Lampiran Surat Edaran No. 10/ 22 /DPM Tanggal 7 Juli 2008 Lampiran-1b Contoh Perhitungan Pemenang Lelang Penjualan SUN SOR dan Multiple Yield untuk SUN INDOGB 12 10/10 Target Indikatif : Rp 6 Triliun Target Yield : 12% (99,962%) Rincian Penawaran : PENAWARAN NO NOMINAL KUMULATIF KUMULATIF YIELD PRICE (RP MILIAR) RRT YIELD RRT PRICE HASIL NOMINAL DIMENANGKAN KUMULATIF (RP MILIAR) (%) (%) (%) (%) (%) (RP MILIAR) (RP MILIAR) 1 250 250 3,36 11,85 100,640 11,85 100,64 250 250 2 450 700 9,40 11,90 100,640 11,88 100,64 450 700 3 250 950 12,75 11,95 100,187 11,90 100,52 250 950 4 1.250 2.200 29,53 12,00 99,962 11,96 100,20 1.148 2.098 5 500 2.700 36,24 12,00 99,962 11,96 100,16 459 2.557 6 2.000 4.700 63,09 12,00 99,962 11,98 100,07 1.836 4.393 7 250 4.950 66,44 12,00 99,962 11,98 100,07 230 4.623 8 1.500 6.450 86,58 12,00 99,962 11,99 100,04 1.377 6.000 9 750 7.200 96,64 12,10 99,513 12,00 99,99 0 6.000 10 250 7.450 100,00 12,15 99,290 12,00 99,97 0 6.000 Jumlah penawaran yang masuk melebihi target indikatif, maka tidak semua peserta memenangkan lelang. Pemenang lelang ditentukan sebagai berikut : 1. Pemenang lelang adalah peserta yang mengajukan penawaran dengan yield yang sama atau lebih kecil dari SOR (Stop Out Rate) yaitu 12% (harga = 99,962%). Dengan demikian pemenang lelang adalah peserta yang mengajukan penawaran yield lebih kecil dari 12%, yaitu peserta 1 s.d. peserta 8; 2. Peserta 4 s.d. peserta 8 memenangkan lelang secara proporsional sesuai bobot jumlah penawaran masing-masing dibandingkan jumlah penawaran untuk yield 12%. Rincian jumlah yang dimenangkan secara proporsional dapat dilihat pada table di atas. Contoh perhitungan untuk nilai nominal yang dimenangkan peserta 4 adalah sebagai berikut: Peserta 4 = (1.250 : (6.450-950)) x (6.000-950) = 1.148 miliar.
Lampiran Surat Edaran No. 10/22/DPM Tanggal 7 Juli 2008 Lampiran 2 Perhitungan Harga Setelmen Pembelian/Penjualan SUN oleh Bank Indonesia I. Rumus perhitungan Harga Setelmen per unit : A. Dalam hal SUN berupa Obligasi Negara dengan Kupon (termasuk ORI) Ps = P + AI dimana, P 1 + + N i 1 + n N a = d d F-1+ k-1+ E E = k 1 E i n N F c n c n c AI = N n a E B. Dalam hal SUN berupa Obligasi Negara tanpa kupon (zero coupon bond) Ps = N D ( 1+ i) 365 C. Dalam hal SUN berupa SPN N Ps = 1+ i x D 365 dimana, Ps = Harga Setelmen per unit N = Nilai nominal SUN per unit AI = Bunga Berjalan (accrued interest) per unit SUN c = Tingkat kupon (coupon rate) dalam persentase i = Imbal hasil sampai jatuh tempo (yield to maturity) dalam persentase sampai dengan 5 (lima) desimal n = Frekuensi pembayaran kupon dalam setahun D = Jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah
Lampiran Surat Edaran No. 10/22/DPM Tanggal 7 Juli 2008 Lanjutan Lampiran 2 sesudah tanggal setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo a = Jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon sampai dengan tanggal setelmen d = Jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal setelmen sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya E = Jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya, dimana pelaksanaan setelmen terjadi F = Jumlah frekuensi pembayaran kupon yang tersisa dari tanggal setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo k = 1, 