BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. keluar perusahaan selama satu periode. Suwardjono (2003: 84) menyatakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan tidak dapat dipisahkan dari pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

IAS 7 Laporan Arus Kas

BAB II LANDASAN TEORI

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. Modul ke: 06FEB. LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani. Fakultas. Fitri Indriawati, SE., M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (PSAK) No.2 tentang laporan arus kas pada tanggal 7 September 1994 dan

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II LAPORAN ARUS KAS

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

KEMAMPUAN ARUS KAS DAN LABA DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Eropa, harus segera direspons pemerintah. Penurunan nilai tukar rupiah terhadap

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur. Go Publik di Bursa Efek Indonesia)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. terpisahkan. Hal ini dikarenakan pelaporan keuangan memiliki tujuan-tujuan umum

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

I. PENDAHULUAN. pihak dan dilain pihak meningkatkan keinginan masyarakat untuk mencari alternatif

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi perhatian banyak pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk mencari dana dalam jumlah

Laporan Keuangan: Neraca

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber pembiayaan usaha. Pasar modal merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi ini perusahaan dituntut untuk bekerja secara maksimal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (FASB) dalam Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 95. Laporan

BAB II TINJAUAN TEORI. PSAK 1 revisi 2009 paragraf 5 menyatakan Laporan keuangan bertujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Laporan Arus Kas. menjadi beberapa aktivitas yaitu: a. Aktivitas Operasi. b. Aktivitas Investasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian investasi adalah dengan

BAGIAN XIII LAPORAN ARUS KAS

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat,mengharuskan suatu perusahaan untuk mengukur dan menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURDI KABUPATEN SRAGEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal indonesia telah menjadi fenomena tersendiri, dan menjadi catatan sebuah

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan besar, tidak melihat apakah perusahan tersebut bertujuan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana yang

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI ALAT UKUR LIKUIDITAS KINERJA KEUANGAN PADA PT. SWAKARYA INDAH BUSANA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah

BAB I PENDAHULUAN. perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

perbincangan yang menarik bagi para akuntan dan analis keuangan. Hal ini

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, TOTAL ARUS KAS DAN NILAI BUKU EKUITAS TERHADAP ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat yang handal bagi para pemakainya untuk mengurangi

LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A.

ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. operasi, dari aktivitas investasi, dan dari aktivitas pendanaan.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih diyakini sebagai alat yang

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Penilaian investor akan prospek laba dimasa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dan

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1.1. Definisi Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan satu bagian dari set laporan keuangan perusahaan yang berisi informasi yang menggambarkan arus kas masuk dan kas keluar perusahaan selama satu periode. Suwardjono (2003: 84) menyatakan bahwa berdasar pada informasi dalam laporan arus kas, pemakai dapat memperoleh informasi untuk tujuan mengevaluasi kegiatan manajemen dalam operasi (operating), investasi (investing), dan pendanaan (financing). Laporan arus kas berbeda dengan laporan laba/rugi. Laporan arus kas menyajikan ringkasan berbagai transaksi keuangan berupa transaksi penerimaan maupun pengeluaran yang berhubungan dengan kas, sedangkan laporan laba/rugi menunjukkan pendapatan yang direalisasi dan biaya-biaya yang terjadi selama satu periode tanpa memperhatikan arus kas masuk maupun keluar. Haryadi (2002) menyatakan bahwa dari satu set laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan, laporan arus kas merupakan laporan yang paling terakhir diikutsertakan. Hal ini dikarenakan sebelum tahun 1971 laporan keuangan yang direkomendasikan dalam Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) hanyalah neraca dan laporan laba/rugi. Sejalan dengan semakin kompleksnya kebutuhan investor, kreditur, dan para pemakai laporan keuangan lainnya akan informasi, munculah laporan aliran dana (fund flow statement) 10

