Bahril Ilmiwan 1, Masril 2 dan Yenni Darvina 2. PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 2. Oktober 2013,

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH PENGGUNAAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK FISIKA DALAM PEMBELAJARAN TUNTAS TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA KELAS X SMA N 4 PADANG


PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA KELAS VIII MTsN KUBANG PUTIH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIFE ROUND ROBIN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

ARTIKEL Oleh SILVA YUSALIM NPM:

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Keywords: Two Stay Two Stray, Learning Outcomes

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH LKS DALAM PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMA N 2 PARIAMAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE

The Effect Model Problem Based Learning on Learning Outcomes Biology Class X SMAN 1 Palembayan. ABSTRACT

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN LDS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWAKELAS VIII

PENGARUH PEGGUNAAN TEKNIK TALKING CHIP TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VII SMPN 1 IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN

Hendra Patriot 1, Wince Hendri 2, Azrita 2. Mahasiswa Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Bung Hatta

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRI DAN PROBLEM-BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMP N 3 SINGGALANG

Azianul Aslam *), Asrizal **), Hidayati **) ABSTRACT PENDAHULUAN. PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 2. Oktober 2013, 57-64


ARTIKEL PENELITIAN PENGARUH METODE THE LEARNING CELL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 28 KORONG GADANG KURANJI PADANG.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARCS

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer dengan Setting Cooperative Learning di SMAN 8 Padang 1) Oleh Masril 2) Jurusan Fisika FMIPA UNP

PENERAPAN QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII MTsN SUNGAI LASI KABUPATEN SOLOK

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN SMARTPHONE (KASUS : SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 PAINAN)

PENGARUH METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA. Bahrudin 1, Rini Asnawati 2, Pentatito Gunowibowo 2

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DALAM BENTUK PROBLEM SOLVING DIAWALI TUGAS MERINGKAS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMA NEGERI 2 PARIAMAN ARTIKEL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMAN 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bilingual terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Reproduksi Manusia.


Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN BUKU SISWA BNKKL DENGAN BUKU KONVENSIONAL

Heny Wahyuningdyah dan Retno Hasanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS

PENERAPAN METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Problem Solving Dengan Pemberian Tugas Rumah Meringkas Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMP 3 Padang

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Guided Note Taking Dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIII SMPN 2 Panti Kabupaten Pasaman

PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 2. Oktober 2013, Anggreini #1, Syakbaniah #2, Yenni Darvina #3

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STRUCTURED NUMBERED HEADS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG GASAN JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENERAPAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERDASARKAN KURIKULUM 2013 TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 PANTI KABUPATEN PASAMAN

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG

Mulya Suci Utari Z 1) Yenni Darvina 2) Ratnawulan 2) PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 4. November 2014, 33-40

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PARIAMAN ABSTRACT

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

SKRIPSI RANI APRIYANI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP ASPEK AFEKTIF SISWA. Pipin Erlina, Umi Chotimah

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER SISWA SMP UNTUK MATA PELAJARAN IPA FISIKA

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DI SD SABBIHISMA 01 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA N 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 4 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

JURNAL FEBRINA AULIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PENGARUH LKS BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP KOMPETENSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DI KELAS VIII SMPN 1 KUBUNG KABUPATEN SOLOK

Imam Mahadi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

ABSTRACT. Keywords: Demonstration method, LKS, cognitive domain.

PENGARUH PENERAPAN LATIHAN SOAL BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA PADA MATERI KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DI SMAN 2 MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA SMP ARTIKEL.

ABSTRAK

ABSTRACT

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 KOTO XI TARUSAN

PENGARUH OBSERVASI GEJALA FISIS BERBANTUAN LKS TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA DALAM PELAJARAN FISIKA DI KELAS X SMAN 3 PADANG

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

Key words: Influence, model of study, cooperative, type of Two Stay Two Stray, handout

PENERAPAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI CONCEPT MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMPN 1 KEBAKKRAMAT

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

ABSTRACT. Keywords: Discovery learning, Image Media, and Learning Outcomes

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Transkripsi:

PILLAR OF PHYSICS EDUCATION, Vol. 2. Oktober 2013, 153-160 PENGARUH PENERAPAN BAHAN AJAR BERMUATAN NILAI NILAI KARAKTER DALAM MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMAN 1 BUKITTINGGI Bahril Ilmiwan 1, Masril 2 dan Yenni Darvina 2 1 Mahasiswa Pendidikan Fisika, FMIPA Negeri Padang, 2 Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Padang ABSTRACT The purpose of this research is to know the influence of the application of teaching material contains character values in direct instruction model against the results of learning to grade XI SMAN 1 Bukittinggi. This research included in this type of research experiments with type quasy experiment research using randomized control study design group posttest only design. The population of the research was the students of class XI SMAN 1 Bukittinggi. Samples were taken using a purposive sampling technique, which consists of XI IPA 1 as experimental class with the number of 35 students and XI IPA 3 as the control class with the number of 35 students. Data analysis techniques using a t-test on the level of significance of 0.05 for the domain of cognitive, affective, and psychomotor. Data collection techniques in the form of a written test to the domain of cognitive and affective domain for observation and psychomotor. The results showed that the average value of experimental class higher than the class of the control. Thus, application of teaching material values-laden characters effect on student learning outcomes at the level of significance of 0.05. Keyword : Teaching Material, Character Values, Direct Instruction Model PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menciptakan sumber daya manusia berkualitas dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan bangsa itu. Pendidikan di Indonesia dalam perkembangannya menjdi tanggung jawab pemerintah yang mengatur corak, arah, dan tujuan pendidikan. Landasan yang dijadikan payung hukum penyelenggaraan pendidikan saat sekarang adalah UU No. 20 tahun 2003. Dalam UU No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan nasional mempunyai fungsi dalam membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat serta mengembangkan kemampuan dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga menjadi manusia yang berpotensi, diantaranya beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, berilmu, mandiri, kreatif, sehat, bertanggung jawab, serta menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Berbicara masalah pendidikan karakter, tentu tidak terlepas dari pengertian karakter itu sendiri. Karakter adalah nilai-nilai yang terdapat dalam diri dan tergambarkan dalam perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai tersebut bisa berupa kepedulian, kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan rasa hormat terhadap diri sendiri dan orang lain. Karakter yang ada pada seseorang atau sekelompok orang merupakan perpaduan olah pikir, olah hati, olah raga, dan olah rasa dan karsa. Karakter juga menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang tegar dalam menghadapi kesulitan dan tantangan sebagai perwujudan dari kemampuan, nilai, dan kapasitas moral yang saling berhubungan [1]. Pendidikan karakter adalah istilah payung yang digunakan untuk menggambarkan pengajaran kepada anak-anak dengan cara membantu mereka mengembangkan berbagai cara seperti memahami nilai-nilai ketuhanan, menjadi pribadi yang mementingkan keperluan umum, baik, santun, berperilaku, mampu membebaskan diri dari tindakan kekerasan, sehat, kritis, sukses, dan dapat diterima secara sosial. Pendidikan karakter pada hari ini telah menjadi isu hangat yang berkembang di sekolah. Ide utama pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan perilaku dan sikap siswa sekolah. Karakter yang baik tidak terbentuk secara otomatis dan perlu dikembangkan dari waktu ke waktu melalui proses berkelanjutan, contohnya belajar dan praktek. Pengajaran karakter yang baik sangat penting dalam masyarakat hari ini karena siswa kita menghadapi banyak peluang dan bahaya yang tidak diketahui oleh generasi sebelumnya. Mereka dibombardir dengan berbagai macam pengaruh 153

negatif melalui media dan berbagai macam budaya yang keluar masuk menghampiri rangkaian kegiatan dalam kehidupannya. Berbagai masalah pun timbul sebagai dampak menurunnya kualitas nilai-nilai karakter siswa baik di dalam maupun luar lingkungan sekolah. Hal yang terjadi di dalam sekolah adalah membuang sampah sembarangan, terlambat datang ke sekolah, tidak mendengarkan guru yang sedang memberikan pelajaran di depan kelas, dan sebagainya. Di luar sekolah pun tampak hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh siswa, seperti perkelahian massal, penggunaan narkoba dan minuman keras, pergaulan bebas sampai tindak kriminal masyarakat. Pendidikan karakter adalah gerakan nasional dalam rangka menciptakan sekolah yang membina etika, bertanggung jawab dan kepedulian terhadap diri dan orang lain. Pendidikan karakter menyiapkan sesuatu yang bernuansa nilai-nilai moral dan spiritual dan tidak hanya mengutamakan aspek kognitif saja dengan harapan siswa dapat menginternalisasikan pengetahuan dan nilai tersebut di dalam maupun di luar kelas. Namun, upaya pelatihan pendidikan karakter yang dilakukan dalam lingkungan sekolah terutama di dalam kelas masih didominasi oleh guru yang mengajarkan nilai-nilai karakter melalui contoh-contoh yang dikaitkan dengan berbagai persoalan yang ditemukan dalam kehidupan para siswa. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas membutuhkan bahan ajar sebagai alat penunjang proses belajar. Akan tetapi, bahan ajar yang dipakai selama ini hanya berisi substansisubstansi untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan saja dan belum memberikan pengajaran berupa nilai-nilai sikap yang baik dalam rangka menyiapkan siswa secara menyeluruh. Bahan ajar adalah salah satu bagian dari sumber belajar yang berisikan seperangkat materi yang disusun berurutan guna membantu guru dalam proses pembelajaran [2]. Bahan ajar juga dijadikan representasi penjelasan guru di dalam kelas serta alat dalam meraih standar kompetensi dan kompetensi dasar. Bahan ajar seharusnya mempunyai posisi yang strategis bagi guru untuk mengarahkan semua aktivitas pembelajaran, pedoman aktivitas siswa dalam belajar, dan instrumen evaluasi hasil belajar [3]. Bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran berisikan komponen-komponen, yaitu petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi materi pembelajaran, informasi pendukung, latihanlatihan, petunjuk kerja, evaluasi, dan bailkan terhadap hasil evaluasi [3]. Bahan ajar ini berupa bahan ajar cetak yang dapat digunakan dimana saja. Bahan ajar cetak termasuk bahan ajar yang sederhana efektif digunakan dalam pembelajaran. Kelebihannya adalah tidak membutuhkan biaya yang mahal dalam proses pengadaannya, bisa dibawa dan dipindahkan dengan cepat, menawarkan kemudahan secara luas, dan dapat dibaca dimana saja berada, serta memberikan dorongan bagi siswa untuk mencatat, menandai, dan membuat gambar atau sketsa. Bahan ajar berisikan nilai-nilai karakter yang bersumber dari empat nilai yakni Agama, Pancasila, Budaya, dan Tujuan Pendidikan Nasional. Ada 18 nilai yang didapat dari keempat sumber nilai diatas, diantaranya 1) jujur; 2) toleransi; 3) disiplin; 4) kerja keras; 5) kreatif; 6) mandiri; 7) mandiri; 8) demokratis; 9) rasa ingin tahu; 10) semangat kebangsaan; 11) cinta tanah air; 12) menghargai prestasi; 13) bersahabat; 14) cinta damai; 15) gemar membaca; 16) peduli lingkungan; 17) peduli sosial; 18) tanggung jawab [4]. Sejumlah nilai-nilai karakter di atas tidak semua yang diamati ketika proses pembelajaran di kelas karena disesuaikan dengan kebutuhan dalam penelitian. Nilai-nilai karakter tersebut beserta indikatornya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai-Nilai Karakter dan Indikator No Nilai Karakter 1 Religius Indikator Berdoa di awal dan di akhir belajar dengan khidmat 2 Disiplin Datang tepat waktu 3 4 Kerja keras Tanggung jawab 5 Mandiri 6 Kerja sama Mengerjakan tugas yang diberikan dengan teliti dan rapi Mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang telah diberikan Mengerjakan tugas tanpa bantuan orang lain Berdiskusi dengan teman sebangku atau kelompok sesuai instruksi guru Keenam nilai-nilai karakter beserta indikator pada Tabel 1 disusun berdasarkan tiga aspek, yaitu nilai yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa berupa nilai karakter religius; nilai yang berhubungan dengan diri sendiri berupa nilai karakter disiplin, kerja keras, tanggung jawab, dan mandiri; serta nilai yang berhubungan dengan sesame berupa nilai karakter kerja sama. Ketiga aspek ini diharapkan mampu membentuk sikap siswa dan dipraktekkan dalam kehidupannya. Nilai karakter yang telah diambil tertulis secara eksplisit dalam bahan ajar dengan harapan siswa 154

