EFEKTIFITAS PENYAMPAIAN INFORMASI DARI ATASAN KEPADA BAWAHAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH EFEKTIFITAS PENYAMPAIAN INFORMASI DARI ATASAN KEPADA BAWAHAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN AMIK PAKARTI LUHUR SKRIPSI

R. R Dinar Soelistyowati

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not

PENGARUH KUALITAS KOMUNIKASI UPWARD TERHADAP KEPUASAN KOMUNIKASI KARYAWAN DI PT. GRAHA FARMA SOLO

Membangun Komunitas Efektif dalam Mengharmoniskan Hubungan Kerja dan Peningkatan Kinerja

BAB IV PEMBAHASAN Komunikasi Organisasi Yang Berlangsung Dalam Pelaksanaan

Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

PERANAN KOMUNIKASI INTERNAL DI LINGKUNGAN KERJA

II. LANDASAN TEORI. seluruh faktor yang terdapat di perusahaan. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi terjadi setiap hari dimana saja. Komunikasi merupakan salah

PENGARUH MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP INTENSITAS KOMUNIKASI VERTIKAL DALAM PERUSAHAAN. (Studi Pada Karyawan PT Indomarco Prismatama Malang)

DAFTAR PUSTAKA. Cutlip Scott M, Allen H Center, Glen M Broom, Effective Public Relations, Eight Edition, Prentice Hall International Inc, 2000.

KOMUNIKASI FORMAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyamakan persepsi antar sesama manusia. Dengan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu aktivitas yang sangat mendasar didalam. kehidupan manusia sehari-hari. Dengan komunikasi manusia dapat

I. PENDAHULUAN. serta meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan warna terhadap pelayanan publik. Dinas Pekerjaan Umum

Pelaksanaan Special Event dalam Sosialisasi Pajak di Kalangan Mahasiswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

perkembangan zaman itu sendiri atau komunikasi yang merubah zaman.

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan

12 merupakan stimulasi yang bertujuan merubah tingkah laku orang lain (komunikan). 3 Komunikasi bisa diartikan dengan mempelajari aspek-aspek psikolog

BAB I PENDAHULUAN. PDAM Tirta Kerta Raharja merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten

HubunganKomunikasi Vertikal dengan Kinerja Pegawai Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Bandung

BAB II LANDASAN TEORI

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

PENGARUH MOTIVASI CAMAT TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN BONTANG UTARA

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

DAFTAR PUSTAKA. Anggoro, M. Linggar, Teori dan Profesi kehumasan, Jakarta, Bumi Aksara, 2001

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. SURACO JAYA ABADI MOTOR DI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

POLA KOMUNIKASI PIMPINAN DEPARTEMEN KOMUNIKASI PT. DIRGANTARA INDONESIA. ( Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Pimpinan Departemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyamakan persepsi antar sesama manusia. Dengan berkomunikasi manusia

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

HUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATIONS DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Berdasarkan analisis deskriptif menunjukkan bahwa penilaian kualitas

Hubungan Pengembangan Karir Dan Pemberian Insentif Terhadap Loyalitas Kinerja Guru

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.

ABSTRAK. Petrus Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ÉBAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh

Komunikasi Organisasi

POLA KOMUNIKASI PADA MALANG CORRUPTION WATCH (MCW) ( Studi Pada Divisi MCW)

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua

Tjiptono, Fandy, Gregorius, Chandra. Service Quality and Statisfactions. Penerbit Andi, Yogyakarta Chip, Bell R. Customer as Partners Building

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi menduduki suatu tempat yang utama dalam tatanan

BAB I PENDAHULUAN. tanpa komunikasi tidak akan terjadi interaksi dan tidak terjadi saling tukar

KOMUNIKASI FORMAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Maka seorang pemimpin selain perlu memikirkan gaya kepemimpinannya, dia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

SUMMARY TUGAS AKHIR STRATEGI PUBLIC RELATIONS RRI SEMARANG UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SIARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat merupakan lembaga yang. kerjasama. Kerjasama dapat berjalan dengan baik jika semua unsur dalam

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mengenai hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. SMA Plus PGRI Cibinong merupakan sekolah menengah atas dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, isu yang paling banyak dikembangkan adalah isu

BAB I PENDAHULUAN. Muslich, Etika Bisnis Pendekatan Substansi dan Fungsional, Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Cetakan Ke 1, 1998, hlm. 61.

BAB I PENDAHULUAN. saing perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

ABSTRAKSI. Pendahuluan

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA PT. POS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. komunitas wanita dibandingkan pria, termasuk dalam bisnis online. Hal inilah. untuk mengelola portal website khusus untuk wanita.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERSEPSI KARYAWAN ATAS PELAKSANAAN PROGRAM KESEJAHTERAAN PADA DIVISI PROGRAM MANAGEMENT OFFICE PT. ANEKA PANGAN BERMUTU, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. bagi anggota organisasi. Adanya komunikasi yang efektif dalam organisasi

Prosiding Manajemen ISSN:

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA BANJARBARU

2 atasannya, rekan kerjanya maupun bawahannya. Organisasi harus memenuhi dan mendukung tumbuhnya, sense of belonging didalam diri anggota karena sense

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

DAFTAR ISI. Halaman Judul Luar... i. Halaman Judul Dalam... ii. Halaman Persetujuan... iii. Halaman Pernyataan Dewan Penguji... v

PENGARUH AKTIFITAS HUBUNGAN KARYAWAN TERHADAP KEPUASAN KOMUNIKASI KARYAWAN. Survei Pada Kegiatan Rapat Rutin Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetesnsi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, hal. 381

Transkripsi:

EFEKTIFITAS PENYAMPAIAN INFORMASI DARI ATASAN KEPADA BAWAHAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN Oleh : Ade Khadijatul Z. Harahap Dosen Universita Graha Nusantara, P. Sidempuan Abstrak Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penyampaian informasi dari atasan kepada bawahan terhadap motivasi kerja karyawan. Metode penulisan menggunakan metode library research. Dari hasil pembahasan dapat disimpulkanb ahwa efektifitas penyampaian informasi dari atasan kepada bawahan berpengaruh terhadap motivasi kerja. Hal ini dapat terjadi karena pimpinan dapat menerapkan komunikasi atau penyampaian informasi yang efektif kepada karyawan. Efektifitas penyampaian informasi dari atasan kepada bawahan dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Disamping itu motivasi kerja juga dipengaruhi oleh faktor gaji yang mencukupi, penghargaan diri dari pimpinan dan lain-lain. Kata kunci : informasi, atasan, bawahan dan motivasi kerja 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pada era liberalisasi dewasa ini ketatnya persaingan terjadi bukan hanya pada tingkatan negara, tetapi sekaligus juga merambah pada tingkatan perusahaan. Kondisi seperti ini menuntut setiap perusahaan di dalam negeri untuk berbenah diri. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenangkan persaingan adalah dengan mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia secara tepat dan optimal. Sumber daya manusia adalah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh pihak perusahaan karena keberhasilan suaut perusahaan sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya. Sehingga sangat penting untuk diketahui bahwa ada cara-cara yang dapat memelihara dan mempertahankan loyalitas anggota perusahaan antara lain adalah dengan pemberian motivasi. Menurut Husnan, Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseroang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. (Husnan, 1997:197) Selain itu Hasibuan mendefinisikan bahwa Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. (Hasibuan, 2001:219) Berdasarkan dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi diberikan kepada bawahan atau karyawan untuk mendorong atau menciptakan kegairahan kerja kepada seseorang agar dapat memenuhi kebutuhannya. Jika kebutuhan seseorang terpenuhi, maka akan timbul suatu motivasi untuk bekerja sungguh-sungguh yang akhirnya akan menghasilkan prestasi yang diharapkan. Selain itu karyawan menjadi termotivasi untuk bekerja seoptimal mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi dirinya dan perusahaan. Motivasi kerja yang tinggi mutlak diperlukan dalam perusahaan. Motivasi kerja ini dipengaruhi oleh komunikasi. Seperti yang dikatakan oleh Hovland bahwa Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. (Effendy, 1997:10) Jadi berdasarkan teori Hovland tersebut dapat disimpulkan komunikasi merupakan alat untuk penyampaian informasi dari atasan kepada anggota kelompok untuk

