BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Thoha (2007:5) hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu dunia organisasi yang dicirikan harapan harapan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat penting karena suatu organisasi dikembangkan demi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan yang penting seperti pabrik, atau suatu organisasi secara keseluruhan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB I Tinjauan Umum Etika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap orang yang bekerja mengharapkan untuk memperoleh kepuasan

BAB II LANDASAN TEORI DEFINISI DAN PENGUKURAN KEPUASAN KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. profit ataupun sosial dituntut harus dapat melakukan peningkatan kualitas dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan salah satu cara manusia untuk dapat berhubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan ke-1 dan ke-2

Pengertian etika = moralitas

BAB II KERANGKA TEORETIS. Penelitan terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini dapat dilihat. Analisis

PROFESIONAL 1. AHLI DALAM BIDANGNYA 2. MAMPU MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN KERJA SAMA DENGAN LINGKUNGAN PENDUKUNG DAN PENUNJANG 3.

ETIKA BISNIS DAN PROFESI PPAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan dengan tenaga sumber daya manusia yang dominan, kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memenuhi fungsi sosialnya. Tujuan tersebut dipengaruhi oleh motivasi dan

Pengertian Etika. Memahami, mengerti, dan menjelaskan profesi, tata laku, dan etika berprofesi di bidang teknologi informasi

ETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.

ETIK UMB ETIKET PERGAULAN. NANDANG SOLIHIN, M.Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BY. IRMA NURIANTI,SKM. MKes PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS

PERKEMBANGAN ETIKA PROFESI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERAWAT. keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah

TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja karyawan harus diciptakan sebaik-baiknya, supaya moral kerja,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB II LANDASAN TEORI. kerja bukanlah hal yang sederhana, baik dalam arti konsep maupun dalam analisis,

MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI FAKULTAS DAKWAH IAIN AR-RANIRY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting yang harus terbentuk di lingkungan kerja. Sebab, kepuasa kerja akan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan itu terhadap kedua variabel tersebut. (Sugiyono, 2015)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu

BAB II LANDASAN TEORI. tujuan yang dituju tidaklah sama maka akan sulit bagi suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. betapa kompleknya etika bisnis dalam organisasi-organisasi dan pentingnya etika

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Wibowo (2011:501) kepuasan adalah sikap umum terhadap pekerjaan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Motivasi Kerja. dan bantuan yang kuat untuk bertahan hidup. Motivasi adalah memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari penelitian Ulfa suci pratiwi (2011) dengan judul Pengaruh Faktor

BAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan

PENTINGNYA ETIKA PROFESI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Manajer perlu memahami orang-orang berperilaku tertentu agar dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kepuasan Kerja

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

1. PENDAHULUAN. Seiring makin meningkatnya pertumbuhan ekonomi akhir-akhir ini di

DAMPAK KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK JATENG SEMARANG. Aldilla Puspita Nagari

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012).

Universitas Diponegoro,

Pengertian Etika. Nur Hidayat TIP FTP UB 2/18/2012

PENGERTIAN DAN PERANAN ETIKA PROFESI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hernowo (2008), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa pelayanan dibidang kesehatan. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbulnya tuntutan efisiensi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor

II. LANDASAN TEORI. Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting

BAB II. Tinjauan Pustaka. pendukung dari hasil penelitian terdahulu sebagai berikut : Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan dalam dunia kerja semakin ketat. Hal tersebut menuntut perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernah dilakukan sebelumnya untuk semakin memperkuat kebenaran empiris

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etika Organisasi 2.1.1 Pengertian Etika Etika adalah ilmu tertentu dimana obyeknya yaitu kesusilaan atau etos. Etos ialah sifat dasar atau karakter yang merupakan kebiasaaan dan watak bangsa atau ras. Koentjoroningrat mengemukakan pandangannya bahwa etos merupakan watak khas yang tampak dari luar dan terlihat oleh orang lain. Etos berasal dari kata Yunani, ethos, artinya ciri, sifat, atau kebiasaan, adat istiadat atau juga kecenderungan moral, pandangan hidup yang dimiliki seseorang, suatu kelompok orang atau bangsa. Menurut Ernawan (2007:2) etika merupakan cabang dari filsafat mencari buruknya tingkah laku manusia. Etika hendak mencari, tindakan manusia yang manakah yang baik. Etika berhubungan dengan seluruh ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia dan masyarakat seperti, antropologi, psikologi, sosiologi, ekonomi, ilmu politik, dan ilmu hukum. Menurut Simorangkir (2003:3) etika merupakan suatu usaha yang sistematis dengan menggunakan rasio untuk menafsirkan pengalaman moral individu dan sosial sehingga dapat menetapkan antara untuk mengendalikan perilaku manusia serta nilai-nilai yang berbobot untuk dijadikan sasaran dalam hidup.

