POPULASI KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA ) DI PULAU MANTEHAGE, SULAWESI UTARA POPULATION OF BUTTERFLY (LEPIDOPTERA) IN MANTEHAGE ISLAND, NORTH SULAWESI

dokumen-dokumen yang mirip
4 KARAKTERISTIK SUMBER DAYA KUPU-KUPU (Lepidoptera) YANG DIMANFAATKAN SECARA KOMERSIAL

KERAGAMAN KUPU-KUPU DI TAMAN WISATA ALAM BANING SINTANG. Hilda Aqua Kusuma Wardhani 1 Abdul Muis 2 1. Staf Pengajar FKIP Universitas Kapuas Sintang 2

KELIMPAHAN KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA) DI KAWASAN CAGAR ALAM GUNUNG AMBANG SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga

SUSUNAN ACARA SEMINAR NASIONAL BIOLOGI 2010 Fakultas Biologi UGM, September JUM AT, 24 SEPTEMBER 2010 Waktu Acara Tempat

PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN DAN SEBARAN KUPU-KUPU (Lepidoptera: Rhacalopera) DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA SUMATERA SELATAN

1. Pendahuluan KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU DI WILAYAH PEMUKIMAN DESA PANGANDARAN CIAMIS JAWA BARAT

LAPORAN IVENTARISASI KUPU-KUPU Di Hutan Banyuwindu, Limbangan Kabupaten Kendal

METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati

Yustina Laboratorium Zoologi FKIP Universitas Riau

KUPU-KUPU (RHOPALOCERA) DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meidita Aulia Danus, 2015

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODE. Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian; Sumber: Ditjen PHKA (2008)

Keanekaragaman kupu-kupu (Insekta: Lepidoptera) di Wana Wisata Alas Bromo, BKPH Lawu Utara, Karanganyar, Jawa Tengah

Jurnal Biology Education Vol. 4 No. 1 April 2015

Program Studi Entomologi Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado * korespondensi:

2016 PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PAKAN ALAMI TERHAD APPERTUMBUHAN D AN PERKEMBANGAN FASE LARVA

Kata kunci: kupu-kupu, keanekaragaman, kelimpahan, Universitas Jambi.

JENIS-JENIS KUPU-KUPU DI SUAKA ELANG TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK, BOGOR ( Butterflies in Suaka Elang Mount Halimun Salak National Park, Bogor)

DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA) DI GUNUNG MANADO TUA, KAWASAN TAMAN NASIONAL LAUT BUNAKEN, SULAWESI UTARA

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

I. PENDAHULUAN. mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami

9-077 STRUKTUR KOMUNITAS KUPU-KUPU PADA AREA WANA WISATA AIR TERJUN COBAN RAIS DI BATU

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat

Keanekaragaman Kupu-Kupu (Lepidoptera) pada Empat Tipe Habitat di Hutan Lindung Gunung Klabat, Sulawesi Utara

Kelompok Papilionidae lebih banyak aktif di siang hari untuk menghindari predator, seperti burung yang aktif pada pagi hari (Homziak & Homziak 2006).

KERAGAMAN LEPIDOPTERA PADA DUKUH DAN KEBUN KARET DI DESA MANDIANGIN KABUPATEN BANJAR

Analisis Keanekaan dan Kekerabatan Kupu-Kupu Cagar Alam Leuweung Sancang Berdasarkan Karakter Morfologi

2015 PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI DAN PAKAN SINTETIS TERHADAP LAMANYA SIKLUS HIDUP

INVENTARISASI KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: RHOPALOCERA) DI RESORT PANCUR KAWASAN TAMAN NASIONAL ALAS PURWO (TNAP) BANYUWANGI JAWA TIMUR SKRIPSI.

KUPU-KUPU (Rhopalocera) DI KAWASAN HUTAN KOTA BNI BANDA ACEH

V. SIMPULAN DAN SARAN. Gunung Merapi tergolong rendah dengan nilai H 1,92. yang ada di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

ABSTRAK KEMELIMPAHAN DAN POLA DISTRIBUSI KUPU-KUPU DI TEPIAN SUNGAI KAPUAS KELURAHAN SELAT TENGAH KECAMATAN SELAT KABUPATEN KAPUAS.

