Lampiran Surat Edaran No. 10/ 22 /DPM Tanggal 7 Juli 2008

dokumen-dokumen yang mirip
Peserta 5 = (2.000 : ( )) x ( ) = milyar.

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/10/DPM tanggal 16 Februari Lampiran 1 Contoh Format : SURAT KONFIRMASI BROKER BIDDING LIMIT

Contoh Perhitungan Nilai Setelmen Transaksi Repo Dengan Bank Indonesia

CONTOH PERHITUNGAN PEMENANG LELANG PENJUALAN SBSN. NOMINAL DIMENANGKAN (Rp Miliar) (Rp Miliar) NOMINAL KUMULATIF (Rp Miliar) RRT YIELD (%) YIELD (%)

Contoh Perhitungan Pemenang Lelang SBI Dengan Metode Lelang Harga Tetap (Fixed Rate Tender)

PERHITUNGAN HARGA SETELMEN SURAT PERBENDAHARAAN NEGARA

SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana

CONTOH PERHITUNGAN SETELMEN TRANSAKSI LENDING FACILITY

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 /PMK.06 / 2005 TENTANG LELANG SURAT UTANG NEGARA DI PASAR PERDANA

SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana

PERHITUNGAN HARGA SETELMEN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA. Cara perhitungan Harga Setelmen per unit SBSN adalah sebagai berikut:

2 i D = 3,00% (tiga per seratus); = 28 (dua puluh delapan) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal Setelm

Perhitungan Jangka Waktu SBI. Contoh perhitungan jangka waktu SBI 1 (satu) bulan dengan data sebagai berikut:

SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana

12 Jul Sep Des 2012

LAMPIRAN V SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/23/DPM TANGGAL 24 DESEMBER 2014 PERIHAL OPERASI PASAR TERBUKA LAMPIRAN V

SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 17/39/DPM TAHUN 2015 TENTANG KORIDOR SUKU BUNGA (STANDING FACILITIES) Kepada SEMUA BANK UMUM

Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG

CONTOH TRANSAKSI REVERSE REPO SURAT UTANG NEGARA DENGAN METODE LELANG FIXED RATE TENDER

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/23/DPM TANGGAL 24 DESEMBER 2014 PERIHAL OPERASI PASAR TERBUKA LAMPIRAN IV

SURAT EDARAN. No.7/ 1 /DPM Jakarta, 3 Januari Kepada BANK UMUM DAN PIALANG

No. 18/29/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

LAMPIRAN III SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/23/DPM TANGGAL 24 DESEMBER 1014 PERIHAL OPERASI PASAR TERBUKA

No. 8/13/DPM Jakarta, 1 Mei 2006 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

No. 13/ 20 /DPM Jakarta, 8 Agustus 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

Lampiran SE No.13/ 20 /DPM Tanggal 8 Agustus Lampiran 8

CONTOH PENGENAAN SANKSI KARENA PEMBATALAN TRANSAKSI OPERASI MONETER SYARIAH

No. 15/32/DPM Jakarta, 27 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR / PMK.08/2008 TENTANG TRANSAKSI SURAT UTANG NEGARA SECARA LANGSUNG MENTERI KEUANGAN,

No. 10 /2/DPM Jakarta, 31 Januari SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 10 /24/DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 / PMK.08 / 2007 TENTANG LELANG SURAT UTANG NEGARA DI PASAR PERDANA

2015, No b. bahwa untuk memberikan kepastian hukum sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu dilakukan perubahan atas Peraturan Menteri Keuang

CONTOH TRANSAKSI VALAS TERHADAP SBN. Setelmen : T+2 Jenis underlying asset : Beberapa seri Obligasi Negara (multiple securities)

No. 15/24/DPM Jakarta, 5 Juli 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK, PIALANG PASAR UANG DAN PIALANG PASAR MODAL DI INDONESIA

2013, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Lelang Surat Utang Negara Dalam Mata Uang Rupiah Dan Valuta Asing Di Pasar Perdana Domest