2.1.2 Persamaan dan Perbedaan Etika dan Etiket 2.1.2.1 Persamaan Etika dan Etiket Pengertian etika berbeda dengan etiket. Etiket berasal dari bahasa Perancis etiquette yang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Sementara itu etika berasal dari bahasa latin berarti falsafah moral dan merupakan cara hidup yang benar dilihat dari sudut pandang budaya, susila, dan agama. Namun berbeda ada persamaan antara keduanya (Ernawan, 2007:6) yakni: a) Keduanya, menyangkut objek yang sama yaitu perilaku manusia. b) Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normative, artinya member norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. 2.1.2.2 Perbedaan Etika dan Etiket Menurut Ernawan (2007:7) perbedaan etika dan etiket adalah: a) Etiket menyangkut cara suatu melakukan perbuatan harus dilakukan manusia. Diantaranya beberapa cara yang mungkin, etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu. b) Etiket tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan. Etika menyangkut pilihan yaitu apakah perbuatan boleh dilakukan atau tidak.

c) Etiket hanya berlaku dalam pergaulan pada suatu kelompok tertentu. Bila tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. 2.1.3 Pengertian Etika Organisasi Menurut Dalimunthe (2005:305) Etika organisasi adalah suatu perilaku manusia dalam suatu organisasi yang lebih kepada penentuan mengenai benar dan salah. Masalah etika dihadapi pertanyaan yang fundamental seperti keadilan, kebenaran, dan tanggung jawab sosial. Perhatian terhadap standar etika yang digunakan para manajer dan tenaga kerja telah meningkat, khususnya pada organisasi bisnis. Kode etik untuk para manajer diantaranya adalah : a) Selalu menjaga profesionalisme dan perilaku pribadi dengan standar yang tinggi. b) Selalu mencoba untuk mengembangkan di dalam bidang manajemen c) Meyakinkan perusahaan bahwa untuk memperlakukan semua tenaga kerja dengan adil adalah hal yang penting. d) Selalu berusaha untuk membuat perusahaan mendapatkan keuntungan secara moneter dan dukungan dari sumber daya manusia. 2.1.4 Hubungan Etika Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Menurut Hyan dan Elfred (2001:317) etika organisasi memiliki tiga tolok ukur yaitu dorongan manajer untuk berperilaku etis, iklim etika organisasi, dan

hubungan antara perilaku etis dan kesuksesan karir yang memiliki pengaruh dengan kepuasan kerja 2.1.4.1 Dorongan Manajer Untuk Berperilaku Etis Dalam organisasi dimana kewenangan sah merupakan prinsip lingkungan kerja yang diakui, pegawai diharapkan mau melaksanakan perintah manajemen puncak, meskipun perintah tersebut berlawanan dengan kebenaran pendirian mereka. Konsisten dengan teori disonansi kognitif, konflik atau disonansi seperti ini dapat menjadi sumber stress yang akan mengurangi kepuasan kerja. Dari sudut pandang teori keadilan, manajemen yang mendukung perilaku etis dipandang sebagai manajemen yang adil terhadap pegawai.ceteris paribus, hal ini Akan menghasilkan tingkat kepuasan kerja pegawai yang iebih tinggi (Hyan,2001:47). Karyawan akan dapat dipengaruhi oleh kekuatan yang ada disekeliling mereka, seperti teman sekerja, sistem gaji, pengawasan yang dilakukan, norma kelompok, dan kebijakan perusahaan. Konsekuensinya adalah manajer yang dalam hal ini adalah pihak manajemen, dapat mempengaruhi perilaku karyawannya melalui orientasi program-program yang diadakan untuk karyawan seperti pelatihan, kode etik karyawan, dan sistem disiplin diantara mereka sendiri.tujuannya adalah untuk meyakinkan karyawan, bahwa mereka bukan sekedar pajangan, melainkan sangat bernilai bagi perusahaan. Selain itu juga penting bagi manajemen puncak untuk memberikan contoh dalam berperilaku etis serta menyampaikan dengan jelas dalam kebijakan yang dibuat perusahaan bahwa setiap perilaku yang tidak etis tidak akan diberi toleransi sedikitpun. Jika

