BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN I.1

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Tabel I. 1 Data Pengiriman CV.ASJ kepada PT.A. Tanggal Keterlambatan Pengiriman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

IMPROVEMENT PROPOSAL OF MOTIFS PRINTING PROCESSING AT PT KHARISMA PRINTEX FOR MINIMIZING WASTE TRANSPORTATION USING LEAN MANUFACTURING APPROACH

Pada Proyek Single Aisle lebih memfokuskan pada pembuatan komponen pesawat A320. Komponen pesawat A320 terbagi menjadi 3 komponen yaitu Leading Edge

BAB I PENDAHULUAN. produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN I.1

Pendahuluan. I.1 Latar belakang

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. Tabel I. 1 Target dan Realisasi Produksi pada Masing-masing Komponen Pesawat A320 Periode Januari-September 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

Tabel I.1 Jumlah Permintaan Produk PT. Nikkatsu Electric Works Tahun (Sumber : Data PT. Nikkatsu Electric Works)

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

IMPROVEMENT PROPOSAL AT PRINTING PRODUCTION FLOOR PROCESS TO MINIMIZE INVENTORY WASTE AT PT. KHARISMA PRINTEX USING LEAN MANUFACTURING APPROACH

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai tambah (value added), tidak memberi nilai tambah (non value added) yang

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut pandang konsumen oleh karena itu perlu dieliminasi. Didalam lean

BAB I PENDAHULUAN I.1

Gambar I. 1 Air Brake System Tipe KE-G-12

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bandeng (Chanos chanos) merupakan ikan air payau yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

BAB 1 PENDAHULUAN. harulah memiliki keunggulan kompetitif yang dapat di capai dengan

BAB I PENDAHULUAN I.1

USULAN PERBAIKAN PROSES PENCETAKAN MOTIF PADA KAIN GREY DI PT. KHARISMA PRINTEX UNTUK MEMINIMASI WASTE WAITING DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai penghasil nilai (value creator), baik industri manufaktur maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE DI PT. HILON SURABAYA SKRIPSI. Oleh : SABTA ADI KUSUMA

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI

Qolli Kusuma, 2 Pratya Poeri Suryadhini, 3 Mira Rahayu 1, 2, 3

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Total Jumlah Produksi pada Tahun 2011

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab I - Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Sun (2011) mengatakan bahwa lean manufacturing merupakan cara untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

repository.unisba.ac.id

RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI WAITING TIME

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

BAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE DAN NON VALUE ADDED ACTIVITY DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT. SRIWIJAYA AIR DISTRICT SURABAYA

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap perusahaan harus dapat bersaing secara global baik di pasaran nasional

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

Jumlah Permintaan AAC Block Tipe 600x200x75 mm dan 600x200x100 mm Periode Juni - Desember 2013

Avissa Bonita, Rispianda Gita Permata Liansari. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung.

BAB 2 LANDASAN TEORI

MINIMASI WASTE PADA PT. PETROKIMIA KAYAKU MENGGUNAKAN ANALISIS LEAN MANUFACTURING

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan salah satu sektor industri di Indonesia yang memiliki potensi perkembangan yang tinggi. Menurut Kementerian Perdagangan dan Perindustrian (http://www.kemenperin.go.id/artikel /6199/ Industri- Tekstil-Diprediksi-Tumbuh-4), industri tekstil memliki peran yang signifikan pada peningkatan ekonomi di Indonesia karena industri ini menyerap tenaga kerja dalam skala yang cukup besar dan berkontribusi pada peningkatan nilai ekspor barang non migas di Indonesia. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi tekstil berkembang dengan cepat ditambah lagi gaya berpakaian masyarakat yang menjadi lebih beragam membuat industri tekstil berkembang dengan subur. Dengan kondisi tersebut perusahaan dituntut untuk menjaga performansi kerja serta kualitas produknya agar perusahaan dapat bertahan pada persaingan yang ketat di inudstri tekstil ini. Sehingga perlu adanya pengendalian kualitas pada setiap perusahaan (Gaspersz & Fontana, 2011), termasuk PT. Kharisma Printex PT. Kharisma Printex merupakan perusahaan jasa (makloon) yang berlokasi di Daerah Cigondewah, Bandung. Perusahaan ini bergerak di bidang jasa cetak motif pada kain katun dan kain campuran katun dengan sistem produksi make to order. Gambar I. 1 Contoh Motif Pada PT. Kharisma Printex 1

