BAB II TINJAUAN TEORI. personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. dan kesehatan (Potter dan perry, 2006).

dokumen-dokumen yang mirip
1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

6

Konsep Perawatan Tujuan Kebersihan Diri Meningkatkan drajat kesehatan seseorang Memelihara kebersihan diri seseorang Memperbaiki kebersihan diri yang

KESEHATAN MATA DAN TELINGA

BAB II TINJAUAN TEORI A. Personal Hygiene 1. Pengertian Personal Hygiene Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT

PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA PEMULUNG DI TPA KEDAUNG WETAN TANGERANG

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

PEDOMAN WAWANCARA. I. Identitas Informan : 1. Nama : 2. Umur : 3. Suku : 4. Pendidikan : 5. Pendapatan :

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d.

LAMPIRAN 1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Satuan Pendidikan : SDN Rowosari

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU

Sistem Saraf Tepi (perifer)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Defenisi Perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh (Suryani, Putu, N.

Universitas Sumatera Utara

SURAT PENGANTAR RESPONDEN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEHATAN SISWA SEKOLAH DASAR : PENDIDIKAN KESEHATAN

KUESIONER PENELITIAN

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

Bagian-bagian yang melindungi mata: 1. Alis mata, berguna untuk menghindarkan masuknya keringat ke mata kita.

HIGIENE PEKERJA DALAM PENENGANAN PANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

Untuk menjamin makanan aman

Siapkan air hangat (tidak terlalu dingin atau panas)

nonfarmakologi misalnya, teknik

Eko Winarti, SST.,M.Kes

Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental

Sikat Gigi Bersama pada Anak SD

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

BAB II TINJAUAN TEORI. Menurut Tarwoto (2004) personal hygiene adalah suatu. untuk kesejahteraan fisik dan psikis.pemenuhan personal hygiene

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSONAL HYGIENE,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta perkembangan. Jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

Karakteristik Responden. 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. 3.Mengikuti pelatihan APN ( Asuhan persalinan Normal)

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

1. Mitos: Menyikat gigi beberapa kali sehari merugikan enamel.

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Penyuluhan Kesehatan. kegiatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk

Alat Indera Manusia 1. Mata Bulu mata Alis mata Kelopak mata 2. Telinga

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri

BAB V PEMBAHASAN. A. Hubungan antara Pengetahuan dengan Praktik Sanitasi dan Higiene

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Notoadmodjo (2007) menyatakan bahwa perilaku merupakan perbuatan

SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

Hidup Sehat. Peta Konsep. Halaman 1 dari 8

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi

2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web :

USER MANUAL M Last ref Nov 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok, umumnya murid-murid sekolah. Asrama biasanya merupakan sebuah

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.3

Gambarlah bentuk bak mandi di rumahmu!

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

PROGRAM PEMBELAJARAN IILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

1 Universitas Kristen Maranatha

Studi tentang Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas 4 dan 5 Dalam Pencegahan Flu Burung SDN Cisalak 1 Kecamatan Sukmajaya Kota Depok tahun 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mekanisme Sensoris dan Motoris

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Panti Wredha Salib Putih

1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu

ALAT INDERA MANUSIA INDERA PENGLIHATAN / PENGLIHAT (MATA)

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat (healthy life style), tetapi hal ini dipengaruhi oleh faktor. seseorang akan mengatakan betapa enaknya hidup sehat.

Kenali Penyakit Periodontal Pada Anjing

Jurnal Akses Pengabdian Indonesia Vol. 2 No PERSONAL HYGIENE PADA ANAK SD NEGERI MERJOSARI 3

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Personal Hygiene Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka. Kebersihan perorangan sangat penting untuk diperhatikan. Pemeliharaan kebersihan perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan (Potter dan perry, 2006). Kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis. Tujuan perawatan diri adalah untuk mempertahankan kebersihan dan dapat melatih hidup sehat/bersih dengan memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap kesehatan dan kebersihan serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan (Uliyah dan Hidayat, 2008). 2.1.1 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene Menurut Potter dan perry (2006) Faktor faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah

a. Citra tubuh Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya higiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan kebersihan diri. Citra tubuh dapat berubah akibat adanya pembedahan atau penyakit fisik maka harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan higiene. Citra tubuh dapat diartikan sebagai gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya. b. Praktik sosial Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang pasien berhubungan, dapat mempengaruhi praktik kebersihan diri. Selama masa anak-anak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan kebersihan. c. Status sosial ekonomi Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang dilakukan. Apakah dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti sampo, pasta

gigi, dan kosmestik (alat-alat yang membantu dalam memelihara higiene dalam lingkungan rumah) d. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya. e. Kebudayaan Kepercayaan kebudayaan pasien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan diri. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktek perawatan diri yang berbeda. Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan. f. Pilihan pribadi Kebebasan individu untuk memilih waktu untuk perawatan diri, memilih produk yang ingin digunakan, dan memilih bagaimana cara melakukannya. g. Kondisi fisik Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang sehingga perlu bantuan untuk melakukan perawatan diri.