mengubah perilaku dan memotivasi para anggotanya. Informasi dalam suatu organisasi selalu bergerak dari manajemen puncak hingga kepada para karyawan, dimana karyawan pada tingkat paling bawah merupkan titik operatif yang mendapat peran utama dalam menjalankan organisasi. Penyampaian informasi dari manajemen puncak yang turun ketingkat operatif merupakan aktivitas yang berkesinambungan dan sulit. Seringkali penyampaian informasi dari atasan kepada bawahan dianggap paling mudah dilakukan, karena pimpinan hanya memberikan instruksi atau perintah saja. Namun hal ini bisa menjadi masalah penting karena sering kali terjadi kesalhaan komunikasi yang menyebabkan perbedaan pemahaman dan perselisihan diantara atasan dan bawahan, seperti terjadinya pemogokan kerja yang tentu saja akan merugikan bagi pihak pimpinan. Disini dapat terlihat bahwa titik berat dalam suatu komunikasi organisasi seringkali bergerak kearah komunikasi manajerial yang perhatian utamanya adalah membawa informasi kepada kelompok operatif tersebut. Yang menjadi masalah dalam hal ini, yaitu jenis informasi seperti instruksi, rasional kerja, kebijakan, penilaian kerja, dan pemberian misi perusahaan yang disebarkan oleh tingkat manajemen kepada para karyawan dan bagaimana keefektifitasan informasi tersebut disampaikan atasan kepada bawahan. Menurut Davis (1976), penyampaian informasi kebawah yang efektif dapat dilihat dari adanya kejelasan dan konsistensi, kecukupan pesan, pembagian informasi yang dibutuhkan, saluran komunikasi, waktu yang tepat, garis komunikasi dan kepercayaan dari atasan terhadap bawahannya. (Muhammad, 2004:112). Penyampaian informasi yang efektif dari atasan kepada bawahan sangat dibutuhkan dalam menggerakkan aktivitas organisasi terutama dalam membangun motivasi kerja. Motivasi kerja menjadi perhatian utama yang tidak dapat diabaikan begitu saja, karena menyangkut alasan mengapa orang mencurahkan tenaga untuk melakukan satu pekerjaan. 1.2. Tujuan Penulisan Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penyampaian informasi dari atasan kepada bawahan terhadap motivasi kerja karyawan. 2. Uraian Teoritis 2.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan sebuah kata yang abstrak dan memiliki sejumlah arti. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. (Effendy, 1997:9) Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan melalui lambing-lambang tertentu, mengandung arti, dan pengoperan perangsang untuk mengubah tingkah laku individu yang lain. Dalam perusahaan atau instansi, komunikasi menjadi sumber bagi kehidupan dan kedinamisan usaha karena komunikasi menjadi sarana yang menghubungkan semua individu dalam perusahaan atau instansi untuk mencapai tujuannya. Menurut Hovland, Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communications is the process to modify the behavior of other individuals). (Effendy, 1997:10) Menurut Wether dan Keith Davis, seperti yang dikutip oleh Moekijat Komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang yang lain. (Moekijat, 1993:3). Sedangkan menurut Benard Berelson dan Garry A Stainer dalam bukunya Human Behavior yang dikutip oleh Rosady Ruslan mendefinisikan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik, dan kata lain-lain. Kegiatan atau proses

