Sosialisasi Peraturan Presiden No. 8 Th Tentang Perubahan Keempat Keputusan Presiden No. 80 Th. 2003

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 53 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.1412, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. ULP. Barang/Jasa. Pemerintah. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 4 TAHUN 2010

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.160, 2010 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Pengadaan Barang/Jasa. Elektronik.

Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

BUPATI ENDE PERATURAN BUPATI ENDE NOMOR 29 TAHUN 2010

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 22 TAHUN 2010 TENTANG

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 05 TAHUN 2010

WALIKOTA PAGAR ALAM PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR : 32 TAHUN 2010 T E N T A N G

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA BANJAR

PARA PIHAK DALAM PROSES PENGADAAN

Walikota Tasikmalaya

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA KOTAMOBAGU PERATURAN WALIKOTA KOTAMOBAGU NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 20 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/ JASA BADAN SAR NASIONAL

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 37 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA BEKASI

LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 4 Tahun 2008 TANGGAL : 4 Pebruari 2008 BAB I PENGORGANISASIAN KEGIATAN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

REFORM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

2 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP.01 TAHUN 2011

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

E:\PERBUP ULP_2013\PerbupULP2013.doc

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBAGA SANDI NEGARA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5655); 2. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATAKERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA YOGYAKARTA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Tugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 52 TAHUN 2009

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Kedudukan,

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM E-PROCUREMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1893/MENKES/PER/IX/2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGGO

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 5 TAHUN 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH SECARA ELEKTRONIK

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR: TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KEMENTERIAN LUAR NEGERI

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PROVINSI BANTEN BUPATI TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG

Tata Kerja Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten Cilacap;

BUPATI OGAN ILIR PERATURAN BUPATI OGAN ILIR NOMOR : 12 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 50/M-DAG/PER/12/2010 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DA VA MINERAL PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 09 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR JAWA TENGAH

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Akselerasi Penyerapan Anggaran terkait Keppres 80/2003

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 81 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT LAYANAN PENGADAAN KOTA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Transkripsi:

Sosialisasi Peraturan Presiden No. 8 Th. 2006 Tentang Perubahan Keempat Keputusan Presiden No. 80 Th. 2003 Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Ardimansyah Pranata Komputer Sekretariat Direktorat Jenderal Jakarta, Mei 2006 1

Materi Sosialisasi Perpres 8/2006 I. Latar belakang penerbitan Perpres 8/2006 ; II. Tujuan diberlakukannya Perpres 8/2006 ; III. Beberapa istilah (terminologi) baru yang diadopsi menjadi ketentuan dalam Perpres 8/2006 ; IV. Pokok-pokok pengaturan Perpres 8/2006 terhadap pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah ; V. Batasan waktu (cut-off) mulai berlakunya Perpres 8/2006. 2

II Latar Belakang Terbitnya Perpres 8/2006 : Ketentuan Existing Keppres 80/2003 Persfektif Stakeholder UU 17/2003 UU 1/2004 Memaksimalkan Pelaksanaan Sertifikasi Faktor Lingkungan yang mempengaruhi Persfektif Publik Efisiensi dan Efektifitas Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Perpres 8/2006 Amandemen ke-4 Keppres 80/2003 Semangat Transparansi dan Kompetisi Penyempurnaan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 3

II Maksud dan Tujuan Diberlakukannya Perpres 8/2006 : Maksud : Untuk mengatur pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari APBN/APBD, agar dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tujuan : (khususnya ketentuan terbaru di bidang pengelolaan keuangan negara : UU 17/ 2003, UU 1/2004 dan UU 15/2004). Untuk lebih meningkatkan transparansi dan kompetisi dalam pengadaan barang/jasa pemerintah, serta mewujudkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan keuangan negara. 4

III Beberapa istilah (terminologi) baru yang diadopsi menjadi ketentuan dalam Perpres 8/2006 5

