Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

dokumen-dokumen yang mirip
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67/PMK.05/2013 NOMOR 15 TAHUN 2013

Metode Pembayaran Tagihan Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SISTEM PENGELUARAN NEGARA

2016, No dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang

- 1 - REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : P.37/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM BOGOR, 1 FEBRUARI 2016

LANDASAN HUKUM KEUANGAN DANA DEKONSENTRASI

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2015, No penetapan pejabat perbendaharaan dan mekanisme pengujian keuangan lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; d. bahwa berdasa

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. MEKANISME PENYALURAN bantuan PENDIDIKAN DALAM BENTUK BANTUAN sosial DAN BELANJA BARANG

PERCEPATAN PELAKSANAAN ANGGARAN DAN PELAPORAN DANA DEKONSENTRASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat

2 Pelaksanaan, Pengendalian dan Pelaporan Program dan Anggaran; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Neg

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR). Dalam pelaksanaan kerja praktek

III. KOREKSI DATA 1. KOREKSI DATA SETORAN PENERIMAAN NEGARA

PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PINJAMAN LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA

PERATURAN TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI DAN MEKANISME PEMBAYARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA (APBN)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105/PMK.05/2013 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN PENANGGULANGAN BENCANA

PENCAIRAN DANA. B. Standar Kompetensi Memahami tata cara pelaksanaan pencairan dana melalaui KPPN.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (Sesuai Peraturan Menkeu Nomor-168/PMK.05/2015)

KEMENAG. Perbendaharaan Negara. Pejabat. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman.

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.77/MENHUT-II/2014 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

PMK NOMOR 170/PMK.05/2010 TANGGAL 20 SEPTEMBER 2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN APBN PADA SATUAN KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Struktur Kepegawaian Kementerian Pemuda dan Olahraga

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN ADMINISTRASI KEUANGAN APBN SATKER DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-31/PB/2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

BERITA NEGARA. No.1481, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Keuangan. Pejabat Perbendaharaan. Pencabutan.

Implementasi Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2017

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

M O N E. LANGKAH STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN Jakarta, 2017 DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU KPPN JAKARTA VI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undan

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian Negara/Lembaga; Menging

PENYIAPAN DOKUMEN PENGGANTIAN UANG PERSEDIAAN REVOLVING

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KONSEP DASAR PENGUJIAN DAN PEMBAYARAN TAGIHAN

PERHITUNGAN UANG PERSEDIAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

MEKANISME PENCAIRAN APBN DAN SYARAT ADMINISTRASI PEMBEBANAN

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

LANGKAH AKHIR TAHUN PEKERJAAN KONTRAKTUAL TAHUN 2012 PROSEDUR, TANTANGAN DAN ALTERNATIF SOLUSINYA. Oleh : Agus Kuncoro, CERT.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Tim Penyusun, Direktorat Jenderal Perbendaharaan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 268/PMK.05/2014

2017, No Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Bank adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam Un

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

2015, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2015 tentang Asuransi Sosial Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepoli

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLJK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2016

BAB III PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA

2 Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lemba

Pertanggungjawaban Anggaran Untuk SBK sub output Penelitian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 1. Dana Operasional Menteri/Pimpinan Lembaga yang selanjutnya disebut dengan Dana Operasional adalah dana yang disediakan bagi Menteri/Pimpinan Lemb

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN ANGGARAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN LANGSUNG PUPUK

2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 005 TAHUN 2013 R TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG

MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH REPUBLIK INDONESIA AGUNG REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/ /2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SOP PERENCANAAN ANGGARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Pelaksanaan APBN yang tertib, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggung jawab Penjabaran tugas, wewenang dan tanggung jawab Proses pelaksanaan anggaran belanja yang seragam INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Pola penyerapan anggaran yang sehat BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN Dalam hal terdapat keterbatasan jumlah pejabat/pegawai yang memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai Pejabat Perbendaharaan Negara, dimungkinkan perangkapan fungsi Pejabat Perbendaharaan Negara dengan memperhatikan prinsip saling uji (check and balance); Penunjukan Kepala Satker sebagai KPA bersifat ex-officio; Perangkapan jabatan dapat dilaksanakan melalui perangkapan jabatan KPA sebagai PPK atau PPSPM; Setiap terjadi pergantian jabatan kepala Satker, setelah serah terima jabatan pejabat kepala Satker yang baru langsung menjabat sebagai KPA. 3 1

