Penentuan Kriteria Lokasi PKL Barang Bekas di Surabaya. Studi Kasus : PKL Gembong Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

Faktor yang Mempengaruhi Kriteria Lokasi Berdagang Pedagang Kaki Lima Berdasarkan Preferensi Pedagang Kaki Lima di Kawasan Pasar Baru Gresik

Redistribusi Lokasi Minimarket di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I - 1

Penentuan Kegiatan Untuk Lahan Bekas Lapangan Tenis Jalan Embong Sawo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kebutuhan Terhadap Pedoman Pejalan Kaki

FORMULA. Bidang Tata Ruang ditetapkan. Σ Izin Pemanfaatan Ruang yang diterbitkan dalam 1 Tahuan FORMULA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2012, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah menyusun

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

LAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN. Kualitas yang diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG

PANDUAN PENGAMATAN LANGSUNG DI LOKASI/KAWASAN WISATA TERPILIH

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN GOLONGAN MASYARAKAT PENDAPATAN MENENGAH BAWAH DI KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATEN GRESIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

KAJIAN KARAKTERISTIK BERLOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BUPATI BATANG HARI A. FATTAH

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

PENENTUAN LOKASI RUMAH SUSUN SEDERHANA campuran (Mixed use) DI SURABAYA BARAT

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

STUDI PERENCANAAN TERMINAL LAMONGAN BERDASARKAN TRAVEL DEMAND DAN PENENTUAN LOKASI STRATEGIS DENGAN ADJACENT MATRIX TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

STRATEGI DAN PROGRAM STRATEGIS PADA KAWASAN ASSET NEGARA 1.1

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 8 TAHUN 2011

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

Indikator Konten Kuesioner

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS - DINAS DAERAH KABUPATEN SIGI

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

SEKRETARIAT UMUM DAN KEPEGAWAIAN KEUANGAN BIDANG BIDANG PEMBINAAN PAUD DAN PENDIDIKAN NON FORMAL PEMBINAAN SMP SEKSI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. banyak, masih dianggap belum dapat menjadi primadona. Jika diperhatikan. dialihfungsikan menjadi lahan non-pertanian.

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 84 TAHUN 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

- Dasar Hukum Peraturan Daerah ini adalah :

EVALUASI ALTERNATIF LOKASI PASAR INDUK SAYUR DI KOTA SURABAYA TUGAS AKHIR. Oleh: YANUAR RISTANTYO L2D

BUPATI PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

ARAHAN PEMANFAATAN RUANG

STUDI ARAHAN PENATAAN FISIK AKTIVITAS PKL DI KORIDOR JALAN SUDIRMAN KOTA SALATIGA TUGAS AKHIR

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN

Gambar 5.30 Peta Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai Gambar 5.31 Peta rencana Jalur Transportasi Publik Kawasan Manggarai...

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III PENYAJIAN DATA. memperoleh data yang berhubungan dengan Bagaimana tanggapan pedagang kaki

PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah merupakan program komprehensif dan terintegrasi dari semua kegiatan dengan mempertimbangkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 14 WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

Rangkuman tentang Muatan. Rencana Rinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

Pengelompokkan Kategori Berdasarkan Karakteristik Ruas Jalan

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN KEBUTUHAN RUANG PKL DI KORIDOR SURYAKENCANA

BAB I PENDAHULUAN. Letak secara geografis Kabupaten Sleman yang sangat strategis yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

Kenaikan jumlah lansia: 1990 ke tahun 2000 = 34,5% 2000 ke tahun 2010 = 32,8%

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

BAB I PENDAHULUAN. cara untuk mencapai keadaan tersebut. Adanya pembangunan selain

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI

Transkripsi:

Penentuan Kriteria Lokasi PKL Barang Bekas di Surabaya Studi Kasus : PKL Gembong Surabaya