Sistem produksi make to order membuat produk yang diproduksi oleh PT. Kharisma Printex tidak selalu sama karena pesanan yang datang dari setiap pelanggan memiliki spesifikasi yang berbeda-beda, sehingga spesifikasi produk yang diproduksi bergantung pada permintaan pelanggan. PT. Kharisma Printex memiliki pelanggan tetap dari PT. Velvet dan PT. Laju Bahtera sehingga hampir setiap bulan PT. Kharisma Printex memiliki pesanan masuk sehingga jumlah produksinya dapat mencapai 80 ton kain per bulan. Dengan tingkat produksi tersebut berarti perusahaan ini merupakan salah satu pemain besar dalam jasa cetak motif pada kain.jenis kain yang paling banyak diterima dari pelanggan untuk diberi motif adalah kain grey. Jumlah produksi kain motif serta target produksi per bulanditampilkan pada Tabel I.1 di halaman 2 dan pada Gambar I.1 ditampilkan perbandingan target produksi dengan realisasi produksi. Tabel I. 1 Target produksi, realisasi produksi, dan Ketidaktercapaian Produksi Tahun 2014-2015 Bulan Target Produksi (Kg) Realisasi Produksi (Kg) Gap Produksi (Kg) Juli 42144.49 64179.55 22035.06 Agustus 40739.76 43402.04 2662.28 September 100341.25 76099.09-24242.16 Oktober 87239 80939.91-6299.09 November 112477.5 75443.79-37033.71 Desember 75862.65 70744.81-5117.84 Januari 98282.93 72923.31-25359.62 Februari 65906.95 61337.14-4569.81 Maret 92262.93 125231.1 32968.17 April 74678.84 108430.45 33751.61 Mei 52073.53 83171.6 31098.07 Juni 62389.07 62936.29 547.22 2

Gambar I. 2 Tren Ketidaktercapaian Produksi Tahun 2014-2015 Berdasarkan Gambar 1.1 dan Tabel I.1 terlihat bahwa terdapat kelebihan produksi dan ketidaktercapaian produksi pada beberapa bulan. Kelebihan jumlah produksi terjadi pada bulan tertentu disebabkan perusahaan mengerjakan pesanan yang belum terselesaikan dari bulan sebelumnya, hal ini berarti terrdapat keterlambatan pengerjaan pesanan pelanggan dan berisiko mengurangi kepuasan pelanggan. Namun pada PT. Kharisma Printex hal ini tidak terlalu menjadi masalah karena perusahaan sudah menjalin hubungan baik dengan sebagian besar pelanggannya, sehingga sangat jarang terjadi klaim keterlambatan pengerjaan pesanan. Ketidaktercapaian produksi terjadi karena proses produksi yang terhambat oleh pengerjaan produk rework karena terdapat cacat berupa outsetting sehingga mengganggu alur produksi yang sedang berlangsung dan kerusakan mesin yang cukup sering terjadi. Ketidaktercapaian produksi dapat berdampak pada kredibilitas perusahaan karena perusahaan dianggap tidak mampu mengerjakan pesanan yang masuk sehingga pelanggan menjadi kurang percaya pada perusahaan dan hal ini tentu dapat mengurangi keuntungan bagi perusahaan. Selama proses pencetakan motif pada jenis kain grey tersebut, ditemukan beberapa permasalahan pada proses produksi di PT. Kharisma Printex, permasalahan-permasalahan tersebut dapat disebabkan oleh waste. PT. Kharisma Printex telah 3

melakukan beberapa usaha untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, yaitu : Tabel I. 2 Upaya yang dilakukan perusahaan untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi No Permasalahan yang terjadi Usaha yang dilakukan 1 Pengerjaan produk rework, karena terdapat cacat berupa Operator melakukakan setting ulang pada Mesin Rotary outsetting 2 Kerusakan mesin yang cukup sering terjadi Melakukan pergantian part yang rusak Berdasarkan Tabel 1.2, perusahaan telah melakukan usaha untuk menanggulangi permasalahan pada proses produksi yang disebabkan oleh produk cacat dan kerusakan mesin yang terjadi, namun usaha tersebut belum bisa menanggulangi permasalah tersebut. sehingga hal ini menjadi dasar pemikiran bahwa terdapat waste pada proses produksi PT. Kharisma Printex. Permasalahan yang saat ini terjadi di perusahaan adalah munculnya produk cacat yang berkaitan dengan defect dan kerusakan mesin, namun perusahaan berpendapat bahwa perlu dilakukan penelitian pada waste lain, karena permasalahan pada proses produksi dapat datang dari waste selain waste defect. Cara identifikasi awal yang dilakukan untuk mengidentifikasi waste adalah dengan melakukan observasi langsung pada proses produksi, melakukan wawancara pada staff, melakukan pemetaan proses produksi secara keseluruhan menggunakan value stream mapping serta menyebarkan kuisioner. Berdasarkan hasil observasi langsung pada proses produksi, terdapat kegiatan-kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai waste, contohnya adalah terjadinya bactracking ketika melakukan proses transportasi material pada 2 stasiun kerja, kemudian terdapatnya sejumlah defect yang terjadi di proses pencetakan motif pada kain, dan terjadi penumpukan material setengah jadi di antara beberapa stasiun 4