BAB IV METODE PENELITIAN

Jenis-jenis Kupu-kupi Di Perkebuan Sawit dan Karet Di Wilayah Ragusa Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat

ABSTRACT PENDAHULUAN METODE PENELITIAN STRUKTUR DAN KOMPOSISI POHON PADA BERBAGAI TINGKAT GANGGUAN HUTAN 01 GUNUNG SALAK, JAWA BARAT

KOMPOSISI KUPU-KUPU PAPILIONIDAE DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA SUMATERA BARAT ARTIKEL ILMIAH

KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: RHOPALOCERA) DI KAWASAN PENYANGGA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KILIRAN JAO KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

2 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlin Nur Fitri, 2015

Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA UNSRAT Manado, * korespondensi:

II. TINJAUAN PUSTAKA

KEANEKARGAMAN KUPU-KUPU DIURNAL (SUB ORDO: RHOPALOCERA) DI KOMPLEK GUNUNG BROMO KPH SURAKARTA KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

BioLink JURNAL BIOLOGI LINGKUNGAN, INDUSTRI, KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU

IDENTIFIKASI KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA) DI KAWASAN PT

Di Area Kampus Binawidya Universitas Riau. Yustina 1

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan secara terus-menerus. Maka dari itu, setiap manusia harus

bio.unsoed.ac.id Di dalam konsep Agrowisata, usaha pertanian unggulan dikembangkan a. Latar belakang 1. PENDAHULUA}{

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhamad Adnan Rivaldi, 2013

Biosaintifika 5 (2) (2013) Biosaintifika. Journal of Biology & Biology Education.

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kupu-kupu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu keaneragaman hayati tersebut adalah keanekaragaman spesies serangga.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

Jl. Prof.Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1, Bandarlampung, Lampung, Indonesia, Surel: ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Kupu-kupu raja helena (Troides helena L.) merupakan kupu-kupu yang berukuran

SEKILAS KUPU-KUPU DI TAMAN HUTAN BANTIMURUNG. A. Letak Geografis Taman Bantimurung

KUPU-KUPU (RHOPALOCERA) DI KAWASAN TAMAN SATWA KANDI KOTA SAWAHLUNTO, SUMATRA BARAT. Oleh : HUSNI MUBAROK PULUNGAN BP :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

KEANEKARAGAMAN DAN DISTRIBUSI JENIS KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA) DI KAWASAN HUTAN TAMAN WISATA ALAM SURANADI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

SMP NEGERI 3 MENGGALA

BAB I PENDAHULUAN. Anggapan ini terbentuk berdasarkan observasi para ahli akan keanekaragamannya

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Serangga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan

ABSTRACT. Keywords: Graphium agamemnon, Graphium doson, Mechelia champaca, Annona muricata, life cycle, food consumption.

Keanekaragaman Parasitoid dan Parasitisasinya pada Pertanaman Padi di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun

Gambar 2.1. Peta Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Inventarisasi Jenis Kupu-kupu pada Hutan Kerangas di Kawasan Cagar Alam Mandor Kabupaten Landak

KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU PADA EKOSISTEM HUTAN RAWA AIR TAWAR DAN HUTAN DATARAN RENDAH DI DESA BELITANG DUA KECAMATAN BELITANG KABUPATEN SEKADAU

KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU DI KAWASAN AIR TERJUN BERTINGKAT DESA LANNA KECAMATAN PARANGLOE KABUPATEN GOWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah tepatnya di kabupaten Karanganyar. Secara geografis terletak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

Transkripsi:

POPULASI KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA ) DI PULAU MANTEHAGE, SULAWESI UTARA Debry C. Lamatoa 1), Roni Koneri 1), Ratna Siahaan 1), Pience V. Maabuat 1) 1) Program Studi Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi Jl. Kampus Unsrat, Manado 95115 e-mail : ebhy.lamatoa@yahoo.com; ronicaniago@yahoo.com; ratna245_siahaan@yahoo.com; Thealyn@yahoo.com ABSTRAK Kupu-kupu berperan penting dalam ekosistem dan dapat membantu proses penyerbukan pada tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji populasi kupu-kupu di Pulau Mantehage, Sulawesi Utara. Pengambilan sampel kupu-kupu dilakukan dari Maret sampai Mei 2013 di Pulau Mantehage, Sulawesi Utara. Kupu-kupu dikoleksi dengan menggunakan metode sweeping yang diterapkan secara acak sepanjang 500m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kupu-kupu di Pulau Mantehage ada 19 spesies yang termasuk ke dalam 4 famili yaitu Nymphalidae, Papilionidae, Pieridae dan Riodinidae. Spesies kupu-kupu yang paling banyak ditemukan yaitu Catopsilia scylla asema. Famili yang paling banyak ditemukan yaitu Famili Nymphalidae dengan jumlah spesies sebanyak 11 spesies. Kupu-kupu yang paling sedikit yaitu Famili Riodinidae yang memiliki jumlah satu spesies. Kata kunci : Populasi kupu-kupu, Pulau Mantehage, Sulawesi Utara. POPULATION OF BUTTERFLY (LEPIDOPTERA) IN MANTEHAGE ISLAND, NORTH SULAWESI ABSTRACT Butterfly has ecological functions for pollination and as biodicator of ecosystem change. This study was conducted for studying butterfly population in Mantehage Island, North Sulawesi. Butterfly sampling conducted in March until May 2013 in Mantehage island, North Sulawesi. Butterfly were collected by using random sweeping along 500 m. The result showed there were 19 species in 4 families i.e. Nymphalidae, Papilionidae, Pieridae dan Riodinidae. The most commonly butterfly found was Catopsilia scylla asema. The most common family was Nymphalidae with numbers of species were 11 species. The least family was Riodinidae with only 1 species. Keywords: Butterfly population, Mantehage Island, North Sulawesi. PENDAHULUAN Pulau Mantehage merupakan gugusan pulau di Semenanjung Utara Sulawesi. Secara administratif pulau tersebut termasuk Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara. Luas daratan Pulau Mantehage 738,10 Ha dan sebagian besar bertopografi datar dan tidak terdapat perbukitan. Pulau Mantehage memiliki keanekaragaman jenis flora dan fauna. Jenis-jenis flora antara lain palma, seperti sagu/rumbia (Metroxylon sago), woka/palem kipas (Livistona chinensis), dan kelapa (Cocos nucifera). Jenis-jenis buahbuahan, seperti mangga (Mangifera indica), pisang (Musa. sp) dan berbagai jenis buahbuahan lainnya (Mehta, 1999). Salah satu keanekaragaman fauna yang terdapat di Pulau Mantehage adalah kupukupu (Mehta, 1999). Di alam kupu-kupu memiliki peranan yang sangat penting dalam mempertahankan ekosistem, seperti membantupen yerbukan pada tumbuhan berbunga, sehingga proses perbanyakan tumbuhan secara alamiah dapat berlangsung (Borror et al., 1992). Keberadaan populasi kupu-kupu pada suatu habitat sangat bergantung pada keanekaragaman tumbuhan inang, sehingga memberikan hubungan yang erat antara keanekaragaman dengan kondisi