Latar Belakang dan Rumusan Masalah Belum adanya kejelasan mengenai kriteria lokasi PKL Barang Bekas Perkembangan PKL yang tidak terkendali Kurang diperhatikannya eksistensi PKL Tidak ada zonasi lahan yang lebih detail mengenai izin lokasi PKL Gejolak sosial PKL atas tindakan represif pemerintah Diperlukan Kriteria Lokasi PKL Gembong Sasaran Penelitian Pendahuluan 2). Membandingkan faktor penentu lokasi PKL barang 1). Mengidentifikasi karakteristik PKL dan faktor bekas berdasarkan ekspektasi PKL dengan pihak regulator faktor penentu lokasi PKL barang bekas berdasarkan dan merumuskan faktor penentu lokasi barang bekas yang prefrensi PKL Gembong sebagai pihak sektor informal optimal ditinjau dari pertimbangan dua prefrensi 3). Menyusun kriteria penentu lokasi PKL Gembong berdasarkan faktor faktor penentu lokasi yang optimal Tujuan Penelitian Terumuskannya kriteria penentuan lokasi

Kota Surabaya Kelurahan Kapasari Ruang Lingkup Wilayah Jalan Kalisari Jalan Ngagglik Kecamatan Genteng Kota Surabaya Batasan Wilayah : Utara : Kecamatan Simokerto Selatan : Kelurahan Ketabang Kali Timur : Kecamatan Tambak Sari Barat : Kecamatan Pabean Cantikan

Sektor informal khususnya PKL Pemilihan lokasi Perdagangan Managemen Konflik PKL Sebagai Sektor Informal Lokasi Karakteristik Konflik Kajian Pustaka Karakteristik PKL Aksesibilitas Visibilitas Sumber Konflik

Karakteristik PKL Barang Bekas Faktor Penentu Lokasi PKL Barang Bekas Variabel (39) Cara Berdagang modal usaha Jumlah Pegawai Tempat tinggal Biaya Etnis Pekerjaan Awal Tingkat Pendidikan Kondisi Lapak Jenis Lapak Jenis Barang Harga Barang Tujuan PKL Tujuan Regulator Interaksi Kondisi pasca penggusuran Izin Berdagang Retribusi Kebersihan Kondisi Fasilitas Gangguan Jalan Penggunaan Bangunan Pasar Regulasi komunikasi Letak Geografis Perizinan Tata Guna Lahan Harga lahan Prospek Pengembangan Lahan Batasan Fisik Lahan Kemudahan akses Hirarki Pola jalan Kondisi fisik jalan Jarak terdekat dengan pusat Prasarana transportasi Eksistensi Reklame/Sign Macam PKL Jarak dengan Sentra PKL

Pendekatan Positivisme Jenis Penelitian Eksploratif Analisa Faktor Metode Penelitian Analisa Triangulasi Analisa GAP Penentuan Kriteria Lokasi PKL Barang Bekas

Populasi penelitian Sektor informal PKL Gembong Surabaya Pihak regulator yaitu pemerintah kota Surabaya Teknik yang digunakan Populasi dan Sampel Teknik Random Sampling hasil sampel akan digunakan untuk mencari faktor dengan teknik analisa faktor Teknik purposive sampling dan dilanjutkan dengan Analisa stakeholder, sampel yang didapat akan digunakan untuk analisa GAP Hasil sampel Sampel untuk analisa faktor : 100 Responden Sampel untuk analisa GAP : 5 Responden Pihak Regulator : Bappeko Surabaya, PD Pasar Surya, Dinas Tata Kota, Disperindag kota Surabaya, Dinas Koperasi

Pembahasan (Survey Pendahuluan) 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0.82 0.815 0.81 0.805 0.8 0.795 0.79 0.785 0.78 0.775 Letak Geografis Perizinan Guna Lahan Harga Lahan Prospek Batas Fisik Aksesibilitas Pola Jalan Fisik Jalan Jarak Kepusat Prasarana Eksistensi Penanda Macam PKL Jarak ke PKL Izin Berdagang Retribusi Kebersihan Fasilitas Gangguan Jalan Bangunan Regulasi Komunikasi Letak Geografis Perizinan Guna Lahan Harga Lahan Prospek Batas Fisik Aksesibilitas Pola Jalan Fisik Jalan Jarak Kepusat Prasarana Eksistensi Penanda Macam PKL Jarak ke PKL Izin Berdagang Retribusi Kebersihan Fasilitas Gangguan Jalan Bangunan Regulasi Komunikasi Validitas Reliabilitas