kerja. Cara identifikasi selanjutnya dilakukan dengan melakukan penyebaran kuisioner. Penyebaran kuisioner dilakukan kepada Manager Produksi, Kepala Bagian workstation printing, Kepala Bagian Quality Control, ketua tim operator workstation finishing, dan Manager PPC. Kuisioner ini berupa pertanyaan yang menyangkut tingkat pengaruh serta tingkat keseringan dari waste yang ada. Waste pada produksi dikategorikan menjadi 7 waste yaitu defective products, over production, excessive motion, escessive processing, transportation, dan waiting (Gaspersz & Fontana, 2011). Tabel I. 3 Hasil identifikasi waste Waste Persentase Transportation 25,81% Defect 20,50% Waiting 18,95% Inventory 18,78% Overproduction 11,94% Motion 4,02% Berdasarkan tabel 1.3 didapatkan 6 waste selama proses pencetakan motif pada kain grey yaitu transportation, defect, waiting, inventory, overproduction, dan motion. Waste transportation menempati posisi teratas dengan nilai sebesar 25,81%. Nilai dari masing-masing waste lainnya adalah Defect (20,50%), Waiting (18,95%), Inventory (18,78%), Overproduction (11,94%),dan Motion (4,02%). Penelitian ini dilakukan secara berkelompok sehingga bedasarkan data pada tabel 1.3, maka waste yang menjadi fokus penelitian adalah transportation (Maulina, 2016), defect (Rizqi, 2016), waiting (Lellyta, 2016), dan inventory. Penelitian ini akan berfokus pada pembahasan waste inventory. Proses yang dilewati oleh material pada proses produksi di PT. Kharisma Printex diawali dari stasiun kerja belah kain hingga stasiun kerja finishing. Alur produksi yang dilalui material dapat dilihat pada Gambar I.2. 5

Start Belah Kain Pencucian Buka Kain Finishing Pemanasan Pencetakan Motif Pengeringan Finish Gambar I. 3 Alur Produksi PT. Kharisma Printex Proses produksi diawali dari stasiun kerja belah kain. Pada stasiun kerja ini rol kain digunting agar dapat diproses pada stasiun berikutnya. Stasiun kerja selanjutnya adalah stasiun kerja pencucian untuk dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel pada kain dan diberikan zat pemutih bila perlu. Setelah kain dibersihkan, kemudian kain dirapikan di stasiun kerja buka kain. Kemudian kain yang telah dirapikan dimasukan ke stasiun kerja pengeringan untuk dikeringkan agar kemudian bisa dilakukan pencetakan motif pada kain di stasiun kerja printing. Selanjutnya kain masuk ke dalam stasiun kerja pemanasan untuk dipanaskan kembali agar motif yang telah dicetak pada kain dapat menempel dengan lebih baik. Tahap terakhir adalah kain diberikan zat pelembut dan pelicin pada stasiun kerja finishing, pemberian zat ini adalah karena sebagian besar kain akan digunakan untuk baju sehingga zat kimia tersebut diperlukan. Berdasarkan pengamatan secara langsung pada lantai produksi ditemukan indikasi terjadinya waste inventory. Waste Inventory merupakan pemborosan yang terjadi akibat adanya akumulasi barang jadi, barang setengah jadi, dan bahan mentah yang berlebihan pada setiap tahap 6