IIIa Batasan Pengertian Surat Kabar Nasional dan Provinsi : Surat Kabar Nasional adalah Surat Kabar yang memenuhi kriteria sebagai berikut : beroplah besar dan ; memiliki peredaran luas secara Nasional, serta ; tercantum dalam daftar surat kabar nasional yang ditetapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika. Surat Kabar Provinsi adalah Surat Kabar yang memenuhi kriteria sebagai berikut : beroplah besar dan ; memiliki peredaran luas di daerah Provinsi, serta ; tercantum dalam daftar surat kabar yang ditetapkan oleh Gubernur (Pasal 1 ayat 23 dan 24 Perpres 8/2006) 6

IIIb Batasan Pengertian Website Pengadaan Nasional : Website Pengadaan Nasional adalah : Website yang dikoordinasikan oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas,, ; untuk mengumumkan rencana pengadaan barang/jasa di Departemen/Lembaga/Komisi/ BI/Pemerintah Daerah/BUMN/BUMD dan ; untuk mengumumkan kegiatan pengadaan barang/jasa Pemerintah. (Pasal 1 ayat 25 Perpres 8/2006) 7

IIIc Batasan Pengertian Sertifikasi Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah : Sertikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah : tanda bukti pengakuan atas kompetensi dan kemampuan profesi di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah,, ; diperoleh melalui ujian sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa nasional, dan ; untuk memenuhi persyaratan seseorang menjadi Pejabat Pembuat Komitmen atau Panitia/Pejabat Pengadaan atau anggota ULP (Procurement( Unit). Sebelum pelaksanaan sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah dilakukan sesuai UU 13/2003 tentang ketenaga kerjaan, maka pelaksana sertifikasi keahlian pengadaan barang/jasa dikoordinasikan oleh Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas. (Pasal 1 ayat 25 Perpres 8/2006) 8

IIId Batasan Pengertian Atas Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Pengadaan Barang/Jasa : Pejabat Pembuat Komitmen adalah Pejabat yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/ sebagai pemilik pekerjaan,, yang bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa; Kuasa Pengguna Anggaran adalah Pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Anggaran untuk menggunakan anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja; Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang kegiatannya menyediakan barang/jasa ; Panitia Pengadaan adalah Tim yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/ untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa; (Pasal 1 ayat 1a, 1c, 3 dan 8 Perpres 8/2006) Selanjutnya. 9

IIIe Batasan Pengertian Atas Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Pengadaan Barang/Jasa : Lanjutan. Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit) adalah : satu unit yang terdiri pegawai-pegawai yang telah memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah,, ; dibentuk Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/ bertugas secara khusus untuk melaksanakan pemilihan penyediaan barang/jasa di lingkungan Departemen/ Lembaga/.. Pejabat Pengadaan adalah 1 (satu( satu) orang yang diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/ untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa dengan nilai sampai dengan 50 juta rupiah. (Pasal 1 ayat 8a dan 9 Perpres 8/2006) 10

IIIf Batasan Pengertian Pelelangan Umum dan Pelelangan Terbatas : Pelelangan Umum adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas sekurang-kurangnya kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi. Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbatas (karena jumlah penyedia barang/jasa yang diyakini mampu terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks) dengan pengumuman secara luas sekurang-kurangnya kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang telah diyakini mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi. (Pasal 17 ayat 2 dan 3 Perpres 8/2006) 11

IIIg Batasan Pengertian Seleksi Umum dan Seleksi Terbatas : Seleksi Umum adalah metode pemilihan penyedia jasa konsultasi yang daftar pendek persertanya dipilih melalui proses prakualifikasi yang diumumkan secara luas sekurang-kurangnya kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi. Seleksi Terbatas adalah metode pemilihan penyedia jasa konsultasi untuk pekerjaan kompleks dan diyakini jumlah penyedia jasa yang mampu melaksanakan pekerjaan tersebut terbatas, dan diumumkan secara luas sekurang- kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi dengan mencantumkan penyedia jasa yang mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi. (Pasal 22 ayat 2 dan 3 Perpres 8/2006) 12