Analisa Faktor Uji MSA Variabel Komunikasi Regulasi Bangunan Gangguan Jalan Fasilitas Kebersihan Retribusi Izin Berdagang Jarak ke PKL Macam PKL Penanda Eksistensi Prasarana Transportasi Jarak Kepusat Fisik Jalan Pola Jalan Aksesibilitas Batas Fisik Prospek Pengembangan Harga Lahan Guna Lahan Perizinan Letak Geografis 0.486 0.781 0.757 0.801 0.595 0.708 0.655 0.648 0.763 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 0.5 0.655 0.671 0.635 0.599 0.729 0.636 0.649 0.724 0.694 0.656 0.775 0.833 0.811

Analisa Faktor Penentu Lokasi PKL Barang Bekas Hasil Perhitungan Variabel Faktor Terbentuk Faktor 1 Eigenvalues 5.465 Faktor 2 Eigenvalues 2.238 Faktor 3 Eigenvalues 1.422 Faktor 4 Eigenvalues 1.380 Faktor 5 Eigenvalues 1.163 Faktor 6 Eigenvalues 1.131 Faktor 7 Eigenvalues 1.109 Faktor 8 Eigenvalues 1.043 Aksesibilitas Pola Jalan Jarak Ke Pusat Perizinan Lokasi Harga Lahan Tata Guna Lahan Regulasi Batas Fisik Lahan Prasarana Transportasi Eksistensi Bangunan Lokasi Geografis Izin Berdagang Retribusi Kebersihan Lokasi Fasilitas Pelengkap Prospek Pengembangan Penanda Lokasi Gangguan Jalan Komunikasi Pengelompokan Macam PKL Akses menuju Lokasi Peraturan Pemerintah Kelengkapan Pasar Kesesuaian Lokasi Dengan Peraturan Fasilitas Pasar Visibilitas Eksistensi Interaksi PKL Kelompok PKL Pendukung

Analisa Faktor Uji MSA Variabel (Kelompok Konsumsi) Komunikasi Regulasi Bangunan Gangguan Jalan Fasilitas Kebersihan Retribusi Izin Berdagang Jarak ke PKL Macam PKL Penanda Eksistensi Prasarana Transportasi Jarak Kepusat Fisik Jalan Pola Jalan Aksesibilitas Batas Fisik Prospek Pengembangan Harga Lahan Guna Lahan Perizinan Letak Geografis 0.251 0.456 0.385 0.471 0.48 0.386 0.535 0.611 0.578 0.589 0.586 0.718 0.668 0.67 0.671 0.624 0.726 0.721 0.672 0.74 0.596 0.617 0.775 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 Nilai MSA

Analisa Faktor Penentu Lokasi PKL Barang Bekas Kelompok Konsumsi Hasil Perhitungan Variabel Faktor Terbentuk Faktor 1 Eigenvalues 5.886 Faktor 2 Eigenvalues 2.541 Faktor 3 Eigenvalues 1.604 Faktor 4 Eigenvalues 1.439 Faktor 5 Eigenvalues 1.230 Faktor 6 Eigenvalues 1.152 Lokasi Geografis Perizinan Lokasi Tata Guna Lahan Harga Lahan Izin Berdagang Komunikasi Aksesibilitas Pola Jalan Pengelompokan macam PKL Retribusi Regulasi Batas Fisik Lahan Prasarana Transportasi Eksistensi Bangunan Prospek Pengembangan Penanda Lokasi Gangguan Jalan Jarak Ke Pusat Lokasi Yang Sesuai Dengan Peraturan Aksesibilitas dan pengelompokan PKL sesuai peraturan faktor persyaratan pasar pendukung eksistensi Sarana Eksistensi Gangguan Jarak ke Pusat Pendukung

