Penerapan Pendekatan Ilmiah Terhadap Kemampuan Merancang Percobaan dan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X MIA MAN 2 Model Makassar

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENDEKATAN ILMIAH DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK KELAS X SMAN 1 MARIORIWAWO KABUPATEN SOPPENG

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 2 MAJENE

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

PERANAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 21 MAKASSAR

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED DALAM RANGKA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 29 SATAP MALAKA KAB.

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP

Pendidikan merupakan komponen terpenting dalam kehidupan suatu bangsa dan merupakan salah satu prioritas utama pemerintah.

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 3 No. 3 ISSN Kata Kunci : Guided Inquiry dengan Teknik Think Pair Share, Hasil Belajar [1]

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Guided Teaching

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

PENGARUH STARTER EXPERIMENT APPROACH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA/SMK KELAS X

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Keywords: phenomenon-based learning model, conventional learning model, critical thinking skill, learning outcome.

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5, No. 2, pp May 2016

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

KETERAMPILAN PROSES SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURABAYA

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SAINTIFIK MELALUI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU IPA MADRASAH IBTIDAIYAH DI KECAMATAN BUNGAH GRESIK

Widhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP KELAS VII

Unnes Physics Education Journal

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DENGAN MENGINTEGRASIKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 KAMAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp , September 2014

Abstrak. : Desi Hartinah, Dr. Insih Wilujeng, dan Purwanti Widhy H, M. Pd, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

PENERAPAN PEMBERIAN TUGAS AWAL BERBASIS KOMPETENSI PADA MATA KULIAH TERMODINAMIKA DALAM PENCAPAIAN NILAI MAHASISWA JURUSAN FISIKA FMIPA UNM

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIKKELAS VII SMPN 1 AWANGPONE

DESAIN PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN SCIENTIFIC INQUIRY DAN KOGNISI MAHASISWA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 1 TENGGARONG (Materi Suhu dan Kalor)

STUDENT ACADEMIC SKILLS THROUGH PROJECT BASED LEARNING IN CLASS XI SENIOR HIGH SCHOOL BABUSSALAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

GENERIC SKILLS TRAINING IN SCIENCE WITH CONTEXTUAL LEARNING IN LIGHT AT GRADE VIII.2 MTs N ANDALAN PEKANBARU

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS GUIDED INQUIRY PADA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS X

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT(TEAMS GAMES TOURNAMENT) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES MELALUI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I MAKASSAR

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI DI KABUPATEN JENEPONTO

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Peer Instruction Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sigi

(THE DIFFERENCE OF THE STUDENTS RESULT OF LEARNING PROCESS USE GUIDED INQUIRY MODEL AND FREE INQUIRY ON THE ENVIROMENTAL CHANGES)

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

Kata Kunci: Pendekatan Saintifik, mind mapping, keterampilan proses dasar, hasil belajar. Abstract

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar 90224

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON T.


PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI DI SMAN PLOSO JOMBANG

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL REACT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMA KABUPATEN PAMEKASAN

Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 3 Watansoppeng

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 03 Tahun 2014, ISSN:

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

JURNAL PENDIDIKAN IPA VETERAN Volume 1 Nomor 1, 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII JURNAL

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5-E

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI ASAM BASA DI SMAN 1 PACET KELAS XI

RIDA BAKTI PRATIWI K

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, 7-11 ISSN:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KETERAMPILAN PROSES IPA DAN PSIKOMOTOR SISWA KELAS VI SDN 011 KERUMUTAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN MEDIA PHYSICROUND PADA MATERI CAHAYA

Unnes Physics Education Journal

Dita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

ECONOMICA Journal of Economic and Economic Education Vol.5 No.2 ( )

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE

PENERAPAN STAD DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BANGKALAN PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN PENALARAN ILMIAH DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS TINGKAT TINGGI SISWA KELAS X KEP 3 SMK NEGERI 1 AMLAPURA

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

JURNAL. Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh: Nur Ikomah, NIM Nanie Asri Yuliati