LANJUTAN KPA menyampaikan Surat Keputusan kepada : PPK tidak dapat merangkap sebagai PPSPM; Bendahara Pengeluaran tidak dirangkap oleh KPA, PPK atau PPSPM; Kepala Satuan Kerja menyampaikan Surat Keputusan Pengangkatan dan spesimen tanda tangan Bendahara Pengeluaran kepada Kepala KPPN dalam rangka penyampaian Laporan Pertanggungjawaaban (LPJ) Tugas Bendahara Pengeluaran Ps.24 antara lain : menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepada Kepala KPPN selaku Kuasa BUN ; Petugas Front Office (FO) wajib memeriksa penerapan sanksi untuk SPM LS Bendahara atas kewajiban penyampaian laporan keuangan dan penyampaian LPJ Bendahara; Jika terdapat catatan penerapan sanksi, maka dokumen tidak diterima dan petugas satker dipersilahkan meninggalkan FO (sesuai SE-14/PB/2013 tgl 8 April 2013) Kepala KPPN selaku Kuasa BUN beserta spesimen tanda tangan PPSPM dan cap/stempel Satker PPSPM disertai dengan spesimen tanda tangan PPK Pejabat Pembuat Komitmen 6 UANG PERSEDIAAN Perubahan Besaran UP dilaksanakan melalui Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Ketentuan lama : oleh Dirjen Perbendaharaan Pada akhir hari kerja uang tunai di Bendahara yang berasal dari UP tidak boleh melebihi Rp. 50 Juta. Revolving UP sebesar 50% Ketentuan lama : 75% UP digunakan untuk jenis belanja barang (52), Belanja Modal (53), dan Belanja Lain-lain (58) dengan nilai sampai dengan Rp.50.000.000 1 (satu) penerima/penyedia barang/jasa, dan bukan merupakan untuk pengadaan barang/jasa yang dipecah-pecah Ketentuan lama : UP digunakan untuk jenis belanja barang, belanja modal (pendukung) dan lain-lain, maksimal Rp.20 juta untuk setiap kuitansi 7 TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN Persetujuan TUP oleh Kepala KPPN (berapapun nilainya), termasuk persetujuan melewati waktu 1 bulan Ketentuan lama : oleh Kepala Kanwil DJPB untuk nilai di atas 500 Juta Pertanggungjawaban TUP dapat diangsur (harian/mingguan) selama batas waktu pertanggungjawaban TUP. (Pasal 49 ayat (1)) (tujuan agar pencatatan realisasi belanja lebih cepat) Ketentuan lama : Pertanggungjawaban TUP harus dilaksanakan sekaligus. 8 2