IIIh Batasan Pengertian Prakualifikasi, Pascakualifikasi dan Pekerjaan Kompleks : Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa sebelum memasukkan penawaran ; Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa setelah memasukkan penawaran ; Pekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi dan/atau mempunyai resiko tinggi dan/atau menggunakan peralatan didesain khusus dan/atau bernilai di atas 50 milyard rupiah. (Pasal 14 ayat 1, 2 dan 22 Keppres 80/2003) 13

IV Pokok-pokok pengaturan Perpres 8/2006 terhadap pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah 14

IV Bagan Pokok-Pokok Pengaturan Perpres 8/2006 : PERPRES No. 8 Tahun 2006 Tentang Perubahan IV Atas Keppres No. 80 Tahun 2003 I. Penyempurnaan Proses Procurement II. Penegasan Aturan Pelaksanaan III. Perubahan Beberapa Pengaturan Perbaikan Mekanisme Pengumuman 11 Ketentuan Proses Pengadaan Sebelum DIPA Disahkan 44 Peran BPKP dalam Audit Pelaksanan Pengadaan 66 Percepatan Jadwal Pelaksanaan (Pascakualifikasi) 22 Perpanjangan Masa Transisi Pemberlakukan Sertifikat 55 Penggunaan Produksi Dalam Negeri 77 Perubahan Org. Pengadaan sesuai UU 17/2003 dan UU 1/2004 33 15

1 Perbaikan Mekanisme Pengumuman : (a) Pengumuman Rencana Pengadaaan (b) Pengumuman Pelelangan Umum/Terbatas Barang/Jasa LaInnya (c) Pengumuman Seleksi Umum/Terbatas Jasa Konsultasi Perbaikan Mekanisme Pengumuman Pengadaan Barang/ Jasa (d) Pemilihan serta Penetapan Surat Kabar Nasional dan Provinsi 16

1a Pengumunan Rencana Pengadaan : Setiap instansi wajib mengumumkan seluruh Rencana Pengadaan setiap awal tahun (kecuali pekerjaan yang bersifat rahasia) Rencana Pengadaan tersebut diumumkan di website pengadaan nasional dengan alamat www.pengadaannasional-bappenas.go.id dan/atau di website masing-masing Kementerian/ Lembaga yang telah diintegrasikan dengan website pengadaan nasional. Koordinasi untuk pelaksanaan pengumuman Rencana Pengadaan dilakukan oleh Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas 17

1b Pengumunan Pelelangan Umum/Terbatas Pengadaan Barang/Pemborong dan Jasa Lainnya : NO NILAI METODA PEMILIHAN TEMPAT PENGUMUMAN 1 < 1 MILYAR Pelelangan umum/terbatas 2 < 1 MILYAR Pelelangan umum/terbatas dimana jumlah penyedia barang/jasa yg berdomisili di provinsi yg mampu mengerjakan diyakini jumlahnya kurang dari 3 3 > 1 MILYAR Pelelangan umum/terbatas Sekurang-kurangnya : Satu surat kabar provinsi Diupayakan diumumkan di website www.pengadannasionalbappenas.go.id Satu surat kabar nasional Diupayakan diumumkan di website www.pengadannasionalbappenas.go.id Sekurang-kurangnya : Satu surat kabar provinsi, dan Satu surat kabar nasional. Diupayakan diumumkan di website www.pengadannasionalbappenas.go.id 18

1c Pengumunan Seleksi Umum/Terbatas Untuk Jasa Konsultasi : NO NILAI METODA PEMILIHAN TEMPAT PENGUMUMAN 1 < 200 JUTA Seleksi Umum Sekurang-kurangnya : Satu surat kabar provinsi. Diupayakan diumumkan di website www.pengadannasionalbappenas.go.id 2 < 200 JUTA Seleksi umum dimana jumlah penyedia barang/jasa yg berdomisili di kabupaten/kota/ provinsi yg mampu mengerjakan diyakini jumlahnya kurang dari 5 Satu surat kabar nasional Diupayakan diumumkan di website www.pengadannasionalbappenas.go.id 3 > 200 JUTA Seleksi umum/terbatas Sekurang-kurangnya : Satu surat kabar provinsi, dan Satu surat kabar nasional. Diupayakan diumumkan di website www.pengadannasionalbappenas.go.id 19

