PENGELOLAAN SAMPAH KERTAS DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA DI KABUPATEN BEKASI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGELOLAAN SAMPAH KANTOR SECARA TERPADU: (Studi Kasus Kantor BPPT)

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK

DAUR ULANG SAMPAH PLASTIK KOTA BANDA ACEH

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU INDONESIA BERSIH SAMPAH 2020 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP L/O/G/O

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA 3R BERBASIS MASYARAKAT Sri Subekti Fakultas Teknik, Teknik Lingkungan Universitas Pandanaran Semarang

PPM REGULER. Oleh : Suhartini

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

l. PENDAHULUAN Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan sisa aktivitas manusia yang belum dimanfaatkan

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA 3R BERBASIS MASYARAKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

POTENSI NILAI EKONOMIS PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung yang dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

PENDAHULUAN Latar Belakang

1. Pendahuluan ABSTRAK:

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN BERBASIS MASYARAKAT

Pengolahan Sampah. Tim Abdimas Sehati Universitas Gunadarma, Bekasi, 7 Desember Disampaikan oleh: Dr. Ridwan, MT- UG

PERAN GENDER DALAM MENANGANI PERMASALAHAN SAMPAH. Oleh : Tri Harningsih, M.Si

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

pendahuluan dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan atau daur ulang yang mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya, termasuk upaya daur ulang.

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

SAMPAH SEBAGAI SUMBER DAYA

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

Pengelolaan Sampah Berkelanjutan untuk Kota Depok. Alin Halimatussadiah Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).

BAB VII PENGKAJIAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTEK

PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTECH

Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

SATUAN TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH INDUSTRI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

Anissa Yanuarina Putri, Cindy Rianti Priadi, Gabriel S.B. Andari. Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Bab III Metodologi Penelitian

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

SUMMARY. PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di UD. Loak Jaya)

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Timbulan sampah menunjukkan kecenderungan kenaikan dalam beberapa dekade ini. Kenaikan timbulan sampah ini disebabkan oleh dua faktor dasar, yaitu 1)

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

POTENSI PENERAPAN PRINSIP 3R DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA NGENEP KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Widya Anantya, ST, M.EnvMan

BAB I PENDAHULUAN Permasalahan Sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta

PENANGANAN SAMPAH BERDASARKAN KARAKTERISTIK SAMPAH DI KOTA SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua kegiatan manusia pada awalnya adalah untuk memanfaatkan

MAKALAH PROGRAM PPM. Pemilahan Sampah sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Yang Baik

1.2 Tujuan Penelitian

Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.

BAB II. DAUR ULANG SAMPAH BOTOL PLASTIK

APLIKASI TEKNOLOGI DAUR ULANG DALAM RANGKA MEREDUKSI VOLUME SAMPAH DI KAWASAN KUTA KABUPATEN BADUNG

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis

BAB I PENDAHULUAN. Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

Timbulan dan Pengurangan Sampah di Kecamatan Klojen Kota Malang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Karakteristik dan Komposisi Sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Kota Ternate dan Alternatif Pengelolaannya

Transkripsi:

PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA Oleh : Sri Wahyono *) Abstract Paper waste is one type of municipal solid wastes that is not properly manage yet. It contributes about ten percent of MSW. Indonesia paper waste generation is about 1.6 million ton per year which 70 percent of them was recovered by scavengers and sold to the recycling paper industries. To optimize the paper waste management, it is needed cooperation between community, private sectors and government in the MSW management. In this article, the author talks about paper waste generation and its potency, prospect and route of its market, and strategy of paper waste management. Kata Kunci : sampah kertas, daur ulang 1. PENDAHULUAN Permasalahan sampah kertas tidak terlepas dari permasalahan sampah secara keseluruhan. Permasalahan tersebut meliputi aspek teknis-operasional, hukum, pendanaan, sosial, dan institusi atau manajemen. Contoh paling populer dari permasalahan tersebut antara lain semakin sulitnya mencari lahan untuk tempat pembuangan akhir (TPA) di daerah perkotaan dan mahalnya biaya transportasi sampah. Jakarta, misalnya, mengalami kesulitan dalam mendapatkan lahan pengganti TPA Bantargebang yang operasinya akan berakhir pada 2003. Penentuan lokasi TPA pengganti mendapat banyak tentangan dari masyarakat setempat karena khawatir akan terjadinya pencemaran dan dampak lainnya. Sementara itu, biaya operasional dan pemeliharaan untuk transportasi sampah menjadi beban yang berat karena faktor volume sampah yang mesti diangkut dan jauhnya jarak dari sumber sampah ke TPA. Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah antara lain dengan mendorong usaha untuk mengurangi volume sampah. Usaha pengurangan atau minimalisasi volume sampah yang diangkut ke TPA antara lain dengan melakukan daur ulang sampah, termasuk di dalamnya daur ulang sampah kertas. Dengan usaha daur ulang akan didapatkan manfaat berupa berdirinya industri daur ulang sampah dan pemberdayaan masyarakat bawah. Sampah kertas sebagai salah satu bahan baku industri daur ulang saat ini belum terkelola dengan baik. Contoh dari hal tersebut adalah tidak adanya sistem pemilahan yang menyebabkan sebagian sampah kertas menjadi tercampur dengan sampah lainnya sehingga menjadi kotor dan hancur, akibatnya menjadi sulit untuk didaurulang. Hanya sekitar 70% sampah kertas yang dapat dikumpulkan oleh pemulung untuk dijual ke lapak. Padahal jumlah timbulan sampah kertas bisa mencapai sekitar 10% dari jumlah keseluruhan sampah. Dalam artikel ini, penulis akan mengetengahkan informasi tentang jumlah dan potensi sampah kertas, jalur perniagaannya, prospek pemasarannya, dan strategi pengelolaannya. 2. JUMLAH TIMBULAN SAMPAH Jumlah timbulan sampah kertas relatif banyak. Sebagai contoh, kota Jakarta pada tahun 1997/1998 diperkirakan menghasilkan sampah kertas sejumlah 2.989 m 3 /hari, atau 10,11% dari jumlah sampah keseluruhan (29.568 m 3 /hari) (BPS, 1998). Sementara itu dari keseluruhan sampah kertas, sebanyak 71,2% (2.126 m 3 /hari) diambil oleh pemulung (BPPT, 1996). Hal itu dapat dilihat pada tabel 1. Dalam lingkup nasional, (dengan asumsi jumlah penduduk 180 juta jiwa, laju produksi sampah 2 liter/orang/hari, dan komposisi 6,17%) jumlah timbulan sampah kertas di Indonesia dapat mencapai 1.599.000 ton/tahun. Sementara itu, sejalan dengan meningkatnya jumlah dan aktivitas penduduk, jumlah timbulan sampah kertas akan terus *) Peneliti Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi, TIEML, BPPT. 276

