAB I PENDAHULUAN. dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun sekitar 1,49 persen. Pada periode

Anatomi/organ reproduksi wanita

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus

Hubungan Kadar Hormon Estradiol 17-β. dan Tebal Endometrium Uterus Mencit (Mus musculus l.) selama Satu Siklus Estrus

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus) TERHADAP BERAT UTERUS DAN TEBAL ENDOMETRIUM PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MENOPAUSE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Jawarandu merupakan kambing lokal Indonesia. Kambing jenis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif


LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

ABSTRAK. Ajeng Annamayra, Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr., M.Kes. Pembimbing II : Fen Tih, dr., M.Kes.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan lekosit tikus putih (Rattus norvegicus) betina adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia mulai dalam kandungan sampai mati tampaklah. perkembangan, sedangkan pada akhirnya perubahan itu menjadi kearah

BAB I PENDAHULUAN. Brotowali (Tinospora crispa, L.) merupakan tumbuhan obat herbal dari family

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI...

I. PENDAHULUAN. Selatan. Sapi pesisir dapat beradaptasi dengan baik terhadap pakan berkualitas

ABSTRAK. Susan, 2007, Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr., M.Kes. Pembimbing II : Sri Utami S., Dra., M.Kes.

James Davidta Ginting, Pembimbing 1 : Sylvia Soeng, dr., M.Kes., PA(K) Pembimbing 2 : Dr. Wahyu Widowati, M.Si.

OPTIMALISASI KINERJA REPRODUKSI TIKUS BETINA SETELAH PEMBERIAN TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TEMPE PADA USIA PRAPUBERTAS SUPRIHATIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

BAB I PENDAHULUAN. tradisional maupun pasar modern. Kacang kedelai hitam juga memiliki kandungan

PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Estrus Setelah Penyuntikan Kedua PGF 2α. Tabel 1 Pengamatan karakteristik estrus kelompok PGF 2α

ABSTRAK. PENURUNAN BERAT BADAN JANIN MENCIT Balb/C YANG DILAHIRKAN DARI INDUK YANG DIINDUKSI MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengamati preparat uterus di mikroskopdengan menghitung seluruh

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Ikan baung (Mystus nemurus) adalah ikan air tawar yang terdapat di

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK Pengaruh Obesitas Terhadap Siklus Menstruasi pada Wanita Usia Dewasa Muda

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) yang lebih dikenal dengan merk dagang. Ajinomoto telah lama digunakan sebagai tambahan penyedap masakan.

HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD. Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditunjukkan oleh adanya keinginan untuk. untuk mengembangkan budidaya dan produksi tanaman obat (Supriadi dkk,

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH PARE

ABSTRAK. Natalia, 2011; Pembimbing I : Teresa Liliana W., S. Si., M. Kes Pembimbing II : Djaja Rusmana, dr., M. Si

BAB II LANDASAN TEORI. mengeluarkan hormon estrogen (Manuaba, 2008). Menarche terjadi di

F I S I O L O G I Reproduksi dan Laktasi. 10 & 17 Februari 2014 Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc.

ABSTRAK PENGARUH SUPLEMENTASI VITAMIN D 3 DOSIS TINGGI TERHADAP KALSIFIKASI TULANG FEMUR JANIN MENCIT GALUR SWISS WEBSTER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. pendidikan, perumahan, pelayanan kesehatan, sanitasi dan lingkungan (Shah et al.

EFEK HEPATOPROTEKTOR EKSTRAK TEMPE KEDELAI PADA. MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Rata- rata bobot ovarium dan uterus tikus putih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN. pejantan untuk dikawini. Diluar fase estrus, ternak betina akan menolak dan

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN

I. PENDAHULUAN. salah satu daya pikat dari ikan lele. Bagi pembudidaya, ikan lele merupakan ikan

SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. eksperimen Posttest-Only Control Design, yaitu dengan melakukan observasi

ABSTRAK. PENGARUH MINYAK IKAN (Oleum Iecoris Aselli) TERHADAP PROSES BELAJAR DAN MEMORI MENCIT BETINA GALUR Swiss Webster DENGAN MAZE LEARNING TEST

PENGARUH EKSTRAK ETANOL HERBA PURWOCENG

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

ABSTRAK. Maria Vita Widiyaningsih (2017): Pembimbing I : Lisawati Sadeli,dr.,M.Kes. Pembimbing II : Sijani Prahastuti,dr. M.Kes