2.1.2 Jenis personal hygiene 2.1.2.1 Kebersihan Kuku, Kaki dan Tangan. Tangan yang kotor dapat menyebabkan penyakit terkait makanan, seperti infeksi bakteri salmonella dan E. coli. Penting bagi seseorang untuk selalu menjaga kebersihan tangan. Mencuci tangan dapat dilakukan pada saat sebelum makan atau menyentuh makanan, setelah menggunakan kamar mandi, memegang hewan, sebelum dan setelah memegang orang sakit serta saat tangan terlihat kotor (Ide, 2007). Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dan American society for Microbiologi dalam Ide (2007), berikut langkah-langkah mencuci tangan yang tepat. Pertama basahi tangan dengan air mengalir lalu gosokan sabun secara merata pada tangan, kuku sampai siku minimal 10-15 detik selanjutnya bilas dengan air, kemudian keringkan tangan dengan handuk bersih atau tisu sekali pakai. Jika di fasilitas umum, biarkan air mengalir saat selesai mencuci tangan. Saat tangan sudah kering, pakailah kertas tisu untuk menekan atau memutar kran. Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan perawatan diri karena berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku. Dengan demikian kuku seharusnya terlihat

sehat dan bersih. Secara anatomis kuku terdiri atas dasar kuku, badan kuku, dinding kuku, kantong kuku, akar kuku dan lunula. Masalah ataupun gangguan yang dapat terjadi pada kuku diantaranya ingrown nail (kuku tidak tumbuh), paronhychia (radang disekitar jaringan kuku), ram s horn nail (pertumbuhan kuku yang lambat) dan bau tidak sedap (Uliyah dan Hidayat,2008). Memotong kuku dapat dilakukan sekurang-kurangnya 1x dalam seminggu atau saat terlihat panjang. Dalam memotong kuku dianjurkan untuk menggunakan pemotong kuku (Mulyani, 2007). Dalam menjaga kebersihan dan kesehatan pada kaki dapat dilakukan dengan menggunakan alas kaki yang lembut, aman, dan nyaman. Jenis alas kaki yang dipakai dapat mempengaruhi masalah kaki dan kuku. Selain itu yang menjadi keharusan untuk menjaga kebersihan kaki adalah dengan mencuci kaki. Mencuci kaki dapat dilakukan Setelah beraktivitas atau saat kaki terlihat kotor dan sebelum pergi tidur (Mulyani, 2007). 2.1.2.1 Kebersihan rambut Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat membuat terpelihara dengan subur dan indah sehingga akan menimbulkan kesan cantik dan tidak berbau apek. Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi

proteksi dan pengatur suhu. Indikasi perubahan status kesehatan diri juga dapat dilihat dari rambut mudah rontok, sebagai akibat gizi kurang. (Uliyah dan Hidayat,2008). Dalam menjaga kebersihan rambut dapat dilakukan dengan keramas. Keramas minimal dilakukan dua kali dalam seminggu. Keramas harus lebih sering dilakukan jika seseorang melakukan aktivitas yang mengeluarkan banyak keringat, seperti selesai berolah raga dan bekerja. Keramas dengan menggunakan sampo atau bahan pembersih rambut lainya, dapat menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala. Sampo tidak hanya berfungsi membersihkan rambut tetapi juga untuk memberikan beberapa vitamin bagi rambut sehingga rambut subur dan berkilau (Mulyani, 2007). 2.1.2.3 Kebersihan Gigi dan Mulut Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir. Dengan menggosok gigi dapat membersihkan gigi dari plak, bakteri dan mengurangi ketidak nyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan

sariawan. Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Menyikat gigi merupakan salah satu cara dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Menggosok gigi secara benar dan teratur, sedikitnya di lakukan 4 kali sehari yaitu setiap selesai makan dan sebelum tidur. Menggosok gigi menggunakan sikat gigi sendiri. Memeriksakan kesehatan gigi dan mulut secara rutin kurang lebih 6 bulan sekali ke puskesmas atau ke dokter gigi (Potter dan Perry, 2006). 2.1.2.4 Kebersihan mata Mata merupakan indra penglihat. Mata memiliki bentuk bulat dan berdiameter sekitar 2 cm. Mata merupakan organ yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena sebagian besar aktifitas manusia selalu menggunakan mata. Bagian-bagian mata terdiri dari alis mata, bulu mata, kelopak mata, kelenjar air mata, kornea, iris, pupil, lensa mata, badan bening dan retina. Kelainan yang dapat terjadi pada mata yaitu : Rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi), mata tua (presbiopi), buta warna, rabun senja, mata merah dan katarak (Sumantoro dan Hermanto, 2008). Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata yang

mencegah masuknya partikel asing kedalam mata. (potter dan perry 2006). Dalam menjaga kesehatan dan kebersihan mata dapat dilakukan dengan cara mengusap kotoran pada mata dari sudut mata bagian dalam ke sudut mata bagian luar mata mengunakan kain yang lembut dan bersih serta selalu melindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran (Sumantoro dan Hermanto, 2008). 2.1.2.5 Kebersihan Telinga Telinga adalah indra pendengar yang peka terhadap rangsang suara atau bunyi. Suara atau bunyi yang dapat di dengar oleh manusia jika frekuensinya berada antara 20 sampai 20.000 getaran per detik. Bagian-bagian telinga terdiri atas telinga luar (daun telinga, lubang telinga, selaput telinga), telinga tengah (tulang pendengaran), telinga dalam (rumah siput dan sara pendengaran) (Sumantoro dan Hermanto, 2008). Telinga berfungsi sebagai pendengaran. Sangat penting bagi seseorang untuk selalu menjaga kebersihan telinga, karena apabila telinga terdapat serumen ataupun kotoran yang menumpuk dan tidak dibersihkan, maka akan mengganggu fungsi pendengaran. Dalam menjaga kebersihan telinga dapat dilakukan secara rutin sekitar 1-2x dalam seminggu. Pada saat membersihkan harus dilakukan

dengan hati-hati menggunakan alat yang bersih dan aman. (Mulyani, 2008). Tidak di perbolehkan menggunakan alat yang tajam seperti peniti untuk membersihkan serumen yang ada pada telinga (Potter dan Perry, 2006). 2.1.2.6 Kebersihan Hidung Hidung berfungsi sebagai indra pembau dan sebagai jalan nafas. Lubang hidung terdapat bulu-bulu hidung dan lendir yang berfungsi untuk menyaring kotoran yang masuk bersama udara yang dihirup (Sumantoro dan Hermanto, 2008). Dalam menjaga kebersihkan hidung dapat dilakukan dengan menggunakan kapas, sapu tangan atau tisue yang bersih dengan cara mengangkat sekresi hidung secara lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan (Potter dan perry, 2006) 2.1.2.7 Kebersihan Kulit Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat melindungi tubuh dari kuman dan trauma, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat (cukup) dalam mempertahankan fungsinya. Sebagai bagian dari organ pelindung, kulit secara anatomis terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan epidermis (katikula) dan dermis (korium). Lapisan epidermis terdiri atas bagian bagian seperti korneum, strada lusidum dan stratum granulosum.

Lapisan epidermis terdiri atas ujung saraf sensoris, kelenjar keringat, dan kelenjar sebaseus (Uliyah dan Hidayat,2008). Fungsi kulit: a. Melindungi tubuh dari berbagai masuknya kuman atau trauma jaringan bagian dalam sehingga dapat menjaga keutuhan kulit. b. Mengatur keseimbangan suhu tubuh serta membantu dalam produksi keringat dan penguapan c. Sebagai alat peraba yang dapat membantu tubuh untuk menerima rangsangan dari luar melalui rasa sakit, sentuhan, tekanan, dan suhu. d. Sebagai alat ekskresi keringat melalui pengeluaran air, garam, dan nitrogen. e. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang bertugas mencegah pengeluaran cairan tubuh secara berlebihan. f. Memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai penghubung dan pemberi vitamin D dari sinar ultraviolet yang datang dari sinar matahari. Perubahan dan keutuhan pada kulit dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya : a. Usia. Perubahan kulit dapat ditentukan oleh usia seseorang. Hal ini dapat terlihat pada bayi yang