11 sebagai bagian dari laporan keuangan. Accounting Procedures Board (APB) melalui APB Opinion No. 19 menyatakan bahwa penyusunan laporan aliran dana menjadi keharusan bagi perusahaan dan merupakan bagian dari laporan keuangan. Karena berkembangnya konsep dana yang digunakan, selanjutnya laporan ini disebut sebagai laporan perubahan modal atau laporan perubahan posisi keuangan. Financial Accounting Standards Board (FASB) melalui Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 95 menyatakan bahwa laporan arus kas merupakan pengganti laporan perubahan posisi keuangan dan menjadi bagian dari laporan keuangan. Di Indonesia, laporan arus kas ditetapkan oleh IAI dalam Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 tahun 1994. Dalam PSAK No. 2 disebutkan bahwa perusahaan wajib menyusun laporan arus kas dan menyajikannya sebagai bagian integral dari laporan keuangan untuk setiap periode. Dalam paragraf kelima PSAK No.2, arus kas adalah aliran masuk dan aliran keluar kas atau setara kas yang terjadi dalam suatu periode pencatatan oleh perusahaan. Tiga sumber informasi yang digunakan untuk menyusun laporan arus kas: (1) neraca, sebagai sumber informasi untuk mengetahui jumlah perubahan yang terjadi pada aset, utang, dan modal pemilik dari awal hingga akhir periode, (2) laporan laba/rugi, sebagai sumber informasi yang dapat membantu menentukan jumlah kas yang dihasilkan atau dikeluarkan selama satu periode, dan (3) informasi tambahan yang menyajikan data transaksi untuk mengetahui bagaimana kas dihasilkan atau digunakan untuk suatu periode. Penyusunan laporan arus kas dilakukan dengan menganalisis rekening-rekening yang dimiliki perusahaan pada

12 sistem akuntansinya yang menerangkan perubahan yang terjadi pada rekeningrekening aktiva, utang, dan modal antara awal dan akhir periode. 2.1.2. Tujuan Laporan Arus Kas Laporan arus kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan penjelasan mengenai alasan perubahan tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber penerimaan kas dan untuk apa penggunaannya (Munawir, 2008: 113). Dengan tersedianya laporan arus kas, pemakai dapat memprediksi arus kas perusahaan di masa mendatang dan menilai kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. PSAK No. 2 menyatakan bahwa tujuan penyusunan laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang berguna bagi para pemakai laporan keuangan. Informasi tersebut digunakan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan atas kas tersebut. Oleh karena itu, tujuan utama dari informasi akuntansi adalah menyediakan informasi yang berguna dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian bakal arus kas perusahaan. FASB dalam SFAC no.1 menyatakan ada dua tujuan dari pelaporan keuangan. Pertama, memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, investor potensial, kreditur, dan pemakai lainnya untuk membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan serupa lainnya. Kedua, memberikan informasi tentang prospek arus kas untuk membantu investor dan kreditor dalam menilai prospek arus kas bersih perusahaan

13 Dalam paragraf ketiga PSAK No. 2, dinyatakan bahwa jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakainya untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas), dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi dalam laporan arus kas juga memungkinkan para pemakainya untuk mengembangkan model yang dapat digunakan untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) pada berbagai perusahaan. Selain itu, informasi yang disajikan dalam laporan arus kas dapat meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi perusahaan. Hal ini dikarenakan penyajian laporan arus kas meniadakan pengaruh penggunaan atau perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Dengan disusunnya laporan arus kas, pemakai laporan mendapatkan informasi yang bermanfaat untuk (1) mengetahui jumlah kas yang secara normal diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan, (2) mengidentifikasi alternatif untuk mendapatkan kas yang signifikan, (3) mengetahui kecukupan investasi atas aktiva tetap yang harus dimiliki perusahaan dalam rangka mempertahankan atau meningkatkan kapasitas aktiva tersebut, (4) mengetahui apakah kelebihan kas yang dimiliki perusahaan diinvestasikan pada aktiva produktif atau untuk melunasi dan atau menarik kembali saham, (5) mengetahui komposisi pembiayaan internal dan eksternal atas investasi perusahaan, dan (6) mengetahui komposisi

14 kas yang diterima perusahaan dari pihak eksternal, apakah berasal dari utang atau penerbitan saham. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pengguna perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Para pengguna laporan ingin mengetahui bagaimana para perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas. Hal tersebut bersifat umum dan tidak bergantung pada aktivitas perusahaan serta apakah kas dapat dipandang sebagai produk perusahaan, seperti yang berlaku di lembaga keuangan. Pada dasarnya, perusahaan memerlukan kas dengan alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas penghasil pendapatan utama (revenue-producing activities). Perusahaan membutuhkan kas untuk melaksanakan usaha, melunasi kewajiban, dan membagikan dividen kepada para investor. 2.1.3. Pengertian Kas dan Setara Kas Sugiri (2005: 15) dalam bukunya menyatakan bahwa untuk dapat disebut sebagai kas, suatu aktiva harus memiliki dua kriteria, yakni: (1) aktiva harus siap digunakan setiap saat untuk membayar semua kewajiban yang ada sekarang, dan (2) aktiva harus bebas dari ikatan-ikatan apa pun yang membatasi penggunaannya untuk melunasi kewajiban. Menurut paparan Munawir (2008: 114), kas berarti jumlah uang tunai yang ada di perusahaan (cash on hand), rekening giro atau