1d Pemilihan serta Penetapan Surat Kabar Nasional dan Provinsi : Pemilihan surat kabar nasional dilakukan oleh Meneg.. PPN/Kepala Bappenas dan surat kabar provinsi dilakukan Gubernur berdasarkan daftar surat kabar yang ditetapkan Menkominfo Penetapan hasil pemilihan surat kabar nasional oleh Menkominfo dan surat kabar provinsi oleh Gubernur 20

2 Percepatan Jadwal Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dengan Pascakualifikasi : Khusus untuk pengadaan barang yang sederhana (seperti ATK) yang mengunakan metoda pelelangan umum dengan pascakualifikasi semula membutuhkan waktu paling cepat 23 hari kerja diubah menjadi 18 hari kerja 21

Contoh Jadwal Pelelangan Umum Pengadaan Barang yang Sederhana dengan Pascakualifikasi : No Uraian Kegiatan Hari Kerja Ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Keterangan 1 Pengumuman lelang X X X X X X X 1 hari di surat kabar dan minimal 7 hari untuk di internet 2 Pendaftaran dan pengambilan dokumen X X X X X X 1 hari setelah pengumuman s/d 1 hari sebelum batas akhir pemasukan dokumen 3 Penjelasan (Aanwijzing) 4 Pemasukan penawaran X paling cepat 4 hr sejak tanggal pengumuman X X batas akhir pemasukan, min 2 hari setelah penjelasan 5 Pembukaan dokumen penawaran X hari terakhir pemasukkan dok. penawaran 6 Evaluasi dokumen penawaran X maksimal 7 hari setelah pembukaan penawaran/ pembukaan penawaran harga (dua sampul) 7 Penilaiaan dan pembuktian kualifikasi X tidak diatur (bila diperlukan dapat dilakukan survai lap.) 8 Usulan calon pemenang X Paling lambat 7 hari setelah pembukaan penawaran harga 9 Penetapan pemenang X tidak diatur 10 Pengumuman pemenang X maksimal 2 hari setelah surat penetapan 11 Masa sanggah X X X X X maks 5 hr sejak pengumuman 12 Penunjukan pemenang (SPPBJ) 13 Penandatanganan kontrak X X paling lambat 6 hari sejak pengumuman paling lambat 14 hari sejak SPPBJ

3a Penyesuaian Organisasi Pengadaan APBN Berdasarkan UU 17/2003 dan UU 1/2004 : STRUKTUR ORGANISASI PENGADAAN A P B N PRESIDEN PENGGUNA ANGGARAN (Menteri/Kepala LPND) KUASA PENGGUNA ANGGARAN (Satuan Kerja) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Panitia/Pejabat Pengadaan/Unit Layanan Pengadaan Bendahara Pengeluaran Bendahara Pembantu Pejabat Verifikator Pejabat Penandatangan SPM 23

3b Penyesuaian Organisasi Pengadaan APBD Berdasarkan UU 17/2003 dan UU 1/2004 : STRUKTUR ORGANISASI PENGADAAN A P B D KEPALA DAERAH (Gubernur / Bupati / Walikota) PENGGUNA ANGGARAN (Sekda/Kep. Dinas/Kep. Badan/Kep. Kantor) KUASA PENGGUNA ANGGARAN (Satuan Kerja) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Panitia/Pejabat Pengadaan/Unit Layanan Pengadaan Bendahara Pengeluaran Bendahara Pembantu Pejabat Verifikator Pejabat Penandatangan SPM 24