berusia relative masih sangat muda dengan kondisi kulit yang sangat rawan terhadap berbagai trauma dan masuknya berbagai kuman. Sebaliknya pada orang dewasa, keutuhan kulit sudah memiliki kematangan sehingga fungsinya sebagai pelindung sudah baik. b. Jaringan kulit. Perubahan keutuhan kulit dapat dipengaruhi oleh struktur jaringan kulit. Apabila jaringan kulit rusak, maka terjadi perubahan pada struktur kulit. c. Kondisi / keadaan lingkungan. Beberapa kondisi atau keadaan lingkungan yang dapat mempengaruhi keadaan kulit secara utuh, antara lain keadaan panas, adanya nyeri akibat sentuhan serta tekanan, dll. Dalam menjaga perawatan kulit dapat dilakukan dengan melakukan mandi, karena dengan mandi setiap hari dapat menghilangkan kotoran, bau badan, keringat dan membuat rasa nyaman. Mandi sebaiknya dilakukan secara rutin minimal 2 kali sehari dan selalu menggunakan sabun. Apabila seseorang kerja di tempat yang kotor atau banyak berkeringat, maka intensitas mandi harus lebih sering. Mengganti pakaian secara teratur merupakan salah satu cara menjaga kebersihan kulit. Dalam mengganti pakaian, minimal dilakukan 1x dalam sehari. Seseorang perlu

mengganti pakaian lebih sering apabila dalam beraktifitas banyak berkeringat (Mulyani, 2007). 2.2 Pemulung Pemulung adalah orang yang kegiatan sehari-harinya memungut sampah barang bekas sampah di jalan-jalan, sungai, toko-toko, bak-bak sampah dan di perkantoranperkantoran, di kawasan-kawasan industri, di perumahanperumahan dan lain-lain. Mobilitasnya sangat tinggi, ini terlihat dari kegiatan yang di lakukan, di samping membutuhkan kekuatan fisik (bekerja rata-rata 8 jam sehari) dan tergantung keadaan, bahkan sewaktu-waktu mereka harus bekerja sampai jauh malam, guna mencapai hasil yang banyak (misal setelah musim penghujan), mereka juga sering pindah dari suatu tempat ke tempat lain (tidak menetap). Luas operasi dan gesitnya si pemulung sangat berpengaruh pada tambahan pendapatan yang diperolehnya. Daya tahan mental termasuk faktor yang menentukan selain kesehatan fisik (Suwartiningsih, 2010). Ada dua jenis pemulung yaitu pemulung jalanan dan pemulung tetap. Pemulung jalanan, yaitu pemulung yang hidup bebas di jalanan dan pemulung tetap yaitu pemulung yang mempunyai rumah (bedengan) yang berada di sekitar TPA atau sekitar lapak (tempat menjual barang hasil

pulungan pemulung). Pemulung pada kenyataannya dinilai sebagai aktivitas yang lebih positif dibanding dengan profesi jalanan lainnya dalam perspektif pemerintah maupun masyarakat kota sehingga banyak orang jalanan berganti profesi menjadi pemulung jika dinilai lebih menguntungkan (Twikromo, 1999). Walaupun terkadang pemulung masih mendapatkan kesulitan untuk bergabung di pemukiman warga karena masyarakat masih menganggap pemulung adalah pekerjaan yang rendah (Suwartiningsih, 2009). 2.3 Perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Perilaku manusia adalah tindakan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak diamati pihak luar (Notoatmodjo, 2012). Menurut skinner (1938) dalam notoatmodjo (2012) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku terjadi melalui proses stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon.

Perilaku memelihara kesehatan adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilaman sakit ( Notoatmodjo, 2012). Menurut WHO (1984) dalam Notoadmodjo (2010) menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu karena 4 alasan pokok yaitu pengetahuan, sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap objek (dalam hal ini adalah objek kesehatan). a. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar Manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan seseorang dapat diperoleh melalui pendidikan, paparan media masa (akses informasi), ekonomi (pendapatan), hubungan social (lingkungan social budaya), dan pengalaman.

b. Kepercayaan sering diperoleh dari guru, orangtua dan seseorang yang dituakan. Pendidikan kesehatan bisa melalui guru atau orangtua, missal selain mengajari cara mencuci tangan guru atau orang tua bisa membiasakan dirinya mencuci tangan sehingga anak bisa meniru kebiasaan yang dilakukan guru atau orang tuanya. c. Sikap Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain : 1) Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu. 2) Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu pengalaman orang lain. 3) Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.

4) Nilai (value) Didalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat.