ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS REDUPLIKASI PADA CERITA FABEL SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AYAT-AYAT AL QUR AN YANG MENGGAMBARKAN KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD SAW NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS FUNGSI DAN NOSI PREFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS Vlll E SMP NEGERI 1 PLAOSAN, MAGETAN, JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

ANALISIS AFIKSASI DAN PENGHILANGAN BUNYI PADA LIRIK LAGU GEISHA DALAM ALBUM MERAIH BINTANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

AMBIGUITAS FRASA NOMINA PADA JUDUL ARTIKEL SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS SEPTEMBER-OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS NOSI AFIKS DAN PREPOSISI PADA KARANGAN NARASI PENGALAMAN PRIBADI SISWA X-7 SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia dan pada undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI OKTOBER 2014

REDUPLIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VII B SMP N 1 TERAS BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PROSES MORFOLOGIS KARANGAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN JURNAL ILMIAH

PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM CERITA PENDEK PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI JANUARI PEBRUARI 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

ANALISIS MAKNA AFIKS PADA TAJUK RENCANA KOMPAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. gambar. Dengan kata lain, komik adalah sebuah cerita bergambar.

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

ANALISIS AFIKSASI DALAM ALBUM RAYA LAGU IWAN FALS ARTIKEL E-JOURNAL. Muhammad Riza Saputra NIM

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT AR-RUM. NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAMBI

BAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SMA

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN)

BENTUK DAN MAKNA VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA DALAM SARIWARTA PADA PANJEBAR SEMANGAT EDISI TAHUN 2011

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

MASALAH-MASALAH MORFOLOGIS DALAM PENYUSUNAN KALIMAT SISWA KELAS XSMA WAHIDIYAH KEDIRI

BENTUK SINONIMI KATA DALAM NOVEL KOLEKSI KASUS SHERLOCK HOLMES KARYA SIR ARTHUR CONAN DOYLE NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

KATA BERSUFIKS PADA TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA SURAT KABAR HARIAN JATENG POS EDISI JANUARI 2013 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rancangan penelitian deskriptif

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VII G SMP NEGERI 1 GODONG NASKAH PUBLIKASI

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS RAGAM BAHASA PADA PESAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TENGARAN JURNAL ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AL QUR AN SURAT AR-RUM

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan juga karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

ANALISIS KESALAHAN AFIKS PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kata-kata Bahasa Indonesia kaya akan imbuhan. Kurang lebih ada sekitar

DESKRIPSI PENGGUNAAN METODE CERAMAH UNTUK PEMBELAJARAN MORFOLOGI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENGGUNAAN MORFEM PADA TEKS PIDATO SISWA KELAS VIII A

Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

sebagai kecenderungan baru dalam telaah bahasa secara alami. Dikatakan demikian karena analisis wacana pada hakikatnya merupakan kajian tentang fungsi

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

ANALISIS RAGAM BAHASA PADA PESAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TENGARAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat.

Oleh Rolina Santi Harianja Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang mempunyai makna tertentu, rangkaian

ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL PADA PERIBAHASA INDONESIA: TINJAUAN SINTAKSIS

Oktorita Kissanti Rahayu

BAB 3 METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Bab ini merupakan penjabaran lebih lanjut tentang metode penelitian yang

PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN LATAR BELAKANG SKRIPSI MAHASISWA NON BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan satuan pendidikan formal yang

Artikel Publikasi KAJIAN BENTUK DAN MAKNA REDUPLIKASI DALAM DONGENG MAJALAH BOBO EDISI BULAN AGUSTUS TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kriya. (Nurhayati, 2001: 69) menyatakan bahwa verba atau tembung kriya

INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA KOLOM SURAT PEMBACA? DALAM HARIAN SUARA MERDEKA

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

NASKAH PUBLIKASI KELAS KATA DAN BENTUK KALIMAT DALAM KALIMAT MUTIARA BERBAHASA INDONESIA SERTA TATARAN PENGISINYA

PENGGUNAAN REDUPLIKASI (KATA ULANG) PADA KARANGAN SISWA KELAS VII B SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 2, Nomor 2, Juli Afiksasi Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda (Studi Kontrastif)