meningkat bersamaan dengan meningkatnya jumlah sampah jenis lainnya. Tabel 1. Timbulan Sampah dan Penyerapannya di Wilayah DKI Jakarta Tahun 1997/1998 (dalam m 3 /hari) Kodya Produksi Sampah* Produksi Sampah ** Diserap oleh Pemulung *** Jakarta 5.804 586,8 417,8 Selatan Jakarta 5.287 534,5 380,6 Timur Jakarta 5.889 595,4 423,9 Pusat Jakarta 7.264 734,4 522,9 Barat Jakarta 5.324 538,3 383,2 Utara Jumlah 29.568 2.989,3 2.128,4 Catatan : * sumber: DKI dalam Angka, 1998 ** 10,11% dari jumlah sampah keseluruhan, sumber: BPS, 1998 *** 71,2% dari jumlah sampah kertas, sumber: BPPT, 1996 Tabel 2. Jenis, sumber dan produk daur ulang sampah kertas Jenis Sampah Komputer dan Tulis Kantong kraft Karton dan box Koran, majalah dan buku campuran pembungkus makanan tissue bekas Sumber Percetakan Sekolah Pabrik Pabrik TPS/TPA Rumah makan Sumber: Ditjen Cipta karya, 1999 Produk Daur Ulang komputer dan kertas tulis Karton Karton koran tissue tulis kualitas rendah Tidak dapat didaur ulang (tetapi jarang didaur kembali) tissue sangat yang ulang 3. JENIS, SUMBER DAN DAUR ULANG Sampah kertas jenisnya bermacammacam, misalnya kertas HVS (kertas komputer dan kertas tulis), kertas kraft, karton, kertas berlapis plastik, dsb. Biasanya aktivitas yang berbeda menghasilkan jenisjenis sampah kertas yang berbeda pula. Apabila kita lihat tabel 2, sebagai contoh, pabrik dan pertokoan lebih banyak menghasilkan sampah kertas jenis karton, sedangkan perkantoran dan sekolah lebih banyak menghasilkan kertas tulis bekas. Masing-masing jenis kertas juga memiliki karakteristik tersendiri sehingga kemampuannya untuk didaurulang dan produknya juga berbeda-beda. Sementara itu sebagian besar kertas pembungkus makanan tidak didaurulang, begitu juga dengan kertas tissue. pembungkus makanan sulit didaurulang karena adanya lapisan plastik, sedangkan kertas tissue karena sifatnya yang mudah hancur. 4. JALUR PEMANFAATAN SAMPAH Saat ini pemanfaatan sampah kertas melibatkan sektor formal dan informal seperti industri kertas, pemulung, lapak, bandar, dsb. Jalur pemanfaatan sampah kertas, menurut hasil survei di Jakarta (Direktorat Cipta Karya, 1999), dapat dilihat pada gambar 1. Menurut survei tersebut, masyarakat sebagai penghasil kertas masih jarang yang memanfaatkan langsung kertasnya. Saat ini sebagian besar sampah kertas dijual oleh pemulung ke lapak, sedangkan sebagian kecil lainnya dijual langsung ke industri kecil daur ulang kertas. Dari lapak, sampah kertas atau kertas bekas dijual ke bandar, selanjutnya ke supplier atau pemasok. Oleh supplier sampah kertas dijual kepada industri kecil daur ulang kertas atau industri kertas. Pemulung adalah orang yang mengumpulkan bahan baku daurulang dari tempat sampah dan menjualnya kepada lapak. Pemulung rata-rata memperoleh barang bekas sebanyak 10 35 kg/orang/hari dan menjualnya dengan keuntungan Rp. 3.000 Rp. 6.000/orang/hari. Kehidupannya sangat tergantung dari lapak sebagai induk semangnya dan harga jual barang bekas. Lapak berperan dalam menyortir barang bekas berdasarkan permintaan produsen daur ulang sesuai dengan harga Pengelolaan Sampah di Indonesia (Sri Wahyono) 277