Analisa Faktor Uji MSA Variabel (Kelompok Perlengkapan) Komunikasi Regulasi Bangunan Gangguan Jalan Fasilitas Kebersihan Retribusi Izin Berdagang Jarak ke PKL Macam PKL Penanda Eksistensi Prasarana Transportasi Jarak Kepusat Fisik Jalan Pola Jalan Aksesibilitas Batas Fisik Prospek Pengembangan Harga Lahan Guna Lahan Perizinan Letak Geografis 0.168 0.242 0.229 0.23 0.216 0.346 0.317 0.32 0.404 0.374 0.437 0.442 0.522 0.523 0.55 0.555 0.551 0.657 0.698 0.735 0.701 0.766 0.843 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 Nilai MSA

Analisa Faktor Penentu Lokasi PKL Barang Bekas Kelompok Perlengkapan Hasil Perhitungan Variabel Faktor Terbentuk Faktor 1 Eigenvalues 5.699 Faktor 2 Eigenvalues 2.240 Faktor 3 Eigenvalues 1.552 Faktor 4 Eigenvalues 1.380 Faktor 5 Eigenvalues 1.168 Lokasi Geografis Aksesibilitas Pola Jalan Eksistensi Kebersihan Fasilitas Penanda Lokasi Jarak antar PKL Komunikasi Prospek Pengembangan Batasan Fisik Lahan Prasarana Transportasi Izin berdagang Retribusi Bangunan Regulasi Jarak Ke Pusat Lokasi Geografis dan Fasilitas Pelengkapnya Eksistensi Persaingan Prospek Pengembangan Tanpa Peraturan Pemerintah Jarak ke Pusat

Faktor Penentu Lokasi PKL Barang Bekas berdasarkan Prefrensi PKL Gembong No. 1 2 3 PKL Gembong Kel. Konsumsi Lokasi yang sesuai dengan peraturan pemerintah Aksesibilitas dan pengelompokan PKL sesuai peraturan persyaratan pasar pendukung eksistensi PKL Gembong Kel. Perlengkapan Lokasi Geografis dan Fasilitas Pelengkapnya Eksistensi Tanpa Persaingan Prospek Pengembangan 4 Sarana Pendukung Eksistensi Peraturan Pemerintah 5 Gangguan Jarak ke Pusat 6 Jarak ke Pusat

Tugas dan Wewenang dinas yang berkaitan dengan pengelolaan PKL Instansi Perencanaan Kota Surabaya Analisa GAP Dinas Koperasi Bappeko (Perencana) PD Pasar Surya Dinas PUCKTR (Pengendali) Disperindag

Analisa GAP PKL Kelompok Konsumsi Faktor berdasarkan prefrensi PKL X 1 G X 2 Lokasi yang sesuai dengan peraturan pemerintah 5 0 5 Faktor berdasarkan prefrensi pemerintah Lokasi yang sesuai dengan peraturan pemerintah persyaratan bangunan sentra PKL pendukung eksistensi 1 0 1 persyaratan bangunan sentra PKL pendukung eksistensi Analisa GAP Aksesibilitas dan pengelompokan PKL sesuai peraturan Prospek pengembangan lokasi 2-3 5 1 0 1 Aksesibilitas dan pengelompokan PKL sesuai peraturan Prospek pengembangan lokasi Gangguan ke jalan 1-4 5 Gangguan ke jalan Jarak ke Pusat kegiatan 1-4 5 Jarak ke Pusat kegiatan

Analisa GAP PKL Kelompok Perlengkapan Faktor berdasarkan prefrensi PKL X 1 G X 2 Lokasi Strategis dan Infrastruktur Pelengkapnya 5 3 2 Faktor berdasarkan prefrensi pemerintah Lokasi Strategis dan Infrastruktur Pelengkapnya Analisa GAP Eksistensi Tanpa Persaingan 2 2 1 Prospek Pengembangan Lokasi 1-3 4 Peraturan Pemerintah terkait pengeloaan PKL 1-4 5 Jarak ke Pusat kegiatan 1-4 5 Eksistensi Tanpa Persaingan Prospek Pengembangan Lokasi Peraturan Pemerintah terkait pengeloaan PKL Jarak ke Pusat kegiatan

Faktor Penentu Lokasi PKL Barang Bekas yang Ideal PKL Barang Bekas Kelompok Konsumsi Lokasi yang sesuai dengan peraturan pemerintah Lokasi yang strategis, sesuai dengan jenis perdagangan dan sesuai dengan peraturan pemerintah agar dalam proses relokasi terjalin komunikasi yang baik Aksesibilitas dan pengelompokan PKL sesuai dengan peraturan Aksesibilitas dan pola jalan untuk mendukung kegiatan perdagangan. Selain itu aksesibilitas juga didukung dengan pengelompokan PKL berdasarkan barang dagangan agar moda transportasi pengangkutan bisa disesuaikan dengan kegiatan perdagangan. Persyaratan bangunan sentra PKL pendukung eksistensi harus memiliki beberapa prasarana untuk mendukung eksistensi lokasi, bangunan dan batasan fisik sangat mempengaruhi eksistensi karena bangunan yang menarik perhatian akan mengundang Prospek pengembangan lokasi Lokasi yang memiliki prosepek pengembangan yang baik seperti batasan fisik yang minimal dan lingkungan yang mendukung kegiatan perdagangan pada lokasi PKL barang bekas. PKL Barang Bekas Kelompok Perlengkapan Lokasi strategis dan infrastruktur pelengkapnya Lokasi yang strategis dan memiliki aksesibilitas yang tinggi dan didukung dengan pola jalan yang sesuai dengan kegiatan perdagangan para PKL barang bekas. Lokasi PKL barang bekas yang baru harus memiliki prasarana yang lengkap dan sesuai dengan kegiatan perdagangan Eksistensi tanpa persaingan Lokasi harus memperhatikan jarak antar PKL agar tidak terjadi persaingan antara PKL barang bekas, pemberian penanda yang jelas agar eksistensi dan identitas masing masing PKL tidak terbaur dan diharapkan akan menimbulkan keunggulan kompetitif yang sehat Prospek Pengembangan lokasi Lokasi harus memiliki prosepek pengembangan yang baik seperti batasan fisik yang minimal dan lingkungan yang mendukung kegiatan perdagangan pada lokasi PKL barang bekas.

PKL Barang Bekas Kelompok Konsumsi PKL Barang Bekas Kelompok Perlengkapan Faktor Penentu Lokasi PKL Barang Bekas yang Mengalami GAP Ganguan ke jalan Lokasi harus tidak memberikan dampak langsung pada sistem transportasi yang melewati lokasi PKL barang bekas agar akses menuju dan melewati lokasi lancar tanpa adanya hambatan yang berarti Jarak ke pusat kegiatan Lokasi PKL barang bekas kelompok konsumsi (pakaian dan sepatu bekas) harus dekat dengan CBD(Central Business District) atau pusat kegiatan lain agar eksistensinya bisa berkembang dan dikenal Peraturan Pemerintah terkait pengelolaan PKL Lokasi harus memiliki bangunan atau bentuk pasar yang sesuai dengan peraturan pemerintah Kota Surabaya, lokasi PKL juga harus berada pada lahan asset Negara agar proses pengenaan retribusi dan upaya penertiban bisa dilakukan. Jarak ke pusat kegiatan Lokasi PKL barang bekas kelompok perlengkapan (elektronik dan sepeda bekas) harus dekat dengan CBD(Central Business District) atau pusat kegiatan lain agar eksistensinya bisa berkembang dan dikenal

Faktor Penentu Lokasi PKL yang Ideal Standart Teknis Kawasan Budidaya (PU 41/2007) Analisa Triangulasi Kriteria Lokasi Retail (Thomas, 2009) Perencanaan PKL di Surakarta (Sutrisno, 2007) Kriteria Lokasi PKL Barang Bekas Di Surabaya

Kriteria Lokasi PKL Barang Bekas Kelompok Konsumsi Pemerintah melakukan relokasi PKL barang bekas kelompok konsumsi ke lokasi yang sesuai dengan karakteristik barang yang diperdagangkan yaitu pakaian dan sepatu bekas, tidak terletak pada kawasan lindung dan kawasan rawan bencana, memiliki izin dari pemerintah atau menggunakan lahan asset Negara. Pemerintah melakukan relokasi PKL barang bekas kelompok konsumsi ke lokasi yang memiliki aksesibilitas tinggi dengan volume pengunjung yang tinggi, terletak pada kawasan peruntukan perdagangan, lokasi mudah diakses dari seluruh penjuru lokasi, dan memiliki sarana dan prasarana transportasi menuju dan melewati lokasi Lokasi harus memiliki penanda menuju lokasi sentra PKL barang bekas kelompok konsumsi, lokasi harus memiliki sentra atau minimal kios untuk kegiatan perdagangan, memiliki sarana dan prasarana pendukung kegiatan perdagangan seperti tempat parkir umum, ATM, pos polisi, pos pemadam kebakaran, kantor pos pembantu, tempat ibadah, sarana kegiatan penunjang kegiatan perdagangan dan sarana penunjang pengunjung Lokasi yang memiliki prosepek pengembangan yang baik seperti batasan fisik yang minimal dan lingkungan yang mendukung kegiatan perdagangan pada lokasi PKL barang bekas. Batasan fisik yang dimaksud adalah menghindari dekat dengan rel kereta api dan perlintasannya, berada pada kawasan yang dekat dengan sungai, fisik berupa taman, sungai, danau dan gangguan alam atau buatan lainnya yang menghalangi akses pelanggan ke suatu daerah

Kriteria Lokasi PKL Barang Bekas Kelompok Konsumsi Lokasi PKL barang bekas kelompok konsumsi harus memiliki bangunan yang menyediakan lahan parkir yang tidak menganggu jalan (off streat parking), didirikan pada bangunan yang bisa mengakomodasi seluruh pedagang di dalam lokasi agar tidak memberikan dampak langsung bagi lalu lintas Lokasi PKL harus dekat dengan pusat kegiatan, Pusat kegiatan yang didekati adalah CBD (Central Business District) atau pusat kegiatan ekonomi yang memiliki karakteristik yang sama dengan lokasi PKL barang bekas yang baru yaitu menjual pakaian dan sepatu serta barang konsumsi lainnya dan juga harus disesuaikan dengan rencana penggunaan lahan yang ada.

Kriteria Lokasi PKL Barang Bekas Kelompok Perlengkapan Pemerintah melakukan relokasi PKL barang bekas kelompok perlengkapan ke lokasi yang sesuai dengan karakteristik barang yang diperdagangkan yaitu elektronik dan sepeda, tidak terletak pada kawasan lindung dan kawasan rawan bencana, memiliki izin dari pemerintah atau menggunakan lahan asset Negara. Dan pemerintah juga harus memperhatikan lokasi yang memiliki aksesibilitas tinggi dengan volume pengunjuung yang tinggi, terletak pada kawasan peruntukan perdagangan, lokasi mudah diakses dari seluruh penjuru lokasi, dan memiliki sarana dan prasarana transportasi menuju dan melewati lokasi Lokasi harus memperhatikan jarak antar PKL agar tidak terjadi persaingan antara PKL barang bekas, pemberian penanda yang jelas dan disesuaikan dengan karakteristik PKL agar eksistensi dan identitas masing masing PKL tidak terbaur dan diharapkan akan menimbulkan keunggulan kompetitif yang sehat. Pemilihan lokasi juga harus disertai komunikasi dengan baik antara PKL Gembong dengan PKL lainnya dan Pemerintah Kota Surabaya agar dalam implementasinya tidak menimbulkan konflik Lokasi PKL barang bekas kelompok perlengkapan adalah lokasi yang strategis dan mudah dicapai dari seluruh kota, memiliki reputasi yang baik, tidak memiliki banyak hambatan fisik, tersedia prasarana dasar kegiatan peradagangan, dan adanya akses menuju lokasi lainnya