2, 3,, F II. Contoh perhitungan Harga Setelmen per unit : A. SUN berupa Obligasi Negara dengan Kupon (termasuk ORI) Pada tanggal 14 Juli 2008 dengan penyelesaian pada hari yang sama, Bank Indonesia membeli/menjual Obligasi Negara dengan nilai nominal per unit Rp 1.000.000,00 (satu juta Rupiah) dengan kupon sebesar 12,125% (dua belas koma seratus dua puluh lima persen) per tahun. Obligasi Negara ini jatuh tempo pada tanggal 15 Februari 2010 dan kupon dibayarkan di belakang pada tanggal 15 Februari dan 15 Agustus setiap tahunnya. Jika yield yang ditawarkan sebesar 8,21000% (delapan koma dua puluh satu ribu persen) dan setelmen dilakukan pada tanggal 15 Juli 2008, maka harga setelmen per unit SUN dihitung dengan pada langkah-langkah sebagai berikut : N = Rp 1.000.000,00 (satu juta Rupiah) c = 12,125% (dua belas koma seratus dua puluh lima persen) i = 8,21000% (delapan koma dua puluh satu ribu persen) n = 2 (dua) kali dalam satu tahun (semi annually) yaitu setiap tanggal 15 Februari dan 15 Agustus a = 150 (seratus lima puluh) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon (16 Februari 2008) sampai dengan tanggal setelmen (14 Juli 2008) d = 32 (tiga puluh dua) hari yaitu jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu hari) sesudah tanggal Setelmen (15 Juli 2008) sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya (15 Agustus 2008) E = 182 (seratus delapan puluh dua) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung
Lampiran Surat Edaran No. 10/22/DPM Tanggal 7 Juli 2008 Lanjutan Lampiran 2 F k dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya, dimana pelaksanaan setelmen terjadi (16 Februari 2008 sampai dengan 15 Agustus 2008) = 4 (empat) kali, yaitu jumlah pembayaran kupon yang tersisa dari tanggal setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo = 1, 2, 3,, F Harga bersih per unit dihitung sebagai berikut : 4 12,125% Rp1.000.000 Rp1.000.000 12,125% 150 P = + 2 Rp1.000.000 32 32 4-1 + k-1+ 2 182 8,21000% = + 182 k 1 8,21000% + 182 1 1 2 2 = Rp 880.062,08 + Rp 226.919,40 Rp 49.965,66 = Rp 1.057.015,82 Dimana bunga berjalan (accrued interest) per unit dihitung sebagai berikut: AI = Rp 1.000.000 x 12,125%/2 x 150/182 = Rp 49.965,66 Harga Setelmen per unit dihitung sebagai berikut : Ps = P + AI = Rp 1.057.015,82 + Rp 49.965,66 = Rp 1.106.981,48 = Rp 1.106.981,00 Jadi Harga Setelmen per unit SUN setelah dibulatkan adalah sebesar Rp 1.106.981,00 (satu juta seratus enam ribu sembilan ratus delapan puluh satu Rupiah). B. SUN berupa Obligasi Negara tanpa kupon (zero coupon bond) Pada tanggal 14 Juli 2008 dengan penyelesaian pada hari yang sama, Bank Indonesia membeli/menjual Obligasi Negara dengan nilai nominal per unit Rp 1.000.000,00 (satu juta Rupiah). Obligasi Negara ini jatuh tempo pada tanggal 15 Februari 2010. Jika yield yang ditawarkan sebesar 12,50000% (dua belas koma lima persen) dan setelmen dilakukan pada tanggal 14 Juli 2008, maka harga setelmen per unit Obligasi Negara dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut : N=Rp. 1.000.000,00