15 simpanan di bank yang pengembaliannya tidak dibatasi baik dalam waktu dan jumlah (cash in bank) dan investasi jangka pendek yang secara formal disebut kas, serta setara kas (cash equivalent). Menurut FASB setara kas didefinisikan sebagai investasi yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, yakni investasi yang dapat ditukarkan menjadi kas dengan cepat, dengan jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan, dan jatuh temponya tidak lebih dari 90 hari dari tanggal laporan keuangan. Kas dan setara kas umumnya diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Kas merupakan aktiva yang menjadi titik awal siklus akuntansi dan sistem pengendalian akuntansi perusahaan dengan tiga sifat unik: (1) dapat ditukarkan sewaktu-waktu menjadi aktiva nonkas karena sifatnya sebagai alat pertukaran/pembayaran, (2) mudah digelapkan karena bentuknya kecil dan mudah dipindahkan karena bobotnya ringan, (3) tidak ada identitas siapa yang menjadi pemiliknya (Sugiri, 2005: 16). Kas terdiri atas uang kertas, uang logam, simpanan di bank dalam bentuk rekening giro (demand deposit atau cheking account), money order, bank drafts, cek terjamin, cek kasir, dan cek pribadi. Untuk tujuan mengamankan kas dan memastikan akurasi pencatatan akuntansi kas, pengendalian internal yang efektif terhadap kas menjadi sangat penting. Perusahaan yang menggunakan teknik manajemen kas modern akan menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara pada aktiva yang sangat likuid dan investasi sementara di pasar uang untuk jangka waktu yang relatif singkat.

16 2.1.4. Pengelompokan Aktivitas Dalam Laporan Arus Kas Dalam laporan arus kas, ada tiga aktivitas yang dilaporkan, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Pengelompokan suatu aktivitas atau transaksi didasarkan pada karakteristik tertentu, meliputi: a. Aktivitas operasi: aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. b. Aktivitas investasi: aktivitas perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas untuk tujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. c. Aktivitas pendanaan: berbagai aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Oleh karenanya, laporan arus kas harus melaporkan perputaran kas selama suatu periode tertentu atas dasar klasifikasi aktivitas di atas dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan (Munawir, 2008). Selanjutnya, aktivitas perusahaan dikelompokkan lagi menjadi dua, yaitu (1) aktivitas yang menghasilkan kas atau sering disebut sebagai sumber penerimaan (sources of cash) dan (2) aktivitas yang menyebabkan terjadinya pengeluaran, yang disebut sebagai aktivitas pengeluaran (uses of cash). 2.1.5. Metode Penyajian Laporan Arus Kas Ketentuan mengenai metode penyusunan laporan arus kas, dengan fokus pada aktivitas operasi perusahaan tertuang dalam PSAK No. 2 paragraf 17. Dalam pernyataan standar yang dimaksud, dinyatakan bahwa perusahaan melaporkan

17 arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari dua metode yang ada, yakni metode langsung dan metode tidak langsung. 2.1.6. METODE LANGSUNG Dalam laporan arus kas metode langsung, disajikan kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto perusahaan. FASB menganjurkan perusahaan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan metode langsung. Laporan arus kas dengan metode ini dinilai memberikan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan dan mudah dipahami oleh para pemakai yang kurang menguasai atau tidak memiliki pengetahuan akuntansi. Arus kas masuk bersih perusahaan tidak sama dengan laba bersih yang diperoleh pada periode tersebut. FASB menyatakan bahwa untuk membantu pemakai memahami perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih perusahaan yang dilaporkan dengan mengunakan metode langsung, maka rekonsiliasi antara laba bersih dan arus kas bersih perusahaan dari aktivitas operasi harus disajikan dalam catatan tersendiri. Gambar 2.1 Format Penyajian Laporan Arus Kas Metode Langsung PT ABC LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20xx (dalam Rupiah) Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi : Kas yang diterima dari pelanggan Dikurangi : Kas untuk membeli persediaan Kas untuk membayar biaya operasi