No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara

No. 17/38/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No.10/ 37 /DPM Jakarta, 13 November 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA

No.6/4/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

No. 17/46/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH, DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA

Perhitungan Jangka Waktu SBI

CONTOH PERHITUNGAN JANGKA WAKTU SBIS

LAMPIRAN I SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/23/DPM TANGGAL 24 DESEMBER 2014 PERIHAL OPERASI PASAR TERBUKA

No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA

No. 12/17/DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

No. 15/30/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 10/22/DPM Jakarta, 7 Juli 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK, PIALANG PASAR UANG DAN PIALANG PASAR MODAL DI INDONESIA

No. 15/31/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM

LAMPIRAN II SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/23/DPM TANGGAL 24 DESEMBER 2014 PERIHAL OPERASI PASAR TERBUKA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PMK.08/2007 TENTANG LELANG PEMBELIAN KEMBALI OBLIGASI NEGARA

No.18/12/DPM Jakarta, 24 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 17/40/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 9/21/DPM Jakarta, 26 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/24/DPM tanggal 30 Agustus 2010 CONTOH PERHITUNGAN REPO SBSN

No. 13/ 27/DPM Jakarta, 1 Desember 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 4 / PBI / 2003 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA

No. 14/ 18 /DPM Jakarta, 8 Juni 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 17/39/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

No. 10/28/DPM Jakarta, 1 September 2008 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/19/PBI/2005 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA

No. 14/ 32 /DPM Jakarta, 7 November 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA

No. 17/44/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N

FIXED INCOME TREASURY MANAGEMENT

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

No. 17/41 /DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH,UNIT USAHA SYARIAH, DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

No. 12/ 16 /DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 10/16/DPM Jakarta, 31 Maret 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

No. 18/30/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 13/ 13 /DPM Jakarta, 9 Mei 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/3/PBI/2007 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Perhitungan Jangka Waktu SBI. Contoh perhitungan jangka waktu SBI 1 (satu) bulan. Tanggal lelang : 1 Desember 2010

No. 16/ 23 /DPM Jakarta, 24 Desember 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR :6/3/PBI/2004 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA

\iil' 1. Surat Berharga Negara dalam rangka melaksanakan. bahwa dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor

SURAT EDARAN. Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

MENTERI KEUANGAN, REPUBLIK INDONESIA (KOP SURAT PERUSAHAAN) Surat Pernyataan

No.14/ 14 /DASP Jakarta, 18 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

Seri ORI004. Direktorat Surat Berharga Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2008

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 108/PMK.08/2007 TENTANG SISTEM DEALER UTAMA MENTERI KEUANGAN,

No. 17/48/DPD Jakarta, 7 Desember SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/33/PBI/2004 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/9/PBI/2002 TENTANG OPERASI PASAR TERBUKA

No. 17/37/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 17/32/DPSP Jakarta, 13 November SURAT EDARAN

No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TA 2010

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA TAHUN 2009

Yang dimaksud dalam Surat Edaran ini dengan:

Surat Berharga Syariah Negara

Transkripsi:

Lampiran Surat Edaran No. 10/ 22 /DPM Tanggal 7 Juli 2008 Lampiran-1b Contoh Perhitungan Pemenang Lelang Penjualan SUN SOR dan Multiple Yield untuk SUN INDOGB 12 10/10 Target Indikatif : Rp 6 Triliun Target Yield : 12% (99,962%) Rincian Penawaran : PENAWARAN NO NOMINAL KUMULATIF KUMULATIF YIELD PRICE (RP MILIAR) RRT YIELD RRT PRICE HASIL NOMINAL DIMENANGKAN KUMULATIF (RP MILIAR) (%) (%) (%) (%) (%) (RP MILIAR) (RP MILIAR) 1 250 250 3,36 11,85 100,640 11,85 100,64 250 250 2 450 700 9,40 11,90 100,640 11,88 100,64 450 700 3 250 950 12,75 11,95 100,187 11,90 100,52 250 950 4 1.250 2.200 29,53 12,00 99,962 11,96 100,20 1.148 2.098 5 500 2.700 36,24 12,00 99,962 11,96 100,16 459 2.557 6 2.000 4.700 63,09 12,00 99,962 11,98 100,07 1.836 4.393 7 250 4.950 66,44 12,00 99,962 11,98 100,07 230 4.623 8 1.500 6.450 86,58 12,00 99,962 11,99 100,04 1.377 6.000 9 750 7.200 96,64 12,10 99,513 12,00 99,99 0 6.000 10 250 7.450 100,00 12,15 99,290 12,00 99,97 0 6.000 Jumlah penawaran yang masuk melebihi target indikatif, maka tidak semua peserta memenangkan lelang. Pemenang lelang ditentukan sebagai berikut : 1. Pemenang lelang adalah peserta yang mengajukan penawaran dengan yield yang sama atau lebih kecil dari SOR (Stop Out Rate) yaitu 12% (harga = 99,962%). Dengan demikian pemenang lelang adalah peserta yang mengajukan penawaran yield lebih kecil dari 12%, yaitu peserta 1 s.d. peserta 8; 2. Peserta 4 s.d. peserta 8 memenangkan lelang secara proporsional sesuai bobot jumlah penawaran masing-masing dibandingkan jumlah penawaran untuk yield 12%. Rincian jumlah yang dimenangkan secara proporsional dapat dilihat pada table di atas. Contoh perhitungan untuk nilai nominal yang dimenangkan peserta 4 adalah sebagai berikut: Peserta 4 = (1.250 : (6.450-950)) x (6.000-950) = 1.148 miliar.

Lampiran Surat Edaran No. 10/22/DPM Tanggal 7 Juli 2008 Lampiran 2 Perhitungan Harga Setelmen Pembelian/Penjualan SUN oleh Bank Indonesia I. Rumus perhitungan Harga Setelmen per unit : A. Dalam hal SUN berupa Obligasi Negara dengan Kupon (termasuk ORI) Ps = P + AI dimana, P 1 + + N i 1 + n N a = d d F-1+ k-1+ E E = k 1 E i n N F c n c n c AI = N n a E B. Dalam hal SUN berupa Obligasi Negara tanpa kupon (zero coupon bond) Ps = N D ( 1+ i) 365 C. Dalam hal SUN berupa SPN N Ps = 1+ i x D 365 dimana, Ps = Harga Setelmen per unit N = Nilai nominal SUN per unit AI = Bunga Berjalan (accrued interest) per unit SUN c = Tingkat kupon (coupon rate) dalam persentase i = Imbal hasil sampai jatuh tempo (yield to maturity) dalam persentase sampai dengan 5 (lima) desimal n = Frekuensi pembayaran kupon dalam setahun D = Jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah

Lampiran Surat Edaran No. 10/22/DPM Tanggal 7 Juli 2008 Lanjutan Lampiran 2 sesudah tanggal setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo a = Jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon sampai dengan tanggal setelmen d = Jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal setelmen sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya E = Jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya, dimana pelaksanaan setelmen terjadi F = Jumlah frekuensi pembayaran kupon yang tersisa dari tanggal setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo k = 1, 2, 3,, F II. Contoh perhitungan Harga Setelmen per unit : A. SUN berupa Obligasi Negara dengan Kupon (termasuk ORI) Pada tanggal 14 Juli 2008 dengan penyelesaian pada hari yang sama, Bank Indonesia membeli/menjual Obligasi Negara dengan nilai nominal per unit Rp 1.000.000,00 (satu juta Rupiah) dengan kupon sebesar 12,125% (dua belas koma seratus dua puluh lima persen) per tahun. Obligasi Negara ini jatuh tempo pada tanggal 15 Februari 2010 dan kupon dibayarkan di belakang pada tanggal 15 Februari dan 15 Agustus setiap tahunnya. Jika yield yang ditawarkan sebesar 8,21000% (delapan koma dua puluh satu ribu persen) dan setelmen dilakukan pada tanggal 15 Juli 2008, maka harga setelmen per unit SUN dihitung dengan pada langkah-langkah sebagai berikut : N = Rp 1.000.000,00 (satu juta Rupiah) c = 12,125% (dua belas koma seratus dua puluh lima persen) i = 8,21000% (delapan koma dua puluh satu ribu persen) n = 2 (dua) kali dalam satu tahun (semi annually) yaitu setiap tanggal 15 Februari dan 15 Agustus a = 150 (seratus lima puluh) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon (16 Februari 2008) sampai dengan tanggal setelmen (14 Juli 2008) d = 32 (tiga puluh dua) hari yaitu jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu hari) sesudah tanggal Setelmen (15 Juli 2008) sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya (15 Agustus 2008) E = 182 (seratus delapan puluh dua) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung

Lampiran Surat Edaran No. 10/22/DPM Tanggal 7 Juli 2008 Lanjutan Lampiran 2 F k dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya, dimana pelaksanaan setelmen terjadi (16 Februari 2008 sampai dengan 15 Agustus 2008) = 4 (empat) kali, yaitu jumlah pembayaran kupon yang tersisa dari tanggal setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo = 1, 2, 3,, F Harga bersih per unit dihitung sebagai berikut : 4 12,125% Rp1.000.000 Rp1.000.000 12,125% 150 P = + 2 Rp1.000.000 32 32 4-1 + k-1+ 2 182 8,21000% = + 182 k 1 8,21000% + 182 1 1 2 2 = Rp 880.062,08 + Rp 226.919,40 Rp 49.965,66 = Rp 1.057.015,82 Dimana bunga berjalan (accrued interest) per unit dihitung sebagai berikut: AI = Rp 1.000.000 x 12,125%/2 x 150/182 = Rp 49.965,66 Harga Setelmen per unit dihitung sebagai berikut : Ps = P + AI = Rp 1.057.015,82 + Rp 49.965,66 = Rp 1.106.981,48 = Rp 1.106.981,00 Jadi Harga Setelmen per unit SUN setelah dibulatkan adalah sebesar Rp 1.106.981,00 (satu juta seratus enam ribu sembilan ratus delapan puluh satu Rupiah). B. SUN berupa Obligasi Negara tanpa kupon (zero coupon bond) Pada tanggal 14 Juli 2008 dengan penyelesaian pada hari yang sama, Bank Indonesia membeli/menjual Obligasi Negara dengan nilai nominal per unit Rp 1.000.000,00 (satu juta Rupiah). Obligasi Negara ini jatuh tempo pada tanggal 15 Februari 2010. Jika yield yang ditawarkan sebesar 12,50000% (dua belas koma lima persen) dan setelmen dilakukan pada tanggal 14 Juli 2008, maka harga setelmen per unit Obligasi Negara dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut : N=Rp. 1.000.000,00

Lampiran Surat Edaran No. 10/22/DPM Tanggal 7 Juli 2008 Lanjutan Lampiran 2 N = Rp 1.000.000,00 i = 12,50000% D = 581 (lima ratus delapan puluh satu) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal setelmen (15 Juli 2008) sampai dengan tanggal jatuh tempo (15 Februari 2010) Ps = Rp 1.000.000 581 ( 1+ 12,50000% ) 365 Ps = Rp 829.041,74 = Rp 829.042,00 C. SUN berupa SPN Pada tanggal 14 Juli 2008 dengan penyelesaian pada hari yang sama, Bank Indonesia membeli/menjual SPN dengan nilai nominal per unit Rp 1.000.000,00 (satu juta Rupiah). SPN ini jatuh tempo pada tanggal 19 Maret 2009. Jika yield yang ditawarkan sebesar 12,00000% (dua belas persen) dan setelmen dilakukan pada tanggal 14 Juli 2008, maka harga setelmen per unit SPN dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut : N = Rp 1.000.000,00 i = 12,00000% D = 248 (dua ratus empat puluh delapan) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal setelmen (15 Juli 2008) sampai dengan tanggal jatuh tempo (19 Maret 2008) Rp1.000.000 Ps = 248 1+ 12,00000% x 365 Ps = Rp 924.612,42 = Rp 924.612,00