PENGARUH AKAR GINSENG ( Wild ginseng ) DALAM RANSUM MENCIT ( Mus musculus) TERHADAP JUMLAH ANAK DAN PERTUMBUHAN ANAK DARI LAHIR SAMPAI DENGAN SAPIH

ABSTRAK. PENGARUH SAOS TOMAT (Solanum lycopersicum) TERHADAP DIAMETER TUBULUS TESTIS MENCIT GALUR DDY YANG TELAH DIINDUKSI DENGAN CISPLATIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. ), c t.<~

BAB II LANDASAN TEORI. dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam. zat-zat gizi lainnya (Almatsier, 2010; Supariasa, 2012).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh pencekokan ekstrak rimpang rumput teki terhadap diameter oosit

ABSTRAK. EFEK ANTIDIARE JAMU EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) JANTAN SWISS WEBSTER DEWASA

BAB 1 PENDAHULUAN. (tua) yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif maupun endokrinologik dari

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN

ABSTRAK. Elizabeth, 2016; Pembimbing I : Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Pembimbing II : Dr. Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016.

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1 Kedokteran Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peristiwa ovulasi (Sophia, 2003).Berahi diawali dengan turunnya hormon

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango merupakan salah satu kabupaten diantara 5

ABSTRAK. PENGARUH DEKOK BIJI DAUN SENDOK (Plantaginis semen) TERHADAP AKTIVITAS SEKSUAL MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster

Veterinaria Vol 6, No. 2, Juli 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRACT. THE EFFECT of SOY MILK (Glycine Max) to THE INCREASING AMOUNT of HCL IN WISTAR CHANNEL MALE RAT STOMACH

PERAN PEMBERIAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KINERJA REPRODUKSI TIKUS BETINA USIA LEPAS SAPIH GHINA INDRIANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Kedelai

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN ETANOL 40% PERORAL TERHADAP KETEBALAN LAPISAN SEL SPERMATOGENIK TUBULUS SEMINIFERUS TIKUS WISTAR JANTAN DEWASA

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN EKSTRAK FLAXSEED

5 KINERJA REPRODUKSI

EFEK PEMBERIAN SENYAWA DIETHYLSTILBESTROL (DES) TERHADAP PERKEMBANGAN DAN EKSPRESI PROTEIN

ABSTRAK. Samuel Widodo, Pembimbing 1 : Khie Khiong, dr., S.Si., M.Si., M.Pharm.Sc., PhD., PA(K). Pembimbing 2 : Sijani Prahastuti, dr., M.Kes.

EFEK DAGING BUAH NAGA

Transkripsi:

Korelasi Jumlah Folikel Ovarium dengan Konsentrasi Hormon Estrogen Mencit (Mus musculus) setelah Konsumsi Harian Tepung Kedelai selama 40 Hari Siti Muflichatun Mardiati*, Agung Janika Sitasiwi* *Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP Abstract Soybeans contains phytoestrogen that influence reproductive process. Phytoestrogen administration with chronical dosage along growth periode cause the neuroendocrine system disturbance. Commonly in human intake of phytoestrogen from soybeans or other soybeans product. So it is important to research beneficial and adverse effects of soybeans consumption with chronical dosage to reproductive process, particulary is corelation between the sum of ovarium follicles and the estrogen level of mouse (Mus musculus) after daily consumption of soybeans along 40 days. The objective of this study was to know the corelation between the sum of ovarium follicle and the estrogen level of mouse, by experimental design. Adult female mice were use as experimental animal, divided into two groups, there were control and treatment. The group of treatment was administrated with 0,975 mg soybeans flour, it was contain ± 0,00156 mg phytoestrogen. The control group was administreted only drinking water. The result of this study shows that were not significantly difference between control and treatment group. It concluded the corelation between the sum of ovarium follicles and the estrogen level were not influenced with daily consumption of fitoestrogen. Key words : phytoestrogen, ovarian follicle Abstrak Kedelai mengandung fitoestrogen yang berpengaruh pada proses reproduksi. Penambahan fitoestrogen dengan dosis kronis selama periode pertumbuhan menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem neuroendokrin. Umumnya intake fitoestrogen pada manusia berasal dari kedelai atau produk berbahan dasar kedelai. Oleh karena itu, dilakukan penelitian tentang keuntungan dan resiko konsumsi kedelai dengan dosis kronis pada mencit (Mus musculus), terutama korelasi antara jumlah folikel ovarium dan kadar hormon estrogen, setelah konsumsi harian tepung kedelai selama 40 hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara jumlah folikel ovarium dan kadar hormon estrogen pada mencit dengan desain eksperimental. Mus musculus betina dewasa sebanyak 32 ekor digunakan dalam penelitian ini. Hewan uji dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan perlakuan. Kelompok hewan perlakuan diperlakukan dengan 0,975 mg tepung kedelai yang mengandung 0,00156 mg fitoestrogen, sedangkan hewan kelompok kontrol hanya diberi air minum. Perlakuan diberikan selama 40 hari. Pengukuran kandungan hormon estrogen dilakukan dengan ELISA kit. Hasil penelitian menunjukkan habwa terdapat perbedaan tidak bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian fitoestrogen dengan paparan sub kronis belum mampu mempengaruhi korelasi antara jumlah folikel dalam ovarium dan kadar hormon estrogen pada mencit. Kata kunci : fitoestrogen, folikel ovarium 54