Masyarakat (sumber sampah kertas) Industri Kecil (art paper) Keterangan: Jalur Jalur sampah yang disepakati. Lapak umumnya mempunyai lahan yang cukup luas untuk pengumpulan barang bekas dan tempat tinggal para pemulung. Selain itu lapak juga menyiapkan aspek pembiayaan bagi para pemulung. Penghasilan lapak dapat mencapai Rp. 15.000 Rp. 800.000 perhari. Bandar mengumpulkan barang pulungan dari para lapak. Sistem kerjanya seperti lapak, tetapi tidak berhubungan langsung dengan para pemulung. Supplier atau pemasok umumnya merupakan organisasi resmi yang digunakan oleh para lapak atau bandar berhubungan dengan pabrik untuk melakukan perjanjian kontrak. Industri merupakan penerima sampah kertas sebagai bahan baku daur ulang. Industri penerima ada dua macam yaitu industri kecil dan industri besar. Industri kecil biasanya menerima sampah kertas sebagai bahan paper art seperti bok artistik, kartu ucapan, souvenir, dsb. Sedangkan industri besar mempergunakan sampah kertas untuk didaurulang menjadi pulp (bahan baku kertas). 5. PROSPEK PEMASARAN BEKAS Pemulung Lapak Bandar Supplier Prospek pemasaran kertas bekas di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat seperti tersirat dari tabel 3. Pada tabel tersebut diketengahkan bahwa konsumsi sampah kertas sebagai bahan baku industri kertas terus meningkat. Sayangnya, sampah kertas yang dikonsumsi saat ini tidak bisa sepenuhnya dipenuhi oleh sampah kertas dari dalam negeri sehingga untuk memenuhi kebutuhan industri kertas Indonesia masih mengimpor kertas bekas. Pada tahun 1997, misalnya, tingkat kapasitas konsumsi kertas sebanyak 3.119.970 ton sedangkan sampah kertas yang kembali sebagai bahan baku kertas hanya mencapai 980.000 ton atau baru mencapai 31%. Padahal produksi sampah kertas skala nasional diprediksikan dapat mencapai 1.599.000 ton pertahunnya. Jadi prospek pemasaran kertas bekas masih terbuka lebar. Dari tabel tersebut dapat dihitung bahwa rata-rata peningkatan kebutuhan sampah kertas (asal Indonesia) mencapai 11,22% setiap tahunnya. Industri Besar Gambar 1. Jalur perdagangan sampah kertas di Indonesia Pemasaran sampah kertas saat ini dilaksanakan lintas wilayah, misalnya dari Jakarta ke Surabaya atau sebaliknya. Pada umumnya prosedur pengiriman sudah berdasarkan saling ketergantungan dan sifatnya mengikat, seperti misalnya, para pemasok biasanya telah mengadakan ikatan kontrak dengan para bandar untuk mendapatkan pasokan secara rutin. Sebagian besar sampah kertas diserap oleh industri besar, sedangkan yang diserap oleh industri art paper relatif sedikit. Saat ini harga jual kertas bekas sekitar Rp. 700-800/kg. Tabel 3. Konsumsi sampah kertas di Indonesia Sampah (ton) Jumlah Total Tahun Asal Indonesia Impor Sampah Stok Nasional Terolah (ton) (ton) 1992 430.000 882.500 1.312.500 1.844.400 1993 526.300 872.400 1.398.700 2.091.700 1994 630.000 1.009.500 1.639.500 2.339.100 1995 700.000 1.054.150 1.754.150 2.641.390 1996 980.000 1.297.000 2.277.000 3.119.970 Sumber: Ditjen Cipta karya, 1999 278

6. STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH Sampah kertas sebagai salah satu bahan baku industri daur ulang saat ini belum terkelola dengan maksimal sehingga hanya 70% saja yang dapat dimanfaatkan kembali atau didaur ulang. Padahal jumlah timbulan sampah kertas bisa mencapai sekitar 10% dari jumlah keseluruhan sampah. Oleh karena itu diperlukan strategi yang baik agar sampah kertas dapat dikelola secara maksimal. Seperti telah disebutkan dalam pendahuluan tulisan ini bahwa permasalahan sampah kertas tidak terlepas dari permasalahan sampah secara keseluruhan sehingga strategi pengelolaannya juga terkait dengan pengelolaan sampah kota secara keseluruhan. Penanganan sampah di Jakarta dan kota-kota lainnya saat ini menggunakan paradigma 3P (pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan). Sampah dikumpulkan di dalam wadah, diangkut ke TPS dan kemudian dibawa ke TPA untuk dibuang. Dalam paradigma tersebut sampah belum dilihat sebagai sumber daya sehingga diperlukan cara pandang baru yang melihat sampah sebagai sumber daya yaitu dengan konsep 3R (reduce, reuse, dan recycle). Dengan cara pandang yang baru tersebut kertas harus dilihat sebagai sumber daya yang berharga sehingga pemilihan dan penggunaannya pun harus dilakukan secara bijak. Kegiatan mengurangi (reduce) pemakaian kertas dapat berupa sikap menghindari pemakaian kertas yang boros, pemakaian kertas hendaknya dilakukan seperlunya saja, misalnya untuk mencetak tulisan draft cukup menggunakan kertas bekas. Sedangkan untuk guna ulang (reuse), misalnya, kertas atau box karton yang telah kita pakai bisa dipakai kembali untuk keperluan lain. Untuk daur ulang (recycle) sampah kertas bisa dijadikan art paper atau untuk bahan baku pulp kualitas rendah. Sementara itu, agar sampah kertas dapat dimanfaatkan secara optimal proses pemilahan sampah kertas sebaiknya dilakukan langsung di sumbernya. Tanpa terpilah terlebih dahulu sampah kertas akan bercampur dengan sampah jenis lainnya sehingga akan mudah terdekomposisi atau hancur. Akibatnya sampah kertas tersebut tidak dapat dimanfaatkan atau didaur ulang lagi. Pemilahan sampah kertas di sumbernya perlu dioptimalkan entah itu di rumah tangga, pertokoan, perkantoran atau industri yang memakai kertas. Peran aktif masyarakat merupakan kunci utama dalam proses pemilahan. Penyebaran informasi tentang pentingnya pemilahan sampah kertas dapat dilakukan dalam bentuk penyuluhan, brosur, dsb. Kegiatan penyebaran informasi sebaiknya dilakukan oleh pemerintah. Tindak lanjut setelah terpilahnya sampah kertas adalah menjualnya langsung ke lapak atau memanfaatkannya menjadi kertas daur ulang atau art paper. Daur ulang kertas sebaiknya juga terintegrasi dengan kegiatan pemanfaatan jenis sampah yang lain seperti plastik, logam, sampah organik yang terintegrasi dalam bentuk industri kecil daur ulang (IKDU) sampah. Dalam IKDU, keterlibatan aktor-aktor pelaku pengelolaan sampah sangat penting. Aktor-aktor pelaku tersebut antara lain pemerintah, masyarakat umum, LSM, pengusaha daur ulang, dan pemulung. Aktoraktor pelaku tersebut harus mempunyai peranan yang seimbang dalam mendukung pengelolaan sampah. 7. PENUTUP Sampah kertas memang merupakan sumber daya yang belum dimanfaatkan secara optimal padahal jumlah dan potensi cukup besar. Pemanfaatan sampah kertas baik itu untuk digunakan kembali (reuse) maupun didaur ulang (recycle) mutlak dilakukan agar jumlah sampah dapat dikurangi dan sumber daya pohon-pohonan (bahan baku kertas) dapat terselamatkan. Untuk mengoptimalkan pemanfaatannya diperlukan sistem pengelolaan yang baik yang melibatkan berbagai pihak seperti masyarakat, industri, dan pemerintah. Tanpa sistem yang baik dan keterlibatan berbagai pihak, sampah kertas dan sampah kota lainnya tidak akan tertanggulangi secara tuntas dan menyeluruh. DAFTAR PUSTAKA 1. Deputi Bidang Analisa Sistem. 1990. Studi Komposisi dan Karakteristik Sampah di Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. BPPT. 2. Direktorat Pengkajian Sistem Industri Jasa. 1996. Sistem Pengelolaan Sampah di Perkotaan. BPPT. 3. Ditjen Cipta Karya.1999. Kajian Teknis Pengelolaan Sampah Kawasan Perkotaan. Departemen Pekerjaan Umum Pengelolaan Sampah di Indonesia (Sri Wahyono) 279

RIWAYAT PENULIS Sri Wahyono, lahir di Purwokerto, 8 Maret 1969. Menyelesaikan pendidikan S-1 Biologi ITB, pada akhir tahun 1993. Menyelesaikan program magister di bidang bioteknologi di ITB, Bandung dan University of New South Wales (UNSW), Australia pada tahun 2000. Sejak tahun 1994 sampai sekarang bekerja sebagai peneliti di bidang bioteknologi penanganan limbah padat di Kelompok Teknologi Penanganan Sampah dan Limbah Padat, Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan, BPP Teknologi. 280