Bagian III: JARINGAN AIR KOTOR

dokumen-dokumen yang mirip
Jadwal Kuliah. Utilitas-MG 03-Nensi 1

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Definisi Praktek Kerja Pipa 1.3. Macam-macam Pipa

BAB XIV INSTALASI PIPA PVC

BAB 2 PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI/PLUMBING

INSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Mulai. Mempelajari Gambar Tender (Gambar Forkon) Survei Kondisi Lapangan. Studi Pustaka

INSTALASI PLUMBING (AIR BERSIH DAN AIR KOTOR) Kuliah 7, 26 Oktober 2009

Sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sistem Plumbing

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN. Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan:

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK

PIPA VENT (PIPA UDARA)

TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Plambing Dalam Gedung

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perhitungan kadar Fe metode titrasi sederhana : Pagi, WIB : a. Kadar Fe lantai dasar : Fe = 1000

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PELAKSANAAN PEKERJAAN PLAMBING F.45...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

SEWAGE DISPOSAL. AIR BUANGAN:

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

Tata cara perencanaan bangunan MCK umum

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

UMY. Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan. Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS

PERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA. Oleh : A.A.M

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT

BAB III METODE PENELITIAN

4.1 Dasar-dasar Air Kotor

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

Plumbing class PLUMBING. Sistem plambing. Rancangan Pembelajaran. Rancangan Pembelajaran. Rancangan Pembelajaran 16/02/2011 RE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB III METODE PENELITIAN

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK

MAKALAH KIMIA ANALITIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti untuk mandi, mencuci,

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

Y. Heryanto, A. Muda, A. Bestari, I. Hermawan/MITL Vol. 1 No. 1 Tahun 2016:

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

III.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug.

Sewage Treatment Plant

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

Sanitasi Penyedia Makanan

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

Perencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Buangan Gedung Hotel Tebu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1)

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

TATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan esensi untuk semua kebutuhan manusia mulai dari air minum, pertanian, dan energi

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRAKTIK PLAMBING DAN SANITER NS1634 1

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

BAB III METODE PERANCANGAN

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI PETROKIMIA

: Pines Kitchen-Mall Central Park : Grease trap, gutter, pipa saluran dan bak kontrol Date : September 05 th 2014 September 24 th 2014

PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. manusia terhadap lingkungan adalah adanya sampah. yang dianggap sudah tidak berguna sehingga diperlakukan sebagai barang

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

Kata Pengantar. Siborongborong, Penulis, Abdiel P. Manullang

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

PERANCANGAN REAKTOR ACTIVATED SLUDGE DENGAN SISTEM AEROB UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK

No. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah.

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

Mengapa Air Sangat Penting?

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

Transkripsi:

Bagian III: JARINGAN AIR KOTOR PENGERTIAN Air buangan atau Air Limbah (Waste Water) adalah air yang telah selesai digunakan oleh berbagai kegiatan manusia (rumah tangga, industri, bangunan umum dll.). Sewer adalah jaringan perpipaan yang pada umumnya tertutup dan secara normal tidak membawa aliran air buangan secara penuh. Sewage adalah cairan buangan yang dibawa melalui Sewer. Sewerage System adalah suatu sistem pengelolaan Air Limbah mulai dari pengumpulan (sewer), pengolahan (treatment) sampai dengan pembuangan akhir (disposal). Combined Sewer (sistem kombinasi) adalah sistem yang direncanakan untuk membawa domestic sewage, industrial waste dan storm sewage (air hujan). Self Purification adalah kemampuan alamiah dari suatu badan air atau sungai untuk menguraikan zat-zat organik menjadi zat yang stabil. DO (Disolved Oxygen) adalah oksigen yang terlarut dalam air yang digunakan untuk metabolisme binatang dan tumbuh-tumbuhan di dalam air. BOD (Biological Oxigen Demand) adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan zat organik pada kondisi aerob. Kondisi Aerob adalah kondisi suatu badan air yang mengandung 02. Kondisi Anaerob adalah kondisi suatu badan air yang tidak mengandung oksigen. FUNGSI SALURAN PEMBUANGAN AIR KOTOR DALAM BANGUNAN a. Fungsi kenyamanan. Sebagai bagian dari sebuah bangunan, saluran air kotor berfungsi sebagai penunjang kegiatan yang sedang berlangsung dalam bangunan. b. Fungsi estetika. Dengan adanya jaringan saluran pembuangan air kotor, maka penampilan fisik bangunan akan lebih estetis karena secara keseluruhan penampilan bangunan akan lebih teratur. c. Fungsi utilitas. Saluran pembuangan air kotor merupakan suatu saluran yang berfungsi sebagai pengangkut bahan-bahan limbah dari kegiatan yang sedang berlangsung dalam suatu bangunan. Universitas Gadjah Mada 1