Lanjutan SE No. 10/ 22 /DPM tanggal 7 Juli 2008 Contoh Pengenaan Sanksi Atas Pembatalan Transaksi Operasi Pasar Terbuka Lampiran 3 Kasus 1 Terdapat 6 kali pembatalan transaksi OPT dalam kurun waktu 6 bulan, yaitu 1 kali transaksi pembelian SUN oleh BI di pasar sekunder, 1 kali transaksi lelang SBI 1 bulan, 1 kali transaksi FASBI tenor 1 hari, 1 kali transaksi penjualan SUN oleh BI di pasar sekunder, 1 kali transaksi FTK dan 1 kali transaksi FTE tenor 1 hari. Tanggal Pembatalan Transaksi 15 Jul 2008 18 Sep 2008 11 Des 2008 Transaksi Batal Pembelian SUN oleh BI Lelang SBI 1 bulan di pasar sekunder 1) FASBI tenor 1 hari 2) Penjualan SUN oleh BI di pasar sekunder 3) FTK 4) FTE tenor 1 hari Jumlah Pembatalan 1 1 4 Akumulasi Pembatalan 1 2 6 *) Tanggal Pengenaan Sanksi 16 Jul 2008 19 Sep 2008 12 Des 2008 Sanksi a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis Membayar 1 (satu per seribu) dari nilai nominal (satu per seribu) dari nilai nominal *) Akumulasi pembatalan transaksi OPT sebanyak 6 (enam) kali sejak 15 Juli 2008. Selanjutnya awal periode 6 (enam) bulan akan mulai dihitung kembali sejak adanya pembatalan berikutnya. (satu per seribu) dari nilai nominal c. Penghentian Sementara selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut, yaitu tanggal 12, 15, 16,17 dan 18 Desember 2008 Kasus 2

Lanjutan SE No. 10/ 22 /DPM tanggal 7 Juli 2008 Lanjutan Lampiran 3 Kasus 2 Terdapat 5 kali pembatalan transaksi OPT dalam kurun waktu 6 bulan, yaitu 1 kali transaksi pembelian SUN oleh BI di pasar sekunder, 1 kali transaksi FASBI tenor 1 hari, 1 kali transaksi penjualan SUN oleh BI di pasar sekunder, 1 kali transaksi FTK dan 1 kali transaksi FTE tenor 1 hari. Selanjutnya, terdapat 3 kali pembatalan transaksi OPT dalam kurun waktu 6 bulan, yaitu 1 kali transaksi FASBI tenor 1 hari dan 2 kali transaksi lelang SBI (lelang SBI 1 bulan dan lelang SBI 3 bulan). Tanggal Pembatalan Transaksi Transaksi Batal 15 Jul 2008 11 Agt 2008 11 Des 2008 18 Des 2008 Pembelian SUN oleh BI di pasar sekunder 1) FASBI tenor 1 hari 2) Penjualan SUN oleh BI di pasar sekunder 3) FTK 4) FTE tenor 1 hari FASBI tenor 1 hari 1) Lelang SBI 1 bulan 2) Lelang SBI 3 bulan Jumlah Pembatalan 1 4 1 2 Akumulasi Pembatalan 1 5 **) 1 3 ***) Tanggal Pengenaan Sanksi 16 Jul 2008 12 Agt 2008 12 Des 2008 19 Des 2008 Sanksi a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis (satu per seribu) dari nilai nominal (satu per seribu) dari nilai nominal c. Penghentian Sementara (satu per seribu) dari nilai nominal (satu per seribu) dari nilai nominal c. Penghentian Tanggal