Setelah rencana kerja dan anggaran Kementerian Negara/Lembaga disetujui oleh DPR, setiap Satker di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga dapat memulai proses pelelangan dalam rangka pengadaan barang/jasa pemerintah sebelum DIPA tahun anggaran berikutnya disahkan dan berlaku efektif. Lima hari kerja setelah serah terima pekerjaan, penyedia barang/jasa menyampaikan tagihan kepada PPK Biaya proses pelelangan dalam rangka pengadaan barang/jasa pemerintah sebelum DIPA tahun anggaran berikutnya disahkan dan berlaku efektif sebagaimana dimaksud untuk jenis belanja modal dialokasikan dalam belanja modal tahun anggaran berjalan. Realisasi belanja atas alokasi anggaran biaya proses pelelangan yang berasal dari belanja modal pada tahun anggaran berjalan, dicatat dalam neraca sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP). Proses lelang pengadaan barang/jasa yang dibiayai melalui dana tahun anggaran berjalan dilaksanakan oleh panitia pengadaan yang dibentuk pada tahun anggaran berjalan. PPK menerbitkan SPP-LS dalam waktu 5 hari kerja SPP-UP/TUP diselesaikan paling lambat 2 (dua) hari kerja; SPP-GUP diselesaikan paling lambat 4 (empat) hari kerja SPP-PTUP diselesaikan paling lambat 3 (tiga) hari kerja; dan; SPP-LS diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja. L A P O R A N Proses Penyelesaian Pekerjaan harus dilaporkan secara berkala kepada KPA Penandatanganan perjanjian/kontrak atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa sebagai tindak lanjut atas pelaksanaan lelang dilakukan setelah DIPA tahun anggaran berikutnya disahkan dan berlaku efektif. PPSPM menyampaikan SPM kepada KPPN paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah SPM diterbitkan. PEMBUATAN KOMITMEN Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran pada DIPA yang mengakibatkan pengeluaran negara, dilakukan melalui pembuatan komitmen. Pembuatan komitmen dilakukan dalam bentuk: Perjanjian/kontrak untuk pengadaan barang/jasa; dan/atau Penetapan keputusan Pembuatan komitmen melalui penetapan keputusan yang mengakibatkan pengeluaran negara antara lain untuk: pelaksanaan belanja pegawai pelaksanaan perjalanan dinas yang dilaksanakan secara swakelola; pelaksanaan kegiatan swakelola, termasuk pembayaran honorarium kegiatan; atau pelaksanaan belanja bantuan sosial dalam bentuk transfer uang kepada penerima bantuan; 3

Atas perjanjian/kontrak yang akan dibayar melalui SPM-LS, PPK mencatatkan perjanjian/kontrak dan menyampaikan paling lambat 5 hari kerja setelah ditandatangani perjanjian/kontrak tersebut ke KPPN secara langsung atau melalui e-mail yang meliputi data: nama dan kode Satker serta uraian fungsi/subfungsi, program, kegiatan, output, dan akun yang digunakan nomor Surat Pengesahan dan tanggal DIPA nomor, tanggal, dan nilai perjanjian/kontrak yang telah dibuat oleh Satker uraian pekerjaan yang diperjanjikan data penyedia barang/jasa yang tercantum dalam perjanjian/kontrak antara lain nama rekanan, alamat rekanan, NPWP, nama bank, nama, dan nomor rekening penerima pembayaran jangka waktu dan tanggal penyelesaian pekerjaan serta masa pemeliharaan apabila dipersyaratkan; ketentuan sanksi apabila terjadi wanprestasi addendum perjanjian/kontrak apabila terdapat perubahan data pada perjanjian/kontrak tersebut cara pembayaran dan rencana pelaksanaan pembayaran: sekaligus (nilai... rencana bulan...); atau secara bertahap (nilai... rencana bulan...). Pencatatan Komitmen oleh KPPN Alokasi dana yang sudah tercatat dan terikat dengan perjanjian/kontrak tidak dapat digunakan lagi untuk kebutuhan lain. Data perjanjian/kontrak dalam Kartu Pengawasan Kontrak KPPN, digunakan untuk menguji kesesuaian tagihan yang tercantum pada SPM. Koreksi/ralat SPP, SPM, dan SP2D hanya dapat dilakukan sepanjang tidak mengakibatkan: a. Perubahan jumlah uang pada SPP, SPM dan SP2D; b. Sisa pagu anggaran pada DIPA/POK menjadi minus; atau c. perubahan kode Bagian Anggaran, eselon I, dan Satker. Koreksi/ralat SPP, SPM, dan SP2D dapat dilakukan untuk: a. Memperbaiki uraian pengeluaran dan kode BAS selain perubahan kode; b. pencantuman kode pada SPM yang meliputi kode jenis SPM, cara bayar, tahun anggaran, jenis pembayaran, sifat pembayaran, sumber dana, cara penarikan, nomor register; atau c. koreksi/ralat penulisan nomor dan nama rekening, nama bank yang tercantum pada SPP, SPM dan SP2D beserta dokumen pendukungnya yang disebabkan terjadinya kegagalan transfer dana. Koreksi/ralat SPM dan ADK SPM hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan koreksi/ralat SPM dan ADK SPM secara tertulis dari PPK. Koreksi/ralat kode mata anggaran pengeluaran (akun 6 digit) pada ADK SPM dapat dilakukan berdasarkan permintaan koreksi/ralat ADK SPM secara tertulis dari PPK sepanjang tidak mengubah SPM. Koreksi/ralat SP2D hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan koreksi SP2D secara tertulis dari PPSPM dengan disertai SPM dan ADK yang telah diperbaiki. Pembatalan SPP hanya dapat dilakukan oleh PPK sepanjang SP2D belum diterbitkan. Pembatalan SPM hanya dapat dilakukan oleh PPSPM secara tertulis sepanjang SP2D belum diterbitkan. Dalam hal SP2D telah diterbitkan dan belum mendebet kas negara, pembatalan SPM dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal Perbendaharaan atau pejabat yang ditunjuk. Koreksi SP2D atau daftar nominatif untuk penerima lebih dari satu rekening hanya dapat dilakukan oleh Kepala KPPN berdasarkan permintaan KPA. Pembatalan SP2D tidak dapat dilakukan dalam hal SP2D telah mendebet Kas Negara. 4