PENGGUNAAN KIT IPA (FISIKA) SEBAGAI ALAT PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MA MUALLIMIN MAKASSAR

(The Influence of Advance Organizer Learning Model Based Concept Map on Students Learning Achievement in Human Excretion Subject) ABSTRACT

Efektifitas Pembelajaran Induktif Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Transkripsi:

p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 39 Penerapan Pendekatan Ilmiah Terhadap Kemampuan Merancang Percobaan dan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X MIA MAN 2 Model Makassar Rahmat Sabirin a), Muris, Ahmad Yani Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Makassar, Kampus UNM Parangtambung Jln. Daeng Tata Raya, Makassar 90224 Email: a) rahmat.sabirin@gmail.com Abstract This research was pre experimental design (one shot case study) aimed to know the score of designing experiments ability and physics student achievement after used the scientific approach in grade X MIA MAN 2 Model Makassar. Research subject were 42 students. This research used two instruments, were the ability of designing experiments and physics student achievement. The descriptive analysis result showed that the score of the ability of designing experiment was good and the score of physics student achievement was high. The inferential analysis result showed that the ability of designing experiment and physics student achievement after used the scientific approach have reached 60 % from ideal score (α = 0.05). Keywords: scientific approach, the ability of designing experiments, physics student achievement Abstrak Penelitian ini adalah Pra Eksperimen dengan desain One Shot Case Study yang bertujuan untuk mengetahui besar kemampuan merancang percobaan dan hasil belajar fisika setelah diajar menggunakan pendekatan ilmiah pada peserta didik kelas X MIA MAN 2 Model Makassar tahun ajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini sebanyak 42 peserta didik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yakni tes kemampuan merancang percobaan dan tes hasil belajar fisika materi suhu dan kalor. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kemampuan merancang percobaan setelah diajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah berada pada kategori baik dan hasil belajar fisika setelah diajar menggunakan pendekatan ilmiah berada pada kategori tinggi. Hasil analisis inferensial dengan uji hipotesis menunjukkan bahwa kemampuan merancang percobaan dan hasil belajar fisika peserta didik setelah diajar menggunakan pendekatan ilmiah telah mencapai minimal 60% dari skor ideal (skor maksimum) dengan taraf nyata 0,05. Kata-kata kunci: pendekatan ilmiah, kemampuan merancang percobaan, hasil belajar fisika PENDAHULUAN Abad 21 merupakan era yang penuh dinamis dan tantangan bagi seluruh aspek kehidupan manusia, khususnya aspek pendidikan. Di negara kita, Indonesia, pendidikan saat ini menghadapi