dapat membaca, merasakan, dan menanamkan nilai-nilai tersebut dalam kesehariannya, khususnya dalam kegiatan belajar. Dengan demikian, bahan ajar bermuatan nilai-nilai karakter ini diharapkan dapat membuat pembelajaran terasa lebih bermakna, memberikan motivasi kepada siswa dalam mengembangkan seluruh potensinya secara optimal, serta meningkatkan kemampuan berpikirnya. Penggunaan bahan ajar bermuatan nilai-nilai karakter didukung oleh model pembelajaran langsung yang digunakan saat proses belajar. Model pembelajaran langsung merupakan model kegiatan belajar yang bertahap dengan mengutamakan pengetahuan deklaratif dan prosedural [5]. Sintak model pembelajaran langsung sebagai berikut : 1) orientasi; 2) presentasi; 3) latihan terstruktur; 4) latihan terbimbing; dan 5) latihan mandiri. Jadi, bias disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung menitikberatkan pada pengusaan konsep dengan berbagai macam jenis latihan serta mampu mengoptimalkan penggunaan waktu agar lebih tertata rapi. Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar dan menjadi indikator keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan padadiri siswa berupa keterampilan, nilai kognitif, dan sikap setelah siswa mengalami proses belajar. Hasil belajar yang diharapkan adalah kemampuan lulusan yang utuh mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor [6]. Hasil belajar ranah kognitif membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi [7]. Hasil belajar dalam ranah afektif meliputi nilai-nilai karakter yang tertulis di dalam bahan ajar dengan masing-masing indikatornya. Nilai-nilai karakter dinyatakan dengan pernyataan kualitatif, yakni Belum Terlihat (BT), Mulai Terlihat (MT), Mulai Berkembang (MK), dan Mulai Membudaya (MB) [4]. Hasil belajar dalam ranah psikomotor berkenaan dengan kemapuan atau keterampilan siswa dalam menerapkan pengetahuan yang dimilikinya. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh penerapan bahan ajar bermuatan nilai-nilai karakter dalam model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMAN 1 Bukittinggi. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber ide bagi guru Fisika lainnya dalam menentukan model yang sesuai dalam pembelajaran. Selain itu, diharapkan penelitian ini juga menjadi sumber inspirasi bagi peneliti lain untuk terus mengembangkan peneltian dalam bidang pendidikan. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah peneltian ekperimen dengan jenis penelitian ekperimen semu. Dalam penelitian ekperimen ini digunakan kelas ekperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan bahan ajar bermuatan nilai-nilai karakter, sedangkan kelas kontrol menggunakan bahan ajar yang telah tesedia di sekolah. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control Group Only Posttest Design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 1Bukittinggi semester 2 tahun ajaran 2012/2013. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel bebas, variabel terikat, variabel kontrol. Variabel bebas adalah pembelajarann menggunakan bahan ajar fisika bermuatan nilai-nilai karakter. Variabel terikat adalah hasil belajar dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Variabel kontrol adalah guru, materi pelajaran, waktu dalam proses belajar dan mengajar. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Data ini tergolong data primer. Pada ranah kognitif, data diambil melalui tes tertulis, ranah afektif melalui pengamatan selama proses pembelajaran, dan ranah psikomotor melalui pengamatan selama kegiatan praktikum. Instrumen penelitian mencakup tiga ranah, yaitu ranah konitif berupa lembaran tes akhir tertulis, ranah afektif berupa lembaran observasi nilai-nilai karakter, dan ranah psikomotor menggunakan lembaran observasi dalam kegiatan praktikum. Tes akhir yang dilaksanakan di akhir penelitian menggunakan tes objektif dengan terlebih dahulu melakukan analisis butir soal mencakup uji validitas, uji reliabilitas, uji daya beda, dan uji tingkat kesukaran. Teknik analisis data hasil penelitian menggunakan uji t dengan memenuhi terlebih dahulu dua persyaratan awal, yaitu uji normalitas untuk menentukan apakah sampel terdistribusi secara normal dan uji homogenitas untuk menentukan sampel apakah sampel bersifat homogen. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian diperoleh dari data hasil belajar dalam tiga ranah pendidikan, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Data hasil belajar tiga ranah ini dianalisis menggunakan uji t dengan prasyarat awal uji normalitas dan uji homogenitas. Data hasil belajar pada ranah kognitif didapat melalui tes akhir menggunakan tes objektif dengan jumlah soal 36 buah yang telah memenuhi 155

syarat awal, yaitu analisis butir soal. Soal diujikan pada kelas sampel dengan jumlah masing-masing 35 orang siswa. Nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen adalah 86,91, sedangkan pada kelas kontrol adalah 83,51. Sebagai langkah awal dalam melakukan uji t, data hasil belajar untuk ranah kognitif kedua kelas sampel dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji yang dilakukan menunjukkan bahwa kedua kelas sampel terdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji t dan hasilnya dapat dilaihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis Kelas Sampel Pada Ranah Kognitif Sampel N X S 2 S t h t t Kelas Eksperimen 35 86,91 31,669 Kelas Kontrol 35 83,51 36,963 5,86 2,41 1,997 Berdasarkan data yang didapatkan dapat dikemukakan bahwa t h berada berada di luar daerah -t t < t h < t t. Ini berarti bahwa th berada di luar daerah penerimaan Ho dan di dalam daerah penerimaan Hi. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh berarti dari penggunaan bahan ajar bermuatan nilainilai karakter terhadap hasil belajar ranah kognitif siswa. Data hasil belajar pada ranah afektif diperoleh melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu tujuh kali pertemuan. Pengamatan dilakukan oleh peneliti beserta seorang guru bidang studi fisika sebagai observer dengan menggunakan format penilaian nilai-nilai karakter siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar dalam tujuh kali pertemuan pada ranah afektif siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Nilai Rata-Rata Afektif Kelas Sampel Pertemuan ke- Kelas Eksperimen Nilai Rata-Rata Afektif Kelas Kontrol 1 37,2 28,2 2 43,5 32,7 3 49,5 40,3 4 53,5 44,2 5 63,5 48,3 6 72,0 55,8 7 78,2 61,2 Rata-Rata 56,9 44,3 Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar ranah afektif pada kedua kelas sampel. Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata kelas kontrol. Data hasil belajar pada ranah afektif juga dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji t, dimana kedua kelas sampel telah terdistribusi secara normal dan memiliki varians yang homogen. Hasil analisis uji t dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Kelas Sampel Pada Ranah Afektif Sampel N X S 2 S t h t t Kelas Eksperimen 35 56,8 5,46 Kelas Kontrol 35 44,3 4,49 2,23 23,53 1,997 156

