PENGARUH PENCAMPURAN WARNA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK KELOMPOK B

Pengaruh Media Menara Angka Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Kelompok A

PENGARUH MIND MAPPING BOARD TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK B

PENGARUH MEDIA WAYANG ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA WAYANG DUPLEKS KOMUNIKASI TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B. Priska Anindita Titisari Putriningtyas Sri Setyowati

PENGARUH MEDIA DADU HURUF TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN HURUF PADA TK KELOMPOK A

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH MEDIA KAWAT BLUDRU TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH KEGIATAN MELUKIS BERMEDIA KAPAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENGARUH METODE RESITASI BERMEDIA KOKORU TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BENTUK GEOMETRI ANAK KELOMPOK B

Pengaruh Permainan Futsal Modifikasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 4-5 Tahun

PENGARUH BERMAIN PASIR TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP GEOMETRI KELOMPOK A

PENGARUH DONGENG TERHADAP KEMAMPUAN EMPATI ANAK KELOMPOK B

PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP CAPAIAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

KEGIATAN BERNYANYI BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK TK KELOMPOK B

PENGARUH MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA MODIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH FILM ANIMASI TERHADAP PERKEMBANGAN BERBICARA ANAK

PENGARUH MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B

Pengaruh Media Flashcard Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

PENGARUH PENGGUNAAN BALOK ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KORAN DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERCERITA ANAK KELOMPOK B

PENGARUH MEDIA NUMBER SENSE TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

Pengaruh Metode Bercakap-cakap Berbasis Media Pop Up Book Terhadap Kemampuan Berbicara Anak Kelompok A

PENGARUH MEDIA GELAS ANGKA 1-10 TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN KELOMPOK A

PENGARUH MEDIA BUBUR KORAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA WADUK KECAMATAN TAKERAN KABUPATEN MAGETAN

PENGARUH PENERAPAN MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL WARNA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENGARUH METODE EKSPERIMEN BERBAHAN ALAM TERHADAP KEMAMPUAN PENGENALAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH MEDIA LOTO WARNA DAN BENTUK TERHADAP KEMAMPUAN KOGNTITIF ANAK KELOMPOK A DI RA AL-ISLAM JETIS DAGANGAN MADIUN

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B

PENGARUH PERMAINAN PETAK UMPET TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF PEMECAHAN MASALAH SAINS ANAK KELOMPOK B

PENGARUH TEKNIK KOLASE DENGAN BAHAN MANIK-MANIK TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA KELOMPOK A

Pengaruh Alat Permainan Edukatif (APE) Maze terhadap kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di TK Al-Fithroh

PENGARUH KEGIATAN BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA ANAK KELOMPOK B RA MUSLIMAT NU 079 TARBIYATUS SHIBYAN PETUNG PANCENG GRESIK

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

PENGARUH KEGIATAN OUTBOUND TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI

PENGARUH PERMAINAN PIPA BOCOR TERHADAP KEMAMPUAN SOSIAL DALAM BEKERJASAMA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN. Amilia Anom Sari Dewi Komalasari

PENGARUH SERI MENGGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGGAMBAR PERMULAAN ANAK. Nosha Putri Sekar Arum Nurhenti Dorlina Simatupang

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERNYANYI TERHADAP KEMAMPUAN MEMBILANG ANAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KERETA BERNOMOR TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA PERSATUAN KEBOMAS GRESIK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN JURNAL. Oleh

PENGARUH PERMAINAN ENGKLEK MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK KELOMPOK B

PENERAPAN METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN NATURALIST INTELLIGENCE ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS PEMODELAN TARIAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 5-6 TAHUN

PENGARUH KEGIATAN MOZAIK TERHADAP KEMAMPUAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 3 SURABAYA

Pengaruh Bermain Puzzle Terhadap Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Anak Kelompok A

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA METODE SNOWBALL DRILLING DAN METODE DISKUSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A. HAIRANISA AL AMANAH DEWI KOMALASARI

Pengaruh Penggunaan Media Flashcard terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok A di TK Dharma Wanita Padelegan Pademawu Pamekasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PERMAINAN BENTUK GEOMETRI TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK A DI TK NUSA INDAH II

Pengaruh Kegiatan Kirigami Goemetri Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Kelompok B

PENGARUH PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A. Hairanisa Al Amanah Dewi Komalasari

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

K A 2012/2013. Disusun Oleh: YULIANA DEWI A FAKULTA

PENGARUH MEDIA KOTAK KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. berbagai periode penting yang terjadi dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir

PENGARUH PERMAINAN MAZE ANGKA TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH MODEL PELATIHAN DASAR MENGGAMBAR TIRUAN TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B

Enok Dwi Mahmudi. Sri Joeda Andajani

Pengaruh Meronce Pola Manik-Manik Geometri Terhadap Kemampuan Kognitif. TARBIYATUL FALAHIYAH MOJOPETUNG-GRESIK Nurul Alfiyah

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

Pengaruh Permainan Engklek Modifikasi Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KANTONG BILANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN BILANGAN SECARA BERSUSUN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNA MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

PENGARUH PENGGUNAAN MAZE ALUR TULIS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI KEGIATAN MENCETAK PADA ANAK USIA 3 4 TAHUN

PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-10 PADA ANAK KELOMPOK A

Rizkha Novitasari PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya,

Kata-kata kunci: minat belajar, hasil belajar aspek kognitif, metode konvensional, media video. Abstract

PENGARUH METODE BERCAKAP-CAKAP TERHADAP KEMAMPUAN BERBAHASA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMIRI 03 KEMIRI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2016/2017

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GRAFIK... ix

PENGARUH METODE INQUIRY DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

STUDI KOMPARASI METODE DEMONSTRASI DENGAN PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL WARNA USIA 5-6 TAHUN

PENGARUH KEGIATAN MERONCE TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL POLA PADA ANAK KELOMPOK A DI TAMAN KANAK-KANAK WIFA

PENGARUH BERMAIN TANAH LIAT TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL GEOMETRIANAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

TABEL III. 1 PROSES PENELITIAN No Kegiatan Waktu. 1 Pengajuan Sinopsis November Proses pengerjaan proposal Desember 2014

Pengaruh Metode Bercerita Berbasis Gambar Seri Terhadap Kemampuan Menyimak Anak Kelompok A

Pengaruh Penggunaan Permainan Dakon Modifikasi Terhadap Kemampuan Membilang Anak Kelompok A

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

TAHUN. Disusun Oleh: HEPI KAWURI A FAKULTA

METODE EKSPERIMEN BERPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN SAINS ANAK

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 41

PENGARUH KEGIATAN OUTBOUND TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK 02 NGEMPLAK KARANGPANDAN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2016/2017

Transkripsi:

PENGARUH PENCAMPURAN WARNA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B Fajar Dwinurmei Rarasingtyas Nurul Khotimah PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai No. 4 Surabaya 60136. (Email:raras.biloo@yahoo.com) (nurul_art77@yahoo.com) Abstract : Research quantitative was to determine the influence of color mixing to cognitive development of the children in group B at TK Dharma Wanita Sambit. The sample in this research is the children in group B at TK dharma Wanita Sambit who were 40 children. The data accumulation techniques in this research by using observation and documentation. The data were analyxed by using a helper table of Mann Whithney U- Test. The result of the data analysis have knew differences that sifgnificant before and after gave treatment by using color mixing activity to cognitive development of the children. This can be seen from the U count < U list where price U count = 52,5 while the U list with a sample of 20 children by significant level of 0,05 then U list = 127. Based on the result of research it can be concluded that color mixing influential to cognitive ability of the children in group B at TK Dharma Wanita Sambit. Keywords : Cognitive development, Color mixing Abstrak : Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pencampuran warna terhadap perkembangan kognitif anak di TK Dharma Wanita Sambit. Sampel dalam penelitian ini adalah anak kelompok B TK Dharma Wanita Sambit yang berjumlah 40 anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan tabel penolong Mann Whitney U-Test. Hasil dari analisis data diketahui perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan kegiatan pencampuran warna terhadap perkembangan kognitif anak. Hal tersebut dapaat dilihat dari Uhitung < Utabel dimana harga Uhitung = 52,5 sedangkan Utabel dengan sampel 20 anak dengan taraf signifikan 0,05 maka Utabel = 127. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pencampuran warna berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak kelompok B TK Dharma Wanita Sambit. Kata kunci : Perkembangan kognitif, Pencampuran warna Usia 0-6 tahun merupakan masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan peka menerima rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar pertama untuk mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosio emosional pada anak usia dini. Salah satu perkembangan yang harus dikembangkan adalah kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif diperlukan oleh anak 1 dalam rangka mengembangkan pengetahuannya tentang apa yang anak lihat, dengar, rasa, raba ataupun anak cium melalui pancaindra yang dimilikinya. Banyak hal yang bisa dilakukan dalam merangsang dan mengembangkan kognitif anak, misalnya dengan berbagai media kreatif dan macam-macam kegiatan kreatif. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat bagi kehidupan selanjutnya. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia.

2 Dalam membangun pendidikan pada anak usia dini tidaklah mudah. Anak-anak usia dini sudah pada umumnya sangatlah dikenal dengan pendidikan prasekolah yang pendidikan ini menerapkan atau memiliki konsep bahwa anak dapat menikmati dunianya dengan bermain. Bermain menjadi sarana belajar anak sehingga dapat dikatakan bahwa belajar anak usia dini adalah bermain. Anak usia dini tidak dapat membedakan antara bermain, belajar, dan bekerja. Anak umumnya sangat menikmati permainan dan akan terus melakukannya dimanapun mereka memiliki kesempatan. Oleh sebab itu di TK Dharma Wanita Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo ini menggunakan konsep bermain sambil belajar. Konsep ini dilakukan dengan tujuan membiasakan anak untuk bermain dengan mendapatkan pendidikan dari apa yang mereka lakukan. Proses pembelajaran yang dilakukan di TK Dharma Wanita Sambit sudah menggunakan konsep bermain sambil belajar. Dengan begitu anak tidak akan cepat bosan. Dari observasi yang pernah saya lakukan kegiatan yang biasa dilakukan adalah mewarnai, menggambar, menggunting, menempel dan lain-lain. Dalam kegiatan mewarnai dan menggambar hanya menggunakan LKA, krayon dan pensil warna. Namun, untuk kegiatan pencampuran warna dirasa kurang, jadi di TK Dharma Wanita Sambit pun masih jarang melakukan kegiatan pencampuran warna. Salah satu pengenalan pencampuran warna yang dapat dengan mudah diterima oleh anak yaitu dengan cara menggambar dan mewarnai. Namun, kegiatan menggambar dan mewarnai tidak harus selalu memakai alat crayon, LKA dan pensil warna. Tetapi, juga bisa dilakukan dengan media yang sederhana tapi bisa membantu anak untuk merangsang segala aspek perkembangannya. Kegiatan pencampuran warna ini sangatlah cocok untuk anak berbagai usia, karena dengan kegiatan tersebut anak dapat melatih daya imajinasi, menghasilkan sebuah karya, melatih otot-otot motorik halus, tetapi pengenalan pencampuran warna juga bisa merangsang otak untuk berfikir dan bisa memancing kepekaan anak terhadap yang dilihat. Pencampuran warna yang dilakukan anak yaitu dengan cara mewarnai dan melakukan ekperimen pencampuran warna menggunakan mika. Anak mewarnai gambar yang telah disediakan oleh guru dengan mencampurkan warna dasar yaitu merah, kuning dan biru dan dikreasikan sesuai dengan warna yang disukai anak. sedangkan, untuk kegiatan eksperimen pencampuran warna anak mencampur warna dasar merah, kuning dan biru dengan menggunakan mika. Setelah melakukan pencampuran warna anak ditanya satu persatu dan menjawab hasil dari pencampuran warna yang telah mereka lakukan. Kedua kegiatan ini akan membantu anak dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak yaitu dalam hal mengenal warna-warna dari hasil pencampuran warna. Melihat dari latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah : adakah pengaruh kegiatan pencampuran warna terhadap perkembangan kognitif pada anak kelompok B TK Dharma Wanita Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kegiatan pencampuran warna terhdap perkembangan kognitif anak kelompok B TK Dharma Wanita Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo. Fatimah (dalam Fadlillah, 2012:41) perkembangan kognitif merupakan perkembangan yang terkait dengan kemampuan berfikir seseorang. Bisa juga diartikan sebagai perkembangan intelektual. Terjadinya proses perkembangan ini dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya

3 secara baik. Susanto (2011:47) bahwa kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Hal tersebut didukung dengan pendapat Witherington selanjutnya yang mengemukakan bahwa kognitif adalah pikiran, melalui pikiran dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk megatasi suatu situasi untuk memecahkan masalah. Perkembangan kognitif adalah perkembangan pikiran. Pikiran adalah bagian dari proses berfikir otak, pikiran yang digunakan untuk mengenali, mengetahui dan memahami. Menurut Nurdina Anis (dalam Yetri, 2014:231) warna artinya corak atau motif dalam sebuah karya seni. Prawira (1989:4) menjelaskan bahwa warna adalah salah satu unsur keindahan dalam seni dan desain selain unsur-unsur visual lainnya. Teori lingkaran warna dari teori Munsell dalam Prawira (1989:56) mengungkapkan bahwa : mengambil tiga warna utama sebagai dasar dan disebut warna primer, yaitu merah dengan kode M, kuning dengan kode K dan biru dengan kode B. apabila dua warna primer masing-masing dicampur, maka akan menghasilkan warna kedua atau warna sekunder. Bila warna primier dicampur dengan warna sekunder akan dihasilkan warna ketiga atau warna tersier. Bila antara warna tersier dicampur lagi dengan warna primer dan sekunder, maka akan dihasilkan warna netral. Rumus teori Munsell dapat digambarkan sebagai berikut: Warna primer Merah, kuning, biru Warna Sekunder Merah + Kuning = Jingga (orange) Merah + Biru = Ungu Kuning + Biru = Hijau (Sumber : Prawira (1989:56)) Dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif pada anak merupakan suatu proses berfikir yang digunakan dengan cepat dan tepat untuk memecahkan masalah, menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Oleh karena itu, untuk mengembangkan kemampuan kognitif yang dimiliki anak dapat dilakukan melalui permainan pencampuran warna sebagai wahana bermain juga belajar bagi anak. METODE Penelitian tentang pengaruh kegiatan pencampuran warna terhadap perkembangan kognitif pada anak kelompok B TK Dharma Wanita Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain Quasi Eksperimental dengan jenis Nonequivalent Control Group Design. Pada penelitian ini menggunakan desain tersebut dikarenakan jumlah anak berjumlah 40 anak yang terbagi menjadi dua kelas dan digunakan menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pre-test dan post-test dimaksudkan untuk mengetahui hasil perlakuan yang lebih akurat, karena dapat membandingkan keadaan sebelum diberikan perlakuan dengan sesudah diberikan perlakuan. Pre-test yaitu memberikan test sebelum perlakuan diberikan untuk mengetahui hasil sebelum perlakuan, sedangkan post-test adalah memberikan test setelah memberikan perlakuan untuk mengetahui hasil dari penelitian eksperimen setelah perlakuan. Populasi dalam penelitian ini adalah anak kelompok B di TK Dharma Wanita Sambit yang berjumlah 40 anak, yakni 20 anak dari kelompok eksperimen dan 20 anak dari kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini adalah semua jumlah populasi yaitu anak kelompok B di TK Dharma Wanita Sambit.

4 Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yakni observasi dan dokumentasi. Jenis observasi yang digunakan yaitu non partisipan, dalam observasi non partisipan ini peneliti melakukan pengamatan terhadap sampel dan kegiatan diberikan oleh guru kelas tanpa peneliti ikut dalam kegiatan. Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumentasi berupa foto ruangan kelas yang digunakan untuk kegiatan pre-test dan post-test, kegiatan yang dilakukan anak selama kegiatan penelitian, baik kegiatan pretest maupun post-test serta foto-foto dokumentasi pada saat perlakuan yaitu ketika anak melakukan kegiatan eksperimen pencampuran warna. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini relatif kecil yaitu N=20 dan berupa data ordinal serta tidak berdistribusi normal. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik non-parametrik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2011: 150), statistik nonparametris tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, misalnya data yang dianalisis tidak harus berdistribusi normal, dan juga statistik nonparametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis menggunakan analisis data dengan Mann-Whitney U Test (Uji U) yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila data berbentuk ordinal. Uji U ini tidak memerlukan asumsi berdistribusi normal dan homogenitas varians. Untuk keperluan pengujian, maka data yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabel penolong untuk pengujian U-Test. Produk dari kelompok I dan II kemudian dirangking (diperingkat). HASIL Berdasarkan hasil pengamatan terhadap anak kelompok B pada saat tes sebelum perlakuan, ternyata jumlah skor perkembangan kognitif yang berjumlah 125 dari kelompok B2 yaitu kelompok eksperimen lebih rendah dari jumlah skor perkembangan kognitif yang berjumlah 128 dari kelompok B1 yaitu kelompok kontrol. Ada 1 indikator dengan 3 item penilaian yang dikembangkan dalam penelitian ini untuk mengembangkan perkembangan kognitif anak. Dalam penelitian ini ada satu indikator yang digunakan untuk mengembangkan perkembangan kognitif pada anak kelompok B yaitu menceritakan hasil percobaan sederhana tentang pencampuran warna. Pemberian perlakuan dengan menggunakan kegiatan pencampuran warna dilakukan selama dua kali pertemuan pada kelompok B2 yaitu kelompok eksperimen sedangkan pada kelompok B1 yaitu kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan dan menerima pembelajaran seperti biasanya. Setelah pemberian perlakuan, kemudian dilakukan tes, berdasarkan hasil pengamatan pada saat setelah perlakuan, jumlah skor perkembangan kognitif yang berjumlah 225 dari kelompok B2 yaitu kelompok eksperimen lebih tinggi dari jumlah skor perkembangan kognitif yang berjumlah 202 dari kelompok B1 yaitu kelompok kontrol. Untuk hasil pengambilan data dokumentasi pada penelitian ini berupa foto-foto kegiatan sebelum perlakuan, saat perlakuan dengan kegiatan anak mewarnai gambar yang telah disediakan guru dengan mencampur 3 warna dasar yaitu merah, kuning dan biru. Setelah kegiatan mewarnai, anak di berikan pertanyaan tentang pencampuran warna dan anak menjawab hasil dari pencampuran warna yang telah anak lakukan. Untuk keperluan perhitungan pengujian, maka data dimasukkan ke dalam tabel penolong, selanjutnya data dirangking (diperingkat) dari produk kelompok I dan II.

5 Adapun tabel penolong Mann Whitney U-test: Tabel 1 Tabel Penolong untuk Uji dengan Mann Whitney U-Test kelompok B di TK Dharma Wanita Sambit Ponorogo. Kelompok Eksperimen Produk Peringkat Kelompok Kontrol Produk Peringkat 1 5 26 1 3 6,5 2 5 26 2 5 26 3 3 6,5 3 4 14 4 5 26 4 3 6,5 5 5 26 5 4 14 6 5 26 6 3 6,5 7 5 26 7 5 26 8 4 14 8 5 26 9 6 37,5 9 4 14 10 6 37,5 10 3 6,5 11 6 37,5 11 5 26 12 5 26 12 4 14 13 6 37,5 13 2 1,5 14 6 37,5 14 3 6,5 15 6 37,5 15 5 26 16 5 26 16 3 6,5 17 5 26 17 2 1,5 18 5 26 18 3 6,5 19 5 26 19 4 14 20 5 26 20 4 14 R 1= 557,5 R 2= 262,5 (Sumber : Hasil nilai pre-test dan post-test) Selanjutnya dimasukkan pada rumus untuk mengetahui harga U. Ternyata harga U 1 dari kelompok eksperimen berjumlah 52,5 lebih kecil daripada U 2 dari kelompok kontrol berjumlah 347,5. Dengan demikian yang digunakan untuk membandingkan harga U tabel dan U hitung adalah U 1 yang nilainya 52,5. Berdasarkan tabel pada lampiran α = 0,05 (pengujian satu pihak) adalah 127 dengan n = 20, Sehingga diperoleh 52,5 < 127, maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan pencampuran warna memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan kognitif anak PEMBAHASAN Melihat hasil analisis data dengan Mann- Whitney U-Test yang menunjukkan bahwa kegiatan pencampuran warna dapat memengaruhi perkembangan kognitif anak kelompok B di TK Dharma Wanita Sambit. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan antara Utabel dan Uhitung, dimana Uhitung yaitu 52,5 sedangkan Utabel 127. Apabila Uhitung < Utabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan apabila Uhitung > Utabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dari analisis data diperoleh Uhitung < Utabel, yaitu 52,5 < 127, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yaitu penggunaan kegiatan pencampuran warna

6 berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak kelompok B di TK Dharma Wanita Sambit. Setelah perlakuan pada penelitian selesai diberikan, maka peneliti melakukan pengukuran setelah diberi perlakuan menggunakan instrumen yang sama dengan instrumen pada pengukuran sebelum diberi perlakuan di TK Dharma Wanita Sambit. Dalam penelitian ini, dilakukan tes untuk memperoleh data sebelum perlakuan (pretest) sebelum menggunakan kegiatan pencampuran warna sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak. Tes untuk memperoleh data sebelum perlakuan dilaksanakan terhadap anak kelompok B1 dan B2. Dari tes tersebut, terlihat hasil bahwa perkembangan kognitif anak kelompok B2 kurang. Sehingga kelompok B2 dijadikan sebagai kelompok eksperimen, sedangkan kelompok B1 sebagai kelompok kontrol. Setelah mengetahui hasil tes sebelum perlakuan, maka dilanjutkan dengan pemberian perlakuan (treatment) terhadap kelompok B2 menggunakan kegiatan pencampuran warna. Kegiatan pencampuran warna ini, anak bertugas melakukan eksperimen pencampuran warna dasar yang terdiri dari tiga warna yaitu merah, kuning dan biru. Selain melakukan eksperimen pencampuran warna, anak juga harus mampu menjawab pertanyaan guru terkait dengan hasil dari pencampuran warna, sesuai aturannya. Sedangkan kelompok kontrol atau kelompok B1, diberikan materi seperti biasa, tidak terikat dengan kegiatan penelitian. Setelah pemberian perlakuan diberikan, maka dilakukan tes setelah perlakuan (posttest) pada kelompok B1 dan B2. Dari hasil tes tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif anak kelompok B2 berkembang lebih baik dibandingkan kelompok B1. Hal ini juga disebabkan penggunaan kegiatan pencampuran warna yang membantu anak kelompok B2 dalam kegiatan yang mengembangkan perkembangan kognitifnya dan diperkuat oleh seniman yang menyatakan bahwa pendidikan melalui seni dapat menumbuhkan kreatifitas, kepekaan sosial terhadap lingkungan sekelilingnya, memperhalus kepekaan emosional, mencerdaskan segi kognitif dan perkembangan manusia dalam harmoni dengan nilai dan dimensi karakter manusia (Sobandi dalam Zuliatin, 2008). Dalam penelitian ini, anak menggunakan kegiatan pencampuran warna sebagai media eksperimen. Sehingga anak dapat melakukan kegiatan secara individual dan melakukan eksperimen secara langsung. Perkembangan kognitif anak khususnya dapat berkembang lebih optimal. Serta kegiatan pencampuran warna yang digunakan oleh peneliti juga terbuat dari bahan yang aman, memiliki warna yang menarik, dan tentu saja kegiatan pencampuran warna tersebut dapat menarik perhatian anak. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan yang dapat disampaikan untuk menjawab rumusan masalah yang dalam penelitian ini tentang penggunaan kegiatan pencampuran warna terhadap perkembangan kognitif anak kelompok B di TK Dharma Wanita kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian Mann Whitney U-Test pada perkembangan kognitif anak kelompok eksperimen berjumlah 557,5 dan kelompok kontrol berjumlah 262,5. Setelah dihitung maka diperoleh nilai Uhitung adalah 52,5. Sedangkan berdasarkan Utabel dengan taraf kesalahan α= 0,05 dan n = 20 maka diperoleh Utabel adalah 127. Sehingga diperoleh 52,5 < 127, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dinyatakan bahwa kegiatan

7 pencampuran warna memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan kognitif anak kelompok B di TK Dharma Wanita Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo. Saran Setelah melakukan penelitian yang berjudul pengaruh kegiatan pencampuran warna terhadap perkembangan kognitif pada anak kelompok B TK Dharma Wanita Kecamatan Sambit Kabupeten Ponorogo, khususnya dalam hal kegiatan pencampuran warna mengalami peningkatan. Kegiatan pencampuran warna adalah kegiatan yang dapat meningkatkan perkembangan kognitif. Adanya bukti bahwa penerapan kegiatan pencampuran warna terhadap perkembangan kognitif anak kelompok B, maka diharapkan guru dapat menggunakan kegiatan pencampuran warna sebagai salah satu pilihan untuk mengembangkan kognitif anak dalam pencampuran warna dengan memperhatikan tingkat perkembangan anak. Sedangkan untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk mengembangkan kegiatan pencampuran warna dengan kreasi dan gaya yang lebih kreatif misalnya dengan memberikan banyak obyek atau gambar dapat disusun menjadi suatu kejadian yang mempunyai cerita atau tema baru. DAFTAR RUJUKAN Fadlillah, Muhammad. 2012. Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media. Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Yetri, YunitaHanda. 2014. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna Melalui Permainan Finger Painting Bagi Anak Tunagrahita Ringan. Zuliatin, Dkk. 2013. PengaruhSeni Finger Painting Terhadap Pengetahuan Warna. Jombang: Darul Ulum.