JENIS ZAT BUANGAN Jenis zat buangan dari dalam bangunan atau suatu lingkungan pada umumnya digolongkan dalam dua macam yaitu zat padat dan zat cair. Zat buangan padat adalah kotoran yang berasal dari kloset dan berupa tinja. sedangkan zat buangan cair adalah air kotor yang berasal dari lavatory, urinoir, bak mandi, dll. Air buangan dapat dibagi dalam empat golongan: 1. Air tinja, yaitu air sisa buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet, dan air buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari alat plumbing lainnya. 2. Air bekas pakai / air sabun, yaitu air buangan yang berasal dari bak mandi, wastafel, bak dapur, dan sebagainya. 3. Air hujan, yaitu air dari atap dan halaman yang berasal dari hujan. 4. Air buangan khusus, yaitu air buangan yang mengandung bahan kimia atau bahanbahan berbahaya lainnya. Air buangan tersebut biasanya berasal dari pabrik, laboratorium, tempat pengobatan, rumah pemotongan hewan, dll. KARAKTERISTIK AIR BUANGAN A. Karakteristik Fisik Warna Bau Suhu Kekeruhan B. Karakteristik Kimia Zat Organik merupakan zat yang dapat terurai atau mudah terurai menjadi zat yang stabil oleh manusia secara alamiah. Umumnya terdiri dari senyawa C.H.N.O.P.S (protein dan Karbohidrat). Zat Anorganik tidak dapat diuraikan oleh bakteri. Contoh nya adalah: Besi (Fe), Mangan (Mg), Air Raksa (Hg), Timah Hitam (Pb), Logam berat lainnya, Pestisida dan Deterjen. C. Karakteristik Biologi Bakteri Aerob adalah jenis bakteri yang dapat hidup bila tersedia O 2. Bakteri Anaerob adalah bakteri yang dapat hidup tanpa adanya O 2. Bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa O 2. Universitas Gadjah Mada 2

KLASIFIKASI SISTEM BUANGAN AIR A. MENURUT JENIS BUANGAN a. Sistem Pembuangan Air Tinja, adatah sistem pembuangan dari kloset/ peturasan, dll. yang berasal dari datam gedung, yang dikumpulkan dan dialirkan dalam bangunan bersama-sama. b. Sistem Pembuangan air bekas pakai / air sabun, adalah sistem pembuangan air dimana air bekas pakai dalam gedung dikumputkan dan dialirkan ke luar bangunan. c. Sistem Pembuangan Air Hujan. Adalah sistem pembuangan dimana hanya air hujan dari atap gedung dan tempat lainnya dikumpulkan dan diatirkan ke tuar bangunan. d. Sistem Pembuangan Air Khusus. Adatah sistem buangan yang dikhususkan bagi air buangan yang apabila ditinjau dari segi pencemaran tingkungan adalah sangat berbahaya, terutama jika air buangan tersebut langsung disaturkan datam riot kota tanpa proses pengamanan/pengolahan lebih dahutu. Oleh karena itu perlu disediakan peratatan khusus untuk mengolahnya sesuai persyaratan, sebelum dibuang ke riot kota. e. Sistem Pembuangan dari Air Berlemak dari Dapur. Sistem pembuangan dari dapur secara umum sebenarnya dapat dimasukkan datam riot kota tanpa proses pengamanan terlebih dahulu. B. MENURUT CARA PEMBUANGAN AIR KOTOR a. Sistem pembuangan campuran, yaitu sistem pembuangan dimana segala jenis air buangan dikumpulkan ke dalam satu saluran dan dialirkan ke luar gedung, tanpa memperhatikan jenis air buangannya. b. Sistem pembuangan terpisah, yaitu sistem pembuangan dimana segata jenis air buangan dikumpulkan dan dialirkan ke luar gedung secara terpisah. c. Sistem pembuangan air secara tak langsung, yaitu sistem pembuangan air dimana air buangan dari beberapa lantai gedung bertingkat digabungkan datam satu kelompok. C. MENURUT CARA PENGALIRANNYA a. Sistem gravitasi, yaitu air buangan mengatir dari tempat yang lebih tinggi secara grafitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah. Universitas Gadjah Mada 3