Lampiran Surat Edaran No. 10/22/DPM Tanggal 7 Juli 2008 Lanjutan Lampiran 2 N = Rp 1.000.000,00 i = 12,50000% D = 581 (lima ratus delapan puluh satu) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal setelmen (15 Juli 2008) sampai dengan tanggal jatuh tempo (15 Februari 2010) Ps = Rp 1.000.000 581 ( 1+ 12,50000% ) 365 Ps = Rp 829.041,74 = Rp 829.042,00 C. SUN berupa SPN Pada tanggal 14 Juli 2008 dengan penyelesaian pada hari yang sama, Bank Indonesia membeli/menjual SPN dengan nilai nominal per unit Rp 1.000.000,00 (satu juta Rupiah). SPN ini jatuh tempo pada tanggal 19 Maret 2009. Jika yield yang ditawarkan sebesar 12,00000% (dua belas persen) dan setelmen dilakukan pada tanggal 14 Juli 2008, maka harga setelmen per unit SPN dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut : N = Rp 1.000.000,00 i = 12,00000% D = 248 (dua ratus empat puluh delapan) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal setelmen (15 Juli 2008) sampai dengan tanggal jatuh tempo (19 Maret 2008) Rp1.000.000 Ps = 248 1+ 12,00000% x 365 Ps = Rp 924.612,42 = Rp 924.612,00
Lanjutan SE No. 10/ 22 /DPM tanggal 7 Juli 2008 Contoh Pengenaan Sanksi Atas Pembatalan Transaksi Operasi Pasar Terbuka Lampiran 3 Kasus 1 Terdapat 6 kali pembatalan transaksi OPT dalam kurun waktu 6 bulan, yaitu 1 kali transaksi pembelian SUN oleh BI di pasar sekunder, 1 kali transaksi lelang SBI 1 bulan, 1 kali transaksi FASBI tenor 1 hari, 1 kali transaksi penjualan SUN oleh BI di pasar sekunder, 1 kali transaksi FTK dan 1 kali transaksi FTE tenor 1 hari. Tanggal Pembatalan Transaksi 15 Jul 2008 18 Sep 2008 11 Des 2008 Transaksi Batal Pembelian SUN oleh BI Lelang SBI 1 bulan di pasar sekunder 1) FASBI tenor 1 hari 2) Penjualan SUN oleh BI di pasar sekunder 3) FTK 4) FTE tenor 1 hari Jumlah Pembatalan 1 1 4 Akumulasi Pembatalan 1 2 6 *) Tanggal Pengenaan Sanksi 16 Jul 2008 19 Sep 2008 12 Des 2008 Sanksi a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis Membayar 1 (satu per seribu) dari nilai nominal (satu per seribu) dari nilai nominal *) Akumulasi pembatalan transaksi OPT sebanyak 6 (enam) kali sejak 15 Juli 2008. Selanjutnya awal periode 6 (enam) bulan akan mulai dihitung kembali sejak adanya pembatalan berikutnya. (satu per seribu) dari nilai nominal c. Penghentian Sementara selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut, yaitu tanggal 12, 15, 16,17 dan 18 Desember 2008 Kasus 2
Lanjutan SE No. 10/ 22 /DPM tanggal 7 Juli 2008 Lanjutan Lampiran 3 Kasus 2 Terdapat 5 kali pembatalan transaksi OPT dalam kurun waktu 6 bulan, yaitu 1 kali transaksi pembelian SUN oleh BI di pasar sekunder, 1 kali transaksi FASBI tenor 1 hari, 1 kali transaksi penjualan SUN oleh BI di pasar sekunder, 1 kali transaksi FTK dan 1 kali transaksi FTE tenor 1 hari. Selanjutnya, terdapat 3 kali pembatalan transaksi OPT dalam kurun waktu 6 bulan, yaitu 1 kali transaksi FASBI tenor 1 hari dan 2 kali transaksi lelang SBI (lelang SBI 1 bulan dan lelang SBI 3 bulan). Tanggal Pembatalan Transaksi Transaksi Batal 15 Jul 2008 11 Agt 2008 11 Des 2008 18 Des 2008 Pembelian SUN oleh BI di pasar sekunder 1) FASBI tenor 1 hari 2) Penjualan SUN oleh BI di pasar sekunder 3) FTK 4) FTE tenor 1 hari FASBI tenor 1 hari 1) Lelang SBI 1 bulan 2) Lelang SBI 3 bulan Jumlah Pembatalan 1 4 1 2 Akumulasi Pembatalan 1 5 **) 1 3 ***) Tanggal Pengenaan Sanksi 16 Jul 2008 12 Agt 2008 12 Des 2008 19 Des 2008 Sanksi a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis (satu per seribu) dari nilai nominal (satu per seribu) dari nilai nominal c. Penghentian Sementara (satu per seribu) dari nilai nominal (satu per seribu) dari nilai nominal c. Penghentian Tanggal