18 Kas untuk membayar biaya bunga Kas untuk membayar pajak Aliran kas bersih dari kegiatan operasi Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi : Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi Kas keluar untuk membeli peralatan Aliran kas bersih untuk kegiatan investasi Aliran kas dari kegiatan keuangan : Kas yang diterima dari penjualan saham Dikurangi : Kas untuk membayar dividen Kas untuk membayar hutang obligasi Aliran kas masuk neto dari kegiatan keuangan Kenaikan kas Saldo kas pada awal tahun Saldo kas pada akhir tahun Sumber: Nurhuda Arif. Dasar-Dasar Akuntansi: Laporan Arus Kas.2009.(online), (http://dasarakuntansi.blogspot.com, diakses 6 Desember 2010) 2.1.7. METODE TIDAK LANGSUNG Dalam laporan arus kas metode tidak langsung, dilakukan penyesuaian atas laba atau rugi bersih dengan melakukan koreksi pengaruh perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan dan

19 berbagai transaksi bukan kas. Transaksi bukan kas yang dimaksud meliputi penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan serta unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Berbagai penyesuaian yang dilakukan untuk menyusun laporan arus kas metode tidak langsung adalah sebagai berikut: a. Depresiasi; telah dikurangkan dalam perhitungan laba bersih tetapi biaya tersebut tidak menurunkan kas, maka laba bersih menjadi lebih rendah daripada arus kas operasi. Karenanya, agar laba bersih sama dengan jumlah arus kas bersih dari operasi, maka depresiasi harus ditambahkan kembali pada laba bersih. b. Pajak Ditangguhkan; saldo rekening ini naik apabila biaya pajak periode tertentu lebih besar dari pajak yang dibayarkan pada periode yang sama. Apabila biaya pajak pada suatu tahun tertentu lebih besar dari pajak tahunan yang dibayarkan, maka pajak ditangguhkan naik dan harus ditambahkan pada laba bersih untuk mendapatkan jumlah arus kas bersih yang tepat. c. Piutang Usaha; adanya kenaikan piutang berarti sebagian besar dari penjualan masih berbentuk piutang atau belum diterima kasnya. Sebaliknya, jika terjadi penurunan saldo piutang berarti terdapat penerimaan kas dari penjualan periode sebelumya. Jadi kenaikan saldo piutang menyebabkan kas yang diterima menjadi lebih kecil, demikian pula sebaliknya.

20 d. Persediaan; apabila terjadi kenaikan persediaan pada suatu periode, maka harga pokok penjualan menjadi lebih rendah daripada arus kas untuk pembelian. Oleh karenanya kenaikan tersebut harus ditambahkan pada harga pokok penjualan untuk menentukan arus kas keluar. Hal ini sebenarnya sama dengan mengurangkan jumlah kenaikan persediaan dengan laba bersih periode tersebut. e. Utang Usaha; merupakan kebalikan dari penyesuaian pada piutang usaha. Jika saldo utang selama satu periode tertentu naik, maka kenaikan tersebut harus ditambahkan pada laba bersih untuk merefleksikan fakta bahwa biaya periode melebihi arus kas keluar untuk pembayaran kepada pemasok, demikian pula sebaliknya. f. Biaya Dibayar Dimuka; perlakuan penyesuaian untuk saldo akun ini sama dengan perlakuan pada saldo akun persediaan. Suatu kenaikan saldo pada akun biaya dibayar dimuka dikurangkan terhadap laba bersih periode tersebut dan demikian pula sebaliknya. g. Keuntungan dan Kerugian (Gain and Loss); untung dan rugi dari aktivitas investasi yang dilaporkan dalam laporan laba rugi harus dikurangkan atau ditambahkan dari laba bersih.

21 Gambar 2.2 Format Penyajian Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung PT ABC LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20xx (dalam Rupiah) Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi : Laba bersih menurut laporan laba rugi Ditambah: Biaya depresiasi Penurunan persediaan kantor Kenaikan hutang jangka pendek Kenaikan hutang biaya Dikurangi : Kenaikan biaya dibayar dimuka Kenaikan piutang usaha Penurunan hutang pajak Laba penjualan aktiva tetap Arus kas bersih dari kegiatan operasi Arus kas yang berasal dari kegiatan investasi : Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi Kas keluar untuk membeli peralatan Arus kas keluar bersih untuk kegiatan investasi Arus kas dari kegiatan keuangan : Kas yang diterima dari penjualan saham Dikurangi : Kas untuk membayar dividen Kas untuk membayar hutang obligasi Arus kas masuk neto dari kegiatan keuangan Kenaikan kas Saldo kas pada awal tahun Saldo kas pada akhir tahun Sumber: Nurhuda Arif. Dasar-Dasar Akuntansi: Laporan Arus Kas.2009.(online), (http://dasar-akuntansi.blogspot.com, diakses 6 Desember 2010)

22 2.1.8. SFAC no.2 Tentang Ciri Kualitatif Dari Informasi Laporan Keuangan Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh pihak manajemen perusahaan mempunyai beberapa karakteristik kualitatif yang harus dimiliki. Karakteristikkarakteristik kualitatif tersebut akan membedakan informasi yang bermanfaat dengan informasi yang kurang bermanfaat bagi penggunanya. Dalam pemilihan metode akuntansi yang akan digunakan perusahaan, karakteristik-karakteristik tersebut haruslah menjadi salah satu dasar pertimbangan pemilihan metode akuntansi yang akan digunakan. Menurut Statement of Financial Accounting (SFAC) No. 2 karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi adalah sebagai berikut : 1. Relevan maksudnya adalah kapasitas informasi yang dapat mendorong suatu keputusan apabila dimanfaatkan oleh pemakai untuk kepentingan memprediksi hasil di masa depan yang berdasarkan kejadian waktu lalu dan sekarang. Ada tiga karakteristik utama yaitu: a. Ketepatan waktu (timeliness), yaitu informasi yang siap digunakan para pemakai sebelum kehilangan makna dan kapasitas dalam pengambilan keputusan. b. Nilai prediktif (predictive value), yaitu informasi dapat membantu pemakai dalam membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian yang lalu, sekarang dan masa depan. c. Umpan balik (feedback value), yaitu kualitas informasi yang memngkinkan pemakai dapat mengkonfirmasikan ekspektasinya yang telah terjadi di masa lalu.

23 2. Reliable, maksudnya adalah kualitas informasi yang dijamin bebas dari kesalahan dan penyimpangan atau bias serta telah dinilai dan disajikan secara layak sesuai dengan tujuannya. Reliable mempunyai tiga karakteristik utama yaitu: a. Dapat diperiksa (veriviability), yaitu konsensus dalam pilihan pengukuran akuntansi yang dapat dinilai melalui kemampuannya untuk meyakinkan bahwa apakah informasi yang disajikan berdasarkan metode tertentu memberikan hasil yang sama apabila diverivikasi dengan metode yang sama oleh pihak independen; b. Kejujuran penyajian (representation faithfulness), yaitu adanya kecocokan antara angka dan diskripsi akunatnsi serta sumbersumbernya; c. Netralitas (neutrality), informasi akuntansi yang netral diperuntukkan bagi kebutuhan umum para pemakai dan terlepas dari anggapan mengenai kebutuhan tertentu dan keinginan tertrentu para pemakai khusus informasi. 3. Daya Banding (comparability), informasi akuntansi yang dapat dibandingkan menyajikan kesamaan dan perbedaan yang timbul dari kesamaan dasar dan perbedaan dasar dalam perusahaan dan transaksinya dan tidak semata-mata dari perbedaan perlakuan akuntansinya. 4. Konsistensi (consistency), yaitu keseragaman dalam penetapan kebijaksanaan dan prosedur akuntansi yang tidak berubah dari periode ke periode.