3c Penjelasan Organisasi Pengadaan Berdasarkan Ketentuan UU 17/2003 dan UU 1/2004 : Pengguna barang/jasa semula adalah Pimpro/Bagpro/ Pengguna Anggaran Daerah/Kepala Kantor/Satuan Kerja/Pejabat yang disamakan diubah menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). PPK diangkat/ditunjuk semula oleh Menteri/Kepala Lembaga/ Kepala Daerah diubah menjadi diangkat/ditunjuk oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, dan bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa. Selanjutnya. 25

3d Penyesuaian Organisasi Pengadaan Berdasarkan Ketentuan UU 17/2003 dan UU 1/2004 : Lanjutan. Panitia/Pejabat Pengadaan diangkat/ditunjuk semula oleh Pengguna Barang/Jasa diubah menjadi diangkat/ditunjuk oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, dan bertanggungjawab atas pemilihan penyedia barang/jasa. Diperkenalkan Unit Layanan Pengadaan (Procurement Unit) yang dibentuk oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dan bertugas untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa di Departemen/ Lembaga/Provinsi/Kabupaten/Kota (salah satu solusi apabila kekurangan personil yang memiliki sertifikat keahlian). 26

3e Persyaratan Pejabat Pembuat Komitmen : memiliki integritas moral ; memiliki displin yang tinggi ; memiliki tanggungjawab dan kualifikasi teknis serta manajerial untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya ; memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah ; memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, bertindak tegas dan keteladanan dalam sikap dan perilaku serta tidak pernah terlibat KKN. (Pasal 9 ayat 1 Perpres 8/2006) 27

3f Tugas Pokok Pejabat Pembuat Komitmen : (Pasal 9 ayat 3 Perpres 8/2006) a. menyusun perencanaan pengadaan barang/jasa ; b. menetapkan paket-paket pekerjaan disertai ketentuan mengenai peningkatan penggunaan produksi dalam negeri ; c. menetapkan dan mengesahkan HPS, jadwal, tata cara pelaksanaan dan lokasi pengadaan yang disusun Panitia Pengadaan/Pejabat Pengadaaan/Unit Layanan Pengadaan ; d. menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan Panitia Pengadaan/Pejabat Pengadaaan/Unit Layanan Pengadaan ; e. menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak penyedia barang/jasa sesuai ketentuan yang berlaku ; f. menyiapkan dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan pihak penyedia barang/jasa ; g. melaporkan pelaksanaan/penyelesaiaan pengadaan kepada pimpinan instansinya ; h. mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak ; i. menyerahkan aset hasil pengadaan barang/jasa dan aset lainnya kepada Pengguna Anggaran dengan Berita Acara Penyerahan ; j. menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa dimulai.` 28

3g Persyaratan Panitia/Pejabat Pengadaan/Anggota Unit Layanan Pengadaan : memiliki integritas moral, displin dan tanggung-jawab dalam melaksanakan tugas ; memahami keseluruhan pekerjaan yang akan diadakan ; memahami jenis pekerjaan tertentu yang menjadi tugas Panitia/Pejabat Pengadaan/Anggota ULP yang bersangkutan ; memahami isi dokumen pengadaan/metode dan prosedur pengadaan ; tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pejabat yang mengangkatnya ; memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah. (Pasal 10 ayat 4 Perpres 8/2006) 29

3h Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Panitia/Pejabat Pengadaan/Anggota Unit Layangan Pengadaan : a. menyusun jadwal dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan ; b. menyusun dan menyiapkan HPS c. menyiapkan dokumen pengadaan ; d. mengumumkan pengadaan barang/jasa di surat kabar nasiona dan/atau provinsi dan/atau papan pengumuman resmi dan diupayakan diumumkan di website pengadaan nasional ; e. menilai kualifikasi penyedia melalui pascakualifikasi atau prakualifikasi ; f. melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk ; g. mengusulkan calon pemenang ; h. membuat laporan mengenai proses dan hasil pengadaan kepada PPK dan/atau Pejabat yang menangkatnya ; i. menandatangani pakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa dimulai. (Pasal 10 ayat 5 Perpres 8/2006) 30