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

PENGGUNAAN BAHASA DALAM TEKS DESKRIPSI KARYA SISWA KELAS VII.6 SMP NEGERI 25 PADANG

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK

KAJIAN FRASA NOMINA BERATRIBRUT PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AL-AHZAB NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

URUTAN PEMEROLEHAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH DASAR NURHAYATI FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PEMEROLEHAN KATA ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN DONGENG DI TK AISYIYAH PILANG MASARAN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dilakukan melalui bahasa atau tuturan yang diucapkan oleh alat

BAB I PENDAHULUAN. aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Sebuah kata dalam suatu bahasa dapat berupa simple word seperti table, good,

ANALISIS PENGGUNAAN KONFIKS PER-AN

Transkripsi:

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013 ARTIKEL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: ROMY SHOFIANA A310110069 FAKULTASAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013 Romy Shofiana A310110069 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Romyshofiana@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan hasil telaah bentuk dan makna afiks verba pada teks bacaan dalam buku siswa bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013. Objek penelitian ini adalah pemakaian afiks verba pada teks bacaan dalam buku siswa bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013. Metode yang digunakan dalam pengumpulkan data yaitu metode simak dilanjutkan teknik sadap dan teknik catat. Adapun teknik analisis data menggunanakan metode agih dilanjutkan dengan teknik ganti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada dua macam afiks verba yang digunakan dalam buku siswa bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013, yaitu prefiks verba dan konfiks verba. Bentuk afiks verba ada prefiks ber, di, ke, me, dan ter, sedangkan bentuk konfiks verba ada ber-an, me-i, me-kan, ke-an, dan ter-i. Perubahan kelas kata yang terjadi adalah, a) kata benda (KB) berubah menjadi kata kerja (KK) ditemukan ada 38, b) kata sifat (KS) berubah menjadi kata kerja (KK) ditemukan ada 11, c) kata numeralia (K.Num) berubah menjadi kata kerja (KK) ditemukan hanya ada 1, dan d) kata keterangan (K.Ket) berubah menjadi kata kerja (KK) ditemukan ada 1. Adapun jenis kata yang tidak mengalami perubahan setelah mendapat imbuhan afiks ditemukan ada 34 yaitu kata kerja (KK). Makna afiks verba yang ditemukan dalam penelitian ini, yaitu a) prefiks, (1) ber-, pekerjaan ditujukan kepada diri sendiri, ada dalam keadaan, mempunyai, menghasilkan/ mengeluarkan, mengusahankan, dan pekerjaan saling balas, (2) di-, bentuk dasarnya dikenai pekerjaan, memberi, dan mengerjakan sesuatu, (3) ke-, kelompok/ kumpulan, (4) me-, melakukan pekerjaan, menuju ke, menjadi, memberi, dan menghasilkan, (5) ter-, tidak sengaja, dan paling. b) konfiks, (1) ber-an, perbuatan yang dilakukan berbalas dan perbuatan yang dilakukan berkalikali, (2) me-i, membuat jadi, melakukan berulang-ulang, dan merasa, (3) me-kan, menyebabkan jadi, dan melakukan, (4) ke-an, menyatakan abstraksi, dan (5) ter-i, dapat dilakukan. Kata kunci: afiks, verba, buku siswa

1 A. PENDAHULUAN Kurikulum 2013 saat ini menjadi perbincangan dari berbagai kalangan. Pengembangan kurikulum 2013 yang saat ini sedang dikembangkan oleh dunia pendidikan di Indonesia adalah kelanjutan dari KTSP. Tidak dapat dipungkiri dengan perkembangan ilmu yang semakin pesat, Indonesia berusaha meningkatkan kualitas untuk peserta didik supaya memiliki SDM yang dapat bersaing dengan SDM atau negara lain. Perubahan kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013 menandakan bahwa perkembangan ilmu khususnya dunia pendidikan di Indonesia bersifat dinamis. Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Secara konseptual draft kurikulum 2013 diharapkan mampu melahirkan generasi yang cerdas komprehensif sosial dan spiritualnya (Hidayat, 2013:113). Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu negara Indonesia. Proses berbahasa tidak terlepas dari morfologi, proses morfologi yang baik dapat menciptakan bahasa yang baik pula. Afiksasi menjadi salah satu proses morfologi. Sebagian besar teks bacaan yang terdapat dalam buku siswa bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII adalah berafiks. Jika seseorang dapat memahami bentuk dari kata dasar afiks, maka ia akan memahami makna kata dasar yang telah diturunkan sehingga memudahkan peserta didik dalam memahami teks bacaan. Saat ini pendidik maupun peserta didik sering menggunakan dan membicarakan tentang buku siswa bahasa Indonesia tersebut. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti secara mendalam tentang afiks pada teks bacaan dalam buku siswa bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013. Namun, karena macam afiks yang begitu ragam, peneliti hanya memfokuskan afiks terutama yang terdapat dalam kata kerja. Selain itu, peneliti ingin mengetahui bentuk dan makna afiks verba yang dipakai pada teks bacaan dalam buku siswa bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013. Oleh karena itu, peneliti dalam penelitian ini memilih judul

2 Analisis Bentuk dan Makna Afiks Verba pada Teks Bacaan dalam Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013. Masalah yang dapat dirumuskan untuk judul tersebut adalah bagaimana bentuk dan makna afiks verba pada teks bacaan dalam buku siswa bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013?. Rumusan masalah bertujuan untuk menelaah dan memaparkan bentuk dan makna afiks verba pada teks bacaan dalam buku siswa bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013. Hasil temuan dapat dimanfaatkan sebagai penambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti dan pembaca dalam bidang linguistik khususnya mengenai bentuk dan makna afiks verba pada teks bacaan dalam buku siswa Bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013. Pada penelitian ini, rumusan masalah dapat dipecahkan dengan teoriteori penting, yaitu afiks, macam-macam afiks, dan kurikulum 2013. Menurut Chaer (2008:23) afiks adalah morfem yang tidak dapat menjadi dasar dalam pembentukan kata, tetapi hanya menjadi unsur pembentuk dalam proses afiksasi. Artinya, afiks tidak dapat berdiri sendiri karena tidak memiliki arti, namun dapat melekat pada bentuk dasar lain yang dapat merubah arti atau menciptakan arti baru. Contoh: afiks pe-, pe- apabila berdiri sendiri tidak akan memiliki arti. Tetapi, apabila melekat pada bentuk dasar akan merubah atau membentuk arti baru. Misalnya, bentuk dasar tari yang berarti gerakan badan yang berirama. Kata tari mendapat imbuhan afiks pe- berubah menjadi pe + tari = penari. Kata penari yang semula tari mendapat imbuhan pe- berubah makna menjadi orang yang melakukan atau pekerjaannya menari. Dalam bahasa Indonesia afiks dibedakan menjadi empat macam, yaitu prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks. Proses afiks biasanya ditandai dengan adanya penambahan atau pelekatan pada bentuk dasar. Pada prefiks, imbuhan akan melekat di awal kata dasar (me+tari= menari). Infiks merupakan imbuhan yang disisipkan pada kata dasar (em+getar= gemetar). Sedangkan sufiks merupakan imbuhan yang disisipkan di akhir kata dasar (makan+an= makana). Afiks yang ke

3 empat yaitu konfiks biasa juga disebut imbuhan gabungan, karena menambah imbuhan pada awal-akhir kata dasar (per-an+cinta= percintaan). Macam-macam afiks menurut Rohmadi, dkk. (2010:57) yaitu awalan (prefiks), akhiran (sufiks), sisipan (infiks), dan gabungan/ awal-akhir (konfiks). Macam prefiks yaitu, me-, ber-, di-, per-, ter-, se-, dan ke-. Dari semua macam prefiks di atas ada satu yang bukan merupakan prefiks verba, yaitu prefiks se-. Menurut Hidayat (2013:116) kurikulum 2013 dikembangkan dengan dua strategi, yaitu peningkatan efektivitas pembelajaran pada satuan pendidikan dan penambahan waktu pembelajaran di sekolah. Artinya dalam kurikulum 2013 untuk mencapai tujuan keberhasilan ada peningkatan dalam efektivitas pembelajaran, jadi peserta didik dituntun untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan guru sebagai fasilitator bukan penguasa dalam pembelajaran tersebut. B. METODE PENELITIAN Waktu penelitian dilakukan selama lima bulan, yaitu dari bulan November 2014 sampai dengan Maret 2015. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif deskriptif. Laporan penelitian ini akan berisi kutipankutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan (Moleong, 1988:5). Data dalam penelitian ini berasal dari teks bacaan pada buku siswa bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013. Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian yaitu yang memiliki data variabel-variabel yang diteliti (Azwar, 2010:34). Subjek dari penelitian ini adalah buku siswa bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013. Objek penelitian dapat juga disebut sebagai pokok penelitian (Al-Ma ruf, 2011:11). Objek dalam penelitian ini berupa pemakaian afiks verba pada teks bacaan dalam buku siswa bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata afiks verba yang terdapat dalam teks bacaan pada buku siswa bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013. Sumber data dalam penelitian ini adalah buku siswa bahasa

4 Indonesia SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013 yang diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013. Peneliti hanya memaparkan delapan teks bacaan dari delapan tema yang terdapat dalam satu buku siswa bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013 dan setiap tema hanya diambil satu teks bacaan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak, yakni penyimakan yang dilakukan dengan menyinak, yaitu menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto: 1993:133). Metode ini memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Selanjutnya, dalam menganalisis data menggunakan metode agih. Sudaryanto (1993:15) mengemukakan metode agih itu alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Selanjutnya, untuk melaksanakan metode agih digunakan teknik ganti. Lebih lanjut, Sudaryanto (1993:48) menyatakan dengan teknik ganti unsur mana pun yang diganti, unsur itu selalu merupakan unsur yang justru sedang menjadi pokok perhatian dalam analisis. Teknik ini digunakan untuk menganalisis data penelitian yang berupa bentuk dan makna afiks verba pada teks bacaan dalam buku siswa bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini penulis memaparkan bentuk dan makna prefiks pada teks bacaan dalam buku siswa bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013. 1. Korpus Data 1 Biota laut adalah seluruh makhluk hidup yang berkembang biak di laut. Jenis prefiks ber- Bentuk: ber + kembang (KK) = berkembang (KK)

5 Bentuk dasar kata berkembang adalah kembang yang merupkan kata kerja. Kata kembang yang dimaksud dalam kalimat ini bukanlah kembang bunga, namun kembang yang berarti menjadi besar/ lebih banyak. Kembang yang semula sudah merupakan kata kerja tidak mengalami perubahan jenis kata dan masih tetap dalam kata kerja setelah mendapatkan imbuhan prefiks ber-. Bentuk dasar kembang mengalami perubahan bentuk kata setelah proses pelekatan prefiks ber- yang menjadi berkembang. Contoh: kata kerja + dengan + kata sifat Berkembang dengan baik Makna: pekerjaan ditujukan kepada diri sendiri (kembang) Kata berkembang terdiri dari prefiks ber- dan bentuk dasar kembang. Makna prefiks ber- pada kata berkembang yaitu pekerjaan ditujukan kepada diri sendiri (kembang). Dalam kalimat ini, pekerjaan ditujukan kepada diri sendiri yang berarti bahwa biota laut bekerja pada dirinya sendiri untuk berkembang menjadi besar/ lebih banyak. 2. Korpus Data 2 Minat baca masyarakat Indonesia harus ditingkatkan dan buta aksara harus terus diberantas. Jenis prefiks di- Bentuk: di + berantas (KK) = diberantas (KK) Prefiks di- di sini bukanlah preposisi, namun sebagai imbuhan, oleh sebab itu penulisannya dirangkai. Bentuk dasar kata diberantas adalah berantas yang merupkan kata kerja. Berantas yang semula sudah merupakan kata kerja tidak mengalami perubahan jenis kata dan masih tetap dalam kata kerja setelah mendapatkan imbuhan prefiks di. Bentuk dasar berantas mengalami perubahan bentuk kata setelah proses pelekatan prefiks di- yang menjadi diberantas.

6 Contoh: kata kerja + dengan + kata sifat diberantas dengan cepat Makna: bentuk dasarnya dikenai pekerjaan (berantas) Kata diberantas terdiri dari prefiks di- dan bentuk dasar berantas. Makna prefiks di- pada kata diberantas yaitu bentuk dasarnya dikenai pekerjaan (berantas). Dalam kalimat ini, makna prefiks di- yang berarti bentuk dasarnya dikenai pekerjaan hanya akan membentuk kata kerja pasif. 3. Korpus Data 3 Ketiga biota laut tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Jenis prefiks ke- Bentuk: ke + tiga (K.Num) = ketiga (KK) Prefiks ke- di sini bukanlah preposisi, namun sebagai imbuhan, oleh sebab itu penulisannya dirangkai. Bentuk dasar kata ketiga adalah tiga yang merupkan kata benda. Ketiga yang semula merupakan kata benda mengalami perubahan jenis kata menjadi kata kerja setelah mendapat imbuhan prefiks ke-. Selain perubahan jenis kata, bentuk dasar tiga juga mengalami perubahan bentuk kata menjadi ketiga setelah proses pelekatan prefiks ke-. Contoh: kata kerja + dengan + kata sifat ketiga dengan adil Makna: kelompok atau kumpulan (tiga biota laut) Kata ketiga terdiri dari prefiks ke- dan bentuk dasar tiga. Makna prefiks ke- pada kata ketiga yaitu kelompok atau kumpulan (tiga biota laut). Dalam kalimat ini, makna prefiks ke- yang berarti kelompok

7 atau kumpulan (tiga biota laut) menunjukkan bahwa kelompok biota laut sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. 4. Korpus Data 4 Untuk itu, usaha peningkatan minat baca dan pemberantasan buta aksara ini perlu didukung terus sehingga taraf hidup masyarakat akan meningkat. Jenis prefiks me- Bentuk: me + tingkat (KS) = meningkat (KK) Bentuk dasar kata meningkat adalah tingkat yang merupkan kata benda. Tingkat yang semula merupakan kata sifat mengalami perubahan jenis kata menjadi kata kerja setelah mendapat imbuhan prefiks me-. Prefiks me- yang melekat pada bentuk dasar dengan huruf awal /t/ mengalami peluluhan bunyi fonem /t/ menjadi fonem /n/. Selain perubahan jenis kata, bentuk dasar tingkat juga mengalami perubahan bentuk kata menjadi meningkat setelah proses pelekatan prefiks me-. Contoh: kata kerja + dengan + kata sifat meningkat dengan cepat Makna: menjadi (tingkat/ tinggi) Kata meningkat terdiri dari prefiks me- dan bentuk dasar tingkat. Makna prefiks me- pada kata meningkat yaitu menjadi (tingkat/ tinggi). Dalam kalimat ini, makna prefiks me- yang berarti menjadi menunjukkan bahwa taraf hidup masyarakat akan menjadi tingkat/ tinggi. 5. Korpus Data 5 Jenis prefiks Ikan ini terkenal akan kecantikannya. ter-

8 Bentuk: ter + kenal (KK) = terkenal (KK) Bentuk dasar kata terkenal adalah kenal yang merupkan kata kerja. Kenal yang semula sudah merupakan kata kerja tidak mengalami perubahan jenis kata dan masih tetap dalam kata kerja setelah mendapatkan imbuhan prefiks ter-. Bentuk dasar kenal mengalami perubahan bentuk kata setelah proses pelekatan prefiks ter- yang menjadi terkenal. Contoh: kata kerja + dengan + kata sifat terkenal dengan baik Makna: tidak sengaja (kenal) Kata terkenal terdiri dari prefiks ter- dan kata dasar kenal. Makna prefiks ter- pada kata terkenal yaitu tidak sengaja (kenal). Dalam kalimat ini, makna prefiks ter- yang berarti tidak sengaja menunjukkan bahwa ikan ini tidak sengaja di kenal kecantikannya. 6. Korpus Data 6 Roh halus berhenti mengerjakan tugasnya dan tanpa bantuan mereka tidak mungkin Bandung Bondowoso menyelesaikannya. Bentuk: me + kerja (KB) + kan = mengerjakan (KK) Jenis konfiks me-kan Bentuk dasar kata mengerjakan adalah kerja yang merupakan kata benda. Kerja yang semula merupakan kata benda mengalami perubahan jenis kata menjadi kata kerja setelah mendapat imbuhan konfiks meng-kan. Konfiks meng-kan sebenarnya bentuk lain dari konfiks me-kan yang mengalami peluluhan fonem /k/ menjadi fonem /ng/ sehingga berubah menjadi meng-kan. Selain itu, bentuk dasar kerja mengalami perubahan bentuk kata setelah proses pelekatan konfiks meng-kan yang menjadi mengerjakan.