24 2.1.9. Beberapa Penelitian Sebelumnya Sampai saat ini telah banyak penelitian yang dilakukan untuk menguji manfaat dan kandungan informasi arus kas. Dorftman (1986) meneliti tentang analisis pemilihan saham yang didasarkan pada laporan arus kas perusahaan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa para analis keuangan menyarankan kepada para investor agar menggunakan informasi arus kas sebagai salah satu instrumen penting untuk mengurangi kesalahan penaksiran. Finger (1994) menguji kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi laba dan arus kas masa depan. Kesimpulan yang dibuat menyatakan bahwa arus kas merupakan prediktor yang lebih baik dibandingkan dengan laba untuk tujuan prediksi arus kas masa depan. Baridwan (1997) menguji apakah terdapat nilai tambah atas informasi yang dihasilkan dalam laporan arus kas perusahaan. Hasil pengujiannya menyatakan bahwa pengungkapan informasi arus kas ternyata memberikan nilai tambah bagi para pemakai laporan keuangan. Walaupun memiliki korelasi yang tinggi dengan informasi laba, informasi dalam laporan arus kas berbeda secara signifikan. Suadi (1998) menguji manfaat informasi arus kas dalam hal hubungannya dengan jumlah pembayaran dividen yang terjadi dalam satu tahun setelah terbitnya laporan aliran uang. Penelitian ini menunjukkan bahwa laporan arus kas memiliki hubungan dengan jumlah pembayaran dividen yang terjadi dalam satu tahun setelah terbitnya laporan aliran uang. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan arus kas bermanfaat bagi pemegang saham. Parawiyati (1996) dalam penelitiannya untuk melihat kemampuan laba dan arus

25 kas dalam memprediksi laba dan arus kas perusahaan go public di Indonesia menyimpulkan bahwa walaupun laba dan arus kas penting dijadikan basis untuk memprediksi laba dan arus kas tahun depan, akan tetapi laba memiliki peran yang lebih besar. Suadi (1998) memaparkan bahwa mulai tahun 1994, IAI melalui PSAK No. 2, menentukan bahwa laporan perubahan posisi keuangan tidak boleh lagi disajikan sebagai laporan aliran dana, melainkan laporan arus kas. Alasan perubahan tersebut dinyatakan dalam PSAK No. 2 dalam paragraf keempat, yang menyebutkan bahwa informasi arus kas historis dapat menunjukkan jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya. Di samping itu, informasi dalam laporan arus kas juga berguna untuk menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga. Penelitian dengan basis pengujian manfaat dan pembandingan atas dua metode panyajian laporan arus kas perusahaan telah banyak dilakukan. Brashmere (1994) meneliti tentang preferensi investor dan manejemen terhadap format penyajian laporan arus kas. Dari hasil penelitian ini diperoleh informasi bahwa baik investor maupun manajemen cenderung lebih memilih laporan arus kas dengan metode tidak langsung. Rekomendasi yang diajukan dalam penelitian ini adalah dengan menyajikan laporan arus kas metode langsung sebagai tambahan informasi di bawah penyajian laporan arus kas metode tidak langsung. Alternatif ini direkomendasikan dengan pertimbangkan bahwa FASB menganjurkan digunakannya metode langsung untuk menyajikan laporan arus kas perusahaan.

26 Baik IASB, FASB, maupun IAI merekomendasikan digunakannya laporan arus kas metode langsung. IASB menyatakan bahwa laporan arus kas metode langsung menyediakan informasi yang berguna untuk mengestimasi arus kas masa depan yang tidak tersedia dalam laporan arus kas metode tidak langsung. Krishnan dan Largay (2000) meneliti tentang perbedaan kemampuan prediksi laporan arus kas dengan metode langsung dan metode tidak langsung. Kesimpulan yang dihasilkan menyatakan bahwa informasi dalam laporan arus kas metode langsung memiliki kemampuan prediksi yang lebih baik dibandingkan dengan informasi yang disajikan dalam laporan arus kas metode tidak langsung. Ding et al. (2006) dalam penelitiannya menemukan bahwa untuk perusahaan dalam kondisi tidak stabil, laporan arus kas dengan metode tidak langsung memiliki kemampuan prediksi yang lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan laporan arus kas metode langsung. Klammer dan Reed (1990) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh penyajian laporan arus kas dengan metode langsung dan tidak langsung terhadap keputusan para analis kredit. Kesimpulan yang dihasilkan menyatakan bahwa dengan menggunakan laporan arus kas metode langsung, kekeliruan kerja (pengambilan keputusan kredit) dapat diturunkan. O Leary (1988) menyatakan bahwa laporan arus kas metode langsung menyajikan siklus kas perusahaan secara lebih baik dan lebih mudah digunakan oleh manajemen yang tidak memiliki pengetahuan akuntansi dasar. Gahlon dan Vigeland (1998) dalam penelitiannya mengestimasi arus kas operasi metode langsung dengan variabel yang berhubungan untuk tujuan menetukan kebangkrutan suatu perusahaan. Hasil

27 peneltitian ini menunjukkan bahwa laporan arus kas operasi metode langsung dapat menjadi basis prediksi antara perusahaan yang akan bangkrut dengan perusahaan yang tidak akan bangkrut untuk kurun waktu lima tahun sebelum terjadinya. Rosen dan DeCoster (1969) berpendapat bahwa laporan arus kas metode tidak langsung lebih sederhana dan mudah dipahami oleh pemakainya. Suadi (1998) melakukan pengamatan terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam laporan arus kasnya. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya fenomena yang sangat menarik. Sebagian besar perusahaan di Indonesia masih menyajikan laporan arus kasnya dengan metode tidak langsung. Hal ini menjadi kontradiksi atas diterbitkannya PSAK No. 2 tahun 1994, yang merekomendasikan digunakannya metode langsung dalam laporan arus kas perusahaan. Sejalan dengan hasil penelitian Suadi (1998), Krishnan dan Largay (2000) menemukan bahwa 97% perusahaan di Amerika Serikat menggunakan metode tidak langsung dalam penyajian laporan arus kasnya. 2.2. PENGEMBANGAN HIPOTESIS FASB melalui SFAS no. 95 (1987) tentang cashflow statement menyatakan bahwa penyajian metode tidak langsung, berupa rekonsiliasi laba bersih dan arus kas bersih dari operasi dalam laporan arus kas serta tidak terpisah, akan menghasilkan masuknya efek transaksi nonkas dan event lain dalam laporan arus kas. Selain itu, sesuai dengan tujuan penyajian laporan arus kas yang secara

28 konsisten berusaha menyajikan informasi arus kas bruto masuk dan arus kas bruto keluar dari suatu institusi atau perusahaan, metode tidak langsung dipandang gagal memenuhi hal tersebut karena laporan arus kas pada dasarnya tidak melibatkan masalah pengakuan, pengukuran, dan estimasi, dengan hanya memasukkan efek yang dapat diidentifikasi, dan transaksi yang tidak dipertanyakan. Thiono (2006) membuktikan bahwa model dengan komponen arus kas metode langsung lebih akurat dibandingkan model dengan komponen arus kas metode tidak langsung untuk memprediksi arus kas masa depan. Temuan ini mendukung pernyataan FASB dan IAI, yang menyatakan bahwa metode langsung dapat menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung Drtina dan Largay (1985) menyatakan bahwa pada prinsipnya metode langsung dan tidak langsung menghasilkan arus kas operasi yang sama, namun terdapat masalah praktik yang dapat mengurangi validitas metode tidak langsung, yaitu: ambiguitas definisi mengenai operasi, diversitas dalam praktik pelaporan, pengaruh perubahan entitas pelaporan terhadap akun lancar nonkas, masalah yang terkait dengan penggunaan absorption costing dalam persediaan perusahaan manufaktur, pengukuran current portion dari leasing jangka panjang, reklasifikasi antara akun lancar dan tidak lancar. Sedangkan Krishnan dan Largay (2000) menyatakan bahwa kas yang diterima dari pelanggan dan kas yang dibayarkan ke pemasok dan pegawai merupakan 2 poin penting yang tidak ada dalam metode tidak langsung. Selain itu juga dinyatakan beberapa keuntungan metode langsung,

29 yaitu: (1) kemampuan untuk membandingkan tipe penerimaan dan pengeluaran kas antar perusahaan, setidaknya tahunan, (2) penyajian yang lebih baik dari siklus kas entitas untuk credit-grantors dan formatnya lebih user friendly bagi manajer yang tidak memiliki pengetahuan akuntansi yang substansial, (3) membantu dalam analisis variansi arus kas sebagai anggaran kas yang dapat menjadi perhatian sumber nyata permasalahan, (4) memfasilitasi analisis sensitivitas arus kas terhadap perubahan volume penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang kemungkinan merespon secara berbeda atas perubahan aktivitas. Mengacu pada beberapa penelitian, maka penelitian ini akan membuktikan apakah kemampuan prediksi arus kas metode langsung lebih baik daripada metode tidak langsung dalam memprediksi arus kas masa depan. H: Model dengan komponen arus kas metode langsung lebih akurat dibandingkan model dengan komponen arus kas metode tidak langsung dalam memprediksi arus kas masa depan.