Lanjutan SE No. 10/ 22 /DPM tanggal 7 Juli 2008 Tanggal Pembatalan Transaksi Lanjutan Lampiran 3 15 Jul 2008 11 Agt 2008 11 Des 2008 18 Des 2008 selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut, yaitu tanggal 12, 13, 14,15 dan 19 Desember 2008 Sementara selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut, yaitu tanggal 19, 22, 23, 24 dan 26 Desember 2008 **) Akumulasi pembatalan transaksi OPT sebanyak 5 (lima) kali sejak 15 Juli 2008. ***) Akumulasi pembatalan transaksi OPT sebanyak 3 (tiga) kali sejak 11 Desember 2008. Selanjutnya awal periode 6 (enam) bulan akan mulai dihitung kembali sejak adanya pembatalan berikutnya. Kasus 3

Lanjutan SE No. 10/ 22 /DPM tanggal 7 Juli 2008 Lanjutan Lampiran 3 Kasus 3 Pada tanggal 15 Juli 2008, terdapat 1 kali pembatalan transaksi pembelian SUN oleh BI di pasar sekunder. Pada tanggal 11 Agustus 2008, terdapat 1 kali pembatalan transaksi FASBI tenor 1 hari. Sehingga akumulasi pembatalan adalah 2 kali yang dihitung sejak 15 Juli 2008 (masih dalam kurun waktu 6 bulan). Pada tanggal 26 Januari 2009, terdapat 1 kali pembatalan transaksi FASBI tenor 1 hari. Akumulasi pembatalan tidak dihitung sejak pembatalan tanggal 15 Juli 2008 karena telah melewati kurun waktu 6 bulan, namun dihitung sejak pembatalan tanggal 11 Agustus 2008. Sehingga akumulasi jumlah pembatalan adalah sebanyak 2 kali. Selanjutnya, pada tanggal 5 Februari 2008 terdapat 1 kali pembatalan transaksi lelang SBI 1 bulan OPT. Akumulasi pembatalan adalah sebanyak 3 kali yang dihitung sejak pembatalan tanggal 11 Agustus 2008 (masih dalam kurun waktu 6 bulan). Tanggal Pembatalan Transaksi Transaksi Batal 15 Jul 2008 11 Agt 2008 26 Jan 2009 5 Feb 2009 Pembelian SUN oleh BI di pasar sekunder FASBI tenor 1 hari FASBI tenor 1 hari Lelang SBI 1 bulan Jumlah Pembatalan 1 1 1 1 Akumulasi Pembatalan 1 2 2 ****) 3 *****) Tanggal Pengenaan Sanksi 16 Jul 2008 12 Agt 2008 27 Jan 2009 6 Feb 2008 Sanksi a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis (satu per seribu) dari nilai nominal (satu per seribu) dari nilai nominal (satu per seribu) dari nilai nominal (satu per seribu) dari nilai nominal Tanggal

Lanjutan SE No. 10/ 22 /DPM tanggal 7 Juli 2008 Tanggal Pembatalan Transaksi Lanjutan Lampiran 3 15 Jul 2008 11 Agt 2008 26 Jan 2009 5 Feb 2009 c. Penghentian Sementara selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut, yaitu tanggal 6, 9, 10,11 dan 12 Februari 2009 ****) Akumulasi pembatalan transaksi OPT sebanyak 2 (dua) kali sejak 11 Agustus 2008. Pembatalan tanggal 26 Januari 2009 berada di luar kurun waktu 6 bulan sejak pembatalan tanggal 15 Juli 2008, namun masih dalam kurun waktu 6 bulan sejak pembatalan tanggal 11 Agustus 2008. *****) Akumulasi pembatalan transaksi OPT sebanyak 3 (tiga) kali sejak 11 Agustus 2008. Pembatalan tanggal 5 Februari 2009 berada di luar kurun waktu 6 bulan sejak pembatalan tanggal 15 Juli 2008, namun masih dalam kurun waktu 6 bulan sejak pembatalan tanggal 11 Agustus 2008. Selanjutnya awal periode 6 (enam) bulan akan mulai dihitung kembali sejak adanya pembatalan berikutnya.