Kriteria Lokasi PKL Barang Bekas Kelompok Perlengkapan Lokasi PKL barang bekas berada pada lahan asset negara agar bisa dilakukan penertiban dan pengelolaan secara tegas, harus memiliki Peletakan bangunan sentra PKL barang bekas yang sesuai dengan IMB, memiliki ketersediaan sarana dan prasarana pelengkap disesuaikan dengan kebutuhan konsumen termasuk lahan parkir dan zona aman kegiatan perdagangan Lokasi PKL harus dekat dengan pusat kegiatan, Pusat kegiatan yang didekati adalah CBD (Central Business District) atau pusat kegiatan ekonomi yang memiliki karakteristik yang sama dengan lokasi PKL barang bekas yang baru yaitu menjual elektronik dan sepeda serta barang perlengkapan lainnya dan juga harus disesuaikan dengan rencana penggunaan lahan yang ada.

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : Kesimpulan Kriteria Lokasi PKL Barang Bekas Kelompok Konsumsi Kriteria Lokasi PKL Barang Bekas Kelompok Konsumsi Sebuah lokasi yang sesuai dengan barang yang diperdagangkan yaitu pakaian dan Sebuah sepatu lokasi dan berada yang sesuai pada dengan lahan barang aset yang negara diperdagangkan yaitu pakaian dan sepatu Lokasi Beraksesibilitas dan berada pada tinggi dan lahan volume aset negara pengunjung tetap Lokasi Memiliki Beraksesibilitas bangunan dan tinggi penanda dan lokasi volume pengunjung tetap Lokasi bereputasi baik dan tidak memiliki Memiliki batasan fisik bangunan dan penanda lokasi Memiliki Tidak memberikan prosepek pengembangan dampak langsung yang baik pada sistem transportasi Tidak Dekat dengan memberikan CBD dampak (Central langsung Business pada District) sistem atau transportasi pusat kegiatan Dekat dengan CBD (Central Business District) atau pusat kegiatan Kriteria Lokasi PKL Barang Bekas Kelompok Perlengkapan Kriteria Lokasi PKL Barang Bekas Kelompok Perlengkapan Lokasi yang sesuai dengan barang yang diperdagangkan didukung aksesibilitas Lokasi tinggi yang sesuai dengan barang yang diperdagangkan Relokasi harus memperhatikan yaitu sepeda jarak antar dan elektronik PKL didukung aksesibilitas tinggi Relokasi Memiliki harus bangunan memperhatikan atau bentuk jarak sentra antar PKL yang sesuai dengan peraturan pemerintah Memiliki Berada pada bangunan lahan asset atau Negara bentuk sentra yang sesuai dengan peraturan pemerintah memiliki prosepek pengembangan yang Berada baik pada lahan asset Negara Lokasi Dekat bereputasi dengan CBD baik dan (Central tidak memiliki Business batasan District) fisik atau pusat kegiatan Dekat dengan CBD (Central Business District) atau pusat kegiatan

Berdasarkan hasil temuan temuan yang didapatkan dari penelitian ini, maka disarankan beberapa hal, antara lain : Perlu dilakukan penelitian selanjutnya mengenai lokasi PKL barang bekas di Surabaya berdasarkan kriteria lokasi PKL barang bekas Perlu dilakukan studi eksplorasi pastisipatif dengan masyarakat karena pada penelitian ini belum mengakomodasi prefrensi masyarakat sebagai konsumen Saran Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah kota Surabaya dalam menyusun kebijakan/regulasi yang mengatur lokasi PKL barang bekas. sehingga dalam pengelolaan dan penertiban PKL barang bekas tidak terjadi konflik dan memiliki kejelasan lokasi sebelum melakukan penertiban

TERIMA KASIH