PENDAHULUAN Bahan makanan dengan bahan dasar kedelai merupakan penyebab utama rendahnya prevalensi keluhan menopause, kanker payudara, kanker endometrium dan ovarium, juga penyakit kardiovaskuler pada wanita Asia (Anonim, 2002). Menurut Reinli dan Block (1996) kedelai mengandung fitoestrogen yang berperan mengatasi gangguan menopause dan gangguan kesehatan yang lain. Fitoestrogen berperan dalam menjaga keseimbangan estrogen dalam tubuh pada periode menjelang dan saat menopause ketika hormone estrogen diproduksi sangat sedikit Mekanisme kerja fitoestrogen dalam jaringan adalah dengan berikatan pada reseptor estrogen dan mencegah pengikatan estrogen alami (Markaverich et al., 1995). Namun fitoestrogen memiliki potensi yang jauh lebih kecil (0,01 0,001) dari kekuatan estrogen alami (Anonim, 2002). Mekanisme kerja dan potensi fitoestrogen tersebut menyebabkan terganggunya sistem neuroendokrin jika diberikan dalam dosis kronis pada masa pertumbuhan (Whitten et al., 1995). Lama paparan kronis untuk mencit berkisar 20-60 hari (Laurence dan Bacharach, 1964 ; Whitten et al., 1995). Intake fitoestrogen pada manusia umumnya melalui konsumsi kedelai atau produk olahannya. Penelitian yang telah dilakukan umumnya hanya menggunakan bahan aktif fitoestrogen seperti genestein dan coumestrol. Pengujian dengan menggunakan bahan aktif fitoestrogen tidak dapat menggambarkan hasil yang sama dengan pengujian yang menggunakan keseluruhan bahan. Menurut Whitten et al. (1995) dengan alasan tersebut masih diperlukan penelitian mengenai fitoestrogen untuk mengevalusi keuntungan dan resiko fitoestrogen yang dikonsumsi sesuai konsentrasi diet alami harian pada manusia. Berlatar belakang hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang keuntungan dan resiko mengkonsumsi kedelai dengan dosis konsumsi harian terhadap proses reproduksi Mus musculus yang umum sebagai hewan uji mewakili hewan Mamalia. Salah satunya adalah dengan melihat korelasi antara jumlah folikel ovarium dengan konsentrai estrogen pada mencit setelah konsumsi harian tepung kedelai selama 40 hari. METODOLOGI Penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP. Penelitian merupakan percobaan factorial dengan dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hewan uji yang dipergunakan adalah Mus musculus betina berumur 30 hari 55

dengan berat badan berkisar 23-27 gram. Pencapaian data yang terdistribusi normal dilakukan dengan mempergunakan minimal 30 ekor hewan uji. Selanjutnya hewan dikelompokkan menjadi kelompok control dan perlakuan masing-masing dengan ulangan 16 ekor. Masing-masing hewan uji kelompok perlakuan diperlakukan dengan 0,975 mg tepung kedelai dengan kandungan fitoestrogen sebanyak ± 0,00156 mg. Perlakuan diberikan selama 40 hari secara oral dengan cara melarutkannya dalam 0,3 ml air.. Sedangkan kelompok control dengan cara yang sama diperlakukan dengan aquades. Pada akhir penelitian semua hewan uji dikorbankan. Kemudian dilakukan pengambilan darah langsung dari jantung dengan menggunakan spuit dan isolasi organ reproduksi.selanjutnya dilakukan analisis kuantitatif terhadap estrogen darah dan pembuatan preparat histologis ovarium. Untuk menghitung jumlah folikel ovarium dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop.. Data yang didapat diuji normalitasnya dengan uji Kolmogorv- Smirnov dan dilanjutkan dengan uji homogenitas. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa semua data terdistribusi normal dan homogen. Data kemudian diuji dengan menggunakan analisis parametrik, yaitu uji T secara berpasangan (Pair T Test). Untuk melihat korelasi antara jumlah folikel ovarium dengan konsentrasi estrogen dilakukan uji korelasi Spearman (Munawar, 1995). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data jumlah folikel ovarium dan fluktuasi hormon estrogen mencit terlihat pada tabel Sebagai berikut : Tabel 1.Rata-rata jumlah folikel ovarium dan konsentrasi hormon estrogen mencit kontrol dan perlakuan setelah pemberian larutan tepung kedelai dosis 0,975 mg/mencit/hari selama 40 hari Kelompok Parameter DE (diestrus) Kontrol Siklus estrus PE (proestrus) E (estrus) ME (metestrus) Jumlah Folikel 34 a ±1,41 43 a ± 2,83 40 a ± 2,83 37 a ± 1,41 Konsentrasi Estrogen 8,20 a ± 1,65 37,9 a ± 8,06 26,83 a ± 1,96 8,40 a ± 0,98 (pg/ml) Jumlah Folikel 44 a ± 2,84 50 a ± 1,41 43 a ± 2,83 30 a ± 1,41 Koefisien Korelasi (rho) 0,95 56