produksi sehingga memerlukan tempat penyimpanan, modal tambahan, serta tambahan orang yang mengawasinya (Gaspersz & Fontana, 2011). Jumlah inventory yang terjadi pada stasiun-stasiun kerja dapat dilihat pada value stream mapping di lampiran A dan rangkuman perhitungan jumlahnya dapat dilihat pada tabel I.4. Tabel I. 4 Jumlah Inventory pada Stasiun Kerja dalam Satu Siklus Produksi No Workstation Jumlah inventory(roll) 1 Belah Kain 0 2 Pencucian 0 3 Buka Kain 4 4 Pengeringan 4 5 Pencetakan Motif 8 6 Pemanasan 12 7 Finishing 0 Berdasarkan data pada Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa terdapat permasalahan pada PT. Kharisma Printex yang berkaitan dengan waste inventory, yaitu terdapatnya penumpukan barang setengah jadi di antara proses produksi. Penumpukan barang setengah jadi pada proses produksi di PT. Kharisma Printex berdampak pada peningkatan lead time produksi yang dapat menyebabkan keterlambatan pengerjaan pesanan pelanggan. Akibat lainnya adalah barang setengah jadi yang tersimpan di antara proses memiliki kemungkinan bersentuhan dengan kotoran sehingga dapat menghambat proses penyerapan warna saat proses pencetakan motif. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai rancangan usulan untuk meminimasi waste inventory agar dapat mengurangi jumlah barang setengah jadi yang menumpuk pada stasiunstasiun kerja dengan menggunakan pendekatan lean manufacturing. 7

I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Faktor apa yang menyebabkan terjadinya waste inventory pada proses produksi pencetakan motif pada kain di PT. Kharisma Printex? 2. Bagaimana usulan perbaikan yang dapat diberikan untuk meminimasi faktor dominan penyebab waste inventory pada proses produksi pencetakan motif pada kain di PT. Kharisma Printex? I.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui faktor apa yang menyebabkan terjadinya waste inventory pada proses produksi pencetakan motif pada kain di PT. Kharisma Printex 2. Memberikan usulan perbaikan yang dapat meminimasi faktor dominan yang menyebabkan waste inventory pada proses produksi pencetakan motif pada kain di PT. Kharisma Printex I.4 Batasan Penelitian Penelitian ini memiliki batasan masalah agar pembahasan masalah terfokus dan sesuai dengan tujuan yang dicapai. Batasan masalah yaitu : 1. Data historis yang digunakan adalah data dari Bulan Juni 2014 hingga Bulan Juni 2015 2. Penelitian ini tidak membahas perhitungan biaya yang diperlukan perusahaan jika menerapkan usulan yang diberikan 3. Tahapan yang dilakukan hanya sampai pada perancangan usulan perbaikan 8

I.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Memberikan informasi mengenai faktor-faktor penyebab waste inventory pada proses printing motif pada kain di PT. Kharisma Printex 2. Membantu PT. Kharisma Printex meminimasi waste inventory agar proses produksinya menjadi lebih efisien 3. Membantu PT. Kharisma Printex mengoptimalkan proses produksinya sehingga target produksinya dapat tercapai dan meningkat I.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Pada bab ini berisi uraian latar belakang permaslahan yang menjadi dasar untuk menemukan permsalahan atau waste yang terjadi dan meminimasi waste dalam proses pencetakan motif pada kain grey di PT. Kharisma Printex, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah yang digunakan untuk penelitian, manfaat penelitian dari akhir penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. Bab II Landasan Teori Pada bab ini berisi studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan didalam penelitian ini, yaitu teori pendekatan lean manufacturing beserta tools yang membantu dalam perancangan usulan perbaikan. Teoriyang digunakan bersumber pada referensi buku dan jurnal penelitian yang berhubungan dengan topik permasalahan pada penelitian ini serta memasukan topik dari penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam pengerjaan penelitian. Bab III Metode Penelitian Pada bab ini memuat langkah-langkah penelitian secara rinci dengan menggunakan pendekatan lean manufacturing. Langkah penelitian yang dimulai dari tahap pengumpulan dan pengolahan data, tahap usulan 9

perbaikan dan analisis usulan perbaikan, dan terakhir adalah tahap kesimpulan dan saran yang diberikan pada perusahaan sebagai hasil dari penelitian. Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada bab ini akan membahas pengumpulan dan pengolahan data yang dibutuhkan untuk meminimasi waste inventory. Data yang dikumpulkan adalah jumlah produksi perusahaan, waktu proses tiap stasiun kerja, dan jumlah inventory. Data tersebut didapatkan melalui hasil observasi, perhitungan, dan wawancara. Kemudian data akan diolah untuk dicari akar penyebab permasalahan yang terjadi sehingga mendapatkan usulan yang dapat meminimasi waste yang terjadi. Bab V Analisis Usulan Bab ini akan membahas mengenai analisis dari setiap usulan yang dirancang. Kelebihan dari usulan dan kekurangan dari usulan yang dirancang, serta akan melakukan analisis VSM future state. Bab VI Kesimpulan dan Saran Bab ini akan berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan pada proses produksi kain grey di PT. Kharisma Printex, serta saran bagi perusahaan dan saran bagi penelitian selanjutnya bila dilakukan di perusahaan tersebut. 10