b. Sistem bertekanan yaitu bita saluran umum atau riot kota letaknya lebih tinggi dari atat-atat plumbing, sehingga air buangan dikumpulkan tertebih dahulu dalam suatu bak penampung kemudian dipompakan ke riot kota. D. MENURUT LETAKNYA a. Sistem pembuangan dalam bangunan, yaitu sistem pembuangan yang tertetak di datam gedung, sampai jarak satu meter dari dinding tuar bangunan tersebut. b. Sistem pembuangan di luar bangunan atau riot bangunan, yaitu sistem pembuangan di luar bangunan, di halaman, mulai satu meter dari dinding paling tuar dari bangunan sampai ke riot kota. ONE PIPE SYSTEM Semua sistem pembuangan (air tinja dan air sabun atau air kotor tainnya) pada One Pipe System dialirkan melalui satu pipa. Pada ujung pipa bagian atas selalu terbuka dan disebut vent stack. Manfaat vent stack adatah untuk menghindari terjadinya cyclone effect karena sifat pipa merupakan bejana berhubungan. Universitas Gadjah Mada 4

Universitas Gadjah Mada 5

TWO PIPE SYSTEM Pada Two Pipe System,. air tinja dan air kotor/air sabun dipisahkan pembuangan dengan dua jenis pipa. Soil pipe mengalirkan air tinja, waste pipe mengalirkan air kotor selain air tinja. SINGLE STACK SYSTEM Pada Single Stack System, air tinja dan air kotor / air sabun dipisahkan pembuangan dengan dua jenis pipa pada aliran mendatar, sedangkan pipa vertikal menjadi satu. Pada ujung pipa bagian atas selalu terbuka dan sering disebut sebagai vent stack. Keuntungan sistem ini adalah memudahkannya pengontrolan pipa mendatar bila terjadi gangguan/kebuntuan dalam saluran. Selain itu, pipa tegak yang berupa vent stack cukup satu buah saja, biasa dianggap menguntungkan. Sistem ini banyak digunakan di Indonesia. Universitas Gadjah Mada 6

SYARAT PIPA AIR KOTOR 1. Pipa menggunakan bahan anti korosi, tidak menimbulkan kontaminasi. 2. Permukaan dalam pipa harus licin, sehingga terbebas dari penggumpalan. 3. Sirkulasi udara dalam pipa harus lancar. 4. Pada ujung atas vent stack harus terbuka agar tidak terjadi cyclone effect maupun efek kapiler. Universitas Gadjah Mada 7

5. Pada setiap fixture pembuangannya harus dilengkapi dengan trap seal yang berfungsi sebagai penyekat bau, misalnya dengan memakai prinsip leher angsa pada kloset, wastafel, dan floor drain. 5. Kemiringan pipa harus diperhatikan. Diameter pipa Kemiringan minimal < 75 inci 2 % > 75 inci 1% KEMIRINGAN PIPA DAN KECEPATAN ALIRAN a. Sistem pembuangan harus mampu mengalirkan dengan cepat air buangan yang biasanya mengandung bahan-bahan padat. Maka pipa pembuangan harus mempunyai ukuran kemiringan yang cukup sesuai dengan banyak dan jenis buangan yang dialirkan. b. Aliran di dalam pipa dianggap tidak penuh dengan air buangan, tidak lebih dari 2/3 terhadap penampang pipa, sehingga bagian atas yang kosong cukup untuk sirkulasi udara. c. Kemiringan pipa dapat dibuat sama atau lebih dari satu per diameter pipanya (dalam mm). d. Kemiringan pipa pembuangan dan riolnya dapat dibuat lebih landai daripada kemiringan standar, dengan kecepatan tidak kurang dari 0,6 m/detik. Dalam hal ini jika kurang dari kecepatan tersebut, kotoran dalam air buangan akan mengendap dan menyumbat pipa. e. Kecepatan terbaik dalam pipa antara 0,6-1,2 m/detik. f. Jika aliran terlalu cepat akan menimbulkan turbulensi aliran yang dapat menimbulkan gejolak-gejolak tekanan dalam pipa. Hal ini akan mengganggu fungsi seal trap. g. Kemiringan yang lebih dari 1/50 cenderung menimbulkan efek siphon yang akan menyedot air penutup dalam seal trap. h. Pada jalur pipa yang cukup panjang, ukuran pipa sebaiknya tidak kurang dari 50 mm. LUBANG PEMBERSIH DAN BAK KONTROL 1. Lubang pembersih dan bak kontrol digunakan untuk pembersihan pipa dari sumbatan dan kotoran yang mengganggu aliran dalam pipa. 2. Lubang pembersih dipersyaratkan harus mudah dicapai dan pada area sekelilingnya harus cukup luas untuk memudahkan pembersihan. Untuk pipa ukuran sampai dengan 62 mm jarak sekelilingnya minimal 30 cm, dan untuk ukuran pipa 75 mm atau lebih jarak sekelilingnya minimal 45 cm. 3. Lubang pembersih harus dipasang pada lokasi sebagai berikut : Universitas Gadjah Mada 8