kode etik yang berlaku sesuai dengan norma organisasi dan dilakukan oleh setiap karyawan, maka akan sangat efektif. Kegagalan dalam merespon terhadap perilaku tidak etis akan menyebabkan sebagian karyawan kehilangan keyakinannya terhadap etika yang berlaku di perusahaan, yang akibatnya akan mengancam seluruh sistem sosial yang ada yang sebelumnya mendukung perilaku etis di perusahaan. Untuk itu manajemen harus dapat mempertahankan dan mendukung perilaku etis yang telah ada di antara karyawannya. lndikator yang dapat menunjukkan dorongan manajer untuk berperilaku etis adalah seperti yang telah disebutkan diatas yaitu manajemen harus menjadi contoh dalam berperilaku etis, manajemen tidak diberi toleransi sedikitpun bila berperilaku yang tidak sesuai dengan kode etik mereka, dan manajemen harus menunjukkan berlakunya kedisiplinan diantara mereka sendiri. Kode etis yang tertulis, dapat berupa perilaku moral yang tinggi dari manajemen senior, pengharapan yang realistis akan kinerja, penilaian kinerja yang mengevaluasi cara maupun basil, pengakuan yang tampak dan promosi untuk individu memperlihatkan perilaku moral yang tinggi, dan hukuman yang tampak untuk mereka yang bertindak tak etis merupakan contoh dari lingkungan organisasional yang kemungkinan besar memupuk pengambilan keputusan yang sangat etis. Dengan demikian jelaslah hubungan dorongan manajer untuk berperilaku etis dengan kepuasan kerja yaitu bahwa manajemen yang dapat mendukung perilaku etis akan dipandang sebagai manajemen yang bersikap adil terhadap pegawai, keadilan manajemen ini akan meningkatkan kepuasan kerja.

2.1.4.2 Iklim Etika Organisasi Usaha perusahaan dalam menjaga karyawannya agar betah bekerja pada perusahaan mereka adalah dengan memberikan gaji yang baik, penghargaan yang baik,sikap yang baik, suasana kerja yang baik, perlakuan yang adil dan fair kepada semua karyawan atas dasar-dasar yang rasional dan objektif, perlakuan yang manusiawi, jaminan terhadap hak-hak karyawan. dan sebagainya Menurut Robbins (2001:144), para manajer secara konsisten melaporkan bahwa tindakan atasan mereka merupakan faktor paling panting yang mempengaruhi perilaku etis dan tak etis dalam organisasi. Dengan diketahuinya fakta ini, nilai-nilai dari mereka yang berada dalam manajemen menengah dan atas hendaknya mempunyai kaitan yang berarti pada seluruh iklim etika di dalam suatu organisasi Menurut Victor dan Cullen dalam Sukiman (2002:89) Iklim etika organisasi merupakan pegangan bagi karyawannya ketika mereka menghadapi dilema etis, dan.merupakan pedoman untuk menyelesaikan permasalahan - permasalahan etis yang timbul. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur iklim etika dalam organisasi menurut Hyan (2001:318) ada tiga yaitu egoisme, artinya perusahaan hanya mementingkan kepentingan perusahaan itu sendiri, benevolent artinya perusahaan selalu memperhatikan kepentingan karyawannya, dan disiplin yaitu

yang menyangkut kepatuhan manajemen dan karyawan terhadap peraturan peraturan yang berlaku Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa iklim-etika organisasi berhubungan erat dengan nilai etika pegawai itu sendiri. Bila tidak ada konflik antara nilai etika pegawai dengan iklim etika organisasi yang ada, maka tingkat kepuasan kerja juga akan meningkat, demikian pula sebaliknya. 2.1.1.3 Hubungan Antara Perilaku Etis Dan Kesuksesan Karir Perusahaan yang memperhatikan hak dan kepentingan semua pihak yang terkait dengan bisnisnya terutama karyawannya, akan berhasil dan bertahan dalam kegiatan bisnisnya. sebuah kode moral yang dalam suatu bisnis merupakan langkah pertama menuju sukses. Mereka yakin bahwa manajer yang berperilaku etis adalah manajer yang akan berhasil dalam karirnya. Menurut Blanchard dan Norman dalam Sukiman (2002:92) bahwa sebuah kode moral dalam suatu bisnis merupakan langkah pertama menuju sukses, para manajer yakin bahwa berperilaku etis merupakan sukses keberhasilan. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur pengaruh hubungan antara perilaku etis dan kesuksesan karir terhadap kepuasan kerja adalah dari keyakinan karyawan bahwa manajer yang sukses adalah manajer yang berperilaku etis dan keyakinan mereka akan adanya hubungan antara perilaku etis dan kesuksesan karir yang akan mereka dapatkan. Kesimpulannya adalah bahwa etika berperilaku yang etis akan menunjang dan meningkatkan kinerja pegawai sekaligus

menunjang kesuksesan karirnya sehingga pegawai akan mengalami kepuasan kerja yang tinggi. 2.2 Kepuasan Kerja 2.2.1 Pengertian Kepuasan Kerja Davis menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah suatu perasaan menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun kondisi dirinya (Mangkunegara, 2001:34). Sementara Handoko (2005:75) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Menurut Robbins (2001:17), kepuasan kerja adalah suatu variabel bergantung yang didelinisikan sebagai suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Tiffin dalam As ad (2001:104) mengemukakan bahwa kepuasaan kerja berhubungan erat dengan sikap karyawan terhadap pekerjaanya sendiri, situasi kerja, kerjasama pimpinan dengan sesama karyawan. Martoyo (2004:35) menjelaskan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional karyawan dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dari perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang

diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan. Balas jasa karyawan ini, baik berupa finansial maupun yang non finansial. Anoraga (2001:49) menegaskan bahwa kepuasan kerja adalah kepuasan yang berhubungan dengan sikap karyawan terhadap pekerjaan itu sendiri, situasi kerja, hubungan antara atasan dengan bawahan dan hubungan sesama karyawan 2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Menurut Robbins (2001:17), faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah : a. Kerja yang secara mental menantang. Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan umpan balik mengenai betapa baik mereka bekerja. b. Ganjaran yang pantas. Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak meragukan, dan segaris dengan pengharapan mereka, Bila upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. c. Kondisi kerja yang mendukung. Karyawan peduli akan lingkungan kerja yang baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas yang balk. Studistudi menunjukkan bahwa karyawani lebih menyukai keadaan fisik

sekitar yang tidak berbahaya atau merepotkan: Temperatur, cahaya, keributan, dan faktor-faktor lingkungan lain seharusnya tidak ekstrim. d. Rekan sekerja yang mendukung. Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari pekerjaan mereka. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu tidaklah mengejutkan bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung menghantar ke kepuasan kerja yang meningkat.perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan 2.3 Penelitian Terdahulu Sukiman (2002) melakukan penelitian dengan judul: Analisis pengaruh Etika Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Pada PT. Erela, Semarang. Metode analisis yang dipergunakan dengan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etika organisasi berpengarh positif dan signifikan terhadap kepuasaan kerja karyawan. Hal ini diperoleh dari nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,620 atau 62,0%. Hal ini menjelaskan bahwa pengaruh variabel independen secara simultan (bersama-sama.) terhadap variabel dependen kepuasaan kerja adalah sebesar 62,0%, sedangkan sisanya sebesar 38,0% dijelaskan oleh pengaruh variabel iainnya Ratna Wardaningsih (2006) melakukan penelitian tentang Pengaruh persepsi pada etika organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan (studi pada karyawan perusahaan tekstil kusumatex Yogyakarta. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Variabel bebas X yang terdiri dukungan manajemen puncak pada

perilaku etika (X1), iklim etika (X2) assosiasi perilaku etika dengan kesuksesan karir (X3) serta variabel terikat (Y) yaitu kepuasan kerja karyawan.. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dengan menggunakan metode proportional random sampling. Analisis data meliputi analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif yang digunakan yaitu analisis regresi berganda menggunakan variabel dummy, uji F, uji t dan uji R 2. Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda dengan koefisien detereminasi (R 2 ) sebesar 54,4% yang berarti bahwa persepsi tentang dukungan manajemen puncak pada perilaku etika, iklim etika, dan assosiasi perilaku etika dengan kesuksesan karir berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan sedangkan 45,6% dipengaruhi variabel lain di luar penelitian ini. 2.4 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan penjelasan tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsika (sugiyono, 2008:89). Kepuasan kerja adalah suatu variabel bergantung yang didelinisikan sebagai suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Etika organisasi adalah suatu perilaku manusia dalam suatu organisasi yang lebih kepada penentuan mengenai benar dan salah ( Dalimunthe 2005 :305) Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli, menunjukkan bahwa etika organisasi mempunyai pengaruh dengan kepuasan kerja karyawan. Sebagai

ukuran untuk etika di dalam organisasi, Menurut Hyan dan Elfred (2001:317) etika bisnis memiliki tiga tolok ukur yaitu dorongan manajer untuk berperilaku etis, iklim etika organisasi, dan hubungan antara perilaku etis dan kesuksesan karir yang menurut penelitian mereka memiliki pengaruh yang signifikan dengan kepuasan kerja Hal ini menandakan bahwa etika organisasi dapat menjadi salah satu sarana dimana pemimpin perusahaan dapat menciptakan sikap atau perilaku kerja yang baik atau menguntungkan Dalam kaitannya dengan kemajuan organisasi atau perusahaan atau penelitian tentang etika organisasi sangat penting dilakukan. Berdasarkan latar belakang dan telaah pustaka diatas sebagai acuan, maka kerangka konseptual untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : ETIKA ORGANISASI Dorongan Manajer untuk Berperilaku Etis (X 1) Iklim Etika Organisasi (X 2 ) Hubungan Antara Perilaku Etis dan Kesuksesan Karir (X 3 ) Kepuasan Kerja Karyawan (Y) Sumber: Hyan dan Elfred (2001) Gambar 2.1: Kerangka Konseptual

2.5 Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah: Etika organisasi yang terdiri dari dorongan manajer untuk berperilaku etis, iklim etika organisasi, hubungan antara perilaku etis dan kesuksesan karir berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Lafarge Cement Indonesia Medan.