3i Dilarang Duduk sebagai Panitia/Pejabat Pengadaan/ Anggota Unit Layanan Pengadaan : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ; Bendahara baik untuk penerimaan maupun pengeluaran ; Pegawai pada BPKP/Inspektorat Jenderal ; Pejabat yang melakukan verifikasi SPM dan/atau Pejabat yang menandatangani SPM. (Pasal 10 ayat 8 Perpres 8/2006) 31

4 Penegasan Atas Perlakukan Terhadap Proses Pengadaan Sebelum Dokumen Anggaran (DIPA) Disahkan : Proses pengadaan (perencanaan pengadaan s/d masa sanggah) dapat dilaksanakan sebelum anggaran disahkan sepanjang anggaran untuk kegiatan tersebut sudah dialokasikan. Proses penerbitan surat penunjukan penyedia barang/jasa dan penandatangan kontrak dilakukan setelah dokumen anggaran untuk kegiatan tersebut disahkan. Yang melakukan proses pengadaan adalah panitia/ pejabat pengadaan/unit layanan pengadaan tahun sebelumnya. 32

5a Perpanjangan Masa Transisi Pemberlakuan Persyaratan Memiliki Sertifikat Keahlian : Persyaratan harus memiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah bagi Pejabat Pembuat Komitmen, Panitia/Pejabat Pengadaan, dan Anggota Unit Layanan Pengadaan mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2008. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2007 untuk menunjuk Pejabat Pembuat Komitmen, Panitia/Pejabat Pengadaan, dan Anggota Unit Layanan Pengadaan diutamakan personil yang sudah memiliki sertifikat keahlian pengadan barang/jasa. apabila belum tidak ada/kurang personil yang memiliki sertifikat ditunjuk personil yang memiliki sertifikat tanda bukti pernah mengikuti pelatihan pengadaan barang/jasa 33

5b Rentang Waktu Pemberlakukan Persyaratan Sertifikat Keahlian : 1 Januari 2006 20 Maret 2006 31 Desember 2007 Proses Pengadaan Barang/Jasa I. Proses pengadaan dianggap sah walaupun dilakukan oleh pengguna/panitia/pejabat yg belum punya sertifikat Proses Pengadaan Barang/Jasa Pengguna/panitia/pejabat yang belum bersertifikat atau belum pernah II. mengikuti pelatihan pengadaan barang/jasa diganti yang sudah bersertifikat/yang pernah pelatihan Proses Pengadaan Barang/ Jasa IV. Pengadaan barang/ jasa wajib dilakukan oleh Pengguna/ panitia/pejabat pengadaan yang bersertifikat keahliaan Proses Pengadaan Barang/Jasa Pengguna/panitia/pejabat diutamakan yg mempunyai sertfikat keahlian III. dan apabila tidak cukup diambil personil yang sudah pernah mengikuti pelatihan pengadaan barang/jasa 34

6 Perubahan Pengaturan Tentang Peran BPKP Dalam Audit Pelaksanan Pengadaan : Berdasarkan tembusan laporan hasil pemeriksaan dari unit pengawasan intern, BPKP menilai ada peyimpangan maka BPKP dapat menindaklanjutnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan undangan yang berlaku. 35

7 Perubahan Pengaturan Tentang Penggunaan Produksi Dalam Negeri : Pengadaan barang/jasa agar mengacu pada daftar inventarisasi barang/jasa yang termasuk produksi dalam negeri yang didasarkan pada kriteria tertentu menurut bidang,, sub bidang, jenis, dan kelompok barang/jasa yang diterbitkan oleh Departemen Perindustrian. 36

V Perpres 8/2006 mulai berlaku (cut-off) Sejak tanggal 20 Maret 2006 (Pasal II ayat 6 Perpres 8/2006) 37

Selesai Terima Kasih 38