Awal cabang mendatar atau pipa pembuangan gedung. Pada pipa mendatar yang panjang. Pada tempat dimana pipa pembuangan membelok dengan sudut lebih dari 45 derajat. Bagian bawah dari pipa tegak dan di dekatnya. BAHAN PIPA SALURAN LIMBAH A. Polyvinil Chlorida (PVC) 1. Di pasaran terdapat beberapa ukuran pipa jenis PVC, antara lain dengan diameter: 2 inci, 4 inci, 5 inci dst. 2. PVC tidak tahan terhadap bahan-bahan kimia, terutama yang mengandung klor dan yang bersifat asam, serta tidak tahan terhadap panas, selain itu juga tidak tahan terhadap benturan. 3. Temperatur air buangan yang diijinkan masuk ke dalam PVC maksimal 60 derajat Celcius, karena koefisien muai PVC sebesar 0,06/mm/0 derajat. Hal tersebut dapat diatasi dengan menurunkan suhu air atau menetrallisir air buangan yang mengandung unsur-unsur kimia sebelum dialirkan ke PVC. B. Pipa Galvanis (galvanized pipe) 1. Dibuat dari bahan baja yang dicampur dengan besi dan karbon dengan perbandingan tertentu. Dipasaran terdapat beberapa jenis galvanized pipe berdasarkan dimensi dan ketebalan. 2. Galvanized pipe mempunyai sifat tahan terhadap benturan, tidak bersifat getas, tahan panas, tahan terhadap zat-zat kimia, dan bebas karat dalam keadaan normal. 3. Dalam pemasangannya galvanized pipe memerlukan alat bantu berupa besi penggantung dan pengikat pipa. PERTIMBANGAN PEMILIHAN BAHAN A. Pertimbangan Umum Beberapa faktor yang dapat dijadikan pertimbangan untuk jenis komponen yang digunakan: Harga komponen Tingkat keawetan komponen Kemudanan dalam pemasangan Kemudahan dalam perawatan Kemudahan dalam penggantian Universitas Gadjah Mada 9

Kemudahan memperoleh bahan di pasaran Selera pemakai. B. Pertimbangan Arsitektural. Pertimbangan dalam segi arsitektural adalah: Pemilihan bahan berdasarkan pada fungsi yang lebih spesifik Potensi dari komponen yang dipakai Pemilihan bahan berdasarkan pada proporsi ruang secara umum. UKURAN-UKURAN PIPA PEMBUANGAN Dalam standar Standar HASS 206-1977 disebutkan bahwa: a. Ukuran minimum pipa cabang mendatar Pipa cabang mendatar harus mempunyai ukuran minimal sama dengan diameter terbesar dari perangkap alat plumbing/seal trap yang dilayani. b. Ukuran minimum pipa tegak Pipa tegak harus mempunyai ukuran sekurang-kurangnya sama dengan diameter terbesar cabang mendatar yang disambung ke pipa tegak tersebut. c. Pengecilan ukuran pipa Pipa tegak maupun pipa cabang mendatar tidak boleh diperkecil diameternya dalam arah air buangan. Pengecualiannya hanya pada kloset, dimana pada lubang keluarnya dengan diameter 100 mm dipasang pengecilan pipa (reducer) 100 / 75 mm. Cabang mendatar yang melayani satu kloset harus mempunyai diameter minimal 75 mm dan untuk dua kloset atau lebih minimal 100 mm. d. Pipa di bawah tanah Pipa pembuangan yang ditanam dalam tanah atau di bawah lantai bawah harus mempunyai minimal 90 mm. e. Interval cabang Interval cabang adalah jarak pada pipa tegak antara dua titik dimana cabang mendatar disambungkan pada pipa tersebut minimal berjarak 2,5 m. CATATAN: Fixture pembuangan adalah semua alat pembuangan pada system pembuangan air kotor bangunan gedung, misalnya: floor drain, kloset, wastafel dan lainnya. Universitas Gadjah Mada 10