Perlakuan 0,95 Konsentrasi Estrogen (pg/ml) 5,43 a ± 2,11 26,93 a ± 4,0 16,50 a ± 3,48 5,80 a ± 2,26 Keterangan : Angka yang diikuti dengan superskrip yang sama dalam kolom yang sama dengan fase siklus estrus dan parameter yang sama menunjukkan data ber berbeda tidak nyata pada taraf kepercayaan 95 % mempengaruhi konsentrasi hormon Jumlah folikel ovarium menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan antara kontrol dan perlakuan pada semua fase siklus estrus. Demikian juga fluktuasi hormon estrogen antara kontrol dan perlakuan pada semua fase siklus estrus; seperti terlihat pada tabel di atas. Jumlah folikel menunjukkan angka yang lebih tinggi pada kelompok perlakuan daripada kontrol pada fase diestrus, proestrus dan estrus. Kemudian keadaan berlawanan terjadi pada fase metestrrus Hal ini diduga disebabkan karena fitoestrogen menekan perkembangan folikel, sehingga folikel tetap berada pada tahap primer dan tidak berkembang menjadi folikel pada tahap selanjutnya. Dengan demikian jumlah folikel sekender dan de Graaf menurun. Penurunan jumlah folikel pada kelompok perlakuan menunjukkan bahwa pemberian tepung kedelai dosis 0,975 mg per mencit per hari menekan perkembangan folikel ovarium. Penurunan jumlah folikel pada kelompok perlakuan karena pemberian tepung kedelai, ternyata tidak estrogen. Hormon estrogen kelompok hewan yang diberi perlakuan tepung kedelai dosis 0,075 mg/mencit/hari meskipun mengalami penurunan, tetapi secara statistik tidak signifikan. Fluktuasi hormon e4strogen sepanjang siklus estrus menunjukkan pola yang sama dengan Chateau dan Boehm (1995) dimana kadar estrogen tertinggi dijumpai pada fase proestrus, kemudian menurun pada fase estrus dan kadar terendah dijumpai pada metestrus dan diestrus. Perkembangan folikel ovarium dipengaruhi oleh hormon estrogen. Estrogen terutama dihasilkan oleh sel-sel granulosa yang mengubah androgen yang dihasilkan oleh sel-sel teka interna menjadi estrogen. Pertumbuhan dan pemasakan folikel ovarium dan sekresi estrogen dikendalikan oleh hormon gonadotropin hipofisis yaitu FSH dan LH. Sekresi estrogen oleh ovarium memicu pelepasan LH untuk ovulasi pada masa estrus. LH merangsang pembentukan korpus luteum. Sedangkan estrogen mempengaruhi sekresi hormon gonadotropin hipofisis melalui efek umpan balik pada hipotalamus. Perkembangan folikel ovarium yang tertekan membuktian bahwa fitoestrogen 57

