Penerapan Contextual Teaching and Learning terhadap pembelajaran praktek konstruksi kayu bagi guru SMK di Surakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya masing-masing. Pendidikan di Indonesia di mulai dari pendidikan

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

YUNICA ANGGRAENI A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULAAN. Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. program pendidikan juga sudah dilaksanakan diantaranya adalah. kependidikan yang lainnya melalui berbagai pelatihan dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya. meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab (Pasal 3, Undang-undang nomor 20 tahun 2003).

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam rangka mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

2014 IMPLEMENTASI MEDIA TIGA DIMENSI PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS KAIN DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

Penerapan Contextual Teaching and Learning terhadap pembelajaran praktek konstruksi kayu bagi guru SMK di Surakarta Oleh : Budi Ciputra NIM. K1504017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari sebuah pendidikan, karena pendidikan merupakan usaha secara sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui proses kegiatan pengajaran baik secara formal maupun non formal yang diharapkan dapat bermanfaat di masyarakat. Seiring berjalannya waktu pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesat, untuk itu perlu diimbangi adanya pertumbuhan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha meningkatkan sumber daya manusia yaitu dengan memberikan proses pembelajaran melalui sebuah sistem pendidikan. Untuk sebuah keberhasilan dalam pendidikan nasional diperlukan adanya suatu sistem pendidikan yang tepat dan sesuai dengan tuntuan di era Globalisasi, sehingga dapat mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Di Indonesia pendidikan nasional berdasarkan pada Pancasila dan Undang Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu pasal 31 ayat (1) disebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan dan ayat (3) yang menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan

nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan Negara Indonesianya. Peningkatan mutu pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Upaya pemerintah dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan Indonesia terus dilaksanakan, salah satunya dengan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional diantaranya dengan melakukan penyempurnaan kurikulum yang ada sebagaimana tercantum dalam Undang Undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PPKI No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Implementasi dari kebijakan kebijakan tersebut dapat terlihat dengan adanya penerapan kurikulum KTSP sebagai kurikulum yang dianjurakn tiap tiap Satuan Pendidikan. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Pada tahun ajaran 2006 / 2007 KTSP mulai diterapkan pada sekolah sekolah, dengan demikian setiap sekolah memiliki wewenang yang luas dalam menyusun kurikulum sendiri. Dengan begitu, kurikulum sekolah satu dengan sekolah lainnya bisa saja berbeda, akan tetapi kurikulum yang dibuat sekolah harus tetap mengacu pada Standar Nasional dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Salah satu prinsip dalam pengembangan KTSP yang harus di penuhi oleh tiap satuan pendidikan adalah dengan mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Contoh pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah pembelajaran dengan pendekatan kontekstual atau Contekstul Teaching and Learning (CTL). Pendekatan kontekstual membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari

(konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. Proses belajar berlangsung alamiah, tidak hanya transfer pengetahuan dari guru ke siswa melainkan siswa juga langsung mengalami materi ajar yang diberikan. Sehingga ada usaha guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat. Siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan yang akan terjadi di sekililingnya. Pembelajaran ini menekankan pada daya pikir yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisis data, memecahkan masalah masalah tertentu baik secara indifidu maupun secara kelompok. Berkaitan dengan hal tersebut, diharapkan setiap sekolah dapat mengembangkan dan menerapkan pembelajaran kontekstual di sekolahnya. Suatu sekolah dikatakan telah menerapkan CTL apabila telah berhasil menerapkan komponen komponen di dalamya. Penerapan komponen komponen CTL sendiri hanya dapat dilaksanakan dalam proses pembelajaran oleh guru. Padahal, tidak semua guru mempunyai kompotensi untuk melaksanakan proses pembelajaran tersebut. Dalam keseharianya, guru masih terjebak pada filosofi dan pendekatan pembelajaran lama. Hal ini tampak jelas pada evaluasi yang mereka lakukan. Evaluasi yang digunakan oleh guru dilapangan masih berpedoman pada paradikma lama yang hanya mengukur kemampuan kognitif siswa dengan bentuk bentuk evaluasi yang hampir tidak berubah sama sekali dengan kurikulum sebelumnya. Penerapan KTSP di Kota Surakarta telah dilakukan pada setiap tingkat satuan pendidikan, baik SD, SMP, dan SMA / SMK. SMK yang mana merupakan sekolah menengah kejuruan sangat membutuhkan sekali hasil lulusan yang mempunyai kemampuan indifidu yang cedas dan kreatif sehingga mampu untuk berkompetisi di dunia kerja, dan pengembangan KTSP di SMK hendaknya pembelajaran yang ada mengarah pada penekanan ketercapaian kompetensi untuk

