PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PKN DALAM PRAKTEK PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Contextual Teaching and Learning

DASAR FILOSOFI. Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd.

PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA PENDIDIKAN ANAK DINI USIA. Muh. Tawil, *)

Condition of Ind. Ind.Condition-1. Ind.Condition-2. The Rural. Ind. Rural Policy. Rulal Educational. Higher Education. Non Formal Ed.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUALSISWA KELAS IV SDI RAI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGEMBANGAN KONSEP DASAR PKN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Sejarah, FIS, UNY.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

TEORI TEORI PEMBELAJARAN MORAL DAN NILAI DALAM PKn

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL. contextual teaching and learning

Drs. H. MAHDUM MA, M.Pd. Dosen Bahasa Inggris FKIP UNRI Hp , Fax: (0761)

BAB I PENDAHULUAN. dan ilmu atau pengetahuan. Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya

DADANG SUPARDAN JURS. PEND. SEJARAH FPIPS UPI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

2015 PENERAPAN MODEL VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TIPE ANALISIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hani Handayani, 2013

PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL 1

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Romi Afrizal

PKN SEBAGAI PENDIDIKAN POLITIK/ PENDIDIKAN DEMOKRASI. HAND-OUT/KULIAH PKN/CHOLISIN.DOC Jurusan PKN dan Hukum FIS UNY

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

PENDEKATAN CTL (Contextual Teaching and Learning)

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mencerdaskan kehidupan. bangsa. Bangsa yang ingin maju tentu memperhatikan pendidikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB I PENDAHULUAN. muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi

YUNICA ANGGRAENI A

KAJIAN KRITIS TERHADAP SUBSTANSI UJIAN NASIONAL DAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

Dasar-dasar Pembelajaran Fisika

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

Kelebihan Kelemahan Model Belajar Kontekstual

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendekatan Contextual Teaching and Larning (CTL)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu proses pembentukan sikap, kepribadian

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Atik Sukmawati, 2013

BAB II PEMBELAJARAN CONTEXTUAL, PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA, MATERI MENYELESAIKAN MASALAH BERKAITAN DENGAN PECAHAN

TITIK ARIYANI HALIMAH A

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Materi Kuliah. Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan. Modul 1

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB II. Kajian Pustaka

Penerapan Contextual Teaching and Learning terhadap pembelajaran praktek konstruksi kayu bagi guru SMK di Surakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Model Pembelajaran CTL Terhadap Hasil Belajar. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dari nilai post-test yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. yang mereka hadapi dalam sebuah teori common sense menyatakan bahwa,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RUSMI HARTATIK SMP Negeri 1 Sumberrejo Bojonegoro

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Motivasi belajar matematika berkurang. Minat belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan Hasil Penelitian dan Pengembangan

Transkripsi:

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PKN DALAM PRAKTEK PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Disampaikan pada Seminar Strategi Pembelajaran PKn, dalam rangka Realisasi Program SP4 Tahun Ke-2 Jurusan PKn dan Hukum FISE UNY Cholisin, Staf Pengajar Jurusan PKn dan Hukum FISE UNY

KARAKTERISTIK PARADIGMA BARU PKN Memiliki basis keilmuan yang kuat (politik, hukum dan moral); Memiliki komponen pengetahuan kewarganegaraan, ketrampilan kewarganegaraan, dan karakter kewarganegaraan; Menggunakan pendekatan CTL; Menggunakan KTSP.

PARADIGAMA BARU PKn (Dikdasmen, 2006) PKn merupakan bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui : Civic Intellegence, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, maupun sosial. Civic Responsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab dan Civic Participation, yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar tanggungjawabnya, baik secara individual, sosial, maupun sebagai pemimpin hari depan.

Kompetensi Guru mata pelajaran PKn pada SMP/MTs, SMA/MA,SMK/MAK (PERMENDIKNAS NOMOR 16 TAHUN 2007 TANGGAL 4 MEI 2007 STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU - Memahami materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. - Memahami substansi Pendidikan Kewarganegaraan yang meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap kewarganegaraan (civic disposition), dan ketrampilan kewarganegaraan(civic skills). - Menunjukkan manfaat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan

IMPLIKASI KARAKTERISTIK PKN TERHADAP PEMBELAJARAN Misalnya, ketika mengembangkan pembelajaran dengan topik otonomi daerah, harus muncul: Pengetahuan kewaraganegaraan 1. berdasarkan konsep politik (minimal dimunculkan konsep otonomi daerah sebagai distribusi kekuasaan yaitu desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan, pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik di daerah); 2. berdasarkan konsep hukum (minimal muncul: dasar yuridis otonomi daerah dan penegakan peraturan daerah); 3. berdasarkan konsep moral (minimal muncul : otonomi dalam bingkai nilai persatuan dan keadilan sosial);

Lanjutan Ketrampilan Kewarganegaraan: Minimal dimunculkan: 1. mendeskripsikan otonomi daerah; 2. mencari informasi mengenai otonomi daerah dari lapangan dengan kontak (mendatangi/mendatangkan) dengan masyarakat, pejabat dan lembaga di daerah, juga dapat bersumber dari media massa cetak dan elektronik, 3. memecahkan masalah masalah publik yang terjadi dilingkungan pemerintah daerah ; 4. menetukan posisi terhadap berbagai pandangan yang yang berbeda dan berkembang dalam pelaksanaan otonomi daerah; 5. melakukan simulasi penyelesaian konflik kepentingan antar berbagai kelompok yang berkembang di daerah dengan melatih ketrampilan : negoisasi, mediasi, konsensus/resolusi konflik; 6. berpartisipasi dalam pelaksanaan otonomi daerah (misal dengan pembelajaran portofolio, memberikan kritik,memberikan masukan untuk memajukan lingkungan masyarakat, pemerinrah desa dan lokal);

Lanjutan. Karakter Kewarganegaraan yang perlu dimunculkan: memberdayakan dirinya sebagai warganegara yang independen, aktif, kritis, well-informed, dan bertanggungjawab untuk berpartisipasi secara efektif dan efisien dalam berbagai aktivitas masyarakat, politik, dan pemerintahan pada semua tingkatan ( daerah dan nasional ). demokratis, menghargai HAM, nasionalisme;

Aspect of citizenship education (Council of Europe, Veldhuis, Ruud, 1997) - knowledge -attitude and opinions -intellectual skills -participatory skills

PENGEMBANGAN PENGETAHUAN, KETRAMPILAN DAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN = PENGEMBANGAN PERAN WARGA NEGARA SECARA PROPORSIONAL Peran aktif (a) dominan =instabilitas Peran pasif (p) dominan = otoriter Peran positif (+) dominan = otoriter Peran negatif (-) dominan = liberalis Peran (a) + (p) + (+) + (-) proporsional = Budaya kewarganegaraan (civic culture)dapat membentuk warga negara demokratis atau warga negara yang baik.

Among the roles of citizenship in a constitutional liberal democracy are: (1) The voter in public election; (2) the participant in political parties, interest groups, and civic organizations; (3) the supporter and maintainer of principles and practices on securrity for rights, civic equality, and populair sovereignity; and (4) the reformer of political and civic life in order to narrow the gap between principles and practices of government and society. The maintenance and improvement of a constitutional liberal democracy depends upon the informed, efective, and responsible participation of its citizens (John Patrick, 1999).

Hakekat Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan ( Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)

IMPLIKASI KTSP BAGI PEMBELAJARAN PKN PENGAKUAN ADANYA OTONOMI AKADEMIK GURU, BERARTI GURU PKN MESTI KREATIF DAN INOVATIF; MUATAN LOKAL MEMPERKAYA DAN MEMBERIKAN MAKNA PEMBELAJARAN PKN; MEMBERIKAN KELUASAN UNTUK MEMAKSIMALKAN KOMPETENSI SISWA (SK DAN KD BERSIFAT MINIMAL);

NO TEACHERS NO EDUCATION NO EDUCATION NO ECONOMIC AND SOCIAL DEVELOPMENT (Ho Chi Minh, Bapak Bangsa Vietnam)

STRATEGI PEMBELAJARAN MEMILIKI POSISI SANGAT MENENTUKAN KEBERHASILAN PEMBELAJARAN PKN BERPARADIGMA BARU Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan sekedar mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.

STRATEGI PEMBELAJARAN BELAJAR UNTUK MENGETAHUI (LEARNING TO KNOW) BELAJAR UNTUK BERBUAT (LEARNING TO DO) BELAJAR UNTUK MENJADI (LEARNING TO BE) BELAJAR UNTUK HIDUP BERSAMA (LERANING TO LIVE TOGETHER)

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya sebagai berikut ini. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya Ciptakan masyarakat belajar Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran Lakukan refleksi di akhir pertemuan Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara

Karakteristik Pembelajaran CTL Kerjasama Saling menunjang Menyenangkan, tidak membosankan Belajar dengan bergairah Pembelajaran terintegrasi Menggunakan berbagai sumber Siswa aktif Sharing dengan teman Siswa kritis guru kreatif Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain

Penyusunan RPP berbasis kontekstual adalah sebagai berikut: Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Standara Kompetensi, Kompetensi dasar, Materi Pokok dan Pencapaian Hasil Belajar Nyatakan tujuan pembelajarannya Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu Buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan siswa Nyatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan data apa siswa dapat diamati partisipasinya dalam pembelajaran.

PERLUNYA PERGESERAN PARADIGMA MANAJEMEN DI SEKOLAH UNTUK KEBERHASILAN PRAKTEK PEMBELAJARAN PKN DARI KE SENTRALISTIK BIROKRATIK OTORITER KOMUNIKASI SATU ARAH KAKU BERPUSAT PADA MANAJER DESENTRALISTIK PEDAGOGIK DEMOKRATIK KOMUNIKASI DUA ARAH LUWES BERPUSAT PADA GURU