prnyampaiannya biasanya dinamakan komunikasi (Ruslan, 2000:17). Dari definisi-definisi tersebut penulis menyimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau lambang dari komunikator kepada komunikan dengan tujuan memberitahu, mengubah sikap dan perilaku. Dalam menyampaikan pesan tersebut dapat disampaikan secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung dengan menggunakan media. 2.2. Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. (Effendy, 1997:16). Berikut merupakan model proses komunikasi yang dibuat oleh Stephens P. Robbins yang dapat melukiskan suatu proses kegiatan komunikasi: Gambar 1. Proses Komunikasi Model komunikasi di atas menegaskan faktor-faktor kunci dalam komunikasi efektif. Komunikator harus tahu khalayak mana yang dijadikan sasaran dan tanggapan apa yang diinginkannya. Hubungannya dengan penelitian ini adalah atasan memberikan informasi kepada bawahan dan bawahan mengirimkan umpan balik, dan penyampaian informasi dari atasan ke bawahan tersebut adalah penyampaian informasi yang efektif. 2.3. Komunikasi Organisasi Secara sederhana, komunikasi di dalam organisasi disebut sebagai komunikasi organisasi. Kemudian jika memperhatikan arti kata dari komunikasi dan organisasi, maka komunikasi organisasi adalah komunikasi yang berlangsung dalam organisasi guna mencapai tujuan bersama. (Soemirat Ardianto, Suminar, 1999:11). Dalam organisasi, komunikasi berfungsi untuk menggerakkan aktivitasnya. Artinya setiap invidu yang terlibat dalam sebuah organisasi membutuhkan komunikasi efektif. Komunikasi organisasi berguna untuk menentukan berlangsungnya proses transmisi pesan internal organisasi dalam pencapaian tujuan melalui cara-cara yang dapat memperbaiki kualitas kehidupan kerja. Dalam berkomunikasi diharapkan mencapai pengertian dan kerjasama diantara semua unsur dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Dalam sebuah perusahaan diperlukan komunikasi dalam mencapai tujuan perusahaan seperti yang dikatakan oleh James G. Robbins dan Barbara S. Jones: Organisasi adalah suatu stuktur yang kompleks dari berbagai kegiatan khusus. Hanya dengan komunikasilah kegiatankegiatan itu dapat diatur dan dipersatukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa ada komunikasi suatu organisasi tidak akan berfungsi dan tidak aka nada kemajauan yang nyata yang dapat dilakukan. (Sirait, 1986:236-237). Dari pernyataan tersebut di aatas dapat dikatakan bahwa komunikasi dan organisasi adalah dua hal yang saling bergantungan. Komunikasi tanpa organisasi seperti pesan atau informasi tanpa bentuk. Sebaliknya organisasi yang merupakan sebuah sistem memerlukan adanya komunikasi di dalamnya untuk mengindikasikan koordinasi yang terstruktur. Jika dalam organisasi tidak ada komunikasi maka proses penyampaian pesan dan informasi terhambat. Komunikasi organisasi adalah sebuah bagian dari kehidupan internal organisasi yang menentukan pesan atau informasi dapat diterima oleh semua unsur organisasi di dalamnya, seperti yang ditegaskan oleh Pace

dan Faules yang menyatakan bahwa komunikasi organisasi adalah: menerima dan menginterpretasi pesan diantara anggota organisasi sebagai unit komunikasi yang merupakan bagian dari organisasi. Organisasi terdiri dari unit komunikasi yang berhubungan satu sama lain secara hierarkis dan berfungsi dalam lingkungannya. Komunikasi organisasi mencakup informasi yang dilakukan secara formal seperti dari atasan kepada bawahan (downward communications), dari bawahan kepada atasan (upward communications), dan diantara teman sekerja (horizontal communications). (Pace dan Faules, 2001:20). Dari pendapat di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa komunikasi organisasi memegang peranan penting dan komunikasi formal diatur dengan jaringan komunikasi organisasi yang terstruktur yang memang sudah memiliki tingkat birokrasi dan skema internal organisasi mengenai bagaimana sebuah komunikasi dapat dilakukan. Adapun tujuan utama dari pembelajaran ini adalah untuk memahami organisasi dengan mendeskripsikan komunikasi organisasinya, memahami kehidupan organisasi, dan menemukan bagaimana kehidupan-kehidupan terwujud lewat komunikasi pendekatan ini menekankan pada bagaimana suatu organisasi dikonstruksi dan dipelihara lewat proses komunikasi. Salah satu tantangan besar dalam komunikasi organisasi adalah bagaimana menyampaikan informasi dari atasan kepada seluruh bagian organisasi. Proses ini berhubungan dengan arus informasi yang biasanya berlangsung dalam suatu organisasi. 2.4. Motivasi Kerja Keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya, sehingga sangat penting untuk diketahui bahwa ada cara-cara yang dapat memelihara dan mempertahankan loyalitas anggota perusahaan antara lain adlah dengan pemberian motivasi. Motivasi berasal dari kata lain movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi hanya diberikan kepada manusia, khususnya para bawahan atau pengikut. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah gairah kerja bawahan agar mau bekerja keras dengan memberikan kemampuan dan keterampilan untuk mewujudkan tujuan perusahaan. (Hasibuan, 2003:92). Sedangkan menurut Ermaya Suradinata dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia, mengemukakan: motivasi berasal dari kata motif yang artinya suatu dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk berbuat baik berupa gerakan maupun ucapan sehingga adapun pengertian dari motivasi adalah tindakan lanjut dari motif yaitu perbuatan atau gerakan baik berupa ucapan maupun tindakan serta perilaku dalam cara-cara tertentu yang dilakukan seseorang (Suradinata, 1996:129-130) Pada dasarnya tujuan motivasi pada karyawan adalah: a. Meningkatkan loyalitas karyawan Adanya kebijakan perusahaan yang baik bagi karyawan untuk mengembangkan segala kemampuan dan keahlian yang dimiliki serta adanya pengakuan yang besar oleh perusahaan terhadap karyawannya, akan mampu memicu karyawan untuk mengabdikan diri mereka guna kemajuan perusahaan. b. Meningkatkan kedisiplinan karyawan Karyawan yang tingkat disiplin kerjanya baik, mereka akan menunjukkan tingkat absensi yang baik dankepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Hal ini ditandai dengan penilaian pimpinan sendiri selama satu bulan terakhir menunjukkan bahwa absensi memang mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja, dan mereka menilai bahwa pekerjaan adalah hal penting dan berarti bagi mereka serta penting bagi kemajuan perusahaan

c. Menumbuhkan rasa suka karyawan pada karyawan Karyawan yang menyukai pekerjaan mereka karena latar belakang pendidikan, kemampuan dan keahlian yang dimiliki sesuai dengan pekerjaan yang dilakkan. Mereka berkonsentrasi terhadap pekerjaannya itu. Mereka akan dapat menyelesaikan tugas yang diembannya itu dengan baik sesuai dengan yang diharapkan dan hasil yang memuaskan. d. Meningkatkan kepuasan kerja karyawan Kepuasan kerja merupakan kondisi lahir batin seseorang dalam melakukan pekerjaan. Meskipun berbeda-beda ukurannya bagi setiap orang tetapi dapat diasumsikan bahwa hal yang mendukung kepuasan kerja adalah karena adanya hak otonomi untuk bertindak, variasi dalam melakukan pekerjaan, kesempatan memberikan sumbangan dan kesempatan mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja. e. Meningkatkan kreatifitas kerja karyawan Kreatifitas kerja menunjukkan bahwa karyawan memiliki kemampuan melaksanakan pekerjaan dengan kualitas yang tinggi, kretaifitas kerja yang tinggi diperoleh dari karyawan yang memiliki kualitas diri yang cukup tinggi. Mengembangkan kualitas karyawan adalah membeberkan kebebasan karyawan seluasseluasnya untuk mempelajari hal-hal baru, berusaha memberikan masukan serta saran dan menindaklanjuti setiap usul karyawan. (Hasibuan, 2003:92) Apabila seorang pimpinan dapat meningkatkan motivasi kerja dan kegairahan kerja, perusahaan itu akan mendapat banyak keuntungan. Meningkatkan motivasi kerja dan kegairahan kerja akan menjadikan pekerjaan lebih cepat diselesaikan, kerusakan dapat dikurangi, absensi diperkecil dan kemungkinan perpindahan karyawan dapat diperkecil seminimal mungkin. Turunnya motivasi kerja atau kegairahan kerja karyawan akan membuat perusahaan tidak dapat mencapai tujuan perusahaan tersebut. Banyak pakar menjelaskan model yang mendasari munculnya motivasi, diantaranya adalah Abraham Maslow dan Hezberg yang banyak mendapat sambutan positif di bidang organisasi. 3. Pembahasan Komunikasi atau proses penyampaian informasi dalam suatu organisasi merupakan salah satu kebutuhan pokok. Dalam proses penyampaian informasi, hasil akhir yang ingin dicapai adaah timbulnya efek dimana efek tersebut diharapkan dapat memberikan umpan balik sesuai dengan yang dikehendaki. Mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang kita inginkan, merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam penyampaian informasi. Lebih rendah mengusahakan agar informasi kita dapat dipahami daripada mengusahakan agar pesan kita disetujui apalagi hingga terwujud dalam bentuk tindakan. Kegiatan penyampaian informasi dari atasan kepada bawahan yang dilakukan berupa pemberian atau penyampai instruksi kerja yang berbentuk perintah, arahan ataupun uraian tugas dan diharapkan agar para karyawan dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan target yang diinginkan. Namun dibutuhkan motivasi kerja dari bawahan, untuk dapat memenuhi target dan memperoleh hasil yang maksimal. Tinggi rendahnya motivasi kerja bawahan dapat diwujudkan dengan adanya penyampaian informasi yang efektif dari atasan kepada bawahannya. Seperti dijelaskan sebelumnya penyampaian informasi dari atasan kepada bawahan di dalam organisasi adalah memberikan pengaruh atau motivasi disamping fungsinya sebagai pemberian instruksi. Untuk itu, atasan perlu menegtahui terlebih dahulu hal-hal yang dapat meningkatkan motivasi para bawahannya. Efektifitasnya penyampaian informasi dari atasan kepada bawahan dapat dilihat dari adanya kejelasan dan konsistensi, kecukupan informasi, pembagian informasi yang

dibutuhkan, saluran komunikasi, waktu yang tepat, garis komunikasi yang disampaikan oleh atasan kepada bawahnnya mencapai tingkat efektif, maka akan meningktkan motivasi kerja karyawan. Apabila dalam diri karyawan seudah termotivasi untuk bekerja maka pekerjaan akan lebih cepat dan lebih baik hasilnya. Untuk menimbulkan dan meningkatkan motivasi para karyawan banyak cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan, cara-cara tersebut dapat berupa materil dan non materil, misalnya memberikan gaji yang cukup, dan menempatkan bawahan di posisi yang tepat. Jadi pada intinya penyampaian pesan yang efektif akan menimbulkan motivasi kerja karyawan. Efektifitas penyampaian informasi dari atasan kepada bawahan yang rendah mencerminkan bahwa penyampaian informasi dari atasan kepada bawahan efektif, karena secara umum penyampaian pesan dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang di tangkap dah dipahami oleh penerima. Selain itu infomasi yang diberikan oleh atasan jelas dan konsisten, atasan memberikan informasi kepada bawahannya apabila dibutuhkan mereka, atasan membagi informasi yang dibutuhkan oleh bawahannya, atasan dapat memilih media dan saluran komunikasi yang tepat dalam setiap pemberian informasi, atasan melakukan penyampaian informasi pada waktu dan saat yang tepat, atasan membuat garis komunikasi yang langsung dan sependek mungkin dengan bawahannya, dan atasan berusaha membentuk kepercayaan terhadap bawahannya. Atasan dan bawahan menyadari bahwa penting sekali keefektifan penyampaian informasi dari atasan kepada bawahan demi lancarnya sebuah pekerjaan. Faktor efektifitas penyampaian informasi ini mempengaruhi tingkat motivasi kerja karyawan. Sedangkan sebagian pengaruh terhadap motivasi kerja yang berasal dari faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti seperti faktor gaji yang mencukupi, faktor penghargaan diri dari pimpinan, faktor kenyamanan dan lain-lain. Hal ini berarti efektifitas penyampaian informasi dari atasan kepada bawahan cukup berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat motivasi kerja karyawan. 4. Penutup Efektifitas penyampaian informasi dari atasan kepada bawahan berpengaruh terhadap motivasi kerja. Hal ini dapat terjadi karena pimpinan dapat menerapkan komunikasi atau penyampaian informasi yang efektif kepada karyawan. Efektifitas penyampaian informasi dari atasan kepada bawahan dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Disamping itu motivasi kerja juga dipengaruhi oleh faktor gaji yang mencukupi, penghargaan diri dari pimpinan dan lain-lain. Daftar Pustaka Arep, Ishak & Hendri Tanjung, 2003. Manajemen Motivasi, Grasindo, Jakarta. Effendy, Onong Uchjana, 1997. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Ghozali, I., 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Handoko, T. Hani, 1991. Manajemen Edisi II, BPFE, Yogyakarta. Hasan, M. I., 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Jakarta. Hasibuan, Malayu S.P., 2001. Organisasi dan Motivasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Kriyantono, R., 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Moekijat, 1993. Teori Komunikasi, CV. Mandar Maju, Bandung. Muhammad, A., 2004. Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Pace, R. Wayne, and Faules, Don F. 2001. Komunikasi Oganisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Ruslan, R, 2000. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta., 2003. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sirait, 1986. Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung. Soemirat, Soleh, Elvinaro Ardianto & Yenny Ratna Suminar, 1999. Komunikasi Organisasional, Universitas Terbukam Jakarta. Suradinata, E., 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia, CV. Ramadhan, Bandung. Umar, H., 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Widjaya, A.W., Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 1999.