p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 40 berbagai macam hambatan dan tantangan. Salah satu hambatannya adalah rendahnya kualitas pendidikan negara kita. Banyak sumber yang menyatakan bahwa kondisi pendidikan Indonesia berada dalam tahap memprihatinkan. Pertama, data dari UNESCO tahun 2000 tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia menempati urutan ke-109. Kemudian, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia, dalam hal ini posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Ditambah dengan data yang dilaporkan oleh The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Terakhir, hasil survei PISA (Programme for International Study Assessment) tahun 2014 menunjukkan bahwa pendidikan Indonesia berada pada peringkat 64 dari 65 negara. Semuanya ini memberikan sebuah tantangan yang begitu besar bagi pengelola sistem pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di negara kita. Untuk menjawab tantangan tersebut, dibutuhkan sebuah pendekatan pembelajaran yang mampu membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran fisika. Adapun pendekatan tersebut yakni pendekatan ilmiah (saintifik). Menurut Machin (2014), pendekatan ilmiah (saintifik) merupakan pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Keunggulan dari pendekatan ini antara lain (1) meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi, (2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, (3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan, (4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi, (5) untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah, dan (6) untuk mengembangkan karakter siswa. Kemampuan merancang percobaan merupakan salah satu bagian dari keterampilan proses sains. Menurut Abruscato (2000) dalam (Saputra, Widoretno, & Santosa 2012), merancang percobaan merupakan suatu proses yang menggabungkan semua proses dasar dan terintegrasi. Latihan pada proses percobaan biasanya diawali dengan observasi yang memunculkan pertanyaan untuk dijawab. Langkah-langkah merancang percobaan meliputi kegiatan mengidentifikasi variabel kontrol, membuat beberapa definisi operasional, mengoleksi dan menginterpretasi data, dan memodifikasi hipotesis yang sudah diuji. Tan dan Temiz (2003) dalam (Ercan & Tasdere 2011) mengatakan bahwa keterampilan merancang percobaan merupakan kemampuan yang tersusun dari menentukan alat dan bahan secara baik, menentukan variabel kontrol dan variabel bebas, menyimpan dan menilai data dari model-model, menentukan hasil percobaan, dan melaporkan percobaan. Keterampilan merancang percobaan menurut (Germann 1996) merupakan keterampilan yang tersusun dari menjawab pertanyaan penelitian, mengidentifikasi variabel-variabel, dan menyusun hipotesis percobaan. Keterampilan merancang percobaan tersusun dari beberapa sub keterampilan antara lain mengumpulkan data, menyusun hipotesis, mengidentifikasi dan mengontrol variabel, menginterpretasi data, dan menyusun langkah percobaan. Kemampuan tersebut sangat penting diterapkan pada peserta didik dalam lingkungan pembelajaran yang konstruktif. (Ercan & Tasdere 2011) Semiawan (1987) mengatakan bahwa keterampilan merencanakan percobaan terdiri dari penentuan alat dan bahan yang akan digunakan, objek yang akan diteliti, faktor atau variabel yang perlu diperhatikan, kriteria keberhasilan, cara dan langkah kerja, serta bagaimana mencatat dan mengolah data untuk menarik kesimpulan Hasil belajar didefinisikan sebagai sebuah pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan peserta didik yang dilakukan pada akhir pembelajaran sebagai bentuk pengalaman hidupnya (Sullivan & Thomas 2007).

p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 41 Hasil belajar menurut (Kennedy, Hyland, & Ryan 2009) merupakan sebuah kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan apa yang telah dicapai pada proses pembelajaran. Djamarah (2002) dalam (Marjan, Arnyana, & Setiawan 2014) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memeroleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu berinteraksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar menurut (Mappeasse 2009) adalah kemampuan yang dimiliki baik bersifat pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun keterampilan (psikomotorik) yang semuanya ini diperoleh melalui proses belajar mengajar. Hamdu & Agustina (2011) mengatakan bahwa hasil atau prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Yamin (2012) mengatakan bahwa terdapat tiga kelompok atau ranah atau kawasan dalam proses pembelajaran yakni: 1. Kawasan Psikomotor (Psychomotor Domain), yaitu kawasan yang berorientasi kepada kemampuan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan (action) yang memerlukan koordinasi antara saraf dan otot. 2. Kawasan Afektif (Sikap dan Perilaku), yaitu berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati (attitude) yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. 3. Kawasan Kognitif (Pemahaman), yaitu subtaksonomi yang mengungkakan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat mengingat sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu mencipta. Adapun bagian dari kawasan kognitif yang telah dijelaskan dalam (Anderson & Krathwohl, 2001) yakni mengingat (remember), memahami (understanding), menerapkan (applying), menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluate), dan mencipta (create). Hasil observasi pembelajaran di kelas X MIA MAN 2 Model Makassar menunjukkan belum optimalnya para peserta didik dalam melakukan kegiatan percobaan, khususnya dalam merancang percobaan. Peserta didik hanya melakukan percobaan yang sudah tersedia petunjuk pelaksanaan percobaan sehingga keterlibatan dalam merancang percobaan jarang dilakukan. Selain itu, hasil belajar fisika sebagian besar peserta didik dikatakan rendah secara kognitif. Hal tersebut dibuktikan dengan pernyataan dari pendidik dan hasil nilai ulangan harian sebelumnya dari kelas tersebut. METODE Penelitian ini termasuk penelitian pra eksperimen dengan desain One Shot Case Study (Sugiyono, 2013). Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah kelas X MIA 1 MAN 2 Model Makassar yang berjumlah 42 peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah instrumen tes kemampuan merancang percobaan fisika (dalam bentuk essai) dan instrumen tes hasil belajar fisika (dalam bentuk pilihan ganda) yang telah memenuhi standar validasi dan reliabilitas sesuai dengan kriteria. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui kemampuan merancang percobaan dan hasil belajar fisika peserta didik setelah diajar menggunakan pendekatan ilmiah. Analisis deskriptif ditampilkan dalam bentuk rata-rata, standar deviasi, skor maksimum, skor minimum, dan varians. Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 42 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil Analisis Deskriptif Kemampuan Merancang Percobaan Fisika Adapun gambaran skor kemampuan merancang percobaan fisika peserta didik pada kelas yang diberi perlakuan berupa pendekatan ilmiah adalah sebagai berikut: TABEL 1. Kemampuan Merancang Percobaan Peserta Didik Kelas yang Diberi Perlakuan Pendekatan Ilmiah Statistik Kemampuan Merancang Percobaan Jumlah subjek 42 Skor tertinggi 26 Skor terendah 17 Skor rata-rata 22,21 Standar deviasi 2,07 Varians 4,27 Rentang skor 9 Jumlah kelas interval 6,36 Panjang kelas 1,42 Berdasarkan TABEL 1, diperoleh gambaran bahwa kemampuan merancang percobaan fisika peserta didik kelas yang diberi perlakuan berupa pendekatan ilmiah menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai adalah 26, skor terendah adalah 17, dan skor rata-rata yang dicapai adalah 22,21. Standar deviasi untuk kelas tersebut yakni 2,07. Standar deviasi merupakan cerminan dari rata-rata penyimpangan data skor rata-rata. Standar deviasi dapat menggambarkan seberapa jauh bervariasinya data. Adapun subjek penelitian pada kelas tersebut yakni 42 orang. Adapun gambaran skor kemampuan merancang percobaan fisika setiap indikator ditampilkan pada gambar berikut. GAMBAR 1. Jumlah Skor Kemampuan Merancang Percobaan Setiap Indikator Dari grafik diatas terlihat bahwa skor tertinggi berada pada indikator membuat langkah kerja percobaan dan skor terendah berada pada indikator menentukan variabel percobaan. Adapun gambaran persentase kemampuan merancang percobaan peserta didik yang diberi perlakuan pendekatan ilmiah yakni sebagai berikut:

p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 43 TABEL 2. Presentase Kemampuan Merancang Percobaan Peserta Didik Kelas yang Diberi Perlakuan Pendekatan Ilmiah No Interval Persentase Kriteria Kemampuan Merancang Percobaan Persentase (%) 1 86-100 Baik Sekali 30,95 2 76-85 Baik 38,10 3 60-75 Sedang 30,95 4 55-59 Kurang 0,00 5 < 54 Kurang Sekali 0,00 Jumlah 100,00 Tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh peserta didik kelas tersebut berada pada kategori sedang hingga baik sekali dalam kemampuan merancang percobaan fisika. Sebagian besar peserta didik berada pada kategori baik (38,10%) dalam kemampuan merancang percobaan fisika. Hasil Belajar Fisika Adapun gambaran skor hasil belajar fisika peserta didik pada kelas yang diberi perlakuan berupa pendekatan ilmiah adalah sebagai berikut: TABEL 3. Hasil Belajar Peserta Didik Kelas yang Diberi Perlakuan Pendekatan Ilmiah Statistik Hasil Belajar Fisika Jumlah Subjek 42 Skor tertinggi 13 Skor terendah 6 Skor rata-rata 9,76 Standar deviasi 1,78 Variansi 3,16 Rentang skor 7 Jumlah kelas interval 6,36 Panjang kelas 1,10 Berdasarkan TABEL 3 diperoleh gambaran bahwa hasil belajar fisika peserta didik kelas yang diberi perlakuan berupa pendekatan ilmiah menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai adalah 13, skor terendah adalah 6, dan skor rata-rata yang dicapai adalah 9,76. Standar deviasi untuk kelas tersebut yakni 1,78. Standar deviasi merupakan cerminan dari rata-rata penyimpangan data skor ratarata. Standar deviasi dapat menggambarkan seberapa jauh bervariasinya data. Adapun subjek penelitian pada kelas tersebut yakni 42 orang. Adapun gambaran skor hasil belajar fisika setiap indikator ditampilkan pada gambar berikut.

p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 44 GAMBAR 2. Rata-Rata Skor Hasil Belajar Setiap Indikator Dari grafik diatas terlihat bahwa skor tertinggi berada pada aspek menganalisis (C4) dan skor terendah berada pada aspek mengingat (C1). Adapun gambaran persentase hasil belajar fisika peserta didik yang diberi perlakuan pendekatan ilmiah yakni sebagai berikut: TABEL 4. Persentase Hasil Belajar Peserta Didik Kelas yang Diberi Perlakuan Pendekatan Ilmiah No Interval Persentase Kriteria Hasil Belajar Fisika Persentase (%) 1 81-100 Sangat Tinggi 2,38 2 61-80 Tinggi 54,76 3 41-60 Sedang 38,10 4 21-40 Rendah 4,76 5 0-20 Sangat Rendah 0,00 Jumlah 100,00 Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar Fisika sebagian besar peserta didik berada pada kriteria tinggi (54,76 %) disusul pada kategori sedang (38,10 %), rendah (4,76 %), sangat tinggi (2,38 %), dan sangat rendah (0,00 %). Hasil Analisis Inferensial Kemampuan Merancang Percobaan Fisika Selain dianalisis secara deskriptif, data hasil penelitian juga dianalisis secara inferensial (uji-t pihak kanan) untuk pengujian hipotesis. Adapun kriteria pengujian hipotesis tersebut yakni H o ditolak jika dan H o diterima jika dengan taraf signifikan = 0,05 dan dk = 41.

p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 45 Berdasarkan pengujian hipotesis diatas, diperoleh bahwa = 16,936 dan = 1,683. Hal ini berarti H o ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata kemampuan merancang percobaan fisika setelah diajar dengan pendekatan ilmiah mencapai lebih dari 60% dari skor ideal peserta didik kelas X MIA MAN 2 Model Makassar tahun ajaran 2014/2015. Hasil Belajar Fisika Adapun kriteria pengujian hipotesis tersebut yakni H o ditolak jika dan H o diterima jika dengan taraf signifikan = 0,05 dan dk = 41. Berdasarkan pengujian hipotesis di atas, diperoleh bahwa = 2,767 dan = 1,683. Hal ini berarti H o ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata hasil belajar fisika setelah diajar dengan pendekatan ilmiah mencapai lebih dari 60% dari skor ideal peserta didik kelas X MIA MAN 2 Model Makassar tahun ajaran 2014/2015. Pembahasan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pencapaian kemampuan merancang percobaan dan hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIA MAN 2 Model Makassar pada materi suhu dan kalor. Melalui kegiatan penelitian ini diharapkan peserta didik yang diajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah lebih tertarik mengikuti pelajaran dan dengan mudah memahami materi pelajaran, sehingga kemampuan merancang percobaan dan hasil belajar fisika peserta didik baik. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kemampuan merancang percobaan fisika peserta didik kelas X MIA MAN 2 Model Makassar setelah diajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah berdasarkan pada tabel 4.3 sebagian besar berada pada kategori baik. Selain itu, hasil analisis deskriptif menunjukkan pula bahwa hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIA MAN 2 Model Makassar setelah diajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah berdasarkan pada tabel 4.5 sebagian besar berada pada kategori tinggi. Pada kemampuan merancang percobaan fisika yang terdiri dari (1) menentukan alat dan bahan yang akan digunakan; (2) menentukan variabel percobaan; (3) menentukan apa yang diamati, diukur, dan ditulis; serta (4) menentukan langkah kerja percobaan, sebagaimana yang terlihat pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa indikator membuat langkah kerja percobaan memiliki jumlah skor tertinggi, kemudian indikator menentukan alat dan bahan percobaan, menentukan apa yang diamati, diukur, dan ditulis, dan terakhir indikator menentukan variabel percobaan. Pada hasil belajar fisika yang terdiri dari (1) mengingat (C1); (2) memahami (C2); (3) menerapkan (C3); serta (4) menganalisis (C4), sebagaimana yang terlihat pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa aspek menganalisis memiliki jumlah skor tertinggi, disusul oleh aspek menerapkan, aspek memahami, dan terakhir aspek mengingat. Hal ini cukup mengejutkan peneliti disebabkan aspek mengingat (C1) pada hasil belajar fisika mengumpulkan skor terendah, padahal aspek inilah yang paling mudah dikerjakan dibandingkan dengan aspek-aspek yang lain. Untuk memperkuat analisis statistik deskriptif, maka dilakukan analisis statistik inferensial untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan. Hasil statistik inferensial ini merupakan hasil dari analisis dengan menggunakan uji-t pihak kanan yang secara signifikan memberikan penolakan pada H o dan berada pada daerah penerimaan H 1. Hal ini berarti bahwa skor rata-rata kemampuan merancang percobaan dan hasil belajar fisika setelah diajar menggunakan pendekatan ilmiah mencapai lebih dari 60% dari skor ideal pada peserta didik kelas X MIA MAN 2 Model Makassar. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan bahwa pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan ilmiah memiliki peranan terhadap pencapaian kemampuan merancang percobaan dan hasil belajar fisika peserta didik kelas X MIA MAN 2 Model Makassar tahun ajaran 2014/2015.