9 Makna: melakukan (kerja) Kata mengerjakan terdiri dari konfiks me-kan dan kata dasar kerja. Makna konfiks me-kan pada kata mengerjakan yaitu melakukan (kerja). Dalam kalimat ini, makna konfiks me-kan yang berarti roh halus berhenti melakukan kerja tugasnya dan tanpa bantuan mereka tidak mungkin Bandung Bondowoso menyelesaikannya. 7. Korpus Data 7 Jenis konfiks Bahkan, kemahiran membaca siswa di sekolah,terutama di ke-an beberapa sekolah terpencil masih rendah. Bentuk: ke + mahir (KS) + an = kemahiran (KK) Bentuk dasar kata kemahiran adalah mahir yang merupakan kata sifat. Mahir yang semula merupakan kata sifat mengalami perubahan jenis kata menjadi kata kerja setelah mendapat imbuhan konfiks ke-an. Selain itu, bentuk dasar mahir mengalami perubahan bentuk kata setelah proses pelekatan konfiks ke-an yang menjadi kemahiran. Makna: menyatakan abstraksi (mahir) Kata kemahiran terdiri dari konfiks ke-an dan kata dasar mahir. Makna konfiks ke-an pada kata kemahiran yaitu menyatakan abstraksi (mahir). D. SIMPULAN Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan, peneliti menggambarkan simpulan umum sebagai berikut. Bentuk afiks verba ada prefiks ber-, di-, ke-, me-, dan ter-, sedangkan bentuk konfiks verba ada ber-an, me-i, me-kan, ke-an, dan ter-i. Perubahan kelas kata yang terjadi adalah, a) kata benda (KB) berubah menjadi kata kerja (KK) ditemukan ada 38, b) kata sifat (KS) berubah menjadi kata kerja (KK) ditemukan ada 11, c) kata numeralia (K.Num) berubah menjadi kata kerja

10 (KK) ditemukan hanya ada 1, dan d) kata keterangan (K.Ket) berubah menjadi kata kerja (KK) ditemukan ada 1. Adapun jenis kata yang tidak mengalami perubahan setelah mendapat imbuhan afiks ditemukan ada 34 yaitu kata kerja (KK). Makna afiks verba yang ditemukan dalam penelitian ini, yaitu a) prefiks (1) ber-, pekerjaan ditujukan kepada diri sendiri, ada dalam keadaan, mempunyai, menghasilkan/ mengeluarkan, mengusahankan, dan pekerjaan saling balas, (2) di-, bentuk dasarnya dikenai pekerjaan, memberi, dan mengerjakan sesuatu, (3) ke-, kelompok/ kumpulan, (4) me-, melakukan pekerjaan, menuju ke, menjadi, memberi, dan menghasilkan, (5) ter-, tidak sengaja, dan paling. b) Konfiks (1) ber-an, perbuatan yang dilakukan berbalas dan perbuatan yang dilakukan berkali-kali, (2) me-i, membuat jadi, melakukan berulang-ulang, dan merasa, (3) me-kan, menyebabkan jadi, dan melakukan, (4) ke-an, menyatakan abstraksi, dan (5) ter-i, dapat dilakukan. E. DAFTAR PUSTAKA Al-Ma ruf, Ali Imron. 2011. Handout Metode Penelitian Sastra: Sebuah Pengantar. Surakarta: FKIP UMS. Azwar, Saifudin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Rosda. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Moleong, Lexy J. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Rohmadi, Muhammad, dkk. 2010. Morfologi: Telaah Morfem dan Kata. Surakarta:Yuma Pustaka. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana Universittu Press.