1. PPSPM menyampaikan SPM dalam rangkap 2 (dua) beserta ADK SPM kepada KPPN. 2. Penyampaian SPM-UP, SPM-TUP, dan SPM-LS diatur sebagai berikut: a. SPM-UP dilampiri surat pernyataan dari KPA yang dibuat sesuai format; b. SPM-TUP dilampiri surat persetujuan pemberian TUP dari Kepala KPPN; atau c. SPM-LS dilampiri Surat Setoran Pajak (SSP) dan/atau bukti setor lainnya, dan/atau daftar nominatif untuk yang lebih dari 1 (satu) penerima. 3. Penyampaian SPM atas beban pinjaman/hibah luar negeri, disamping mengacu pada angka 1 dan 2 juga disertai dengan Faktur Pajak. 4. Khusus untuk penyampaian SPM-LS dalam rangka pembayaran jaminan uang muka atas perjanjian/kontrak, juga dilampiri dengan: a. Asli surat jaminan uang muka; b. Asli surat kuasa bematerai cukup dari PPK kepada Kepala KPPN untuk mencairkan jaminan uang muka; dan c. Asli konfirmasi tertulis dari pimpinan penerbit jaminan uang muka sesuai Peraturan Presiden mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah. 5. PPSPM menyampaikan SPM kepada KPPN paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah SPM diterbitkan. 6. SPM-LS untuk pembayaran gaji induk disampaikan kepada KPPN paling lambat tanggal 15 sebelum bulan pembayaran. Dalam hal tanggal 15 merupakan hari libur atau hari yang dinyatakan libur, maka penyampaian SPM-LS untuk pembayaran gaji induk kepada KPPN dilakukan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal 15. KPA mengajukan UP kepada KPPN sebesar kebutuhan operasional Satker dalam 1 (satu) bulan yang direncanakan dibayarkan melalui UP Pemberian UP diberikan paling banyak: a. Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP sampai dengan Rp. 900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah); b. Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP diatas Rp. 900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah) sampai dengan Rp. 2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah); c. Rp.200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP diatas Rp. 2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.6.000.000.000 (enam miliar rupiah); atau d. Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP diatas Rp. 6.000.000.000 (enam miliar rupiah). Dengan diberlakukannya PMK 190/PMK.05/2012 PMK 134/PMK.06/2005 berserta petunjuk pelaksanaannya yaitu Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: 1. PER-66/PB/2005 2. PER-57/PB/2010 3. PER-11/PB/2011 dan 4. PER-41/PB/2012 Persetujuan perubahan besaran UP dilaksanakan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Dinyatakan tidak berlaku lagi 5

Sekian dan terima kasih KPPN Klaten Tahun 2013 6