mewujudkan siswa terampil di bidangnya, terwujudnya ketuntasan belajar yang ditandai dengan penguasaan kompetensi standar yahngtelah di tetapkan, adanya pandangan terhadap perbedaan kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran dan yang lebih terpenting yaitu kedudukan guru dalam kegiatan pengajaran nadalah sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran, sehingga guru bukanlah satu satunya sumber belajar bagi siswa. Sehingga nantinya capaian capaian tersebut diharapkan dapat menigkatkan SDM dari siswa khususnya jurudan Teknik Bangunan yang mencetak lulusan siap dengan segala kompetensinya dan mampu bersaing dengan dunia kerja. Untuk itu penerapan pendekatan CTL adalah pendekatan yang efektif dan dapat pula menunjang terealisasinya penerapan KTSP. Menurut Depdiknas (2007: 19), ada beberapa langkah utama yang perlu dipertimbangkan untuk dilakukan sekolah dalam upaya mengembangkan dan menerapkan pembelajaran kontekstual di sekolah, langkah awal yaitu penyiapan dari guru akan pemahaman dan penguasaan konsep CTL, namun hingga saat ini belum ada penelitian tentang kesiapan guru SMK dalam penerapan CTL pada pembelajaran di SMK dalam penerapan KTSP. Oleh karena itu, perlu segera untuk dilakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana kesiapan guru dalam memahami dan menerapkan CTL di sekolah sebagai upaya berlakunya KTSP, sehingga perlu segera dilakukan penelitian yang dapat mengetahui sejauh mana kesiapan guru dalam memahami dan menerapkan Contextual Teaching and Learning agar dapat mendukung pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan secara opimal. Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Contextual Teaching and Learning Terhadap Pembelajaran Praktek Konstruksi Kayu Bagi Guru SMK di Surakarta. B. Identifikasi Masalah 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sudah diberlakukan di SMK Surakarta, namun masih banyak guru yang belum mengembangkan pendekatan pembelajaran yang efektif guna mendukung palaksanaan KTSP.

2. Salah satu prinsip dalam KTSP yaitu dengan mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Contoh pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah pembelajaran dengan pendekatan kontekstual atau Contekstul Teaching and Learning (CTL). Namun belum semua guru menerapkan prinsip pembelajaran tersebut. 3. Pendekatan CTL dikatakan berhasil jika guru sudah menerapkan prinsip dari penerapan CTL dalam proses pembelajaran di kelas. Tetapi belum semua guru mempunyai kompetensi untuk melaksanakan prinsip CTL dalam proses pembelajaran. C. Pembatasan Masalah Dengan banyak dan luasnya permasalahan yang ada dari topik penelitian yang dilakukan, perlu adanya pembatasan masalah agar di dalam proses pembahasan dan penelitian tidak meluas, adapun pembatasannya sebagai berikut : 1. Penguasaan komponen CTL ( konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi,dan penilaian otentik ) oleh guru SMK Teknik Bangunan dalam pembelajaran praktek konstruksi kayu. 2. Kesiapan guru SMK Teknik Bangunan dalam penerapan Contextual Teaching and Learning pada pembelajaran praktek konstruksi kayu 3. Pengembangan Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran praktek konstruksi kayu sebagai upaya penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMK D. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah ragam penguasaaan komponen Contextual Teaching and Learning oleh guru SMK Teknik Bangunan dalam pembelajaran praktek konstruksi kayu?

2. Bagaimanakah kesiapan guru SMK Teknik Bangunan dalam penerapan Contextual Teaching and Learning pada pembelajaran praktek konstruksi kayu? 3. Apakah komponen Contextual Teaching and Learning perlu dikembangkan dalam pembelajaran praktek konstruksi kayu sebagai upaya penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui ragam penguasaaan komponen Contextual Teaching and Learning oleh guru SMK Teknik Bangunan dalam pembelajaran praktek konstruksi kayu. 2. Untuk mengetahui kesiapan guru SMK Teknik Bangunan dalam penerapan Contextual Teaching and Learning pada pembelajaran praktek konstruksi kayu. 3. Untuk mengetahui komponen Contextual Teaching and Learning perlu dikembangkan dalam pembelajaran praktek konstruksi kayu sebagai upaya penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. F. Manfaat Penelitian a. Teoritis 1. Untuk memperkaya khasanah penelitian yang menyangkut dengan penerapan Contextual Teaching and Learning dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMK. 2. Bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut. 3. Sebagai pembanding untuk pengembangan pada penelitian sejenis untuk masa yang akan datang. b. Praktis 1. Dapat mengetahui ragam komponen Contextual Teaching and Learning oleh guru SMK Teknik Bangunan dalam pembelajaran praktek konstruksi kayu.

2. Sebagai bahan informasi bagi para pendidik mengenai model pendekatan pembelajaran yang baik untuk peserta didik. 3. Sebagai sumbangan bagi lembaga pendidikan pada umumnya dan lembaga pendidikan tempat penelitian pada khususnya 4. Sebagai informasi bagi para pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan tentang pendekatan model pembelajaran yang baik. 5. Saran bagi intuisi terkait untuk pengembangan profesionalisme guru Teknik Bangunan sebagai tanaga pendidik.