berikatan dengan reseptor estrogen sehingga biosintesis estrogen alami tubuh menjadi tertekan. Fitoestrogen yang merupakan kompetitor untuk reseptor estrogen menyebabkan estrogen alami tidak dapat berikatan dengan reseptornya sehingga jumlah estrogen bebas meningkat. Hal ini menimbulkan feedback negatif terhadap regulasi hormon estrogen, sehingga produksi estrogen akan tertekan. Fitoestrogen yang berikatan dengan reseptor estrogen tidak dapat menggantikan fungsi estrogen alami karena efek estrogeniknya lebih rendah daripada estrogen alami. Efek estrogenik fitoestrogen yang lebih rendah tersebut tidak dapat menggantikan estrogen alami dalam mekanisme kerjanya sehingga menyebabkan gangguan dalam sistem neuroendokrin. Selanjutnya gangguan pada sistem neuroendokrin tersebut menyebabkan tertekannya perkembangan folikel ovarium. Isoflavon dapat mempengaruhi perkembangan organ reproduksi terutama ovarium dengan menekan sisntesis hormon estrogen. Whitten dan Patisaul (2001) membuktikan bahwa isoflavon dan lignan merupakan inhibitor bagi 5α reduktase dan aromatase. Ensim 5α reduktase berperan dalam proses sintesis testosteron, sedang aromatase merupakan ensim yang berperan dalam pembentukan estron dari androstenedion. Isoflavon yang menghambat aromatase untuk membentuk estron akan menyebabkan tidak terbentuknya hasil akhir berupa estradiol 17β sehingga menekan perkembangan folikel ovarium, selain itu isoflavon mempengaruhi ketersediaan estrogen dengan menghambat 17β hidroksisteroid dehidrogenase I yang juga berperan dalam pembentukan estrogen. Penghambatan dalam pembentukan estrogen akan menyebabkan perkembangan folikel ovarium terhambat. Data penelitian menunjukkan bahwa fitoestrogen dalam tepung kedelai dosis 0,975 mg/mencit/hari beraksi menekan sintesis hormon estrogen pada sel-sel folikuler tetapi tidak menyebabkan perubahan yang signifikan pada jumlah folikel ovarium. Perubahan jumlah folikel secara berurutan dari fase diestrus, proestrus, estrus dan metestrus menunjukkan pola yang sama dengan perubahan konsentrasi hormon estrogen pada kelompok hewan kontrol. Setelah dilakukan analisis statistik untuk menguji adanya korelasi antara jumlah folikel dengan konsentrasi estrogen ternyata terdapat korelsi positif yaitu semakin tinggi jumlah folikel semakin tinggi konsentrasi estrogen. Hal yang sama terdapat pada kelompok hewan perlakuan. Tingkat korelasi pada kelompok hewan perlakuan tidak mengalami perubahan yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi yang sama antara kontrol dan perlakuan yaitu 0,95. 58

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pemakaian dosis kronis tepung kedelai pada mencit tidak mempengaruhi sistem neuroendokrin yang mengakibatkan perubahan korelasi antara jumlah folikel ovarium dengan konsentrasi estrogen. DAFTAR PUSTAKA Chateau, D dan N Boehm, 1995. Regulation of Differentiation and Keratin 10 Expression by All-trans Retinoid Acid during the Estron Cycle in the Rat Vaginal Epithelium. Institut d, Histologic, Faculte de Medecine, 4 Rue Kirschleger, France Cooke,P.S., D.L. Buchan, D.B. Lubahn and G.R. Cruncha, 1998. Mechanism of Oestrogen Action ; Lesson from the Oestrogen Receptor α Knockout Mouse. Biol. 59: 470-475 Anonim, 2002. Focus on Woman s Health and Diet. Food Fact Asia Issue 15 Johnson, M. H. dan B.J.Everitt, 1998. Essential Reproduction. Blackwell Scientific Publication. London Laurence dan Bacharach, 1964 Evalution of Drug Activities Pharmacometrics Levy, J.R., K.A.Faber, L. Ayyash and C.L. Hughes, 1995. The Effect of Prenatal Exposuretothe Phytoestrogen Genestein on Sexual Differentiation in Rats. Proc. Sec. Exp. Med. 208 (1) : 60 66. Markaverich, B.M., B. Webb, C.L. Densmore dan R.R. Gregory, 1995. Effect of Coumestrol on Estrogen Reseptor Function and Uterin Growth in Ovarietomized Rats.J.Environ.Health. Prespect.103 ( 6 ) : 574-581 et al.,1995 Munawar, 1995. Biometri II. Jurusan Biologi FMIPA UNSRI. Palembang Reinli & Block, 1996. Phytoestrogen content of food a compendium of literature values. Nurt Cancer. Public Health nutrition Program, University of California at Berkeley 94720. USA Whitten, Patricia L, C. Lewis dan F. Naftolin.1993. A Phytoestrogen Diet Induces the Premature Anovulatory Syndrom in Lactation Exposed Female Rats. Biol Reprod. Volume 49 Issuee 5. 59