Lanjutan SE No. 10/ 22 /DPM tanggal 7 Juli 2008 Tanggal Pembatalan Transaksi Lanjutan Lampiran 3 15 Jul 2008 11 Agt 2008 11 Des 2008 18 Des 2008 selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut, yaitu tanggal 12, 13, 14,15 dan 19 Desember 2008 Sementara selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut, yaitu tanggal 19, 22, 23, 24 dan 26 Desember 2008 **) Akumulasi pembatalan transaksi OPT sebanyak 5 (lima) kali sejak 15 Juli 2008. ***) Akumulasi pembatalan transaksi OPT sebanyak 3 (tiga) kali sejak 11 Desember 2008. Selanjutnya awal periode 6 (enam) bulan akan mulai dihitung kembali sejak adanya pembatalan berikutnya. Kasus 3
Lanjutan SE No. 10/ 22 /DPM tanggal 7 Juli 2008 Lanjutan Lampiran 3 Kasus 3 Pada tanggal 15 Juli 2008, terdapat 1 kali pembatalan transaksi pembelian SUN oleh BI di pasar sekunder. Pada tanggal 11 Agustus 2008, terdapat 1 kali pembatalan transaksi FASBI tenor 1 hari. Sehingga akumulasi pembatalan adalah 2 kali yang dihitung sejak 15 Juli 2008 (masih dalam kurun waktu 6 bulan). Pada tanggal 26 Januari 2009, terdapat 1 kali pembatalan transaksi FASBI tenor 1 hari. Akumulasi pembatalan tidak dihitung sejak pembatalan tanggal 15 Juli 2008 karena telah melewati kurun waktu 6 bulan, namun dihitung sejak pembatalan tanggal 11 Agustus 2008. Sehingga akumulasi jumlah pembatalan adalah sebanyak 2 kali. Selanjutnya, pada tanggal 5 Februari 2008 terdapat 1 kali pembatalan transaksi lelang SBI 1 bulan OPT. Akumulasi pembatalan adalah sebanyak 3 kali yang dihitung sejak pembatalan tanggal 11 Agustus 2008 (masih dalam kurun waktu 6 bulan). Tanggal Pembatalan Transaksi Transaksi Batal 15 Jul 2008 11 Agt 2008 26 Jan 2009 5 Feb 2009 Pembelian SUN oleh BI di pasar sekunder FASBI tenor 1 hari FASBI tenor 1 hari Lelang SBI 1 bulan Jumlah Pembatalan 1 1 1 1 Akumulasi Pembatalan 1 2 2 ****) 3 *****) Tanggal Pengenaan Sanksi 16 Jul 2008 12 Agt 2008 27 Jan 2009 6 Feb 2008 Sanksi a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis a. Teguran Tertulis (satu per seribu) dari nilai nominal (satu per seribu) dari nilai nominal (satu per seribu) dari nilai nominal (satu per seribu) dari nilai nominal Tanggal
Lanjutan SE No. 10/ 22 /DPM tanggal 7 Juli 2008 Tanggal Pembatalan Transaksi Lanjutan Lampiran 3 15 Jul 2008 11 Agt 2008 26 Jan 2009 5 Feb 2009 c. Penghentian Sementara selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut, yaitu tanggal 6, 9, 10,11 dan 12 Februari 2009 ****) Akumulasi pembatalan transaksi OPT sebanyak 2 (dua) kali sejak 11 Agustus 2008. Pembatalan tanggal 26 Januari 2009 berada di luar kurun waktu 6 bulan sejak pembatalan tanggal 15 Juli 2008, namun masih dalam kurun waktu 6 bulan sejak pembatalan tanggal 11 Agustus 2008. *****) Akumulasi pembatalan transaksi OPT sebanyak 3 (tiga) kali sejak 11 Agustus 2008. Pembatalan tanggal 5 Februari 2009 berada di luar kurun waktu 6 bulan sejak pembatalan tanggal 15 Juli 2008, namun masih dalam kurun waktu 6 bulan sejak pembatalan tanggal 11 Agustus 2008. Selanjutnya awal periode 6 (enam) bulan akan mulai dihitung kembali sejak adanya pembatalan berikutnya.