Lamatoa, Koneri, Siahaan dan Maabuat: Populasi Kupu-Kupu 53 habitatnya (Widhiono, 2004). Kupu-kupu merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan maupun penurunan keanekaragaman jenisnya. Secara ekologis, kupu-kupu berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan membantu penyebaran tumbuhan, serta sebagai bioindikator kualitas lingkungan (Achmad, 2002). Kerusakan habitat yang menyebab-kan penurunan keanekaragaman tumbuhan inang, menjadi salah satu faktor penyebab penurunan keanekaragaman kupu-kupu. Achmad (2002) menyebutkan bahwa kerusakan habitat terjadi karena aktivitas manusia dalam mengkonversi habitat alami. Selain itu, keanekaragaman kupu-kupu dipengaruhi oleh ketinggian, suhu, kelembaban, intensitas cahaya, cuaca, musim, volume, dan nektar tumbuhan. Pulau Mantehage terfragmentasi karena perubahan bentuk tata guna lahan. Alih fungsi lahan hutan yang dibangun menjadi permukiman akan mengurangi vegetasi sebagai tumbuhan inang kupu-kupu. Perubahan ekosistem yang terjadi karena eksploitasi yang sangat cepat merupakan ancaman bagi keberadaan populasi kupukupu pada suatu ekosistem. Fragmentasi habitat tersebut dapat mempengaruhi keberadaan spesies pada suatu pulau, yaitu dengan cara membatasi potensi suatu spesies untuk menyebar seperti pergerakan dan pencarian makan, mengurangi daerah jelajah hewan asli dan kondisi lingkungan dapat berubah. Fragmentasi habitat dapat mengurangi keanekaragaman jenis dan ukuran populasi (Koneri, 2008). Kondisi tersebut jika terus berlangsung maka akan semakin menekan populasi kupu-kupu, dan pada akhirnya kupu-kupu akan mengalami kepunahan. Penelitian tentang perubahan habitat terhadap populasi kupu-kupu di Indonesia telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian Sulawesi telah dilakukan oleh Noerjito dan Amir (1992), Koneri dan Saroyo (2011), Koneri dan Saroyo (2012). Bagaimanakah populasi kupu-kupu di Pulau Mantehage? Penelitian tentang hal tersebut pada saat ini belum pernah diteliti dan dipublikasikan. Pada hal, informasi ini sangat penting mengingat pada pulau tersebut sudah terjadi alih fungsi lahan hutan menjadi pertanian dan pemukiman, sehingga akan berdampak terhadap populasi kupu-kupu. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian Mantehage, Sulawesi Utara. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi database Mantehage, Sulawesi Utara. METODOLOGI PENELITIAN a. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Maret sampai Mei 2013 di Pulau Mantehage, Sulawesi Utara. b. Bahan dan Cara Kerja Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alkohol 70%, sweepnet (jaring serangga), kertas minyak/kertas papilot, jarum suntik 5 ml, kertas label, sterofoam, GPS (Global Position System) merek Garmin, buku catatan, buku identifikasi, alat tulis, kotak koleksi, kamera, jarum pentul, termometer dan higrometer. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik survei dengan pengambilan sampel secara purposive random sampling. Koleksi kupu-kupu dilakukan dengan teknik sweeping yang diterapkan secara random sepanjang 500m dan jarak antar transek yaitu 200m. Jumlah transek yang dibuat sebanyak 4 garis transek dengan jumlah ulangan sebanyak 2 kali ulangan. Pengambilan sampel dilaksanakan dari jam 08.00 sampai 15.00 WITA. Pengambilan sampel kupu-kupu yang dikoleksi hanya satu spesimen setiap spesies. Bila ditemukan spesies yang sama jenis maka kupu-kupu tersebut akan dilepas kembali, untuk mencegah kemungkinan terjadinya perhitungan ganda (lebih dari satu). Spesimen yang ditangkap lalu disuntik dengan menggunakan alkohol 70% pada bagian toraks. Setelah itu, spesimen dimasukkan ke dalam kertas papilot dan diberi label sebagai penanda. Spesimen yang ditangkap kemudian diidentifikasi di Laboratorium Ekologi dan Biokonservasi, Jurusan Biologi, FMIPA Unsrat.. Buku identifikasi yang dipakai yaitu Butterflies of the South East Asian Island, Part I Papilionidae, Part II Pieridae-Danaidae,

54 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 13 No. 1, April 2013 Part III Satyridae-Lybytheidae, Part IV Nympalidae (I), Part V Nympalidae (II) (Tsukada & Nishiyama, 1982:1981;1982;1985;1991), serangga Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Bagian Barat (Amir et al., 2003), panduan praktis kupu-kupu di kebun Raya Bogor (Peggie dan Amir, 2006), dan Entomologi Pertanian (Jumar, 2000). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian didapatkan sebanyak 332 individu yang tergolong dalam 19 spesies kupu-kupu (Lepidoptera) (Tabel 1). Kupukupu yang diperoleh terdiri dari 4 famili yaitu, Famili Nymphalidae (57,89%), Papilionidae (21,05%), Pieridae (15,79%) dan Riodinidae (5,26%) (Gambar 1). Famili Nymphalidae terdiri dari 10 genus dan 11 spesies, Famili Papilionidae (2 genus dan 4 spesies), Famili Pieridae (satu genus dan 3 spesies) dan Famili Riodinidae yang hanya memiliki satu spesies dan satu genus (Gambar 2). Jumlah genus yang ditemukan sebanyak 14 genus dan genus yang memiliki spesies terbanyak adalah Papilo. Spesies kupu-kupu yang memiliki kelimpahan tertinggi yaitu Catopsilia scylla asema (16,57%) dan Catopsilia pamona flava (15,06%). Sedangkan spesies yang kelimpahannya yang terendah adalah Danaus ismare alba, Lohara dexamenus dan Graphium agamemnon dengan masingmasing jumlah individu sebanyak satu individu (0,30%) (Tabel 1). Tabel 1. Jumlah Famili dan Spesies yang Ditemukan di Pulau Mantehage, Sulawesi Utara No Famili/Spesies Jlh % I Nymphalidae 1 Junonia hedonia intermedia 31 9,34 2 Hypolimnas bolina 30 9,04 3 Ideopsis juventa tontoliensis 28 8,43 4 Hypolimnas missipus 10 3,01 5 Acrophtalmia windorum 8 2,41 6 Euploea leucotictos westwoodi 6 1,81 7 Euploea algae horsfieldi 6 1,81 8 Lasippa neriphus tawayana 6 1,81 9 Melanitis leda obsoleta 2 0,60 10 Lohara dexamenus 1 0,30 11 Danaus ismare alba 1 0,30 II Papilionidae 12 Papilio demoleus 32 9,64 13 Papilio gigon 19 5,72 14 Papilio sataspes 3 0,90 15 Graphium agamemnon 1 0,30 III Pieridae 16 Catopsilia scylla asema 55 16,57 17 Catopsilia pamona flava 50 15,06 18 Eurema tomina 27 8,13 IV Riodinidae 19 Abisara echerius 16 4,82 Total 332 100,00 15.79 5.26 57.89 21.05 Nymphalidae Papilionidae Pieridae Rionidae Gambar 1. Persentase Famili Kupu-kupu Berdasarkan Spesies

Jumlah Lamatoa, Koneri, Siahaan dan Maabuat: Populasi Kupu-Kupu 55 12 10 8 6 4 2 0 10 11 4 2 2 Nymphalidae Papilionidae Pieridae Rionidae Genus Gambar 2. Jumlah Genus dan Spesies Kupukupu dari Tiap Famili Jumlah spesies yang ditemukan di Pulau Mantehage baru mencapai 1,19% dari seluruh spesies kupu-kupu yang ditemukan di Indonesia (1.600 spesies). Hasil ini juga lebih rendah jika dibandingkan dengan spesies kupu-kupu yang terdapat di Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara yang memiliki 29 spesies (Koneri dan Saroyo, 2012). Perbedaan jumlah spesies kupu-kupu yang ditemukan tergantung pada keanekaragaman tumbuhan sebagai tanaman inang kupu-kupu tersebut. Spesies paling sedikit ditemukan pada suatu habitat disebabkan kurangnya tanaman inang yang menjadi sumber makanan dari kupu-kupu. Faktor lain yang mempengaruhi kekayaan spesies kupu-kupu pada suatu habitat yaitu suhu, kelembaban, curah hujan, cahaya, predator dan parasit. Menurut Vane-Wright & de Jong (2003) keberhasilan kolonisasi kupu-kupu tergantung pada habitat yang sesuai, dalam hal ini ketersediaanya sumber makanan Faktor lain penyebab sedikitnya jumlah kupu-kupu yang ditemukan pada suatu pulau tergantung pada luas pulau tersebut. Jika dibandingkan maka Pulau Manado Tua (1.028,27 ha) jauh lebih besar daripada Pulau Mantehage (738,10 ha). Jumlah spesies kupukupu yang ditemukan di daratan utama Pulau Sulawesi lebih banyak jika dibandingkan dengan hasil penelitian yang diperoleh. Hasil penelitian Amir et al., (1993) di Bantimurung Sulawesi Selatan ditemukan 56 jenis kupukupu. Hal ini sesuai dengan Teori Biogeografi Pulau yang meyebutkan bahwa pulau-pulau yang kecil dan jauh dari daratan utama mendukung lebih sedikit spesies dibandingkan dengan pulau-pulau yang besar dan dekat dengan daratan utama (Sumarto & Siahaan (2012). Famili Nymphalidae banyak ditemukan karena famili ini merupakan terbesar jumlahnya dalam Ordo Lepidoptera. Famili 3 Spesies 1 1 Nymphalidae umumnya mempunyai penyebaran yang luas, menyukai tempat yang terang, daerah kebun, hutan dan juga menyukai buah yang busuk (Dendang, 2009). Banyaknya jumlah famili Nymphalidae yang ditemukan di Pulau Mantehage karena terdapat beberapa tumbuhan yang sesuai untuk mendukung kehidupan kupu-kupu famili Nymphalidae, baik sebagai sumber makanan maupun sebagai tempat untuk berlindung. Menurut penelitian Dendang (2009), tanaman inang dari famili Nymphalidae yaitu Annonaceae, Asteraceae, Moraceae, Rubiaceae dan Anacardiaceae. Spesies tumbuhan yang ditemukan di Pulau Mantehage yaitu tembelekan (Asteraceae), kenanga (Annonaceae), mangga (Anacardiaceae), beringin (Moraceae), lemon (Rutaceae) dan kayu mas (Rubiaceae). Perbedaan kelimpahan spesies kupukupu yang ditemukan dapat disebabkan oleh kurangnya tanaman tanaman inang yang menjadi sumber makanan dari spesies kupukupu tersebut. Keberhasilan kolonisasi kupukupu tergantung pada habitat yang sesuai, dalam hal ini ketersediaan sumber makanan (Vane-Wright & de Jong. 2003). Spesies Catopsilia scylla asema dan Catopsilia pamona flava memiliki kelimpahan tertinggi karena bersifat polifagus dan tersedianya sumber makanan (food plant) dan pohon inang (host plant) sebagai sumber makanan dan tempat untuk meletakan telur kupu-kupu (Effendi, 2009). Menurut Peggie dan Amir (2006), tanaman inang dari spesies Catopsilia scylla asema dan Catopsilia pamona flava, yaitu Caesalpiniacea (Cassia, Senna, Bauhinia, Brownea), Capparaceae (Crateva), Papilionaceae (Butea, Pterocarpus, Sesbania). KESIMPULAN Jumlah spesies kupu-kupu yang ditemukan di Pulau Mantehage sebanyak 4 famili, 19 spesies an 332 individu. Famili yang paling banyak didapat yaitu Nymphalidae, sedangkan famili yang paling sedikit yaitu Famili Riodinidae. Kelimpahan spesies kupu-kupu tertinggi yaitu pada Catopsilia scylla asema (16,57%) dan Catopsilia pamona flava (15,06%) Spesies yang kelimpahannya terendah yaitu Danaus ismare alba (0,30%), Lohara dexamenus (0,30%), dan Graphium agamemnon (0,30%).

56 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 13 No. 1, April 2013 DAFTAR PUSTAKA Achmad, A. 2002. Potensi Dan Sebaran Kupu-Kupu di Kawasan Taman Wisata Alam Bantimurung. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Balai Penelitian Kehutanan Makassar, Makasar. Amir, M., W. A. Noerdjito and R. Ubaidillah. 1993. Butterflies of Bantimurung, South Sulawesi. International Butterfly Conference, Ujung Pandang. Borror, B.J., C.A. Triplehorn and N.F. Johnson. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi ke-6. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Dendang, B. 2009. Keanekaragaman Kupu- Kupu di Resort Selabintana Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Jurnal Penelitian dan Konservasi Alam 4(1) 25-36. Effendi, M.A. 2009. Keragaman Kupu-Kupu (Lepidoptera : Ditrysia) di Kawasan Hutan Koridor Taman Nasional Gunung Halimun-Salak Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Koneri, R. 2008. Pengaruh Fragmentasi Habitat Terhadap Keragaman Serangga. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sam Ratulangi. Manado. Pacific Journal 2(2) : 137-141. Koneri, R dan Saroyo. 2011. Keanekaragaman Kupu-Kupu (Lepidoptera) Pada Empat Tipe Habitat di Hutan Lindung Gunung Klabat, Sulawesi Utara. Biosfera 28(2) Hal 86-94. Koneri, R dan Saroyo. 2012. Distribusi dan Keanekaragaman Kupu-Kupu (Lepidoptera) di Gunung Manado Tua, Kawasan Taman Nasional Laut Bunaken, Sulawesi Utara. Jurnal Bumi Lestari 12(2): 357-365. Mehta, A. 1999. Buku Panduan Lapangan Taman Nasional Bunaken. Balai TNB, NRM/EPIQ dan Yayasan Kelola. Manado. Noerdjito, W.A., Amir, M. 1992. Kekayaan Kupu-Kupu di Cagar Alam Bantimurung Sulawesi Selatan dan Sekitarnya. PPPSDH Pustlitbang Biologi, LIPI : 330-337 Peggie, D dan Amir. 2006. Panduan Praktis Kupu-Kupu di Kebun Raya Bogor. Pusat Penelitian Biologi, LIPI. Cibinong. Sumarto, S dan Siahaan, P. 2012. Biogeografi. Penerbit Alfabeta. Bandung. Vane-Wright, R.I., and de Jong, R. 2003. The Butterflies of Sulawesi: annotated checklist for a critical island fauna. Zool. Verh. Leiden 343 : 3-267. Widhiono. 2004. Dampak Modifikasi Hutan Terhadap Keragaman Hayati Kupu- Kupu di Gunung Slamet Jawa Tengah. Biosfera 21(3) : 89-94.