Berdasarkan data yang didapatkan dapat dikemukakan bahwa t h berada berada di luar daerah -t t < t h < t t. Ini berarti bahwaa t h berada di luar daerah penerimaan H o. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang berarti antara hasil belajar pada ranah afektif siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan bahan ajar bermuatan nilai-nilai karakter dengan yang tidak menggunakan bahan ajar bermuatan nilai-nilai karakter. Pada penelitian ini adaa enam nilai-nilai karakter yang diobservasi dalam kegiatan belajar. Hasil penilaian nilai karakter religius dalam tujuh kali pertemuan sesuai pada Gambar 1. Gambar 2 menunjukkan bahwa peningkatan nilai karakter disiplin padaa kedua kelas sampel yang tidak sama. Nilai karakter disiplin pada kelas ekperimen mengalami peningkatan yang drastis daripada kelas kontrol. Hasil penilaian nilaii karakter kerja keras dalam tujuh kali pertemuan sesuai pada Gambar 3. Gambar 3. Perbandingan Nilai Rata-Rata Karakter Kerja Keras Gambar 1. Perbandingan Nilai Rata-Rata Karakter Religius Gambar 1 menunjukkan bahwa perkembangan nilai-nilai karakter religius pada kedua kelas sampel meningkat pada setiap pertemuan. Tiga pertemuan awal, kelas ekperimen menunjukkan peningkatan yang cukup baik daripada kelas kontrol, tetapi empat pertemuan terakhir kedua kelas mennunjukkan nilai yang tidak jauh berbeda. Hasil penilaian nilai karakter disiplin dalam tujuh kali pertemuan sesuai padaa Gambar 2. Gambar 3 menunjukkan bahwa nilai karakter kerja keras pada kedua kelas sampel sama- tetapi nilai rata-rata sama mengalami peningkatan, kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hasil penilaian nilai karakter tanggung jawab dalam tujuh kali pertemuan sesuai pada Gambar 4. Gambar 4. Perbandingan Nilai Rata-Rata Karakter Tanggung Jawab Gambar 2. Perbandingan Nilai Rata-Rata Karakter Disiplin Gambar 4 menunjukkan bahwa perbedaan yang cukup tajam pada kedua kelas sampel untuk nilai karakter tanggung jawab. Pada pertemuan awal, skor rata-rata kedua kelas sama, tetapi pertemuan kedua hingga pertemuan ketujuh nilai rata-rata kelas eksperimen meningkat dengan baik dibandingkan kelas kontrol. 157

Hasil penilaian nilai karakter tanggung jawab dalam tujuh kali pertemuan sesuai pada Gambar 5. Gambar 7. Nilai Rata-Rata untuk setiap Nilai Karakter Gambar 5. Perbandingan Nilai Rata-Rata Karakter Mandiri Gambar 5 menunjukkan bahwa perkembangan nilai karakter mandiri pada kedua kelas sampel pada dua pertemuan awal cukup jauh berbeda, namun lima pertemuan selanjutnya nilai rata-rata kedua kelas menunjukkan peningkatan yang stabil. Hasil penilaian nilai karakter disiplin dalam tujuh kali pertemuan sesuai padaa Gambar 6. Gambar 6. Perbandingan Nilai Rata-Rata Karakter Kerja Sama Gambar 6 menunjukkann bahwa nilai rata- kelas ekperimen rata karakter kerjasama padaa memiliki nilai yang lebih tinggi daripada nilai rata- stabil. rata kelas kontrol yang cenderung Nilai rata-rata dalam tujuh kali pertemuan untuk enam nilai karakter yang diamati dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7 dapat dikemukakan bahwa terjadi perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada nilaii karakter religius, nilai rata-rata kelas ekperimen adalah 55 dengan kriteria nilai karakter dalam tahap mulai berkembang, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 50 dengan kriteria nilai karakter dalam tahap mulai terlihat. Pada nilai karakter disiplin terjadi perbedaan yang cukup jauh dimana nilai rata-rata kelas ekperimen adalah 63 dengan kriteria nilai karakter mulai berkembang, sedangkan nilai ratarata kelas kontrol adalah 34 dengan kriteria nilai karakter dalam tahap mulai terlihat. Pada nilai karakter kerja keras, nilai rata-rata kelas ekperimen adalah 65 dengan kriteria nilai karakter dalam tahap mulai berkembang, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 56 dengan kriteria nilai karakter dalam tahap mulai berkembang. Pada nilai karakter tanggung jawab, nilai rata-ratadalah 49 dengan kriteria nilai karakter dalam tahap kelas ekperimen mulai terlihat, sedangkan nilai rata kelas kontrol adalah 37 dengan kriteria nilai karakter dalam tahap mulai terlihat. Pada nilai karakter mandiri, nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 50 dengan kriteria nilai karakter dalam tahap mulai terlihat, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 46 dengan kriteria nilai karakter dalam tahap mulai terlihat. Pada nilai karakter kerja sama, nilai rata-rata kelas ekperimen adalah 59 dengann kriteria nilai karakter dalam tahap mulai berkembang, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 43 dengan kriteria nilai karakter dalam tahap mulai terlihat. Adanya penggunaan bahan ajar bermuatan nilai-nilai karakter dapat meningkatkan pembentukan nilai- data hasil belajar nilai karakter siswa. Pada ranah psikomotor, diperoleh melalui kegiatan praktikum. Nilai rata- 80,34, sedangkan rata pada kelas eksperimen adalah pada kelas kontrol adalah 75,51. Data hasil belajar 158