p-issn: 2461-0933 e-issn: 2461-1433 Halaman 46 PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa skor kemampuan merancang percobaan fisika lebih besar dari 60 % skor ideal setelah diajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah pada peserta didik kelas X MIA MAN 2 Model Makassar tahun ajaran 2014/2015 dan skor hasil belajar fisika lebih besar dari 60 % skor ideal setelah diajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah pada peserta didik kelas X MIA MAN 2 Model Makassar tahun ajaran 2014/2015. REFERENSI Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R., 2001. Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives. New York: Addison Wesley Longman Inc.. Ercan, F. & Tasdere, A., 2011. Identification of Teacher Candidates Skills in Designing Experiments with Various Assessment Tools. Western Anatolia Journal of Educational Science, pp. 231-238. Germann, P. J. A. R. a. B. G., 1996. Identifying Patterns and Relationships among the Responses of Seventh-Grade Students to the Science Process Skill of Designing Experiments. Journal of Research in Science Teaching, pp. 79-99. Hamdu, G. & Agustina, L., 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No. 1, pp. 90-96. Kennedy, D., Hyland, A. & Ryan, N., 2009. Learning Outcomes and Competences. Bologna: Bologna Handbook Press. Machin, A., 2014. Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter, dan Konservasi pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Volume 3, pp. 28-35. Mappeasse, M. Y., 2009. Pengaruh Cara dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Programmable Logic Controller (PLC) Siswa Kelas III Jurusan Listrik SMK Negerri 5 Makassar. Jurnal MEDTEK, Oktober.pp. 1-6. Marjan, J., Arnyana, I. P. & Setiawan, I. N., 2014. Pengaruh Pembelajaran Pendekatan Saintifik terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa MA Mu'allimat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, pp. 1-12. Saputra, A., Widoretno, S. & Santosa, S., 2012. Peningkatan Keterampilan Merancang Eksperimen Siswa Melalui Penerapan Strategi Guided Inquiry di SMP Negeri 5 Surakarta Kelas VIII F Tahun Pelajaran 2011/2012. Surakarta, UNS Press, pp. 264-268. Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi. Bandung: Alfabeta. Sullivan, B. F. & Thomas, S. L., 2007. Documenting Student Learning Outcomes Through a Research-Intensive Senior Capstone Experience : Bringing the Data Together to Demonstrate Progress. North American Journal of Psychology, pp. 321-330. Yamin, M., 2012. Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta: Referensi.