pada ranah psikomotor dianalisis menggunakan uji t dengan kedua kelas telah terdistribusi secara normal dan memiliki varians yang homogen. Hasil analisis uji t dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis Kelas Sampel Pada Ranah Psikomotor Sampel N X S 2 S t h t t Kelas Eksperimen 35 80,34 67,41 Kelas Kontrol 35 75,51 65,38 8,15 2,46 1,997 Berdasarkan data yang didapatkan dapat dikemukakan bahwa t h berada berada di luar daerah -t t < t h < t t. Ini berarti bahwa t h berada di luar daerah penerimaan H o dan di dalam daerah penerimaan H i. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh berarti dari penggunaan bahan ajar bermuatan nilainilai karakter terhadap hasil belajar ranah psikomotor siswa. Hasil analisis data tes akhir belajar berupa nilai rata-rata hasil belajar siswa dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor menunjukkan bahwa penggunaan bahan ajar bermuatan nilai-nilai karakter dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari tingginya nilai rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar bermuatan nilai-nilai karakter dibandingkan dengan nilai ratarata hasil belajar siswa yang tidak menggunakan bahan ajar bermuatan nilai-nilai karakter. Bahan ajar bermuatan nilai-nilai karakter ini memiliki kelebihan dimana siswa tidak hanya disuguhkan berbagai macam bentuk materi, rumus, dan soal latihan, tetapi dilengkapi dengan nilai-nilai karakter yang tertulis di dalam bahan ajar sehingga membuat proses pembelajaran terasa bermakna dan menumbuhkan minat siswa untuk lebih bersungguhsungguh dalam belajar serta memberikan pengaruh positif dalam perkembangan karakter siswa. Nilainilai karakter tersebut adalah religius, disiplin, kerja keras, tanggung jawab, mandiri, dan kerja sama. Nilai-nilai karakter yang tertulis secara eksplisit di dalam bahan ajar memberikan dorongan positif kepada siswa untuk berbuat lebih baik untuk setiap kali pertemuan. Nilai karakter tersebut juga membimbing siswa untuk bekerja secara sistematis dan menaati segala macam aspek yang berguna bagi keberlansungan proses belajar dan mengajar serta memberikan dampak yang bagus bagi hasil belajarnya. Artinya, setiap nilai karakter yang telah mereka baca kemudian mereka hayati memberikan dampak kepada setiap proses yang dikerjakan sehingga hasil akhir yang diperoleh berupa nilai kognitif dalam taraf yang baik melebihi batas KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Pengamatan dari tujuh kali pertemuan yang dilakukan dalam proses pembelajaran menunjukkan bahwa nilai karakter disiplin paling menonjol. Disiplin merupakan salah satu nilai karakter yang menjadi pondasi bagi siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Tanpa disiplin, semua perencanaan aktivitas yang telah diatur sedemikian rupa akan terbuang sia-sia mengingat waktu yang tidak akan pernah kembali. Kemudian dasar disiplin yang baik ini memberikan pengaruh pada nilai-nilai karakter yang lain sehingga menunjukkan hasil yang meningkat dalam setiap pertemuan. Bahan ajar cetak yang dipakai pada proses pembelajaran sangat membantu siswa terutama dalam hal efektifitas waktu. Bahan ajar cetak ini memiliki kelebihan, seperti memudahkan guru menunjukkan kepada siswa tentang bagian mana yang dipelajari, dapat digunakan dan dipindahkan dengan cepat, relatif ringan, serta dapat dibaca dimana saja. Adanya bahan ajar membuat waktu tidak banyak terbuang sia-sia dan memberikan kemudahan bagi guru dalam hal penyampaian materi dan bagi siswa untuk berlatih melalui latihan-latihan yang terdapat di dalam bahan ajar. Bahan ajar berfungsi untuk mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus sebagai alat evaluasi hasil pembelajaran. Guru juga tidak harus menyampaikan materi sedetail mungkin sehingga memberikan peluang bagi siswa untuk belajar memahami materi secara intensif. Dengan demikian, optimalisasi pelayanan belajar terhadap siswa dapat berjalan baik dan lancar. Model pengajaran langsung yang diterapkan dalam proses pembelajaran memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas bisa dijalankan sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam RPP. Langkah-langkah yang terdapat dalam model pembelajaran langsung menjadikan siswa untuk menguasai materi yang diajarkan dengan mengerjakan latihan-latihan soal yang berbeda. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan bahan ajar bermuatan nilai-nilai karakter mengalami beberapa kendala dalam proses pembelajaran. Kendala yang dihadapi berupa adanya beberapa siswa yang tidak membuka kembali bahan ajar di luar jam pelajaran atau di rumah dan ada yang tidak 159

membawa kembali bahan ajar untuk pertemuan selanjutnya. Kendala ini terjadi karena kebiasaan siswa yang belum terlatih untuk mengulang kembali pelajaran dan banyaknya tugas yang mereka kerjakan untuk mata pelajaran lain. Namun, hal ini tidak berlangsung lama karena siswa selalu diberikan teguran, arahan, dan motivasi untuk selalu memperbaiki sikapnya ditunjang dengan nilai-nilai karakter dalam bahan ajar yang selalu menjadi perhatian siswa ketika membacanya. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ranah kognitif nilai rata-rata tes akhir kelas eksperimen adalah 86,91 sedangkan kelas kontrol 83,51. Pada ranah afektif, nilai rata-rata kelas ekperimen adalah 56,8, sedangkan kelas kontrol 44,3. Pada ranah psikomotor, nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 78,6 sedangkan kelas kontrol 74,31. Hasil belajar di atas menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Perbedaan hasil belajar ini diyakini akibat pengaruh penerapan bahan ajar bermuatan nilai-nilai karakter dalam model pembelajaran langsung. Dengan demikian, berdasarkan pengolahan menggunakan uji t bahan ajar bermuatan nilai-nilai karakter berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bahan ajar bermuatan nilai-nilai karakter diharapkan dapat digunakan untuk model pembelajaran yang lain. 2. Nilai-nilai karakter yang diamati untuk selanjutnya dapat ditambah dalam proses pembelajaran di dalam kelas. 3. Materi pada bahan ajar dapat dikembangkan lagi untuk semua materi fisika SMA yang memuat nilai-nilai karakter agar pembelajaran fisika terasa lebih bermakna. UCAPAN TERIMA KASIH Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan artikel ini. Sebagai judul penelitian yaitu: Pengaruh Penerapan Bahan Ajar Bemuatan Nilai-Nilai Karakter dalam Model Pembelajaran Langsung terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1 Bukittinggi. Artikel ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang. Penulisan artikel ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: bapak Drs. H. Masril, M.Si sebagai pembimbing yang telah membimbing peneliti dari awal sampai akhir penelitian dan ibu Dra. Yenni Darvina, M.Si yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk ikut serta dalam penelitian induk yang ibu laksanakan sekaligus membimbing peneliti dari awal sampai akhir penelitian. Semoga bimbingan dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal kebaikan dan mendapat pahala berlipat ganda dari Allah SWT. Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan artikel ini masih terdapat kesalahan dan kelemahan. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan artikel ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti. Amin. DAFTAR PUSTAKA [1] Direktorat Ketenagaan DIKTI. 2010. Kerangka Acuan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kemendiknas. [2] Majid,A.2011. Perencanaan Pembelajarn. Bandung : Remaja Rosdakarya. [3] Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Dikjen Pendidikan Dasar Dan Menengah. [4] PUSKUR.2010.Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta:Kemendiknas. [5] Indrawati.2005.Model Pembelajaran Langsung. Bandung : PPGT IPA [6] Sudjana, N. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya. [7] Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. 160